A new Fanfiction Big Heroes 6 Fandom…
Story by: Matsumori Natasya

.

Title: Tangan Gue Hilang!

Warning: OOC, AU, gajeness, dll.
Chara: (Warn!HiroxGogo), Tadashi. H

Rate: K+-T

.

.

Summary: Gara-gara ledakan gas elpiji yang dinyalain Professor Callaghan, Hiro kehilangan Tadashi dan sejak malam itu ia dihantui oleh sosok sang kakak. Tapi, ternyata dibalik semuanya ada sesuatu yang sangat Tadashi inginkan. Bukan Baymax, bukan pacar. Apakah itu?/Badsummary/OOC/Garing

.

.

Malam itu, Hiro memperkenalkan mikrobotnya dihadapan semua orang dari penjuru San Fransokyo disebuah gedung serbaguna. Diiringi tepuk tangan dan teriakan histeris penonton (terutama yang cewek)—itu sih gara-gara celananya kebuka—seperti yang Tadashi katakan saat mereka di balkon.

Si empu memperagakan banyak macam yang bisa dilakukan robot mikro-nya, dan berhasil membuat seorang yang terpenting serta terganteng(?) dari sekian banyak manusia yang berkumpul, yakni Profesor Binti Callaghan Pret Bin Robertus Contortus yang diyakini sebagai professor ter-mainstream diantara lainnya, tercengang melihat karya bocah itu.

"Mereka melakukan apa yang aku mau, dan mereka melakukannya!" sekali lagi, cewek-cewek menjerit histeris ketika Hiro menaiki microbot dengan PeDe-nya. Kesudahan Gogo dan Lemon yang diam-diam blushing. Cuma karena diancam nggak dapat bayaran sama author geblek, jadi mereka mingkem saja deh.

Tak lama, Hiro menundukkan kepala menandakan pertunjukan usai. Teman-teman beserta bibinya menggerubunginya seperti lalat. Sedangkan Profesor Callaghan dan penonton lainnya bubar. "Oh aku sangat bangga dengamu, Lil Bro!"

"Ya, kami juga!"

Saat Hiro sedang diberi selamat dan juga cipika-cipiki, diam-diam terbesit ide jenius dan gila dalam pikiran Callaghan—yang saat itu pura-pura bubar dengan yang lain. 'Bagaimana jika mikrobot itu tahan api? Ah, lebih baik ntar dicoba ah. Ntar gue pasang chip peledak elpiji di tangga gedung pas orang udah pada sepi. Habis itu, gue uji deh mikrobot itu dan siapa tahu berguna. Hahaha!' pikir Profesor ubanan itu dengan senyum- senyum gaje sembari melangkahkan kaki ketika melihat Krei tiba- tiba nongol bersama bocah itu.

Dengan muka sok alim, Callaghan melangkahkan kaki dan pura-pura mau berantem sama Om Krei. Hiro bimbang kalo mikrobotnya harus di perusahaan Om-om berjas itu atau tetap di kampusnya si professor mainstream tingkat langit itu.

Akhirnya setelah perundingan KMB (Konferensi Mas-mas Berduit) yang diikuti oleh Om Krei dan Profesor Callaghan, diputuskanlah bahwa mikrobot harus tetap di kampus. Karena kalah, om bertampang mesum itu mencoba nyomot satu biji mikrobot—dan untungnya Tadashi menyadarinya. Selanjutnya, dapat kita tahu bahwa Om Krei pulang dengan perasaan greget ama Tadashi.

'Kamfret tuh bocah. 'Ngeh aja gue mau betak?' batinnya sambil berjalan ke mobil Limousin-nya dan pergi dari sana. Balik ke situasi dalam gedung.

"Dan karena penemuanmu sangat luar biasa, terimalah ini. Kau diterima," ujar Professor ababil itu sembari menyerahkan amplop berisi surat tanda diterima. Betapa bahagianya Hiro ketika mengetahui bahwa ia berhasil masuk ke dalam SFIT (San Fransokyo Institute of Tulalit) dan Bibi Cass mengajak untuk mentraktir mereka semua makan di restoran padang(?).

"Uhm, bibi Cass, kami ijin sebentar yah?"

Bibi Cass mengiyakan, lalu beberapa detik kemudian memeluk Tadashi maupun Hiro. "Oh, aku sangat bangga pada kalian berdua!"

.

.

Sementara itu, merasa gedung sudah kosong, seseorang memasang sebuah chip kecil di pijakan anak tangga ketiga. Dengan mikrobot ditangan, beres sudah percobaannya.

Callaghan menarik-narik sebuah tabung gas Elpiji 12 kg yang sudah dipalsukan—katanya ledakan super, yang bisa menguji ketahanan mikrobot. Setelah itu, ia masuk ke dalam gedung dan mulai membakar siraman minyak bensin yang sudah ia siram dekat elpiji.

"Walaupun harus mati gara-gara uji coba Mikrobot, tapi kan gue sudah asuransi di Pr*den*ial seharga 500 juta. Hehehe…" gumam Callaghan sembari memasang mikrobot sebagai tamengnya.

.

.

Sayup-sayup, suara panik orang-orang terdengar. Tadashi dan Hiro segera menuju ke gedung serbaguna yang ternyata sudah kebakaran. Hiro segera mencegat kakaknya yang mau seenaknya masuk ke dalam gedung—gara-gara ada cewek yang ngomong si professor masih terjebak didalam.

"Tadashi jangan!" Hiro memandang penuh harap dan sekaligus gondok gara-gara tingkah Tadashi yang super-super dramatis banget. Tadashi memandang Hiro, lalu memandang gedung, ke Hiro lagi, terus ke gedung. Trus masih nggak puas, dia mandang Hiro dan api berkali-kali sampai author bosan ngetiknya.

"Callaghan masih di dalam. Seseorang harus membakarnya!"

CUT! Ulangi lagi!

"Ehem!"

"Profesor Callaghan masih TERJEBAK di DALAM API. Seseorang harus MENOLONGNYA!"

Double Cut! (*author ngamuk gaje: Jangan ada penekanan!*)

"Professor Callaghan masih di dalam. Seseorang harus menolongnya!" Tadashi melepas tangan kotor(?) adiknya dan segera berlari ala Kapten Tsubasa mau nendang bola, hingga topinya terbang dari kepalanya. Gedung itu seolah tertawa dan menarik Tadashi untuk masuk ke dalam.

Hiro memandang kalut. Ia berharap semoga kakaknya tidak apa-apa. 'Waduh, kalo si Tadashi mokad, ntar siapa yang jadi seme gue? Ntar gue jones dong. Thedakkk!' isi pikiran Hiro berbanding terbalik dengan adegan asli di filmnya. Karena Hiro termasuk golongan orang HCU alias Hamada Cari Untung, dia memungut topi yang terbaring khidmat(?) di tanah dan ia lihat dulu apakah topi itu masih layak jual?

Setelah diteliti, Hiro memastikan topi itu masih 40% bisa terjual dan ia berniat menyusul kakaknya yang ntah kesambet apa bisa-bisanya jadi pahlawan kemalaman(?) begini.

"DUARRRR!"

Malam itu, Hiro terpental terbanting terdorong dan ter-ter lainnya yang bisa membuat tubuhnya jatuh ke tanah. Saat ia melihat gedung, api dan ledakan sudah hampir menghancurkannya. Hanya tiang-tiang beton yang masih berdiri kokoh. Kaca berhamburan dimana-mana.

Dan secara akal dan otak sehat gara-gara banyak makan robot(?), ia mencerna 5 menit kemudian dan menyadari. Tadashi sudah mati karena ledakan. Sayup-sayup sebelum pingsan, ia sempat mendengar orang-orang yang meneriakan nama kakaknya.

.

Sementara di suatu tempat, Profesor Callaghan sempat mendengar suara ledakan dan menyadari bahwa mikrobot tahan api dan tahan panas!

Ia loncat-loncat kegirangan dengan mimik wajah troll meme. Setelah gas elpiji yang ia pasang didepan pintu meledak gara-gara sepertinya terinjak—dia nggak nyadar kalo yang nginjek mati juga.

"Yes! Kau jenius, Hiro! Hahaha!" Profesor berusaha mencari jalan keluar dengan mikrobot yang setia mengikuti dan melindunginya dari runtuhan api. Sampai sialnya, ia terpleset saat dekat dengan pintu belakang.

"Aw F*ck! Sh*t!" latah Profesor dengan kata-kata yang mungkin jika Hiro dengar tidak cocok untuk dibawah umur. "Barang apaan nieh?"

Callaghan memungut dan menemukan sebuah topeng kabuki ala topeng ANBU di film anime kesukaannya. Tak perlu diceritakan lagi, professor autis itu senang bukan main karena tak perlu keluar duit untuk membeli topeng ANBU. Akhirnya, ia keluar dan tidak ada seorang pun yang melihatnya.

Tapi saat polisi dan pemadam kebakaran datang, ia tertawa sekencang-kencangnya seperti mahluk- mahluk yang biasa nongol di acara Masih Dunia Lain. Kedua pihak itu merinding seketika.

"Suara apa itu, komandan?" Tanya seorang polisi gendut yang sedang mengamati lokasi TKP. Komandan yang dimaksud hanya menggelengkan kepala. "Entahlah, mungkin saja hantu?"

"Yaa, kurasa disini ada yang meninggal kali ya?"

"Sepertinya tidak. Kebakaran dan ledakan ini terjadi setelah gedung kosong."

.

.

Kenyataan yang berbalik 360 derajat dari perkiraan polisi gendut itu.

"Selamat pagi, pemirsa. Kami menemukan sebuah jenazah yang sudah tidak berbentuk lagi dan menurut pengakuan warga yang melihatnya, ada 2 orang yang tidak sempat diselamatkan dalam insiden ini. Diduga kebakaran dari sebuah tabung gas elpiji 12 kg yang sudah sengaja dipasang. Apa adakah tindakan terorisme atau ISIS dalam kejadian ini? Saksikan selanjutnya hanya di San FransokyoTV…"

Televisi butut dengan gambar masih hitam putih itu menyala dan berhasil membuat orang yang menontonnya terlonjak setengah mati. Ia menepuk jidatnya dalam topeng kabuki.

"Astaga! Aku lupa! Pasti gara-gara chip yang kupasang!?" ia mondar-mandir kesana kemari dalam sebuah pabrik yang kini tak berguna lagi. Sembari merutuki kecerobohannya, seukir senyuman terbentuk. "Ah, bodo amat. Kan seolah gue udah mati kebakar eaa…"

.

.

Next to Chapter 2!

Hahah entah muncul ide gila gini gara-gara kebanyakan baca FF Gore xD
Trus Callaghan jadi OOC banget ya ampun.. hahha lucu juga kalo Profesor jenius itu dinistakan! Yeah! *disambit mikrobot*

Akhir kata, dengan segenap kegilaan dan autism author tingkat JOUNIN ini, terimakasih telah baca dan silahkan-REVIEWW! *ngilang*