THE RETURN OF LOVE

Naruto Kishimoto Mashashi

Warning : AU, OOC, TYPO, dan lain sebagainnya

Cast : Sakura, Sasuke, Ino, Sai, Karin, dll (nyusul)

Sedikit terinspirasi dari beberapa cerita yang menurut aku menarik dan selebihnya hasil pemikiranku sendiri.

.

.

Tokyo pukul 9 pagi, di perusahaan HKG Ent, salah satu dari 5 perusahaan agency artis terbesar di jepang. Di salah satu sofa dalam ruangan CEO terlihat gadis merah muda tampak tengah serius menatap layar ponselnya sembari mendesis tak jelas ketika beberapa netizen mengomentarinya kasar, lama ia tak mengakses akun sosialnya, sekali membukanya ia mendapati puluhan kritikan buruk dari haters-nya, yang semakin banyak paska skandal barunya yang bermunculan di internet hari ini.

Punggung sempitnya ia nyamankan disandaran sofa dengan kedua kakinya ia selonjorkan di atas meja tak peduli sang kakak tengah memandangnya melotot disertai gelengan kepala darinya berkali-kali. Ia Haruno Sakura. Artis yang sudah berkarir sejak 5 tahun yang lalu, beberapa penghargaan pernah ia raih. itu dulu, sebelum kekacauan itu terjadi. Sekarang, banyak skandal yang ia lakukan, bahkan ia bisa membatalkan kontrak jika tiba-tiba ia merasa bosan atau ternyata tak sesuai dengan yang ia inginkan. Pagi ini scandal barunya muncul, video pertengkarannya dengan salah satu artis bernama Hakaido Shion bermunculan di Internet. Pertengkaran itu terjadi di salah satu tempat karaoke ternama di Tokyo, ada salah satu karyawan karaoke merekamnya dan menyebar luaskan di dunia maya. Karena masalah itu sang kakak memanggilnya, dan di ruangan Haruno Karin lah sekarang ia berada.

Beberapa kali Karin memijit pelipisnya pusing dan sesekali menghela nafas, berat, ingin sekali ia mencaci maki Sakura jika saja ia tak ingat gadis itu adik kandungnya. Telepon kantornya sejak tadi terus berbunyi, membuatnya menggeram frustasi, beberapa dari mereka menanyakan kebenaran berita itu, dan yang lainnya tentang pembatalan kontrak yang rencananya memakai Sakura sebagai modelnya. Ia melirik ke arah ponselnya yang tergeletak disamping computer berharap ada pesan masuk dari anak buah kepercayaannya.

Sakura, seorang gadis yang dulunya selalu menuruti perintahnya dan tak pernah melawannya, kini ia berubah, menjadi seorang gadis yang selalu membangkang kepadanya, ia bahkan tak menghormatinya sebagai CEO meski ia adalah kakak kandungnya.

Sakura menurunkan kedua kakinya, lalu meletakan dan mengacuhkan ponselnya di atas meja. Ia bosan, sekaligus kesal pada netizen yang mengolok-oloknya, ditambah lagi Karin sedari tadi mengacuhkannya tapi tak membiarkanya pergi dari ruangan itu. Sakura yang penasaran mencoba melihat apa yang sedang dilakukannya. Tepat ketika itu, Karin juga mengarahkan pandangannya ke Sakura. Yang tak lama kemudian Karin langsung membuang muka dengan wajah datar.

" Nee-chan memanggil ku hanya untuk mendiamkan ku? " pertayaan Sakura menghentikan aktivitas Karin yang tengah mengerjakan sesuatu di komputernya. Tatapannya ia alihkan kearah Sakura, gadis itu kini melipatkan tangannya didada seraya mendengus jengkel. Ia tak bergeming, kembali menatap layar komputer didepannya, " Sebentar lagi manager pribadi untuk mu datang " ucapan Karin sukses membuat Sakura melebarkan mata tak percaya.

"Aku tidak membutuhkan manager Nee-chan." seru Sakura seraya beranjak dari sofa, geram, kedua tangan kini berada masing-masing pinggangnya, Karin miriknya dari ujung matanya, tak berniat menatap Sakura.

"Kontrak sudah aku tanda tangani, dan sebentar lagi manager baru mu datang Sakura." Jawabnya kembali dengan nada datar, membuat Sakura semakin geram, kedua tangan mengepal kuat memeperlihatkan urat-uratnya yang tercetak jelas disana.

"Apa yang kau katakan?!" pekik Sakura keras dan menggema diruangan itu.

###

Sepanjang perjalan dari Bandara internasional jepang, Uchiha Sasuke memandang pemandangan Tokyo dari dalam mobil, sejam yang lalu ia baru sampai ke Jepang. Sudah lama ia meninggalkan Negara kelahirannya hampir 5 tahunan lebih, dan memilih tinggal di Korea selatan. Sebenarnya ia tak ingin kembali lagi, ia cukup senang tinggal di Korea, lagi pula disana ia menjadi manager artis yang cukup handal. Tapi karena ia ditantang, mau tak mau harga dirinya sebagai lelaki merasa tertantang, dan ia bertekad akan membuat artis bermasalah itu kembali tenar.

Mobil berwarna hitam yang saat ini tengah di tumpangi Sasuke bersama Sai tengah menuju perusahaan agency yang telah merekutnya. Mereka tak melakukan pembicaraan yang berarti, hanya perbincangan singkat diawal, itu pun hanya perkenal singkat dan beberapa obrolan kecil seperti sudah berapa lama berada di Korea, dan selebihnya kedua pemuda itu saling berdiam diri.

Sai tengah fokus menyetir mobil, lelaki itu adalah salah satu asisten perusahaan yang ditugaskan menjemputnya di Bandara dan mengantarkannya ke perusahaan,Sai memiliki warna rambut sepertinya, dan kulit putih juga sama sepertinya, hanya saja ia lebih pucat, dan cenderung selalu tersenyum. Bahkan saat tadi dibandara untuk menjemputnya, pemuda itu sempat terjatuh karena tersandung kakinya sendiri, bukannya meringis sakit, dia malah tersenyum terus-menerusan, Sasuke sempat berfikir orang yang baru saja mengatakan namanya Shimura Sai mempunyai sedikit gangguan saraf.

Setelah sampai, keduanya keluar dari mobil hitam yang terparkir di depan Perusahaan HKG Ent, dan langsung masuk ke dalam perusahaan besar itu. Mereka menuju ruang CEO yang sejak dari tadi mungkin sudah menunggunya. Langkah mereka berhenti didepan ruang CEO, tempat tujuan mereka. Laki-laki yang bernama Sai mengetuk pintu ruangan, tak lama kemudian terdengar suara lembut milik sang CEO muda menyuruh mereka masuk.

Pintu kemudian di buka Sai, dan ia langsung melangkah masuk, disusul Sasuke yang mengikutinya di belakangnya. Saat keduanya sudah memasuki ruangan Karin menyambutnya hangat seraya tersenyum sungging menyambut Sasuke dari balik kursinya.

Sasuke yang melihat Karin di ruangan itu terbelalak, ia terkejut. Pasalnya ia sama sekali tidak mengetahui bahwa CEO perusahan yang telah mengajaknya kerja sama adalah milik Haruno Karin. Tak hanya Sasuke, Sakura pun terlihat terkejut sama sepertinya. Sakura yang sebelumnya berniat untuk pergi dari ruangan sang kakak mendadak berdiri kaku dengan wajah menegang, begitu pula Sasuke yang tiba-tiba menampilkan suatu emosi diwajahnya yang sebelumnya datar. Keduanya saling bertatapan dalam beberapa detik tanpa berkedip, hingga Sasuke terlebih dahulu memutuskan kontak mata dalam hening itu.

Hawa-hawa panas menyelimuti ruangan yang cukup besar itu, berbagai pertanyaan muncul dibenak Sasuke, Sakura, dan juga Sai. Karin mempersilahkan keduanya duduk di sofa, Sai berjalan terlebih dahulu kearah sofa diikuti Sasuke yang berjalan dengan kaku. Sakura masih tak bergeming ditempatnya, ia menggigit bibir bawahnya, Karin bergambung kearah sofa, melihat Sakura masih berdiri, dengan paksa Karin mendudukan gadis itu disofa.

Sasuke dan Sai duduk disofa bagian kiri saling berhadapan dengan Sakura dan Karin. Suasana ruangan yang dingin mendadak panas bagi Sakura. Ia ingin minta penjelasan pada Karin, ia tahu ini semua sudah direncanakan oleh kakaknya. Gadis itu mendadak merasa sakit di hatinya ketika melihatnya kembali, wajah itu masih sama seperti beberapa tahun yang lalu, hanya saja kini ia semakin terlihat tampan, dan tubuhnya sekarang lebih terlihat kekar, dan dia tampak lebih dewasa dibanding dulu. Jari-jari Sakura terlihat tak bisa tenang di atas kaki kirinya yang ia tompangkan di atas kaki kananya, mata hijaunya menatap tak menentu pada semua objek yang berada disekitarnya.

" Jadi. Bisa kah kau jelaskan padaku Karin ? " Melihat Sakura tak nyaman, Sasuke tahu Karin sama sekali tak memberitahukan perihal ini kepada Sakura. Karin mengeryit lalu kemudian tersenyum merespon pertanyaan Sasuke.

" Bukankah Uchiha Sasuke sendiri yang menanda tangani kontrak ini. " jawab Karin tenang seraya tersenyum menang kearah Sasuke, ia melempar sebuah kontrak yang telah di tanda tangani oleh Sasuke di atas meja. Sakura menatap kontrak itu sejenak, lalu mengumpat setelahnya.

Lagi-lagi Karin mempermainkannya, Sasuke menggeram mencoba mengendalikan emosi yang hampir meluap. Itu memang tanda tangannya tapi jujur saja ia tak tahu isi dari kontrak itu, ia sangat yakin semuanya sudah direncanakan Karin dari awal. Mulanya ia di datangi perwakilan dari perusahaan ini dan menawarkan pekerjaan itu, Sasuke menolak karena sudah cukup nyaman di Korea. Tapi utusan itu tak menyerah, mereka bahkan sempat terang-terangan meragukan kinerjanya dalam mengurusi artis. Merasa terhina ia dengan cukup sadar langsung menyambar kontrak itu lalu membubuhinya tanda tangan. Dan akal licik Karin cukup sukses untuk ke 2 kalinya.

"Jadi itu sebabnya, kau tak datang sendiri menemuiku melainkan menyuruh bawahanmu?, agar kau berhasil menipuku?, harusnya aku curiga dari awal." ujar Sasuke dingin, onix tajamnya mengarah langsung pada mata Karin. Sakura menggeleng tak percaya, Karin selalu bertindak semaunya tanpa merundingkannya terlebih dahulu, padahal ini menyangkut karirnya.

" Pernah kah KAU MEMINTA PENDAPATKU TERLEBIH DAHULU! Karin-nee." pekik Sakura dengan penuh tekanan pada Karin yang masih membalas tatapan tajam Sasuke. Wajah Sakura mengeras, terselip rasa marah dan kecewa didalam pandangan tajamnya. Belum sampai karin mengalihkan pandangannya kearah Sakura, gadis itu sudah berdiri dari sofa dan berlari keluar dari ruangan.

Brak

Bunyi deguman keras dari pintu membuat ketiga nyawa dalam ruangan itu terlonjak kaget, Karin memejamkan matanya mencoba mengendalikan emosinya, ia tahu hal ini akan terjadi, dari awal ia sudah memperkirakannya, dan ia berani mengambil resikonya. Sasuke sendiri masih tidak bisa berfikir apa-apa, ini semua diluar kendalinya, padahal alasan dia sebelumnya tak ingin kembali ke Jepang karena ia tak ingin bertemu dengannya kembali. Sedang Sai masih berkutat dengan pikirannya sendiri atas sikap dari Karin-Sasuke-Sakura.

###

Sasuke dan Sai yang sudah selesai dengan perbincangan soal kontrak Sasuke, keluar dari ruangan Karin tak lama kemudian setelah kepergian Sakura. Sejak dari dalam sebenarnya Sai merasa penasaran pada hubungan mereka sebenarnya, tapi ia sadar bahwa dia hanya orang luar yang baru beberapa tahun mengenal Karin dan Sakura, sementara dengan Sasuke baru tapi pagi di Bandara ia mengenalnya.

Keduanya mulai beranjak melewati beberapa karyawan yang tengah berkutat dengan laporan mereka, beberapa pegawai wanita melirik kearah Sasuke dengan binar-binar kekaguman, mereka memasang senyum menggoda ketika pemuda itu berjalan melewatinya. Sasuke sendiri tak meresponnya sama sekali, berjalan dengan pandangan kosong, seolah jiwanya sedang pergi dari tubuh itu. Ketika mereka akan berbelok kearah kiri Ino sekilas melihat wajah Sasuke, ia terperanjat dan buru-buru mengejar keduanya untuk memastikan penglihatannya tak salah.

Keduanya sampai di parkiran, Sasuke terlihat ragu membuka pintu mobil perusahaan yang akan menjadi mobil pribadinya bersama artis yang akan ia managerinya saat ini. Ia membalikkan badan menatap kearah Sai.

"Jadi HKG Ent itu Agancy keluarga Haruno? Bukankah dulunya bernama HG Ent? Tanya Sasuke masih tak mengerti.

"Nama itu diganti setelah nona Karin menjabat sebagai CEO kami." jelas Sai.

Sasuke tak berkata apa-apa lagi setelahnya, pria itu hanya menganggukan kepala tanpa berarti, ia memandang bangunan besar itu, lebih tepatnya, memandang lekat-lekat huruf HKG. Ent disana.

"Kau akan ke apartemen mu?" tanya Sai pada Sasuke. Sasuke mengalihkan pandangannya dan melirik kearah Sai singkat.

"Hn. Aku membutuhkan istirahat," ujar Sasuke singkat, Sai mengangguk mengerti.

"Kau sudah tahu alamatnya kan? Aku tidak bisa mengantarkanmu." ucap Sai sedikit menyesal.

Sasuke kembali mengangguk singkat, beberapa detik setelahnya, ia masuk kedalam mobil, ia akan menuju apartemennya dikawasan Distrik Meguro. Ia terpaksa menyewa apartemen disana, karena sang artis juga tinggal disana. Dan sebagai menejer pribadi, Sasuke harus selalu berada didekat sang artis barunya, yang ternyata adalah Sakura.

Setelahnya mobil Sasuke meninggalkan pelataran perusahaan, Sai membalik badannya yang langsung mendapati Ino didepannya, tengah memandang mobil Sasuke yang perlahan-lahan menjauh dari sana.

" Apa kau tertarik dengannya sampai memandangi mobilnya seperti itu? " tanya Sai yang juga ikut mengarahkan pandangannya pada arah pandang Ino. Mendengar pertanyaan Sai, Ino mengeryit dan langsung mengalihkan pandangannya pada Sai, ia memandang Sai dengan pandangan datar, seperti tak suka pada pemuda itu.

" Dimana Sakura? Bukannya tadi pagi dia berkata Karin memanggilnya. " tanya Ino balik, tak menanggapi pertanyaan Sai sebelumnya. Sai mengangguk menanggapinya.

" Dia sudah pergi" jawab Sai seadanya.

Ino mengerti dan berniat pergi setelahnya tanpa mengucapkan terima kasih pada pemuda pucat itu. Baru beberapa langkah kaki rampingnya berjalan, tiba-tiba ia membalikkan tubuhnya kembali menghadap Sai yang juga tengah beranjak kembali kedalam kantor.

" Tunggu! " serunya keras membuat langkah kaki Sai terhenti dan segera membalik badannya seraya memberikan tatapan bertanya pada gadis itu." Yang tadi itu Sasuke. Uchiha Sasuke? " tanya Ino tiba-tiba mengacu pada seseorang yang baru saja pergi menggunakan mobil hitam tadi. Sai menaikan sebelah alisnya.

"Iya, kau mengenalnya? " lagi-lagi gadis itu tak menggubris pertanyaan Sai dan langsung membalikkan badannya dan beranjak pergi dari sana, meninggalkan Sai dengan tanda tanya dalam fikirannya tentang gadis pirang itu.

Sai yang merasa diacuhkan dan ditinggalkan begitu saja mendesis kearahnya, kesal. Ia sudah mengenal Ino lama, gadis yang memiliki rambut pirang itu selalu menunjukan sikap tak bersahabat jika tengah bersamanya. Salah apa ia dengan gadis cerewet itu, pikirnya kemudian sambil lalu kembali memasuki kantor.

###

"Sakura. Dimana kau?!" pekik Ino kesal, sejak tadi ia mencoba menghuhungi nomor Sakura, bukannya suara Sakura yang menjawab, melainkan suara operator. Sudah 10 kali ia melakukan panggilan dan berpuluh-puluh pesan singkat telah ia kirimkan kepada gadis merah jambu itu sejak kepulangannya dari perusahaan Karin.

Ino tahu, Saat ini Sakura tengah kacau, dan ia mengkhawatirkannya. Kembalinya pemuda itu mungkin membuatnya kembali membuka kenangan masa lalunya bersama pemuda itu dan juga kekecewaan yang sangat besar padanya.

Ia kini berada di depan apartemen Sakura, berulang kali Ino menekan bel, tapi Sakura tak kunjung muncul membukannya. Setelah hampir setangah jam ia berdiri didepan pintu apartemen Sakura, Ino beranjak meninggalkan apartemen Sakura, Ia berfikir sepertinya Sakura memang tidak ada dalam apartemen, dan ia pun memutuskan untuk mencari Sakura ditempat Itu. Sakura sering kesana jika sedang kacau.

###

Sakura, dimana kau?

Hai! Balas pesanku forehead!

Ais! Kau ini! Apa kau tak tahu aku mengkhawatirkanmu!

Sakura membaca beberapa pesan singkat yang masuk dalam ponsel miliknya, kebanyakan pesan dari Ino yang berulangkali menanyakan keberadaannya, ia memandang malas tanpa berniat membalasnya, hari ini ia tengah kacau, dan hatinya merasa panas dan itu menyakitkan. Memasukkan kembali ponsel itu kedalam saku mantel yang ia kenakan, Cuaca dingin membuat gadis itu harus memakai pakaian tebal jika sedang berada di luar.

Mata hijaunya kembali memandang hamparan sungai sumida yang membentang luas membelah kota Tokyo. memandangnya sendu, menyandarkan punggungnya di kab mobil merahnya. Beberapa kali ia memejamkan mata merasapi kenyamanan yang ditawarkan oleh alam, rambut merah jambunya yang ia biarkan tergerai, melambai-lambai kesana kemari mengikuti arah angin.

Air mata keluar dari mata yang tengah terkatup itu, tanpa membuka mata, tangan kanan miliknya menghapus kasar air mata yang jatuh membasahi kedua pipinya, membuat pipinya sedikit memerah. Semakin lama air mata itu semakin deras mengalir, kali ini ia tak menghapus air mata itu, ia membiarkannya saja, bibir cherrynya kini tampak bergetar mengeluarkan isakan kecil yang semakin lama semakin keras.

Setelah keluar dari ruangan sang kakak, ia meninggalkan kantor agency-nya dengan perasaan berkecamuk, antara percaya dan tidak percaya, antara senang dan juga marah yang lebih ke kekecewaan yang besar pada orang itu.

Sudah berjam-jam ia disana, tak berniat untuk sekedar pulang ke apartemennya, sekitar sungai terlihat sepi membuatnya tak harus memakai penutup kepala yang biasa ia gunakan untuk menyamar. ia bahkan tak peduli jika nanti seseorang melihatnya tengah menangis lalu memanfaatkannya dengan menggunggah di internet, ia tak peduli itu, yang ia tahu, hatinya sekarang tengah sakit, dan ia perlu menangis.

"Uchiha Sasuke." gumannya seraya membuka matanya, memperlihatkan bola matanya yang berwarna hijau.

TBC

Percobaan fic multichap pertama, dan berpairing SS, semoga ada readers yang suka. Minnie minta maaf jika dalam cerita ini masih banyak kekurangan dan typo, karena saya juga masih dalam tahap belajar, dan lain kali akan saya perbaiki kembali.

Tinggalkan review ya guys, bisa berupa kritik dan saran, atau apapun tapi jangan berupa flame, hitung-hitung untuk pembelajaran juga.

Arigatou ^^ ( membungkuk 90 derajat )