Naruto: Masashi Kishimoto.

Doujin: Utsotsuki Tsuyogari Kirai...Suki © Emushi

Warn: OOC, Semi-Canon/AU, Typo, Lemon, Lime, Pedo!Sasu, LoliFem!Naru. Etc

Pairing: SasuFemNaru

Genre: Romance.

.

Loli Naru.

.


A/N: Naruto, Sasuke, dan Sakura umurnya sudah mencapai 24 tahun, serta Sasuke disini sudah menjadi Hokage di Konoha. Setting, setelah PDS 4, dan khusus untuk Naruto sendiri. Badannya mengecil karena….eeerr…. nanti lihat saja.

Enjoy it!

Semilir angin berhembus menerpa wajah tampan dari pemuda berambut Raven. Uchiha Sasuke, seorang pemuda yang dulunya berambisi untuk membalaskan dendamnya kepada kakak kandungnya. Seorang pemuda yang mempunyai Doujutsu terkuat yang pernah dimiliki. Seorang pemuda yang kini menjadi seorang Hokage.

Ngomong-ngomong soal Hokage. Sasuke sebenarnya enggan menerima jabatan ini. Yah, walaupun ini paksaan dari seorang Tsunade. Ia sekarang menjadi Hokage ke-enam, jabatan Hokage adalah jabatan paling sulit untuk di dapatkan. Seorang Shinobi haruslah kuat dan cerdas dalam mengambil keputusan.

Ya, seorang Sasuke sudah mengambil keputusannya untuk menjadi Hokage. Berat memang harus menanggung semua pekerjaan Hokage. Sedikit teringat kalau dulu ia mempunyai seorang sahabat yang selalu bersama dirinya dimanapun dia berada.

Sasuke menatap tangan kirinya yang sekarang ini di perban. Ia ingat kalau dulu pernah bertarung melawan Sahabatnya sendiri di lembah akhir, namun sekarang sahabatnya itu menghilang entah kemana setelah pertarungannya.

Naruto Uzumaki, seorang gadis pirang yang sangat ceria serta Hyper. Seorang gadis yang selalu bersama Sasuke saat mereka masih menginjak umur 13 tahun. Seorang gadis yang selalu menenangkan hatinya bila teringat akan kejadian kelam terhadap Clan miliknya.

"…kun.."

"…Uke-kun…"

"Sasuke!"

Pemuda raven itu tersentak karena bentakan dari sahabat pinknya, Sakura Haruno. Gadis musim semi itu satu kelompok dengannya waktu genin dulu, dia adalah salah satu Fansgirl yang sangat fanatic terhadap dirinya. Yah, walaupun sekarang dia sudah menikah dengan gurunya—Kakashi Hatake.

Terkejut? Yah, Sasuke sangat terkejut. Sakura yang notabenya sangat mencintainya bisa berpaling dari pemuda yang di gandrungi setiap wanita ini. Tapi… sudahlah, mungkin itu sudah takdir dari mereka.

"Kenapa kau selalu melamun? Sebagai Hokage kau harus bla…bla…bla…bla." Sakura dengan omelannya. Sasuke tidak ingat kalau Sakura akan mengomelinya, ini pertama kali baginya di omeli oleh seorang wanita. "Dan sekarang, ini adalah berkas untuk ujian Chunnin yang sekarang ini kita selenggarakan. Beberapa sudah di sebarkan kepada panitia yang melaksanakannya."

"Terima kasih Sakura. Aku akan menerimanya." Gumam Sasuke sembari menatap beberapa map yang diberikan oleh Sakura.

"Sama-sama, Hokage-sama. Saya permisi dahulu." Sakura pamit untuk undur diri.

Sasuke kembali menghela nafas lelah. Menjadi Hokage memang membosankan, pemuda itu berdiri dan menatap desa yang dibangun oleh leluhurnya itu. Konoha, tempat kelahirannya bersama Naruto.

Sasuke sangat merindukan sosok pirang itu. Beberapa tahun menghilang, serta setahun yang lalu misi pencarian terhadap gadis pirang itu diberhentikan. Sudah 6 tahun mereka mencari, dan hasilnya tetap. Nihil!

Tuk…Tuk…

Mata Onyx Sasuke menatap kaca yang di ketok oleh seorang gadis kecil berambut pirang. Wajahnya sangat berseri, rambut pirang Twintail yang melambai berkibar disapu angin, tiga pasang guratan yang berada di kedua pipinya. Seketika itu senyum yang tidak pernah di tunjukkan oleh Sasuke di keluarkan.

Senyum tulus.

Sasuke kembali melangkah, namun dengan langkah yang sedikit lambat. Ia ingin menikmati senyum yang di tunjukkan oleh sang gadis kecil itu. Membuka jendela itu, dan membiarkan gadis itu masuk. Sasuke merentangkan kedua tangannya seakan ingin sekali di peluk oleh seseorang. Tapi…

"Aku ingin duduk di kursi Hokage~"

Sayangnya Sasuke telah salah paham. Gadis itu berlari menuju kursi Hokage, dan duduk di atasnya. Sasuke sedikit cengo melihatnya, ia kemudian tersenyum kikuk dan kembali melangkah untuk duduk di atas kursi kebanggaan Hokage itu.

Dengan santainya ia mengangkat gadis pirang itu lalu memangkunya seakan dia itu anak kecil. "Ini kursi milikku Naru."

"Mou, Sasuke no Baka. Aku kan ingin duduk disini!" umpat gadis yang bernama Naru itu sambil memberontak seperti anak kecil.

Sasuke mendengus, lalu memeluk tubuh kecil Naru. "Diamlah, atau aku akan membuangmu keluar jendela." Naru menggerutu saat Sasuke mengatakan itu. "Aku sangat merindukanmu, Naruto. Kemana saja kau selama ini?" Naruto terdiam, kedua pipinya sudah di hiasi oleh rona merah. Ia tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada Uchiha itu.

"Nee, kenapa kau merindukanku? Aku kan hanya ingin mengasingkan diri." Wajah polos Naruto mendongak menatap orang yang berada di atasnya.

Sasuke kembali menyunggingkan senyum miliknya saat menatap mata Shappire milik gadis pirang itu. "Karena aku akan menjagamu, Naru. Kau matahariku, dan akan selalu menjadi matahari bagiku. Aku tidak mau kau jauh dariku." Kata-kata itu keluar dari mulut seorang Uchiha? Dunia sudah kiamat! Mana ada Uchiha yang berbicara layaknya orang sedang pacaran?

"Suke, kenapa kau sangat berbeda saat bersamaku? Apa ada maksud kau berbuat seperti ini?" Naruto kembali bertanya dengan wajah polosnya yang sudah di selimuti rona merah di kedua pipi tembem miliknya.

Sasuke mendekatkan wajahnya ke pipi sebelah kanan Naruto. Pemuda itu menghirup aroma jeruk yang menguar dari tubuh gadis itu. "Entahlah…, aku masih berpikir bagaimana bisa aku merindukan sosok cantikmu? Padahal kau saat berada di tubuh dewasamu itu sangatlah cantik dan anggun. Kau seperti bidadari Naruto."

"Dasar Gombal!" gerutu Naruto dengan wajahnya yang sudah memerah. "Tubuhku menjadi kecil karena aku berlajar Fuinjutsu. Kejadiannya saat itu aku salah memasukkan Formula dari Fuin. Jadilah aku seperti ini, aku yang dulunya mempunyai dada besar dan tubuh indah, sekarang malah menjadi kecil dan datar seperti laki-laki—"

Tuk!

"Ittai… Teme, kenapa kau memukulku!?" kedua pipi imutnya menggembung saat Sasuke menggetok kepala pirangnya. "Sakit tahu!"

Sasuke kembali mendengus geli melihat tingkah kekanakan dari Naruto. "Aku suka dengan tubuh kecilmu ini, Naru. Kau bahkan lebih imut dari versi dewasamu itu." Puji Sasuke membuat Naruto kembali merona.

"Sejak kapan kau pandai berbicara seperti itu, hm?" tanya Naruto yang sudah menggembungkan kedua pipinya.

"Sejak kau menjadi wanita cantik yang akan menjadi ibu dari anak-anakku…" gumam Sasuke yang kemudian mencium bibir tipis dari Naruto. Gadis itu mengerang dalam ciuman Sasuke. Kedua tangannya meremas pakaian milik sang Hokage itu.

Kedua tangan Sasuke mulai mengerayangi tubuh mungil Naruto. Satu-persatu ia membuka pakaian yang melekat di tubuh Naruto, Sasuke melepas ciumannya dan mengangkat tubuh itu lalu meletakkannya di atas meja Hokage. Mata onyx itu menatap dengan penuh arti, ia bisa melihat bagaimana tubuh mungil Naruto yang sekarang ini berada di atas mejanya.

"Kau sangat cantik." Sasuke kembali memuji tubuh indah orang yang di cintainya. "Usiamu sudah 24 tahun dan payudaramu itu masih saja kecil. Kau tidak berkembang Naru." Sasuke sedikit mengejek Naruto.

Gadis pirang itu menggeram saat menerima ejekan dari Sasuke. "Mou, aku tidak mau lagi berhubungan denganmu—Hmmmpp!" Sasuke menyumpal Naruto dengan bibirnya.

Tangannya mulai meremas dada yang berukuran sangat kecil dengan lembut. Memang sih, usia Naruto sudah 24 tahun, tapi gadis itu terperangkap dalam tubuh yang berusia 13 tahun—dan itu masih dalam tahap pertumbuhan seorang remaja.

Ciuman Sasuke mulai turun menuju dada yang dimiliki oleh Naruto. Gadis itu mengerang saat menerima rangsangan dari Sang Uchiha, tangan kanan Sasuke mulai mengelus area intim dari Naruto. Basah, batin Sasuke yang tersenyum dalam hatinya.

"Sukee... Ai—Ashiteru yo…." Kegiatan Sasuke terhenti sejenak saat Naruto mengucapka kata-kata indah yang pernah didengarnya.

"Kau baru saja mengatakannya setelah sekian tahun kau pendam. Tapi…" Sasuke mencium bibir Naruto sekali lagi, namun ciuman kali ini sangatlah lembut membuat Naruto seakan melayang ke angkasa. "Aku juga mencintaimu, Naruto Uzumaki."

Wajah tan Naruto mulai berseri, darahnya berdesir saat Sasuke mengatakan hal itu. Ia tidak menyangka kalau sahabatnya ini akan membalas perasaannya, dengan cepat ia mencium bibir Sasuke, sementara itu tangannya yang lain merangsang bagian tubuh Sasuke yang lain.

Sasuke mengerang saat Naruto mengelus bagian ter-intim darinya. Ia mulai menurunkan lagi ciumannya, membuat Kissmark disekitar leher jenjang Naruto sembari meremas dada kecil Naruto.

"Ahhnn…. Suke…."

Sasuke menarik wajanya lalu menatap Naruto dengan tatapan sayu. "Teruslah mendesah, Naru." Ia kemudian melahap kembali kedua dada Naruto. tangannya yang lain mulai mengelus daerah kewanitaan Naruto.

Tangan mungil Naruto mencengkram baju Sasuke, membuat pemuda itu meringis.

"Hokage-sama, masih terlihat sedih karena ditinggal oleh gadisnya." Ujar salah satu Shinobi Konoha yang kebetulan lewat di depan ruangan Hokage.

"Ya, padahal masih banyak wanita cantik di luar sana."

Sasuke yang mendengar itu hanya bisa menunduk menatap Naruto. Sementara itu gadis pirang yang ada di bawahnya itu hanya bisa tersenyum maklum, karena dia meminta kepada Sasuke untuk menghentikan pencarian terhadap dirinya.

"Sudahlah Suke. Kau kan sudah bertemu denganku? Apa kau masih sedih kalau mereka membicarakanku?"

"Bukan seperti itu. Kenapa kau menyembunyikan diri dari masyarakat Konoha, Naru? Apa karena kau malu dengan tubuhmu yang sekarang ini? Kau jauh terlihat sangat imut dengan tubuhmu ini. Bahkan aku akan memakanmu sekarang kalau bisa."

"Kau berbicara terlalu panjang, Suke. Aku tidak percaya kalau kau bisa berbicara sepanjang itu."

"Jangan mengalihkan topik, Naru." Sasuke kembali mendekatkan wajahnya, tapi kali ini ia mendekatkannya ke daerah intim Naruto. "Yah, aku akan memperkosa dirimu, Naru."

"Ap-apa hey….Ahhnn…Suke-sialan!" desah Naruto saat Sasuke menjilati daerah intim Naruto. Kelemahan seorang wanita—bukan, ini anak kecil!

Sasuke dengan terampil menjilatinya sampai basah akan cairan Naruto. Kedua tangannya menggerayangi dada mungil Naruto, memelintir puting susu gadis itu dengan lembut.

"Suke…., Aku…" Naruto sudah tidak bisa menahan hasrat akan Orgasmenya itu. "Aahhnnn….." ia mengeluarkannya saat wajah Sasuke masih berada di daerah intimnya tersebut.

Sasuke langsung melahap habis cairan tersebut. 'Manis.' Batin Sasuke tersenyum. Pemuda itu kemudian membuka seluruh pakaiannya, kejantanannya mulai menegang saat melihat tubuh telanjang orang yang dicintainya.

"Tahanlah… ini sedikit sakit." Sasuke sedikit menggesekkan kejantanannya di permukaan kewanitaan milik Naruto, membuat gadis itu mendesah saat Sasuke menggeseknya. "Akan aku masukkan." Sasuke memasukkan kejantannya secara perlahan kedalam tubuh Naruto.

Menggigit bibir bawahnya adalah satu-satunya cara untuk meredam rasa sakit yang diterima oleh Naruto. Ini baru pertama kalinya Naruto melakukan hubungan bersama seorang lelaki. Tapi lelaki tersebut adalah orang dicintainya.

"Ukhh…Sempit…" dengan sekali dorong. Barang milik Sasuke sudah masuk kedalam liang Naruto.

Bless

"Keh! Sa-sakitt!"

"Tahanlah. Nanti akan hilang rasa sakitnya." Ujar Sasuke yang menenangkan Naruto. Ia mulai memijat kedua dada Naruto dengan lembut untuk meredam rasa sakit yang diterima oleh gadis pirang itu.

Beberapa saat setelah Sasuke memasukkan kejantanannya, pinggul Naruto mulai bergerak pertanda kalau Sasuke boleh bergerak. Dengan pelan, Sasuke menggerakkan pinggulnya maju-mundur. Itu dilakukan oleh Sasuke terus menerus.

Keduanya mendesah menikmati saat-saat ini. "Lebhih cephatt…Suke…"

Sasuke mengangguk lalu mempercepat gerakannya. 'Sempit sekali….' Batin Sasuke yang menikmati kegiatannya bersama Naruto. "Naru…Aku…"

"Kita keluar bersama-sama nanti…."

Sasuke kembali mempercepat gerakannya. Sementara Naruto hanya bisa mendesah kenikmatan saat Sasuke menyodok bagian intim darinya. Mereka berdua terus saja menggerakkan pinggul masing-masing untuk mencapai puncak.

"Naru….Ukh keluar…!"

"Aku juga… Ahnnn….!"

Klimaks keduanya tidak bisa dihindarkan. Sasuke melepaskan ribuan sel Sperma kedalam rahim Naruto tanpa berpikir kalau Naruto akan hamil sewaktu-waktu. Naruto sendiri menyemburkan cairannya kepada benda milik Sasuke.

Wajah puas tercetak di antara mereka berdua. Sasuke menarik kembali pinggulnya, sekarang meja Hokage miliknya menjadi basah akibat keringat Naruto serta cairan yang dikeluarkan oleh mereka berdua.

Pemuda itu menatap Naruto dengan tatapan sayang. Ia kemudian menciptakan satu bunshin untuk membereskan kekacauan ini, dan dia sendiri pergi menggunakan Shunsin miliknya langsung ke Apartemen yang ditempatinya. Beserta Naruto tentunya.

Setelah sampai di apartemennya, ia memasukkan kunci dan membukanya, dengan pelan Sasuke masuk ke dalam. Naruto sekarang ini sedang tertidur di dalam gendongannya. Jubah Hokage yang melekat di punggungnya menjadi selimut tersendiri bagi Naruto.

Beberapa saat ia sampai di kamarnya, Sasuke meletakkan Naruto—yang tidak berpakaian itu di atas ranjang miliknya. Sementara itu Sasuke mengganti bajunya dengan baju tidur.

Hari sudah mulai malam saat dirinya mau merebahkan tubuhnya. Pekerjaan Hokage ia tinggalkan, namun Bunshin miliknya sudah menggantikan. Setelah mengganti pakaiannya, Sasuke berjalan menuju Naruto yang tertidur pulas di atas ranjangnya.

"Kau sangat manis, Naru." Gumam Sasuke sambil mengelus wajah tidur Naruto. "Aku akan menjaga senyumanmu itu." Sasuke pun memeluk Naruto, kemudian menutup matanya untuk tidur.

Dengkuran kecil terdengar dari gadis kecil itu. Sasuke sedikit meringis kala mendengar dengkuran itu. "Kau berisik seperti biasanya." Gumamnya kembali sambil memeluk erat tubuh mungil gadisnya tersebut.


Maaf, gk bisa buat Lemon yang lebih Hot lagi, '-')/

Ini SasuFemNaru yang pertama bagi saya, jadi mohon maklum kalau ada kesalahan—oke, kalau ada yang salah saya minta maaf.

Saya seorang Lolicon? Bukan, itu hanya istri saya yang mempunyai tubuh Loli—oke, gk nyambung.

Sudah itu saja. Maaf kalau ada kesalahan dan ini Fict terinspirasi dari Dujin Loli :v #plakk

Oke, Shinn Out! Ciao!