- Chapter 1 : "Midorima x OC" -
.
Fic ini masih berhubungan dengan The HERO's Basketball.
.
.
Pemuda berkacamata dengan rambut hijau tengah sibuk mengganti-ganti saluran televisi dengan remote di pagi dini hari. Okay, pasti tidak ada yang seniat pemuda bernama Midorima Shintarou ini dalam hal ramalan yang sudah menjadi patokannya dalam bermain basket. Di jam 5 pagi, ia sudah stadby dengan telepon genggamnya, siap memanggil Takao, budak setianya, menyuruhnya untuk mengantarkannya membeli benda yang disebut Lucky Item itu.
"Ini dia acara yang kalian semua pasti tunggu tunggu! Peringkat terakhir hari ini jatuh pada... Cancer! Pekerjaan Cancer akan sedikit kelabakan bila ia tidak membawa lucky itemnya yang berupa boneka kodok berwarna oranye!"
Detik berikutnya, ia segera menelepon Takao, yang sudah pasti masih sleeping beauty itu. "Takao, cepat jemput. Dalam hitungan ketiga, kamu sudah harus berada di sini, nanodayo. 1..." ucap Midorima mulai menghitung mundur. Dari seberang, Takao tampak meresponnya dengan suara lemah.
"Gomenne, Shin-chan... aku demam tinggi..."
"O-oh... yasudah. Cepatlah sembuh... Jangan kau kira aku khawatir padamu, Takao. Aku hanya tidak ingin berjalan kaki kemanapun aku pergi, nanodayo" ucapnya dengan nada tsundere khasnya dan kemudian mematikan ponselnya itu. Dengan kecepatannya sebagai The Number One Shooter, ia segera berlari ke beberapa gang di sekitar rumahnya, yang ternyata cukup dekat dengan toko biasa ia beli lucky item.
- (-_-) -
Seorang gadis berambut ikal pendek tengah menyapu halaman rumahnya yang juga berupa sebuah toko benda benda keberuntungan dengan merek Oha-asa. Ia sendiri sedang melamun tanpa peduli sosok pemuda hijau datang mendekat, dan masuk ke dalam tokonya itu.
"Permisi, saya mau beli boneka kodok oranye, nanodayo"
Ucapan Midorima tidak di sambut oleh suara kakek-nenek yang biasa menyambutnya. Melainkan suara gadis yang tadinya menyapu halaman dengan suara panik.
"Oh, kamu mau beli? Tunggu sebentar!" serunya sambil meletakkan sapunya di sembarang tempat dan berlari kecil memasuki tokonya sendiri. Midorima hanya cuek-bebek melihat gadis yang tampaknya tidak berpengalaman itu gelagapan menerima pembeli yang kurang-kerjaan seperti dirinya yang membeli lucky item. Gadis itu kemudian meraih boneka kodok berwarna oranye, sesuai permintaan Midorima, dan memandang Midorima.
"Ara, Midorima-kun? Tidak kusangka kamu percaya Oha-asa" ucap gadis itu dengan nada setengah mengejek. Midorima terdiam ditempat. Ia yakin sering melihat cewek berambut pendek itu di sekolahnya dan dugaannya itu tepat. "Katsuragi Kana... tidak kusangka kamu babu di sini, nanodayo" dan sebuah keramik melayang. "Babu? Kamu sendiri... Oha-asa Freak!" cetus Kana kesal. Midorima masih setia dengan wajah kakunya, dan menyodorkan uang 10 ribu yen. "Hanya berikan aku boneka kodok itu dan terima uang ini, nodayo" ucap Midorima. Kana dengan sigap mengambil uang 10 ribuan itu dan kemudian mendorong Midorima keluar dari tokonya.
Midorima cuma bisa cengo ketika uangnya dirampas, tanpa ada lucky item yang ia minta. Kana dengan entengnya tersenyum manis pada Midorima.
"Midorima-kun, keramik yang kulempar itu harganya 10 ribu yen. Arrigatou sudah menggantinya. Jaa!" ucapnya segera ngacir pergi, meninggalkan Midorima, yang menaikkan kacamatanya, dengan pandangan kesal. "Kembalikan 10 ribu yenku, nodayo!" rutuknya yang di balas dengan keheningan, karena orang yang ia rutuki itu sudah lenyap di ke dalam rumahnya itu.
"Dasar kucing matre"
"Aku tidak matre, oke? Satu hal lagi, kamu kularang untuk membeli lucky item dimanapun itu. titik!" seru Kana dari dalam rumahnya. Midorima cuma bisa misuh-misuh sendiri. Tidak mungkin ia gedor-gedor rumah orang di pukul 5 pagi. Kalau ada Takao, ia bisa saja memperbudaknya, menyuruhnya untuk memanggil yang punya rumah. Tapi apa daya. Takao sedang terkapar di rumahnya sendiri karena demam.
"Haah... berhadapan dengan Katsuragi-san benar benar menjengkelkan, nanodayo" ucap Midorima menghela nafas pendek dan kemudian menyambungnya
"Apalagi Takao tidak masuk. Tidak ada yang bisa di perbudak, nanodayo"
.
.
Ketiban sial. Ya. Sepanjang Midorima berjalan, ia pasti selalu terkena bola nyasar, kesandung, belum lagi tambah PR seabrek, dan shootnya kebanyakan gak masuk. Otsubo, sang kapten masih bisa bertoleransi dengan alasan zodiac Midorima berada di urutan terakhir dan ia saat ini tanpa lucky item. Dari balik pintu lapangan, muncul sosok gadis yang telah merusak hari Midorima, Katsuragi Kana.
"Permisi... apa Midorima-kun ada?" tanyanya dengan suara yang cukup besar. Midorima lantas menghadap ke arah Kana yang memanggilnya itu. "Kau perlu apa, nodayo?" tanyanya sedikit sewot. Kana tersenyum pelan dan berkata "Gomen, Gomen... Aku cuma mau ngembaliin uang ganti rugi keramik itu kok. nih, 100 yen. Lumayan, bisa amal ke orang lain" ucap Kana melempar koin 100 yen pada Midorima. Midorima cengo lagi, cuma memandnagi koin yang kini beralih berada di tangannya. Kana segera mohon undur diri tapi sebelumnya ia berkata kata yang rada nge-jleb.
"Oh, ya. Jangan marah marah terus. Nanti kamu di kira cewek yang lagi PMS lho!"
"Mati sana, nanodayo!"
.
.
.
Takao ngakak sambil guling gulingan di lantai kamarnya. Ia masih demam, tapi setidaknya sudah agak turun gara-gara es krim yang dibeli Midorima dengan sisa uang sakunya (100 yen). "Kurasa Kana-chan perlu kuberi hadiah... bisa membuatmu sekesal ini! Wahahahaha!" tawanya tidak berhenti. "Urusai! Aku sudah cukup gila mengatasi gadis itu hari ini. Tanpa lucky item, aku tidak berdaya, nanodayo!" serunya kesal sejadi jadinya. Takao makin guling-guling tidak keruan.
"Kana-chan, ya? Dia sebenernya baik... sayang saja agak blak-blakkan" ucap Takao. Midorima mendengus sebal. "Baik apanya? Yang ada matre, nanodayo" ucap Midorima masih belum merelakan uang sakunya selama sebulan itu. "Jangan-jangan kamu jatuh cinta pada Kana-chan, Shin-chan!" seru Takao riang gembira.
"ITU TIDAK MUNGKIN NANODAYO!"
Ide brilian muncul di kepala Takao, iseng-tapi-jenius.
.
.
.
Midorima baru selesai mengerjakan PR ketika ponselnya berdering, tanda masuknya sebuah e-mail di ponselnya itu. Midorima lantas membukanya dan membaca satu-persatu kalimat yang tertera di e-mail itu dengan teliti.
From: Bakao
Subject: Main one-on-one yuk!
Shin-chan, ayo main one-on-one. Aku tidak menerima kata tidak lho! Kan sekarang hari minggu dan langit bersinar cerah!
Midorima menghela nafas panjang dan menatap ke luar jendela, dimana snag mentari tengah berkumpul diantara para awan0. "Cerah apanya, nanodayo. Ada ada saja" ucap Midorima sambil berjalan pergi dengan membawa payung lipat, untuk jaga-jaga kalau hujan turun.
.
.
Muka Midorima bagaikan tersambar petir di siang bolong. Bukannya sosok pemuda dengan tampang idiot yang menunggunya saat ini adalah cewek-bertampang matre-dengan rambut pendek, ya, lagi lagi Katsuragi Kana.
"KAU SEDANG APA DISINI, NANODAYO?!" seru Midorima setengah syok setengah kaget. Kana memiringkan kepalanya bingung. "Kau sendiri sedang apa?" tanya Kana polos. Midorima menghela nafas panjang, tak habis pikir. "... Takao mengajakku bermain basket, nanodayo" ucap Midorima agak kesal. Kana merengut kesal, "Ya. Takao-kun juga mengajakku untuk cari bahan mading dengan beberapa teman perempuanku..." ucap Kana.
Loading 1%
Loading 10%
Loading 39%
Loading 58%
Loading 70%
Loading 100%
Midorima menekan nomor ponsel Takao dan tanpa membiarkan pemuda bodoh itu berbicara duluan, Midorima segera memakinya.
"Mosh-"
"Mati saja kamu, Bakao" ucap Midorima dan segera menutupnya, berpaling pada Kana tampak agak kecewa. "Yah... kukira Takao-kun mau menemaniku. Tapi ternyata aku di tipu" ucap Kana agak sedih. Midorima diam saja dan segera berjalan pergi. Kana lantas merasa kesal atas sikap Midorima itu. "Midorima-kun, kamu ma-"
"Kalau mau beli bahan mading, akan kutemani. Tapi hanya itu saja, nanodayo. jangan terlalu pede menganggap ini kencan. aku tak sudi berjalan bersamamu terlalu lama" ucap Midorima dengan nada tsunderenya. Senyum Kana merekah, menjadi senyum ala berandalannya.
"Aih, aih, Midorima-kun ternyata tsundere!"
"Aku bukan tsundere, nanodayo!"
.
.
Kana memandang kedai es krim di dekatnya dengan pandangan berbinar-binar seperti anak kecil. Berkali-kali pula gadis ceria itu mengecek dompetnya yang kempes. Ya. kempes karena membeli barang-barang mading yang ajubileh mahalnya itu. Semenjak kecil, ia diajarkan untuk berbelanja dengan memakai uang sendiri... Tapi kalau uang 10.000 yen milik Midorima itu suatu pengecualian, karena Midorimalah yang membuatnya melempar guci antik itu.
"... Kau mau beli es, nanodayo?" tanya Midorima agak risih dan kemudian menaikkan kacamatanya. "I-itu bukan berarti aku mentraktirmu, nanodayo. Aku risih melihatmu bertampang seperti itu" ucap Midorima sambil membuka dompetnya, "kau mau rasa apa?" Kana berbisik lirih, menjawabnya.
"Caramel"
"Tunggu disini sebentar, nanodayo" kata Midorima dan kemudian berjalan menuju kedai es itu, membiarkan Kana seorang diri dengan tatapan wajah yang sulit di terka.
"... Ternyata Midorima-kun baik juga..." bisiknya pelan dan kemudian memeluk lengannya sendiri. 'Aku jadi merasa bersalah melarangnya sekejam itu...'
.
.
Midorima diam tanpa banyak bicara sepanjang perjalanan pulang. Kana sendiri sibuk memakan es yang di jajani Midorima itu.
"Arrigatou, Midorima-kun. Sudah menemaniku seharian ini" ucap Kana dengan riang. Midorima mengangguk pelan sembari menaikkan kacamatanya yang tidak turun. "... Douite" ucap Midorima pelan. Kana kemudian menarik tangan Midorima agar sedikit membungkuk dan memberikannya suatu benda berukuran kecil.
"Apa ini, nanodayo?" tanyanya setengah bingung. Kana masih tersenyum innocent. "Buka saja... tapi aku tidak peduli kamu suka atau tidak titik!" ucap Kana dengan senyuman manis. Midorima lantas membukanya dan nge-blank sejenak melihat sebuah kartu bergambar coret-coretan anak kecil.
"Ini... prisma, ya?"
"Dasar bodoh! itu kodok tahu!"
"MANANYA YANG KODOK NANODAYO?!"
.
.
- 10 Tahun kemudian -
.
Sebuah rumah berukuran sedang, menengah besar berdiri kokoh di tengah kota Tokyo. Di dalam rumah itu terdapat beberapa pigura foto. Beberapa foto merupakan foto kelulusan sarjana, foto keluarga, foto seorang wanita berambut pendek dengan pria megane berambut hijau. Pintu salah satu kamar yang bercat cokelat itu terbuka, menampilakn sosok anak laki laki berambut hijau yang mengenakan kacamata-bukan minus yang kebesaran. Anak kecil itu mengerjap ngerjapkan iris hijaunya beberapa kali dan kemudian berlari kecil ke sosok pria yang serupa-tapi-lebih besar darinya itu yang sibuk mengetik di laptop miliknya.
"Papa... belum belangkat kelja, nodayo..?" ucap anak kecil itu masih dengan lidah cadelnya. Pria itu segera menggendong anak kecil itu ke pangkuannya. "... Bentar lagi, kok... kenapa memangnya, nanodayo?" Tanya sang ayah dengan penuh kesih sayang, walau terdengar sedikit kaku. Anak kecil itu tersenyum sangat lebar. "Belikan Hotalou luky item, ya... Hali ini Hotalou dapet pelingkat keempat... belikan hotalou payung polkadot hijau, nodayo!" Sang ayah tersenyum kecil menanggapi celoteh anaknya yang masih agak cadel itu.
"Iya... nanto papa belikan, ya. Jadi anak baik di rumah, nanodayo" ucap pria itu masih tersenyum. Dari balik dapur muncul sosok wanita berambut pendek yang tengah membawa makanan. "Ara, sudah bangun rupanya Hotarou! Ayo sarapan dulu. Shintarou juga!" seru wanita itu segera menghampiri tempat anak dan suaminya duduk. Pria megane itu tersenyum singkat.
"Kana, Hotarou mau lucky item, tuh... boleh juga?" Tanya sang ayah dengan nada meminta. Sang ibu terkekeh geli dan mengangguk. "Hum! ambil saja. Tapi ingat, letakkan uang di kasir seperti biasa!"
"... kamu masih matre juga rupanya, nanodayo"
"Aku adalah aku, Midorima Shintarou!"
"Tapi aku suamimu, Midorima Kana!"
.
.
.
TBC
.
Halooo~~~! fic ini masih berhubungan dengan The HERO's Basketball! Ini cerita tentang cinta emak-bapaknya. chapter depan mau siapa? monggo dipilih dipilih dipilih...
Di chapter ini saya buat Midorima duluan karena emang dia yang paling rempong deh buatnya walaupun imut banget~~ maklum, author ga jago buat orang tsundere kayak midorima...
Mungkin di fic ini masih ada kekurangannya. Mohon bantuannya *bows*
Arigatou bagi yang sudah membaca... kalau bias di review, ya... biar bias tahu kesalahan kesalahan author. :)
Salam hangat,
.
-PriscallDaiya-
