diclaimer. One Piece © Eiichiro Oda-sensei. No profit was made from this work. Format © frustrated fireworks, title ©Daughter
warning. Full of headcanons. Trafalgar Law-centric.
note. Semoga cukup IC dan tidak terkesan menyalahi apa pun yang ada di canon karena saya cinta dengan karakterisasi Odacchi pada semua karakter yang ada.

;

[ the reckless, the wild youth ]

"His manners are lacking too."

— Eustass Kid, ch. 500

;

i

Bajak laut dari east blue itu bernama Monkey D. Luffy.

"'D', eh?" Law bergumam pelan ketika sedang membaca koran berisi artikel mengenai Ennies Lobby di geladak kapal, wajah Mugiwara no Luffy terpampang besar di halaman depan. Law membaca koran itu sambil menyender nyaman di tubuh berbulu Bepo yang sedang tidur, navigator kebanggaan bajak laut Heart itu sudah menjadi tempat favoritnya tiap kali ingin bersantai. Bepo begitu lembut, berbulu, hangat—mengingatkannya akan segala hal yang familiar.

Mendengar gumaman kaptennya, Bepo bersuara dengan mata masih tertutup. "Ada apa dengan nama itu, Kapten?" Diragukan sudah terbangun atau justru hanya mengigau.

Ia sudah biasa begini, membiarkan kapten tersayangnya menjadikan dirinya bantal sementara dirinya tidur siang, dan bila perlu sesekali ia akan menanggapi tiap ucapan yang Law katakan. Kru lain menyebutnya mengigau, Bepo berkilah itu adalah koneksi dari hati ke hati antara dirinya dengan Trafalgar Law.

Gebukan semua kru yang ia dapat tiap kali mengatakan itu.

("Sialan kau, aku juga punya koneksi itu dengan kapten!"

"Aku juga!"

"Aku cinta Kapten!"

"Aku lebih!")

"Bukan apa-apa." Law menanggapi dengan kalem, akhirnya melepaskan pandangannya yang dari tadi terfokus pada gambar di halaman yang sama. Ia melipat korannya sambil menepuk pelan tubuh beruang besar tersebut. "Lanjutkan tidurmu."

Bepo tidak perlu diperintah dua kali untuk kembali terlelap.

—;—

ii

Tidak ada satu pun kru bajak laut Heart yang pernah menentang tiap keputusan yang diambil kapten mereka. Trafalgar Law adalah sosok yang diidolakan dan dianggap tak punya cela. Kalaupun ada cela, itu hanya membuatnya terlihat manusiawi dan semakin membuat kami menyukainya—begitu menurut penuturan salah satu kru yang mengatakan opininya dengan mengebu-ngebu. Termasuk keputusan sang kapten ketika menyelamatkan Monkey D. Luffy dari markas besar Angkatan Laut pada perang puncak.

—;—

iii

"Otsukaresama deshita!" Penguin memberikannya segelas air putih pada Law yang sedang membersihkan tangannya setelah keluar dari ruang operasi.

Kedatangan Boa Hancock dan Emporio Ivankov ke kapal ini sejujurnya sedikit merusak mood Law—operasi nonstop yang ia lakukan sudah sangat melelahkan dan kemunculan dua orang tak diundang hanya membuat kepalanya makin pening—tapi perhatian kecil yang diberikan krunya membuatnya mau tidak mau menyunggingkan senyum tipis.

"Terima kasih." Gumamnya seraya mengambil gelas yang disodorkan dan menghabiskan isinya hanya dalam beberapa teguk.

"Operasinya akhirnya selesai, Kapten juga harus beristirahat."

Law termenung, tidak menjawab apa-apa dan hanya melirik ruang operasi di belakangnya.

—;—

iv

"Apa Mugi-boy akan baik-baik saja?"

Law harap ia punya jawaban untuk pertanyaan itu. Bukan untuk menjawab Ivankov, tetapi untuk dirinya sendiri.

"Aku melakukan yang terbaik yang aku bisa. Mulai dari sini, dia yang memutuskan sendiri apa bisa bertahan atau tidak."

Itu bukan jawaban sederhana seperti 'ya' atau 'tidak'. Sebagai dokter, tentu saja ia mengharapkan kesembuhan pasiennya. Bahkan walau julukannya adalah Shi no Gekai—dokter bedah kematian—ia tidak pernah gagal menyelamatkan nyawa seseorang.

Luffy mungkin, mungkin, akan baik-baik saja. Dia adalah 'D' bagaimanapun juga.

Law berpegang pada keyakinan itu.

—;—

v

Itu tidak menghentikan Law untuk terus mengecek keadaan Luffy tiap beberapa jam sekali. Seluruh kru melihat kapten mereka berulang kali keluar masuk ruang operasi, tidak ada satu pun yang mempertanyakannya.

—;—

vi

Topi jerami itu ia mainkan di tangannya.

Teriakan Luffy masih terdengar membahana dari dalam hutan. Menyakiti telinganya lebih dari apa pun, lebih dari yang seharusnya. Dalam masanya sebagai dokter, jeritan pasien adalah hal yang biasa ia dengar. Krunya memang tidak pernah bawel tiap kali ia melakukan check up rutin mingguan atau mengobati mereka yang kebetulan sakit atau terluka. Tapi dalam perjalanannya sebagai bajak laut, akan selalu ada orang yang perlu diselamatkan. Jeritan mereka adalah makanan sehari-hari.

Tapi jeritan kali ini lain.

Topi jerami itu tidak ia lepaskan dari tangannya sepanjang sisa hari yang ada.

—;—

vii

"'D' akan mendatangkan badai lagi."

Law tahu itu tidak akan menjadi perjumpaan terakhir mereka.

—;—

viii

"Ah, saya tidak tahu bagaimana harus mengatakannya tanpa membuat ini terdengar lancang."

"Katakan saja, Bart."

Bajak laut Heart baru saja tiba di New World dan perjalanan kali ini cukup tenang, navigator handal mereka berhasil mengarahkan kapal melalui rute yang aman. Dan ketenangan yang langka ini hendak digunakan Jean Bart untuk sedikit melakukan percakapan dengan sang kapten ketika kapal selam mereka tengah berada di permukaan.

"Kenapa Anda menjadi dokter?"

Law tidak melepaskan pandangan dari buku bacaannya ketika menjawab. "Aku berasal dari keluarga dokter."

("Kapten berasal dari keluarga dokter!"

"Kapten memang keren!"

"Super keren!")

Bart mengabaikan tanggapan heboh kru yang lain dan lanjut berbicara. "Anda sudah menyelamatkan banyak nyawa, itu pekerjaan yang mulia."

Law mendengus. "Yeah, bukan berarti aku bisa buka praktek dengan semua reputasi buruk yang kusandang. Banyak yang meragukan aku ini dokter pada awalnya."

("Berani-beraninya orang itu!"

"Kapten adalah dokter terhebat dan malah diremehkan?!"

"Fluku langsung sembuh bahkan tanpa diberikan obat setelah konsultasi dengan Kapten!"

"Kita beruntung punya dokter yang hebat sehingga tidak perlu menjalani pengobatan mahal di kota!")

Percayalah ketika Bart mengatakan ia sangat menghormati orang yang sedang duduk dengan pose malas-malasan di hadapannya. Trafalgar Law memberinya kesempatan kedua setelah sebelumnya dirinya direndahkan sebagai budak. Tapi mendengar jawaban itu mau tidak mau membuatnya mengeluarkan tawa kecil. "Saya bukan bermaksud mengkritik atau bahkan protes, tapi dengan sikap Anda selama ini, rasanya wajar banyak yang awalnya tidak yakin dengan profesi Anda."

Kedua alis Law terangkat tinggi-tinggi. "Ada yang salah dengan sikapku?" Nada suaranya benar-benar terdengar bingung sekarang.

("Trafalgar Law, aku mendengar beberapa rumor tentangnya, tidak ada yang bagus. Sikapnya pun buruk."

"Dia laki-laki gila yang telah memberikan 100 jantung bajak laut pada markas besar demi bisa menjadi shichibukai. Dia mengerikan!")

Bart berdehem. "Tidak."

("Kapten orang dengan sikap paling baik!"

"Tidak ada yang salah dengan Kapten!")

Law setuju dengan pernyataan krunya, kali ini.

—;—

ix

("Kenapa ya Kapten bergabung menjadi shichibukai? Padahal Kapten paling benci dengan Angkatan Laut dan Pemerintah Dunia."

"Ini semua bagian dari rencana, Bodoh! Ren-ca-na!"

"Aku masih tidak paham."

"Kapten tahu yang terbaik, ini justru ide brilian."

"Memangnya kau paham dengan semua aksi yang dilakukan Kapten akhir-akhir ini?"

"...tidak, sih. Tapi jika Kapten sudah memutuskan sesuatu, aku akan selalu mendukungnya."

"Kita semua juga!")

—;—

x

Law kadang masih mengalami itu, mimpi-mimpi buruk yang mampir sebagai bunga tidurnya.

Flevance. Amber lead. Lamie. Ayah. Ibu. Birdcage.

Cora-san.

Cora-san.

Cora-san.

Cora-san.

Untuk sesaat, tubuhnya mati rasa.

"Kapten!"

Dan ia bisa merasakan kembali kehangatan—kehidupan—ketika Bepo tahu-tahu menerjangnya di tempat tidur. Ini kesepakatan di antara mereka, semacam rahasia kecil yang hanya diketahui Bepo dan tidak boleh diketahui kru lain. Bahwa kapten mereka sering mengalami gangguan tidur dan mimpi buruk berkelanjutan. Dan sebagai ganti, jika itu terjadi lagi, Bepo tanpa permisi akan langsung menarik Trafalgar Law ke dalam pelukan erat.

Mengingatkan kaptennya bahwa ia tidak sendirian.

Pagi harinya, semua kru akan langsung memusuhi Bepo jika mereka menemukannya ketiduran di tempat tidur sang kapten.

—;—

xi

"Kapten, kami tidak ingin meninggalkanmu!"

"Benar, izinkan kami ikut denganmu!"

"Aku ingin selalu bersama dengan Kapten!"

Krunya kadangkala bersikap berlebihan, Law tidak pernah protes selama ini. Ia justru suka cara mereka mengapresiasi dirinya, ia suka dengan kehadiran mereka yang selalu memeriahkan kapal, ia suka dengan ocehan bawel tanpa henti mereka, ia suka mengobati mereka jika ada yang sakit. Ia suka bajak laut Heart lebih dari siapa pun. Mereka adalah hartanya.

Tapi ini, yang hendak ia lakukan, adalah masalah pribadinya. Ia tidak bisa bersikap egois dengan menyertakan krunya. Law pun sebenarnya enggan memisahkan diri dari yang lain dan harus membiarkan krunya berlayar ke tujuan selanjutnya tanpa dirinya. Tapi ini harus dilakukan.

Insiden 13 tahun lalu sama sekali tidak ada hubungannya dengan para krunya, Law akan menjadi kapten terburuk jika sampai melibatkan mereka dalam urusan ini. Jika krunya sampai ada yang terluka dalam eksekusi rencananya, Law tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri. Karena itu, memisahkan diri adalah cara yang terbaik.

"Tidak, ikuti semua rencana yang sudah kujelaskan."

"Tapi, Kapten—"

Para kru bukannya menentang perintahnya sebagai kapten, mereka hanya tidak rela.

"Kita akan bertemu di Zou." Law mengatakannya dengan nada final ketika turun dari kapal. "Kalian akan baik-baik saja di sana."

"Lalu bagaimana dengan Kapten?"

"Aku sudah bilang, kan? Aku akan temui kalian semua di Zou." Law tidak menyangka akan seberat ini mengatakan kalimat selanjutnya. "Aku pun akan baik-baik saja."

Ketika kapalnya akhirnya turun ke dalam laut dan hilang dalam jangkauan pandang, Trafalagar Law berjalan memasuki area Punk Hazard dengan langkah mantap.

Krunya tidak perlu tahu kapten mereka tengah merencanakan kematiannya sendiri. Dengan menyeret satu nama, tentunya.

—;—

{ end of chapter one }

—;—

note. paragraf terakhir murni headcanon. Maafkan kecacatan yang ada di fanfic ini, karena saya mah apa atuh dibanding Oda-sensei yang maha jenius. Mencoba IC dan mengikuti alur canon (Jatohnya headcanon abis sih, haha), kalau ada konten fanfic ini yang mengganggu readers, kritik sangat diperkenankan. Ditulis completed biar saya tidak terbebani.