Berbekal selembar kertas bertuliskan alamat yang sang ayah berikan, Kuroko Tetsuya memulai hidupnya dikota Tokyo bersama 'ayah' barunya.

Meski sang 'ayah' baik, Tetsuya terlalu segan untuk meminta pertolongan. Bahkan pada teman-teman terdekatnya sekalipun, namun, perlakuan lembut dari sang 'ayah' baru, Akashi Seishirou perlahan membuat hatinya luluh.

.

AkaShiro present

Saikou no Atarashi Tousan

.

Kuroko no Basuke by Fujimaki Tadatoshi

Just a Family Fanfiction by AkaShirou

.

.

Teiko!AU/Drama/ Family

1/?

.

Warning : Dont like Dont read, maybe OOC.

.

Oreshi!Seijurou, Bokushi!Seishirou, Vampire!Seishirou

.

Hope You Like It

.

.

.

Chapter I : The Beginning

Tetsuya's POV

.

.

Namaku Tetsuya Kuroko, saat ini berumur 15 tahun, kelas 1 SMP. Aku tinggal bersama seorang ayah yang sangat muda, ia bernama Seishirou, adik angkat ayah kandungku. Jika kau bertanya kenapa aku bisa bersama dengan Seishirou-otousan saat ini? Jawabannya mudah saja, ayah membuangku dan kakakku pergi untuk kuliah di luar negeri. Ah, ini mengingatkanku pada kejadian 3 bulan lalu dimana itu adalah hari pertamaku bertemu dengan ayah.


Flashback

Aku berdiri di depan sebuah apartement dengan alamat yang sesuai dengan kertas yang ku bawa. Aku mendapatkan alamat itu dari ayah kandungku yang memutuskan untuk pergi dan menikah lagi dengan seorang wanita setelah sekian lama meninggalkanku.

Yang terlintas pertama kali di kepalaku adalah seorang laki-laki paruh baya yang kumal dengan jenggot dan kumis yang panjang. Aku menelan ludah, berharap semoga saja aku selamat dan tidak di macam-macami oleh pamanku ini.

Ting tong ting tong

Kutekan bel apartemennya, berharap cemas. Ah- terlalu banyak pikiran buruk yang menyeruak kedalam pikiranku. Ditengah pikiranku yang sibuk sendiri menerka apa yang akan terjadi kedepannya, sosok seorang laki-laki muda yang kuperkirakan umurnya masih belasan tahun keluar dengan tampang kusut berantakan.

"Siapa?" Tanyanya masih dengan tampang yang kusut dan suara serak khas orang bangun tidur.

"Siapa?" Ulangnya. Aku terkesiap.

"Kuroko… Tetsuya Kuroko. A-aku mencari seseorang bernama Seishirou-san. Apa dia tinggal disini?" Tanyaku reflex, orang itu menatapku bingung.

"Huh? Ya, aku Seishirou. Ada perlu apa?" Dan lagi, aku terperangah dibuatnya.

Maksudku, mana mungkin paman yang disebutkan ayahku yang brengsek ini adalah seorang… pemuda yang berwajah Shota? Meski, kuakui kalau ia sedikit berantakan, mungkin wajar saja karena hari ini hari minggu, ia berniat menghabiskan hari liburnya dengan bermalas-malasan seperti tipikal cowok gamer lainnya diluar sana.

"Oh! Aku baru ingat, kau anaknya Satoshi-niisan, 'kan?" tanyanya. Bolehkah aku tercengang sekarang? Tadi, dia baru saja menyebut ayah dengan embel-embel 'niisan'! "maaf maaf aku menyambutmu dengan sambutan yang kurang sopan. Silakan masuk dan duduklah. Akan kubuatkan minuman." Lanjutnya, ia bergegas masuk dan aku mengekor di belakangnya.

Untuk ukuran seorang remaja yang tinggal sendiri, rumahnya terbilang cukup rapi. Aku melihat ada laptop yang menyala di meja ruang tengah, dan mungkin segelas kopi. Kertas bertumpuk di sisi lain meja dengan pena yang tergeletak tidak berdaya diatasnya. Apa pemuda bernama Seishirou-san tadi sudah bekerja? Sama sekali tidak terlihat seperti seorang pekerja.

Aku menyamankan dudukku di atas sofa empuk, tak lama menunggu, ia sudah kembali dengan nampan berisi secangkir teh di atasnya juga sepiring kue cemilan. Kue Vanilla kesukaanku!.

"yah, maaf lama… surat dari niisan baru saja tiba 2 hari lalu, dan aku jadi kelupaan karena skripsiku" ia berkilah sambil menyengir layaknya bocah.

"hai' daijoubu desu." Sahutku singkat. 'Huh? Skripsi' batinku sedikit bingung dengan ucapan terakhirnya.

"a-ah oke, jadi kita belum berkenalan ya? Namaku Seishirou, kau sudah tahu bukan? Umurku sekarang 22 tahun, mahasiswa semester akhir yang.. yah, kau lihat sendiri.." ia menunjuk tumpukan kertas diatas meja ruanng tengah dengan tatapan seolah 'kau-lihat-sendiri'.

Pats

Dan laptop diatas meja mendadak mati membuat pemuda dihadapanku langsung berlari sprint sambil berteriak histeris sembari meneriakkan kata-kata; "FILE-FILEKU BELUM KU SAVE!"

Ok, aku mulai gagal paham dengan situasi disini.

Sementara Seishiro-san masih meratapi laptopnya yang mendadak mati, aku memutuskan untuk memungut buku-buku yang berserakan di lantai, sejujurnya aku sedikit terganggu dengan keadaan ini.

"Teories of Money Banking?" ejaku pada sebuah judul buku yang baru saja kupungut. Aku menolehkan kepala kearah Akashi-san yang terkapar lemas didepan sang laptop, "Ano….. Seishiro-san mahasiswa ekonomi?" tanyaku.

"Ah, ya, aku mahasiswa ekonomi… lebih tepatnya jurusan Akuntansi." Dengan senyuman putus asa yang mengembang di parasnya. "Ah- iya, tadi siapa namamu?"

Aku hanya terdiam menatapnya dengan tatapan datar.

Sudah berapa kali orang dihadapanku membuatku terkejut? Umurnya sangat tidak sinkron dengan parasnya yang terlalu muda. "Tetsuya… Kuroko… 15 tahun, kelas 1 SMP di Teiko Chuugakou… sebenarnya, aku baru saja mendaftar dan di terima disana. Salam kenal… err Seishiro-san…" ujarku ragu.

"karena mulai hari ini aku akan jadi walimu, bagaimana kalau kau mulai memanggilku dengan suffix 'niisan' atau 'paman' atau apalah. Kau punya ide untuk itu?" katanya terlihat bingung.

"ayah?"

"hmm… " ia tampak berpikir sejenak sebelum mengangguk. "baiklah, mulai hari ini panggil aku ayah."

Aku tersenyum senang, iapun ikut tersenyum.

"iya, Ayah!"

Flashback end


"Tetsuya? Kenapa melamun? Nanti kau terlambat ke sekolah." Ayah berseru dari ruangan depan. Ah, hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah.

"iya ayah, sebentar." Sahutku dengan roti yang kuselipkan diantara bibirku. Satu tanganku sibuk membenarkan tali sepatu, sementara yang lainnya memegang kotak susu. Sementara ayah yang kesal melihatku belum selesai dengan grasak-grusuk pakaianku, langsung menghampiri dan membantuku merapikan pakaian yang kugunakan.

Dengan tergesa-gesa, kami masuk kedalam mobil milik ayah dan langsung pergi ke sekolahku, sementara ayah akan langsung menemui tercintanya dosen mata kuliah akuntansi yang sudah disumpah serapahi dan dijanjikan sepasang kaos kaki bau yang belum di cuci selama seminggu untuk dilemparkan ke wajahnya yang keriputan bin amit-amit. Sepertinya ayah dendam kesumat pada dosennya satu itu.

Mobil terparkir di depan gerbang Teiko Chuugakou yang dipenuhi oleh guguran pohon Sakura. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan teman-teman baruku, mungkinkah akan terjadi sesuatu yang menarik di sekolah ini? Aku hanya berharap tidak ada masalah seperti yang terjadi di sekolahku yang dulu hanya karena aku anak orang miskin.

Aku melangkah keluar mobil, sementara ayah tampak mengawasi sekitar dari balik kemudi. Tatapannya beralih padaku sambil tersenyum seperti biasa.

"Ayah, aku berangkat dulu."

"Hai', Hai'… hati-hati, Tetsuya! Kalau ada apa-apa segera telepon ayah, oke?"

Aku mengangguk paham. "Hai', ittekimasu." Sembari melambai dan berlari memasuki halaman sekolah. Samar, aku mendengar deru mobil ayahku meninggalkan halaman sekolah.


Aku terkulai lemas di mejaku, upacara penerimaan tadi benar-benar membuatku lelah. Bayangkan saja, kau harus berdiri selama satu jam penuh sambil mendengarkan pidato panjang kali lebar yang disampaikan kepala sekolah yang bahkan tidak aku ingat siapa namanya.

Aku menatap sekitarku, memperhatikan siswa-siswi berpenampilan elit yang akan menemaniku selama setahun kedepan. Kudengar tiga orang gadis tengah membicarakan liburan mereka yang tidak jauh-jauh dari kata 'Eropa, Kapal Pesiar, dan Oleh-oleh berupa perhiasan cantik atau parfum mahal'. Mendengarnya entah kenapa membuatku kesal dan iritasi. Tidak bisakah mereka tidak membicarakan hal bodoh seperti itu?

Lagi, aku mendengar suara grasak-grusuk mengenai salah satu murid popular yang berhasil mendapatkan nilai tertinggi dari tes masuk yang luar biasa sulit kemarin. Aku tidak tahu siapa namanya namun berita soalnya sudah tersebar jauh sampai ke kalangan senpai-senpai kelas dua dan tiga.

Okay, bukan berarti aku tertarik dengannya. Hanya saja sudah terlalu banyak siswa-siswi yang membicarakan tentangnya saat upacara tadi.

"Nee, nee… bukankah dia Akashi-kun?"

"Akashi…? Maksudmu Akashi Seijuurou-kun yang kemarin mendapatkan nilai tertinggi itu?"

"Memangnya ada Akashi Seijuurou lagi yang satu angkatan dengan kita?"

Mendengar nama Seijuurou –yang entah kenapa terdengar familiar ditelingaku- disebut-sebut, membuatku sedikit penasaran dengan sosoknya. Segera saja kualihkan pandanganku kearah sesosok laki-laki yang baru saja memasuki kelas bersama dua temannya.

'Deg!'

Aku terdiam begitu bola mataku menangkap sosok yang dibicarakan itu. Tubuh tinggi tegap, kulit putih, surai merah yang membingkai wajah tampannya, serta pembawaannya yang cool membuatku cukup terkejut.

"Akashi-kun?!" Teriakku reflek sambil menunjuk kearahnya.

Cowok itu menolehkan kepalanya kearahku, detik berikutnya kulihat raut terkejut tergambar di wajahnya.

"Kuroko?" Balasnya tidak kalah terkejut dariku. Ia mendekat ke arahku dan menatap wajahku lekat-lekat. "Kau Kuroko, 'kan? Maksudku, benar-benar Tetsuya Kuroko, 'kan?"

"Memangnya Kuroko Tetsuya yang mana lagi yang kau kenal?" Ucapku pura-pura kesal.

"Ah- maaf aku tidak menyangka kalau aku akan bertemu lagi denganmu disini." Balasnya sambil tersenyum kikuk dan menggaruk belakang kepalanya.

"Sebenarnya aku juga tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi disini." Ujarku sambil tersenyum.

Entah kenapa aku merasa sedikit senang dengan kehadiran Seijuurou sebagai teman sekelasku sekarang, aku jadi merasa tidak sendirian disini.

To Be Continued

a/n : cerita ini di publish ulang karena mengalami banyak kesalahan dalam pembuatannya, sebenarnya ff ini adalah ff terapan dari cerita berjudul sama yang masih bersarang di laptop. semoga kalian puas dengan perubahan cerita ini.

AkaShirou