Disclaimer : Kuroko no Basuke
belongs to Tadatoshi Fujimaki

But this story is mine

Genre : Romance, Friendship

.

Rate : T

.

Main Cast : Akashi Seijuro and Furihata Kouki

Main Pair : AkaFuri

Warning : OOC, Typo(s), Yaoi

.

Don't Like Don't Read

.

Evening Sky

.

Chapter 01

Bertemu denganmu adalah takdir,

Menjadi temanmu adalah sebuah pilihan,

Namun jatuh cinta padamu berada di luar kendaliku...

.

.

.

Di sore yang cukup berangin kala itu, terlihat seorang pemuda dengan helaian rambut cokelatnya tengah duduk termangu di depan sebuah danau bermandikan cahaya dari matahari senja yang tampak sangat indah di pandang mata. Memejamkan matanya untuk beberapa saat, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Mengeratkan kembali jaketnya ketika tubuhnya mulai kedinginan. Masih dengan mata terpejam, pemuda itu menyunggingkan sebuah senyum di wajahnya, senang dengan ketenangan yang ia dapat jika sedang berada di pinggir danau seperti ini. Terlalu sibuk dengan pemikirannya sendiri, ia tak menyadari adanya kehadiran orang lain di dekatnya. Seketika membuka kedua kelopak matanya ketika mendengar sebuah suara.

"Indah." Sepatah kata itu keluar dari mulut seorang pemuda lain yang baru saja bergabung dengannya, yang mungkin juga ingin melihat matahari senja. Pemuda itu terlihat mengenakan pakaian yang cukup rapi jika di bandingkan dengan anak desa seperti dirinya. Kemudian terlihat ikut mendudukkan dirinya dengan nyaman tanpa mempedulikan jika celana putihnya akan kotor saat ia berdiri nanti.

"Tentu saja. Matahari senja memang sangat indah." Ucap pemuda berambut cokelat memberi tanggapan.

"Ah, bukan itu maksudku." Pemuda asing dengan rambut merah di sampingnya berucap. "Senyumanmu indah." Lanjutnya lagi.

Pemuda berambut cokelat itu membelalakkan kedua bola matanya─yang berwarna senada dengan rambutnya, merasakan pipinya memanas detik itu juga.

"Ha-hari sudah mulai gelap. Aku harus pulang." Ucap pemuda itu berpamitan pada pemuda asing di sebelahnya yang sebenarnya tak harus di lakukannya, toh mereka tidak saling kenal. Mungkin karena terlalu panik ketika mendengar kalimat pujian dari orang yang bahkan tak di kenalnya, membuat pemuda dengan pupil mata seperti itu kucing itu jadi salah tingkah dan ingin segera meninggalkan tempat itu secepatnya.

"Tunggu." Satu tarikan pada lengan kirinya cukup membuat langkah kakinya terhenti, namun tak berani menoleh kearah orang yang saat ini tengah menggenggam lengannya.

"A-ada apa?" Kelihatannya rasa gugupnya telah menjalar ke seluruh tubuhnya, bahkan suaranya pun jadi ikut bergetar begini.

"Maaf atas kelancanganku." Kata pemuda dengan rambut merah tadi dengan halus, mencoba untuk tidak menakutinya. "Aku Sei, dan aku hanya ingin tahu namamu."

Terjadi jeda yang agak lama setelahnya. Suara hembusan angin terdengar memecah keheningan kedua pemuda yang tak saling mengenal itu.

"..ki." Sayup-sayup terdengar suara dari pemuda berambut cokelat, masih tampak ragu untuk menyebutkan namanya.

"Maaf aku tidak bisa mendengarmu, anginnya terlalu kencang." Pemuda bernama Sei itu mendekatkan sebelah telinganya pada bibir pemuda tadi, namun dirinya sedikit terperanjat ketika mendengar suara teriakannya.

"Kouki! Furihata Kouki!" Tersenyum puas setelah mengetahui nama pemuda di hadapannya, Sei melepaskan genggamannya, membiarkan Kouki berlari menjauhinya. Dan tak lama ikut melangkahkan kakinya menuju mobilnya dengan sopir yang masih menunggu dengan setia. Tanpa membuang-buang waktu langsung masuk ke mobil bermodel klasik berwarna biru tuanya, meminta sang sopir untuk segera melaju agar bisa sampai ke tempat tujuan sebelum malam tiba.

.

.

.

Akashi Seijuro, pemuda dengan rambut dan mata semerah senja. Dengan umur masih sangat muda─18 tahun, dirinya sudah lulus dari bangku kuliahnya di luar negeri. Benar-benar hal yang wajar bagi penerus perusahaan Akashi di masa mendatang. Dirinya bahkan sudah di pastikan akan langsung menduduki bangku jabatan tertinggi di perusahaan itu ketika umurnya genap 20 tahun. Namun masih ada waktu 2 tahun sebelum ia menjadi pimpinan perusahaan, dan menyibukkan dirinya dengan segala urusan pekerjaan. Oleh karena itu, Tuan Muda dari keluarga Akashi itu meminta kepada sang Ayah untuk mengizinkannya pergi berlibur ke kampung halamannya di Saitama. Sang Ayah pun mengizinkannya, dengan syarat dirinya harus sudah kembali ke Kyoto sebelum musim dingin tiba. Yang artinya hanya ada waktu 2 minggu lagi. Ah, liburan yang sangat singkat jika di bandingkan waktu yang sudah ia habiskan untuk belajar di luar negeri. Tapi mau bagaimana lagi, ini sudah keputusan dari Ayahnya.

Dan kini Akashi tengah berada di depan sebuah rumah bergaya tradisional bertuliskan "Penginapan Akemi". Melangkahkan kakinya ke halaman depan penginapan itu, hanya untuk menemukan seorang wanita paruh baya berdiri di sana, terlihat sudah menunggu kedatangannya.

"Selamat datang. Apakah Anda Tuan Akashi Seijuro?" Tanya wanita itu dengan sopan.

Akashi mengangguk pelan seraya tersenyum.

"Ah, kalau begitu mari ikuti saya. Kamar Anda sudah saya siapkan." Ucap wanita paruh baya itu mengajak Akashi menuju kamar yang akan ia tempati selama 2 minggu ke depan.

Derap langkah kaki dapat terdengar dari rumah penginapan berbahan kayu yang cukup luas itu. Akashi akui jika rumah itu bahkan cukup untuk menampung 10 orang, namun saat ini rumah itu hanya akan di tinggali oleh dirinya seorang. Terbayang di benak Akashi akan seberapa sepi liburannya kali ini. Memang dirinya yang menginginkan liburan ini, tapi ia tak meminta untuk di pesankan rumah penginapan pribadi begini. Dirinya lebih suka jika menginap di rumah penginapan umum karena di sana suasannya pasti akan lebih hidup dan menyenangkan daripada di sini. Tapi sekali lagi Akashi hanya bisa mengikuti apa perkataan Ayahnya.

"Tuan, ini ruangan Anda." Perkataan dari wanita pemilik penginapan ini membuyarkan lamunan Akashi. Tersenyum setelah menyadari dirinya berada di depan ruangan yang akan menjadi kamarnya itu.

"Terima kasih." Akashi sudah hendak berbalik badan, namun terhenti saat mendengar wanita paruh baya tadi berucap.

"Tuan ingin saya siapkan makanan atau Anda ingin mandi terlebih dahulu?"

"Badanku terasa sangat pegal, jadi aku akan mandi dulu." Jawabnya seraya memijat tengkuknya yang terasa agak kaku. "Ah, tapi siapkan saja makanan untukku. Sehabis mandi biasanya aku bisa menjadi sangat lapar." Tambahnya.

"Baik, Tuan." Wanita itu membungkuk sebelum pergi meninggalkan Akashi di ruangan itu.

.

.

.

Kini Akashi tengah mengeringkan rambutnya yang basah dengan selembar handuk. Membiarkan rambutnya sedikit berantakan dengan poni yang ia biarkan mengenai hidung mancungnya. Tak lupa sesekali ia juga mengelap tetesan air dari rambutnya yang membasahi daerah sekitar leher hingga dadanya. Dan tanpa mempedulikan dirinya yang hanya mengenakan handuk yang di lilitkan di pinggangnya, Akashi menggeser perlahan pintu geser yang menghubungkan ruangan kamarnya dengan sebuah taman kecil. Menghirup dinginnya udara malam, membiarkan paru-parunya merasakan udara segar pedesaan yang jarang ia rasakan di Kyoto.

"Hah...aku rasa aku bisa betah tinggal di sini."

GRAK

Pintu kamar terbuka dari luar, membuat Akashi menoleh untuk melihat siapa yang datang.

"Permisi, Tuan. Ini makanan untuk Anda sudah si─"

Dan betapa terkejutnya ia ketika melihat pemuda yang baru ia temui tadi sore. "Kouki?"

Furihata mengedipkan matanya beberapa kali. Mencoba mencerna apa yang ia lihat saat ini. Mundur beberapa langkah ketika menyadari jika ia kembali di pertemukan dengan pemuda bernama Sei tadi. "Ah, maaf sepertinya saya salah kamar."

"Tunggu." Akashi melangkahkan kakinya, menarik tangan Furihata-persis seperti yang ia lakukan ketika pertama kali bertemu dengannya-yang kini tengah membawa sebuah nampan dengan beberapa mangkuk makanan di atasnya. "Kau tidak salah kamar karena yang menginap di sini hanya aku sendiri, Kouki."

Furihata menatap Akashi dengan wajah memerah. Entah karena mengingat kejadian tadi sore atau karena melihat tubuh Akashi yang nyaris sempurna. Dengan otot yang tak terlalu berlebihan, membuatnya terlihat begitu menggo─

─da

"Ma-maaf! Sa-saya akan menunggu di luar sampai Anda selesai berganti pakaian!"

Akashi menyeringai ketika melihat reaksi Furihata. Masih menahan sebelah tangan Furihata lalu menariknya dengan paksa, membuat Furihata nyaris menjatuhkan nampan di tangannya.

"Masuk saja. Temani aku." Bisik Akashi.

"E-eh?"

.

.

.

Hei to the loo! Jei is back dengan membawa fict baru lagi :') Maafkan Jei yang menghilang cukup lama. Dan entah kenapa malah bikin fict baru lagi padahal fict yang satunya belum kelar OTL Tapi tenang, Jei sedang dalam proses pengerjaannya kok. Doakan saja bisa dapat banyak pencerahan karena Jei sendiri sedang dalam masa kelam karena selama 3 minggu ke depan akan ada Try Out yang di susul dengan Ulangan Semester /sigh/

Jadi harap di maklumi kalau emang rada ngaret apdetnya /sembah sujud/

Oke, segitu saja curcol Jei yang─sangat─tidak penting. Dan jangan lupa tinggalkan ripiu kalian ^o^)/

Wasalam :v