Naruto © Masashi Kishimoto

Genre: Friendship/Romance

Summer HolidayHaruna Kei


Warning: AU, GaJe, Kayaknya OOC, Minim deskriptif, Typo Abal, EYD Ngawur

.

.

.

Kei muncul lagi, bikin fanfic pairing NaruSaku pastinya. Kei masih baru ni di FFN, jadi banyak kekurangan dan kesalahan entah tanda baca ataupun pengetikan. yah, terkadang mata Kei pilor sih, jadinya ngasal banget ketikannya (deklarasi umum buat Athor Newbie nih).

Oya, Fic ini aku terinspirasi dari komik 'Holiday' karya Yosuko

Happy reading, and enjoy it ! Don't Like Don't Read


- Tsuyu -

Pergantian musim semi ke musim panas pastinya ditandai dengan musim penghujan (tsuyu). Orang - orang jepang seluruhnya hampir nggak menyukai musim penghujan. Dengan jelas pake pasti hampir setiap harinya bakalan turun hujan. Hal ini yang jadi kendala bagi petani buah, karena dengan curah hujan yang lumayan tinggi bisa merusak hasil panen mereka. Lain lagi dengan siswa sekolah, mereka tetep berangkat meski ogah-ogahan karena becek. Yah, demi ilmu, perjuangan apapun akan mereka lakukan.

Sore itu tepatnya di pinggiran sungai Sumida yang mengaliri tujuh distrik di Tokyo, terlihat seorang siswa SMA sedang berdiri mematung, pandangannya kosong ke arah depan entah menatap aliran sungai atau mungkin menatap sesuatu di sebrang sungai. Dia kelihatan nggak peduli dengan seragamnya yang basah kuyup kehujanan, rambut pirangnya yang biasanya jabrik sedikit turun karena kena hujan, nggak ketinggalan bibir yang tipis sedikit membiru. Pemuda itu mati-matian menahan agar tubuhnya nggak gemetaran karena kedinginan. Peduli amat dengan yang namanya flu atau demam, kaki jenjangnya masih berdiri kokoh menompang tubuhnya buat tetap berdiri.

Siapa pemuda konyol yang mau-maunya ujan ujanan kaya gitu ? Pirang ! Tepat ! Namikaze Naruto. Murid KSHS kelas 3 yang hatinya sekarang lagi dirundung bencana. Bagaimana nggak, siang tadi dia habis diputusin sama pacarnya yang bernama Hinata. Padahal tuh cewek yang nembak naruto duluan, terus dia yang mutusin sendiri.

Cowok pirang itu sakit hati ? Menurut kalian sakit hati nggak ? Kalo menurut ku sih jelas. Karena pas dulu waktu Hinata nembak Naruto tuh cowok nggak langsung ngasi jawaban. Mungkin karena hinata saking seringnya cerita ke kakak sepupunya, siapa lagi kalo bukan Neji. Sampe - sampe Neji ikut campur dengan hubungan mereka. Neji sampe mohon - mohon biar Naruto nerima cinta hinata. Yah, apa mau dikata, Naruto yang notabene nggak tega kalo ada orang yang mohon-mohon, apa lagi orang yang mohon dari keluarga hyuuga. Udah deh nyerah aja, dan alhasilnya mereka jadian karena terpaksa dari -kubu Naruto -.

Yang namanya ada pasangan baru di sekolah pasti ada desas-desus bahkan sampe gosip. Dari kebocoran informasi ini akhirnya berita jadian mereka sampe ke telinga keluarga ke duanya. Semakin rumit, kedua orang tua mereka menyetujui hubungan mereka, yah berharap langgeng sampe pelaminan. Sayang sekali, berkata lain. Hubungan mereka kandas ditengah jalan, dan sampe detik ini belum ada seorangpun yang tau kalo mereka udah putus. Cowok itu tetap berdiri, kalo diingat-ingat udah sekitar 1 jam an nongkrong sendiri di emperan sungai.

Dari arah lain, ada cewek berambut softpink berjalan ke arah Naruto, tangan kanannya memegang gagang payung sementara tangan kirinya sibuk menenteng tas sekolahnya. Haruno sakura, temen Naruto dari bayi sampai sekarang. Dan juga tetangga dekat, saking dekatnya karena rumah mereka bersebelahan. Sekarang sakura udah berdiri di samping Naruto, so pasti 1 payung. Dia nggak tega liat sahabat pirangnya kehujanan lama-lama. Hebat kau Naruto, kau nggak bergeming sedikitpun atau seenggaknya buat noleh sebentar ke arah sakura atau bagaimana kek.

Penasaran, sakura ngeliat kearah mata Naruto lalu pandangannya diedarkan kearah yang sedang Naruto lihat. Sakura cuma bisa nyipitin matanya sambil jinjit-jinjit mungkin ada sesuatu yang nggak keliatan sama matanya. Nyerah, dia nggak lagi melakukan hal yang menurutnya konyol.

"Sampai 100 tahun kau menunggu, di depan sana nggak bakalan ada putri duyung, Naruto !" sakura angkat bicara

"Aku nggak sedang nunggu putri duyung" jawab cowok blonde enteng

"Lalu kau nungguin apa ? Flu ? Demam ? Kejang-kejang?!" cerocos sakura ngasi pilihan yang nggak-nggak banget

"Nungguin nenek duyung" ujar Naruto ngawur

BLETAK

"Sakit ! Nenek sihir !"

"Apa kau bilang ? Marmut pirang ?!" ejek sakura

Setelah itu, hening menyelimuti keduanya. Diam nggak ada sepatah katapun keluar dari bibir mereka.

"Nenek duyung udah mati, kemarin dia pesen sama 'nenek sihir' ini, katanya "bilang sama sahabat pirang mu itu, jangan ujan-ujanan kalo sudah sore. Terus kalo pulang sekolah nggak boleh mampir-mampir. Pulang terus pulang, ganti baju, cuci tangan, cuci kaki langsung mandi. Jangan lupa buat makan malam" begitu katanya"" mungkin ini dialog terpanjang mu Sakura, untung kau hafal teksnya yang kaya guru TK lagi ngomongin anak didiknya.

Naruto cuma ngdumel, mulutnya komat kamit sambil nutup kedua kupingnya.

"Naru-chan ! Kamu ndengerin nggak sih ?!" Sakura mulai kesal, gila aja udah ngoceh panjang lebar tanggapan dari sahabat yang ia juluki 'marmut pirang'-nya palahan kaya gitu. Kalo readers digituin terima nggak?

"Denger kok ! Tapi menurut ku yang ngebilangin aku barusan itu kamu deh" ujar Naruto

"Itu dari nenek duyung !" jawabnya ngegas. Mulai deh cari gara gara ni cewek.

"Aku nggak suka dibilangin sama nenek duyung, sampe pegang tongkatpun nggak bakalan nurut" sabda Naruto manja banget

"Ati-ati, kalo nenek duyungnya ngambek bisa-bisa kau didatengin rohnya. Terus kau bakalan diceramahi habis-habisan sampe keriput" nih cewek coba-coba nakutin Naruto sambil masang muka seram sama nyenterin wajahnya dari bawah dagu.

"Sampe keriput juga nggak bakalan mau nurut" busyet dah ini pirang keras kepala banget dibujuk buat pulang. Tenang, ada jagoan kita yang masih berjuang buat nyeret Naruto sampe ke rumahnya, kalau perlu ke dalam kamarnya sekalian.

"Terus kau nurutnya mau sama siapa ?!" ternyata salah, dia mulai putus asa rupanya

"Sama kamu !" tegas, singkat dan padat. Perkataan Naruto barusan membuat Sakura speechless

"Oh, kalo sama ibu mu ?!" speechlessnya nggak jadi deh

"Jelas lebih nurut, kalian sama-sama kaya nenek sihir kalo lagi ngamuk"

BLETAK

Buat yang kedua kalinya, sukses mendapatkan jitakan

"Dasar anak durhaka !" ujar sakura ngasal

"Yeh, daripada nurut sama nenek duyung lebih durhakaan mana coba ?" Naruto nggak mau kalah

Dia nggak sadar kalo selama ini memiliki sahabat yang sangat perhatian, meskipun kaya nenek sihir. Perasaan hatinnya yang tadi dirundung bencana menjadi berbunga-bunga seiring dia tertawa. Keduanya sama-sama usil dan cerewet, tapi tak pernah ada sesuatu hal yang buat mereka kepisah, meski Naruto 'pernah' punya pacar, itu bukan suatu kendala buat mereka untuk tetep bersama kaya gini.

"Naruto ! Kembalikan payungnya !" contohnya seperti ini, Naruto merebut payung yang dari tadi sakura pegang. Terus dia lari kearah jalan pulang menuju rumah mereka.

"Kejar kalau kau mau !" ledeknya terus lari

"Sialan kau ! Kembalikan nggak ! Aku nggak mau hujan-hujanan !" sakura tambah jengkel

"Hahahahahaha" Naruto mah nggak peduli sama sekali

"Berhenti ! Kalau tidak, ku tenggelamkan kau ke sungai !" serius tuh ? Sakura udah mulai keluar tanduk.

Naruto tetep ngeloyor cuek, tanpa menggubris amukan sakura. Dengan sangat terpaksa sakura harus kehujanan. Payah, padahal dia jaga-jaga dari awal berangkat ke sekolah buat bawa payung sama coat. Sabar ya ? Hari ini kau tetap kehujanan.

S.H

"Okaeri, kau pulang terlambaat Naru-chan" seorang ngasi salam dari penghuni kediaman namikaze. Rambut merah menyala sepinggang merupakan mahkota terindah bagi siapapun yang ngeliat, terutama suaminya. Namikaze minato. Rambut merah siapa lagi kalo bukan kushina namikaze yang dulu bermarga uzumaki.

Yang disambut kedatangannya cuma diem sambil naruh sepatu terus ngeloyor pergi ke kamarnya di lantai 2. Ck ! Anak macam apa dia ? Ibunya sudah baik-baik nyambut dengan masang muka senyum temanisnya palahan dicuekin. Hoo, hari ini Naruto lagi cuek ceritanya.

BLENTANG

Tutup panci nyangsang dengan indah kena tengkuk tuh bocah pirang. Naruto cuma noleh sebentar, ngelirik takut kearah ibunya yang rambutnya udah berkibar kaya tentakel gurita, matanya melotot dan yang nggak kalah nyereminnya cross sign segede tampah bertengger di pelipisnya.

"MANA SALAM MU, DATTEBANE !" tuh liat, ini akibatnya kalau kau terlalu cuek Naruto

"Ta-tadaima. Kaa-chan. Konohamaru-chan" akhirnya, nggak bakalan bisa deh kau jadi orang cuek

Ne, konohamaru ya ? Kenalin, dia adiknya Naruto. Oknumnya lagi tertawa tepingkal-pingkal di meja makan. Tangannya berulangkali memukul meja makan yang tak berdosa.

"Konohamaru ! Jangan memukul-mukul meja seperti itu ! Makanannya bisa tumpah nanti !" bentak Kushina pada anak bungsunya.

"Hahahahaha" kini giliran Naruto yang tertawa, ngetawain konohamaru yang sekarang sedang menciut.

"Tak usah tertawa, cepat ganti baju mu ! Terus mandi sama air hangat ! Kaa-chan nggak mau denger kalau kau masuk angin apalagi flu !" beruntung kau Naruto, punya ibu yang perhatian, yah... Meski bener perkataan mu, dia kaya nenek sihir kalo sedang ngamuk.

"Baik" jawabnya nurut ga banyak protes

S.H

CEKLEK

Pintu rumah terbuka, keadaan gelap gulita menyelimuti ruangan tengah yang kini sedang disinggahi cewek berambut softpink, langkahnya teratur menuju kearah saklar. Setelah menyalakan lampu dia berjalan kearah meja ruang tengah. Matanya menyipit ngeliat kearah meja, kayaknya ada sesuatu yang perlu dia lihat. Secarik kertas berisikan memo. Iris emeraldnya bergerak kekanan dan kekiri seiring bibirnya membaca isi memo. Selesai membaca, dia hanya menghela nafas berat.

"Yah, sendirian lagi deh" gumamnya lirih

HATCHII

Merasa dingin habis kehujanan, dia langsung berjalan kearah kamarnya lalu berendam dengan air hangat. Lumayan, itung-itung sekali ngrilexkan badan.

S.H

Suara lantunan musik instrumental mengalun indah seiring dengan irama yang tercipta dari sentuhan tuts piano. Tangannya yang kekar, namun jemarinya sangat lihai ketika sedang menari di atas papan tuts yang berwarna hitam dan putih. Bibir tipisnya mengeluarkan suara, nggak cukup merdu tapi enak didengar. Menyanyikan salah satu lagu dari penyanyi cewek berambut panjang yang ia idolakan

Braveheart - Kana Nishino Ft Nerdhead

Lagu yang pas buat suasana hatinya yang sedang kalut. Liriknya memberikan inspirasi buat semangat kembali. Belum menyelesaikan 1 lagu yang sedang ia nyanyikan. Jemarinya berhenti memainkan tuts-tuts piano. Dia berdiri dari duduknya, mengamit syal yang tergletak ditepi ranjang, lalu duduk di bingkai jendela besarnya.

Sungguh mengherankan, ini bukanlah sikap aslinya. Naruto nggak pernah segalau ini. Celana trening hitam dan kaos hitam panjang dengan warna lengan kaosnya berwarna abu-abu, pilihan warna yang sangat kelam. Dia terus memandangi rintik hujan yang deras, sesekali timbul kilatan lalu suara guntur menggema di langit sore kala itu.

"Meow" kyubi, rubah chibi yang Naruto temukan di tumpukan kardus sampah, sekarang dia rawat jadi binatang peliharaannya. Hewan bernasib na'as ini kehidupannya berbanding terbalik setelah dipungut oleh Naruto. Kaki mungilnya mencakar-cakar tembok bawah jendela yang sedang disinggahi Naruto.

"Meow" tuh chibi pengin digendong. Naruto turun, buat ngangkat kyuubi chibi lalu mendudukannya dipangkuanya.

PST PST PST

Suara HT menyita perhatian cowok blonde yang tadi sempat ngalamun.

"Cherry monitoring, blue sapphire on the spot ? Ganti !" suara cewek di sebrang HT

Tanpa ragu Naruto ngambil ht itu lalu menekan salah satu tombol untuk merespon.

"Blue sapphire stand by. Ada apa cherry ? Ganti!" respon dari Naruto

"Ntar belajar kimia bersama ok ! Besok ulangan kan ? Jangan sampai nilai mu merosot ! Ganti !"

"Oke ! Ganti !"

"Ne ? Gitu aja ?! Jadwal hari ini gimana ? Ganti !"

Jadwal ya ? Naruto langsung mengangkat salah satu tangannya, jari telunjuk menyusuri barisan kata-kata yang tertera dikertas yang ia tempelkan di dinding dekat menjadi belajar, 'jadwal belajar kelompok' sengaja mereka buat, siapa lagi kalo bukan sama Sakura.

"Sesuai jadwal Sakura -chan, sekarang giliran di rumah mu, ganti !"

"Blue sapphire, kau lupa dengan perjanjian kita ! Kalau sedang biacara di HT, PANGGIL AKU DENGAN CODE NAME KU !" dengan segera cowok blonde membuat jarak dengan speaker HT.

"Iya iya" jawabnya nyante

"Iya-nya satu kali saja ! Ganti !" cercah Sakura geregetan

TOK TOK TOK

"Masuk saja" ujar Naruto sedikit nyuekin obrolannya dengan Sakura.

Sosok berambut cokelat berdiri diambang pintu sambil ngunyah snack jagungnya.

"Nii-chan, makan malam sudah siap. Kaa-chan udah nunggu tuh" pesan ibunya telah disampaikan, kau anak yang taat konohamaru.

"Kau turun saja dulu, nanti Nii-chan nyusul"

"Oke" sepatah kata itupun langsung mengakhiri dialog mereka. Nyelonong pergi ke arah dapur.

"Cherry, aku makan dulu. Kau juga harus makan oke ! Ganti !"

"Baiklah blue sapphire, awas kalau nggak datang buat belajar ! Ganti !" ancamnya langsung mematikan sambungan.

S.H

"Ne ? Sakura-Chan sekarang sendirian ?" Ujar Naruto memastikan

"Tadi Menbuki-San bilang sama Kaa-Chan. Katanya mereka ada urusan penting" Jelas Kushina

"Oh gitu,mmm" Naruto ngeliat kearah kursi yang biasanya jadi tempat duduk Ayahnya. "Tou-Chan lembur lagi?" Imbuh cowok blonde

"Ya begitulah, sedang banyak order katanya"

"Oh…" keluar lagi deh. "Kaa-Chan bungkus saja makan malam ku sama punya Sakura, sekalian aku mau belajar kelompok"

"Nah, itu yang Kaa-Chan mau, kau temani Sakura malam ini. Okey ?" Ujarnya sambil nyikut-nyikut lengan Naruto

"Aku berangkat" Selesai beres beres langsung ngeloyor pergi lewat pintu belakang. Ya, pekarangan mereka terhubung jadi satu.

S.H

"Enak !" Mata emerald berbinar-binar setelah mencicipi satu sendok masakan yang dikasi sama Ibunya Naruto. Tumis cumi dengan brokoli jadi menu makan malam mereka berdua.

"Biasa aja tuh " Naruto mah udah sering makan bikinan Ibunya, jadi bisanya Cuma ngasi tanggapan gitu doang.

"Dasar ! Kau emang payah kalo nilai masakan !"

"Emang biasa Sakura-Chan" Sergah Naruto sedikit bawel

"Kaa-Chan mu memang –" Belum sempat nglajutin, perkataannya terpotong ketika cahaya kilat menguar di jendela ruang tengah, jelas setelah itu

JTARRRR

KLUNTANG

Sumpit Sakura jatuh, tangannya nutupin telinga. Tubuhnya gemetar takut, petir.

Naruto langsung gerak cepat kearah Sakura. Raut mukanya sangat jelas menunjukan kecemasan.

"Sakura-Chan, kau baik-baik saja ?" Naruto kalang kabut mendadak

"Hiks " oh God for Sake, sekarang ketambahan Sakura terisak pelan sambil nutup matanya rapat-rapat. Jelas pake pasti Naruto harus nenangin tuh cewek.

"Tenang, ada Naru di sini. Nggak usah takut oke ?" ucapnya lembut sambil meluk Sakura yang masih duduk.

"Kau duduk aja di sini, biar aku yang beresin meja makannya" saran Naruto lumayan heroik, halah.

Cekatan dan cepat, cowok blonde udah ngeberesin meja makan, ternyata mental pembantu mu ada juga ya ?

"Bisa mulai belajarnya ? sini naik ke punggung ku, biar ku gendong" Ujar cowok blonde sambil setengah jongkok

"Gendong ?" Sakura palahan cuma bisa miringin kepalanya bingung

"Emangnya kau bisa jalan dengan kaki gemetaran kaya gitu ? waktu kecil juga kau sering ku gendong kan ?"

"Eh ?"

"Apanya yang 'eh' ? Cepat Naik ! Ayo !" Ujarnya enteng sambil ngasi punggungnya ke arah Sakura yang masih merem matanya.

"Aku kan berat" Alasan cewek buat nge-less yang standar

"Krempeng gitu bilang berat, gimana kalo gendut?" Kau bego apa bloon sih Naruto

BLETAK

Lagi deh, kini ganjil untuk ke tiga kalinya sukses mendapatkan jitakan

"Cepat ! Nanti aku tinggal sendirian lho" Pinter ngeledek juga dia rupanya. Dengan ragu tapi pasti Sakura langsung naik ke punggung Naruto buat di gendong. Mereka berdua jalan ke arah kamar buat belajar kelompok yang dari awal rencana Naruto malem-malem datang ke rumah Sakura.

JTARRRRR

"KYA….A…A…" Sakura makin ngeratin pegangan ke pundak Naruto.

"Jangan gerak ! ntar jatuh !" kayaknya lagi sensitive banget malam ini.

"Naru-Chan" Sakura berujar lembut di dekat kuping kiri Naruto "Kau keberatan nggak sih ngegendong aku ? dari tadi ngomongnya nge-gas terus, lagi PMS" tebak Sakura, mungkin tepat.

"hm" Naruto cuma bisa noleh kearah kanan

Kalau aja kau bisa liat muka Naruto yang sekarang, merah padam gila. Bukan, bukan karena marah. Yah… bisa ketebak lah, dia tersipu. Ada apa gerangan dengan mu Naruto ?

S.H

"Kira-kira Iruka-sensei ngasi soal berapa ya Naru-Chan ?" Sakura mecah keheningan, gila aja, belajar kelompok biasanya kan rame dengan diskusi. Nah ini yang diajak diskusi dari tadi cuma diem aja.

"Hn" Gitu doang tanggapan mu Naruto ? sejak kapan trade mark Sasuke kau sewa.

"NARU-CHAN !" Mulai nih perangnya

"Ada apa Sakura-Chan ?" dibentak gitu jawabnya enteng banget

"Kamu kenapa sih ? dari tadi diem terus, risih tau nggak liat sikap kamu yang kaya gitu !" Akhirnya Sakura ngomong juga

"Nggak kenapa-kenapa kok" Enteng banget ujarnya

"Nggak mungkin !" Percuma bohong Naruto, tetep aja ketauan sama Sakura

"Mungkin aja !" Ngawur omongan mu

"Hemp…." Sakura buang muka dengan kesal

"Kalau masalah itu aku nggak tau" Jawabnya sambil ngelus dagu

"eh, kau kan yang paling deket sama Iruka-sensei. Mungkin kau tau bocorannya sedikit"

"Ya nggak mungkin lah, sama halnya aku ama kamu, emangnya aku bisa tau semua rahasia mu ? nggak kan ?" Ujarnya sedikit ngasi perumpamaan

"Nggak" Sakura cuma bisa geleng-geleng kepala pelan

Mereka berdua baca buku masing-masing, berkutat dengan buku yang sama. Tapi cowok blonde yang satu ini pikiranya entah melayang kemana. Semua juga tau, kalo kenangan sama orang itu nggak mudah buat dilupain. Entah udah berapa menit dia bengong, sampe-sampe dipanggil namanya berulang kali nggak ada respon.

"Naru…!"

"Naruto !" Yang dipanggil cuma tercekat terus habis itu megang kepala sambil meremas rambut pirangnya, ketauan deh kalau pikirannya lagi kacau.

"Kau baik-baik aja ?" sekarang guliran Sakura yang khawatir , dia ngambil segelas orange jus sengaja disediain buat camilan saat belajar.

Naruto dengan rakus meminum habis 1 gelas, lalu menghela nafas berat.

Keduanya sekarang hanya diam, Sakura ngeliat kearah Naruto dengan tatapan yang mengisyaratkan rasa simpati. Dia tau masalah Naruto sama Hinata ? Kemungkinan besar, iya.

Bukan berarti Sakura tuh seorang stakler yang selalu nguntit Naruto terus. Informasi terupdate tentang ia dapatkan dengan mudah, dari guru yang suka sama muridnya, kumpulan cowok popular, bahkan sampe info tentang pasangan paling eksis sekalipun. Siapa lagi yang bisa ngasi tau semua itu, kalo bukan Ino Yamanaka. Presenter gossip bawel sekaligus teman sebangkunya di kelas.

"Tadi siang aku denger kau ditarik Hinata keatap sekolah, terus –" Tau kemana arah pembicaraan, Naruto buru – buru memotong perkataan Sakura, otomatisnya ganti topik.

"Sakura-chan, aku kurang jelas di materi bagian 'cara menyetarakan reaksi' sama 'cara menghitung nomor atom' " jelas banget nge-lessnya.

Nggak langsung jawab, Sakura cuma diem tapi akhirnya ngejawab pertanyaan Naruto barusan.

"Dasar ! sini, mana soalnya ?"

Hening sama canggung, mereka ngelanjutin belajarnya. Nggak nyadar udah jam setengah sepuluh. Gimanapun mereka berdua besok mau bangun pagi buat berangkat ke sekolah. Naruto berdiri dari duduknya, melangkah kearah kamar mandi.

Berhenti sejenak di ambang pintu sambil noleh kearah belakang.

"Sakura-Chan, pembersih muka ku masih ada nggak di kamar mandi mu ?"

"Masih kayaknya"

"Aku lupa, habis udah lama banget nggak nginap di sini"

"Kau mau nginap ?" Tanya sakura dengan nada nggak percaya

"Disuruh Kaa-Chan, lagian emang kamu berani tidur sendiri, apalagi ada petir begini ?" Ngejek temen kecil nih

KLAK

Bolpoin melesat kearah Naruto, kayang setengah badan kearah belakang demi menghindari lemparan bolpoin, menghindar dengan gaya slowmotion-nya jadi keliatan cool – mungkin.

S.H

JTARRRRR

Sakura makin jadi gemetarannya karena takut, Naruto yang tidur nyenyak di sofa nggak meduliin dengan raut muka ketakutannya Sakura.

JTARRRRR

Bunyi keras kali ini bikin Sakura lari kearah Naruto di sofa, dengan tangan yang masih gemetaran dia meremas selimut Naruto sambil terisak pelan.

"Hiks…. Naru-Chan…. Ba –"

JTARRRRR

Suara sambaran petir yang menurutnya hal yang menakutkan membuatnya gemetar gila.

"Naru-Chan…. Hiks " Ni pirang tidur apa mati sih ?

"Naru-Chan ! Hiks…. Ba – Bangun" isaknya sambil nggoncangin tubuh Naruto

"Ngh…. 5 menit lagi Kaa-Chan !" ngigo ni orang

"Bangun ! MARMUT PIRANG !" Mulai ngamuk sambil menjambak rambut Naruto dengan beringas

"Agrhh…. Sakit bo –" kepotong lagi, sekarang dia bisa terkejut. Gimana nggak, sahabat yang ia juluki 'Nenek Sihir' sekarang sedang sesenggukan dengan ingus yang bentar lagi nyebrang di bibir ranumnya. Bingung harus ngelakuin apa, palahan

"BWAHAHAHAHAHA, Ingus mu tuh !" ketawa kesetanan

"Kejam ! Aku takut bodoh ! Sroottt " Ujar Sakura sambil nyerot ingusnya

"hmpft….. haha…haha. Ya, tapi kan nggak usah ingusan segala kali !" masih mengejek

"Sialan ! Sahabat macam apa kau ini !" Ngambek lagi nih

"Hahaha " Masih berani ketawa rupanya "Oke… Bener nggak keberatan kalo tidur seranjang ?"

"Nggak" yakin dan tegas, tanggapan dari Sakura "Lagian, biasanya juga mandi bareng kan ? tapi waktu kecil sih" Imbuhnya nggak yakin

"Ck. Dasar ! Tapi bersihkan dulu tuh ingus mu ! Sampe meler gitu !" Naruto ngambil kain sprei yang ia pakai sebagai selimut.

SROOTTT

"Udah" kata Sakura polos

"Ya udah, sana" tega ni pirang berani ngusir, eh… katanya mau tidur seranjang. Gimana sih ?

NGIIIK

"Ikut ! Cepat !" Sakura narik kuping Naruto paksa

"Ouch…. Sa-sakit !"

"Ikut saja !"

"Ini pemaksaan ! Sakura-Chan !"

NGIIK

"Ouch…. I-iya iya !"

TBC


Yah, Selesai... endingnya payah ya ? gitu doang. Baru prologue sih.

Ba-bagaimana ? Garing ya ? rendem aja gih sama air terus kasih detergen, kalo perlu pemutih sekalian... hehehe

Kei sengaja bikin fic dengan logat bahasa santai ala anak-anak remaja jaman sekarang.

Kalo mau flame silahkan, sekarang udah bisa kebal kok... Mungkin (muehehe)

Tapi saran dan kritik aku tunggu lho, fic ini jauh dari kata sempurna... jauuuuhhh banget

Review yang membangun ya ^_^a

Silahkan...


R

E

V

I

E

W