Disclaimer: C-JES, SMent, and God
Pair: Yunjae (not yet), HyunJae, Yoosu (not yet), MinJae (uh-oh, not yet)
Rated: T to the M (a little NC21 in this chap :D)
Warning: PWP, typos, OOC (really), geje
Genre: romance
Author: Reizakov
Twitter adalah salah satu jejaring sosial yang berada di dunia maya. Semua orang yang memiliki berbagai latar belakang berada di sana dan saling berkenalan. Para pengguna twitter biasanya tidak menggunakan nama asli mereka. Namun pen-name. mereka menceritakan kisah menyedihkan, menyenangkan, dan hal sebagainya pada teman twitter mereka. Kemudian, twitter ini mungkin saja bisa mengubah takdir para lima orang yang mempunyai beban di hidup mereka..
-blue bird-
-boojae: aku ingin mati..
-uno: maksudmu apaan? RT boojae: aku ingin mati..
-minnie: ya! Jangan mati! Hidup masih lama tau :o RT uno: maksudmu apaan? RT boojae: aku ingin mati..
-boojae: ga bisaa RT minnie: ya! Jangan mati! Hidup masih lama tau :o RT uno: maksudm
-uchun: bunuh diri tak akan menyelesaikan masalah.. RT boojae: ga bisaa RT minnie: ya! Jangan mati! Hidup ma
-su-ie: bener kata uchun! RT uchun: bunuh diri tak akan menyelesaikan masalah.. RT boojae: ga bisaa RT minnie: ya! Jangan mati! Hi
-minnie: ya! su-ie!, uchun! uno! Cepetan bikin boojae tertawa! RT su-ie: bener kata uchun! RT uchun: bunuh diri tak ak
-uno: untuk apa? RT minnie: ya! su-ie!, uchun! uno! Cepetan bikin boojae tertawa! RT su-ie: bener kata uchun! RT uchun: bunuh diri tak ak
-su-ie: mungkin maksudnya biar boojae senyum lagi! XD kekeke~ RT uno: untuk apa? RT minnie: ya! su-ie!, uchun! uno! Cepetan bikin boojae tertawa
-uchun: hei minnie! Leluconmu 'kan biasanya lucu.. RT su-ie: mungkin maksudnya biar boojae senyum lagi! XD kekeke~ RT uno: untuk apa? RT minnie: ya! su-ie!,
-uno: tapi yang pelawak itu ya su-ie~ kekeke RT uchun: hei minnie! Leluconmu 'kan biasanya lucu.. RT su-ie: mungkin maksudnya biar boojae senyum lagi! XD ke
-minnie: kau jelek hyung! (uchun) RT uno: tapi yang pelawak itu ya su-ie~ kekeke RT uchun: hei minnie! Leluconmu 'kan biasanya l
-su-ie: uchun milikku itu ngga jelek! RT minnie: kau jelek hyung! (uchun) RT uno: tapi yang pelawak itu ya su-ie~ kekeke RT
Jaejoong terkikik pelan ketika melihat twitternya dipenuhi oleh tweet dari teman-teman dunia mayanya. Jaejoong meng-scroll ke bawah handphone layar sentuhnya. Namun, kali ini senyum yang tadi mengembang, berubah dengan sangat cepat. Jarinya tak bergerak. Sesuatu di hatinya berdebar dengan sangat cepat. Namun Jaejoong tak menyukai itu.
Matanya tetap tertuju ke tweet seorang yang belum pernah ia temui sebelumnya.
-uno: boojae.. kau baik-baik saja?
Jaejoong –sang pemilik pen-name boojae hanya diam dan terus memandang layar handphonenya. Jauh di dalam hatinya, ia ingin sekali membalas mention-an dari uno. Sangat ingin.
"apa yang harus kulakukan, Uno?" Tanya Jaejoong sambil mengadahkan kepalanya ke arah langit. Angin yang berhembus dengan kencang itu membuat helaian-helaian surai hitamnya bergoyang.
"kurasa aku tak sanggup lagi berada di dunia ini. Kalaupun pantas, aku harus kemana?" bisik Jaejoong pelan. dia menunduk ke bawah. Melihat orang-orang yang hilir mudik dari atas gedung tingkat lima.
Ya, dia sedang berada di sana untuk bunuh diri. Rencana sebelumnya seperti itu. namun, hati Jaejoong sama sekali belum siap untuk meninggalkan dunia ini.
Jaejoong menaiki pagar pembatas gedung itu. "hah.. ini saatnya..," sang pemilik mata hitam jernih itu menutup matanya perlahan.
Jaejoong melangkahkan kaki kanannya ke arah depan.
'uno: boojae-ah.. jangan takut akan dunia. Kalau kau takut, tutup matamu dan kosongkan pikiranmu.. kami ada di sini bersamamu kok,'
Tiba-tiba kaki Jaejoong menghentikan kakinya. Dia membuka matanya perlahan dan melihat ke bawah. –melihat akan banyaknya orang-orang yang kini memperhatikannya dengan wajah cemas namun tak berbuat apa-apa.
Dengan tergesa, Jaejoong mundur dan kehilangan keseimbangannya sehingga terjatuh ke belakang. Jaejoong merasakan rasa takut di hatinya. Dia segera menggeser tubuhnya hingga punggungnya menempel dengan pintu masuk-keluar atap gedung.
"apa yang kulakukan? Apa aku bodoh?" tanyanya frustasi. Dia mencengkram rambut hitamnya.
Setetes air mata mengalir dari mata indahnya.
"kau bodoh, Kim Jaejoong…," bisik Jaejoong di sela-sela isak kecilnya.
'uno: boojae kau mau bertemu denganku?'
-Blue bird-
Kim Jaejoong. Itu nama dari namja cantik berparaskan malaikat ini. Sekarang dia sedang berada di depan cermin. Memperhatikan dirinya sendiri dari atas sampai bawah. Sebuah kaus putih dengan cardigan hitam yang membuat kontras dengan kulit putih pucatnya. Serta bibir merah yang menawan dan mata hitam besar.
Dia tak pernah menginginkan dilahirkan seperti ini. Bahkan dia sering mengutuk ibunya sendiri yang sekarang berada di alam sana Karena melahirkannya dengan paras malaikat seperti ini.
"apa aku harus pergi menemuinya?" Jaejoong menghela nafas. "bisa saja Uno sedang bercanda atau sebagainya. Tapi kenapa harus kepadaku?"
Jaejoong mengetik sesuatu,
-boojae: uno: maaf.. mungkin tidak sekarang
Jaejoong kembali menghela nafasnya. Tiba-tiba sebuah ketukan membuyarkannya.
"ya! Kau! yang di dalam! Cepat keluar!"
Terdengar suara dari seorang namja. Mata Jaejoong membulat sempurna. Dia takut.
"a-apa yang harus kulakukan? Buka..?" Jaejoong yang kini panik tetap berada di tempatnya semula.
"hei! Cepat keluar atau aku yang masuk ke sana? Kau mau pilih yang mana hah?" Tanya namja itu lagi.
Dengan segala keberanian yang ada, Jaejoong memutuskan untuk membuka pintu apartemennya sendiri. Daripada dia harus megeluarkan biaya untuk memperbaiki pintunya yang rusak. Jaejoong membuka pintunya dengan pelan.
"aish! Kau ini lama sekali!" kata namja tadi. Kini terlihat seorang namja berbadan jauh lebih besar daripada tubuh Jaejoong. "cepat! Mana uang sewanya?"
"ma-maaf.. Hyunjoong-ssi.. aku belum mendapat gaji..," Jaejoong menundukkan kepalanya.
Hyunjoong yang melihat itu, hanya tersenyum penuh arti. "kalau begitu, apa kau bisa membayarnya sekarang?" tanyanya dengan sebuah seringai.
Jaejoong mendongakkan kepalanya. "tidak bi-uumph!"
Dengan cepat, bibir Hyunjoong menerkam bibir plum Jaejoong. Jaejoong meronta agar bisa melepaskan ciuman dari Hyunjoong. Namun, tangan terlatih Hyunjoong mengunci gerakannya dengan memeluk pinggang Jaejoong erat sehingga dada mereka saling bersentuhan.
"eeng.. H-hyunjoong-ssi… hen-tikan..," desah Jaejoong ketika bibir Hyunjoong beralih ke leher jenjang Jaejoong yang terbuka. "ku-mohoon… aah..,"
"biarkan aku mengambil bayaranku, Kim Jaejoong-ssi! Apa kau mau kutendang keluar dari sini dan kau hidup di pinggir jalan hah?" Hyunjoong segera mendorong tubuh Jaejoong yang sedikit melemas karena perlakuan Hyunjoong tadi ke dalam apartemen Jaejoong. Lalu dia mengunci pintunya sambil terus membuat tanda di sekitar leher Jaejoong.
"H-hyunjoong-ssi… kumo-ah.. kumohon… engh..," kata Jaejoong sambil terus berusaha meredam desahannya agar tak keluar. Jika dia mendesah dengan nikmat, itu sama saja membangunkan macan yang sedang tidur.
Nikmat? Yah.. Jaejoong merasakan kenikmatan. Dia mengakui itu. tapi hal itulah yang sebenarnya sangat dia benci. Dia benci ketika seseorang menyentuhnya seperti ini dan dia merasakan kenikmatan. Jaejoong membenci itu.
"Jaejoong-ah.. biarkan aku mencicipi tubuhmu, hm?" Tanya Hyunjoong melembut. Kini tangannya bermain di balik kaus Jaejoong. Namun, bibirnya tak lepas dari leher jenjang sang mangsa.
Jaejoong kini merasakan dinginnya tembok di punggungnya. Entah sejak kapan, dirinya terus mundur ke belakang hingga merapat ke tembok. Kini, dia dihimpit oleh Hyunjoong dan tembok itu sendiri.
Merasa diabaikan, Hyunjoong meremas tonjolan kecil di dada Jaejoong. Membuat Jaejoong kaget dan mendesah lepas. "jawab pertanyaanku kalau kau tak mau kuusir, Jaejoong-ah..," kata Hyunjoong dingin.
Jaejoong mengalihkan pandangannya ke samping. Membuat leher kirinya terpampang dengan jelas di depan Hyunjoong. 'apa yang harus kulakukan…?'
"Kim Jaejoong-ssi!" teriak Hyunjoong tak sabar lalu menjambak rambut hitam Jaejoong kasar.
"akh! sakit..," Jaejoong menutup matanya rapat sambil memegang tangan Hyunjoong yang menjambak rambutnya. 'kumohon.. berhenti,' batinnya.
"jawab pertanyaanku!" kata Hyunjoong sambil menarik rambut Jaejoong lebih keras. Membuat Jaejoong merintih menahan sakit.
Dengan cepat, Jaejoong mengangguk. Senyum kemenangan terlukis di bibir Hyunjoong. "jawab yang benar, Jaejoong-ah," perintah Hyunjoong dengan tangan kanannya meraih dagu Jaejoong. Sementara tangan kirinya masih setia menjambak kasar rambut Jaejoong.
'apa ini adil, Tuhan…?'
"to-touch me… Hyunjoong-ssi…," bisik Jaejoong dengan bergetar. Matanya terbuka dan melihat wajah kemenangan Hyunjoong di depannya.
"apa? Aku tak mendengarnya, Jaejoong-ah,"
"… touch me..," lanjut Jaejoong lalu memeluk leher Hyunjoong.
Dengan senyuman iblis, Hyunjoong memeluk pinggang Jaejoong erat. Bibirnya lalu mendekat kea rah telinga Jaejoong dan membisikkan sesuatu. "kau tak 'kan pernah bisa lari dariku, Jaejoong-ah..," lalu Hyunjoong menggigit kecil cuping telinga Jaejoong.
Membuat sang pemilik bergetar geli dan merapatkan pelukannya pada leher sang pemangsa. 'ya Tuhan… kenapa kau terlalu kejam kepadaku?' batinnya lalu meneteskan setetes air mata dari mata beningnya.
'-uno: boojae-ah.. sepertinya aku menyukaimu :D'
-blue bird-
Matahari pagi hari yang cerah masuk ke dalam apartemen Jaejoong yang bisa dibilang besar itu. terlihat di ruang tamu, beberapa potongan baju tergeletak pasrah begitu saja. Dan terlihat beberapa cairan berwarna putih menempel di sekitar meja. Kejadian serupa terlihat di kamar seorang Kim Jaejoong.
Kini dibalik selimut itu, terlihat dua orang yang tengah tidur dengan nyenyaknya. Mereka berdua tak menghenakan sehelai bajupun di tubuh mereka. Kecuali selimut tebal yang tadi malam dipakaikan Hyunjoong untuk mereka berdua tadi malam.
Mata Jaejoong membuka perlahan-lahan. Membiasakan iris matanya akan cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah gorden berwarna merah marun miliknya. Dia melirik ke kanannya.
"ternyata tadi malam kami benar-benar melakukannya..," ucapnya sambil menyingkirkan tangan Hyunjoong yang melingkar di pinggang rampingnya. Dia berusaha untuk duduk di tempat tidur king sizenya.
"akh.. sakit.. Hyunjoong-ssi benar-benar menguras tenagaku tadi malam.. terlebih lagi, dia membuat tubuhku sakit semua.. cih..," desahnya kesal. Akhirnya Jaejoong berhasil duduk di pinggir tempat tidurnya.
Dia melihat handphone touchnya yang terdiam manis di meja lampu lalu megambilnya. Tanpa basa-basi lagi, Jaejoong membuka twitter. Tanpa sadar kalau selimut tebalnya sedikit tersingkap.
"apa hari ini ada sesuatu ya?" Jaejoong segera meng-scroll ke bawah. Tanpa sadar, dia melihat tweet dari temannya. su-ie
-su-ie: hari ini… aku akan bertemu dengan uchun… (T^T)
Jaejoong yang melihatnya, menyunggingkan senyum tanpa ia sadari. Lalu jari-jarinya mulai mengetik.
-boojae: cie~ yang mau ketemuan~ kekeke XD RT su-ie: hari ini… aku akan bertemu dengan uchun… (T^T)
"kenapa aku masih bisa tertawa di saat-saat seperti ini?" Tanya Jaejoong pada dirinya sendiri. Bibirnya merengut lucu.
Dia menoleh ke arah Hyunjoong yang masih tidur di belakangnya. Matanya menatap sendu manusia itu. "aku ini memang benar-benar tak punya harga diri ya..,"
-pong- (bunyi mentioned tweet masuk)
-minnie: wah? Kalian mau ketemuan di mana? RT boojae: cie~ yang mau ketemuan~ kekeke XD RT su-ie: hari ini… aku akan bertemu dengan uchun… (T^T)
-su-ie: bukan urusan kalian berduaaa~! DX RT minnie: wah? Kalian mau ketemuan di mana? RT boojae: cie~ yang mau ketemuan~ kekeke XD RT su-ie:
-minnie: kau jahat hyung! Aku ikut deh! uno sama boojae juga ikut yuk! RT su-ie: bukan urusan kalian berduaaa~! DX RT minnie
-uno: oke, aku datang! Di mana ketemuannya? RT minnie: kau jahat hyung! Aku ikut deh! uno sama boojae juga ikut yuk! RT su-ie:
-uchun: ya! Kalian mengganggu! DXX RT uno: oke, aku datang! Di mana ketemuannya? RT minnie: kau jahat hyung! Ak
-minnie: ayolah hyuung~ 3 RT uchun: ya! Kalian mengganggu! DXX RT uno: oke, aku datang! Di mana ketemuannya? RT minnie: kau jahat hyung! Ak
-su-ie: terserah kalian deh. Di café dekat stasiun 9095 aja. Aku suka pancake-nya~ RT minnie: ayolah hyuung~ 3 RT uchun: ya! Kalian mengganggu!
-uno: okeh~! XD RT su-ie: terserah kalian deh. Di café dekat stasiun 9095 aja. Aku suka pancake-nya~ RT minnie: ayolah hyuung~ 3 RT uchun: ya! Kalian men
-minnie: uno udah setuju, sekarang tinggal kepastian boojae~ RT uno: okeh~! XD RT su-ie: terserah kalian deh. Di café dekat stasiun 9095 aja. Aku
-uchun: ya! Kalian! RT minnie: uno udah setuju, sekarang tinggal kepastian boojae~ RT uno: okeh~! XD RT su-ie: terserah kalian deh. Di café dekat stasiun 9095 aja. Aku
Jaejoong terdiam sebentar. "Stasiun 9095 eoh? Kurasa aku bisa ke sana..," bisiknya pelan. tiba-tiba sepasang tangan melingkar di pinggangnya dengan lembut.
"morning, baby…" sapa Hyunjoong sembari menciumi pundak Jaejoong yang terbuka. Tak lupa memberikan gigitan-gigitan kecil yang sukses membuat Jaejoong sedikit mendesah.
"hn.. Hyunjoong-ssi.. bukannya kau harus ke kantor jam segini?" Tanya Jaejoong ingin mengelak dari kegiatan yang Hyunjoong lakukan.
"hm? Hari ini aku pergi jam 12 siang. Bosku akan datang dari Jepang jam setengah satu..," tangan Hyunjoong kini menggerayangi bagian depan badan Jaejoong.
"aah..," desah Jaejoong tertahan. Dia melirik sebisa mungkin ke arah jam dinding. 'jam 8 pagi…,'
-pong-
-minnie: sudah diputuskan! Di café DongBang di dekat stasiun 9095 jam 11! uno boojae uchun su-ie XDD
Jaejoong melihat ke layar handphonenya yang masih di pegang. Tangannya mulai mengetik sesuatu sambil tersenyum.
"ada apa?" Tanya Hyunjoong dari belakang. Dia menumpukan dagunya ke pundak Jaejoong. Namun tangannya masih sibuk dengan tubuh bagian depan Jaejoong. "hm? Janjian eoh?"
Jaejoong tidak menjawab. Dia hanya mengangguk pelan sambil menahan desahannya agar tidak keluar dengan bebas. Hyunjoong melirik jam. "masih tiga jam lagi bukan? Kita masih punya waktu untuk bermain, Jaejoong-ah..," ucap Hyunjoong tepat di samping telinga kiri Jaejoong. Sontak, Jaejoong menghindar geli.
"Hyunjoong-ssi.. aku harus menyiapkan sarapan..," Jaejoong mencoba untuk melepaskan pelukan Hyunjoong.
"ayolah~ setengah jam saja, Jaejoong-ah..," rajuk Hyunjoong sambil mengeratkan pelukannya. Membuat keseimbangan Jaejoong kacau dan malah terjatuh ke pelukan Hyunjoong. "kau mau 'kan?"
"tapi aku belum mandi, Hyunjoong-ssi..," Jaejoong tak bisa menyembunyikan rona wajahnya yang kini memerah saat merasakan sentuhan 'milik' Hyunjoong di bagian belakangnya.
"apa kau mau kita mandi bersama, hm?" Hyunjoong langsung merebahkan tubuh Jaejoong ke tempat tidur. "kuanggap itu tidak," kata Hyunjoong langsung melumat penuh nafsu bibir kissable Jaejoong.
-boojae: baiklah, aku ikut! (^^) RT minnie: sudah diputuskan! Di café DongBang di dekat stasiun 9095 jam 11! uno boojae uchun su-ie XDD
A/n : thank you udah di baca ^^ ini pertama kalinya Reiza nge-post fanfic di sini. mohon bantuannnya, para unniedeul/oppadeul.. (bow) err.. ya.. Reiza tau di sini banyak banget typonya... ._. hiks..
yunjaenya ntar muncul di chap 2 loh :D meskipun cuma dikit, tapi ntar di chap 3nya banyak~ XDD ayo ayo ayo review~ yang silent reader juga~
ngomong-ngomong, saya terima kasih sekali lagi sama readers dan juga silent readers karena udah mau ngebela-belain waktunya buat baca fic ini. ^^)v
