Hai, semuanya!
saya adalah Author baru di fandom boboiboy dan ini juga fanfic pertamaku
mudah mudahan para readers suka membacanya ^^
daripada panjang panjang, langsung aja,ya!
warning: Shonen-ai, AU, OOC, typo bertebaran(mungkin), romance gak berasa(maklum belum dikasih bumbu), gaje, gak ada hubungan saudara, semuanya kelas 2 SMA, dll.
Disclaimer: Boboiboy punya Animosta, saya punya pinjam. kalau dah selesai nanti saya kembalikan lagi
kalau tidak suka, silakan tekan tombol back aja.
HAPPY READING!
Cinta? semua orang pasti mengerti apa yang dimaksud dengan cinta.
Semua orang pasti punya orang yang mereka sayangi
termasuk Taufan,
Taufan adalah seorang murid yang terkenal disekolahnya
ia terkenal sangat pintar, tapi ia juga mempunyai sifat jahil yang luar biasa
sekarang sifatnya itu menghilang sesaat
karena ia telah jatuh cinta pada seseorang
tapi tidak seperti biasanya,
ia tidak menjahili orang lain, (yah sifatnya aja menghilang)
ia hanya diam menyimpan masalahnya sendiri
"Hey Taufan, kenapa diam aja?"
Taufan langsung terkejut karena ada yang memanggilnya
ia mencoba tersenyum dan membalasnya
"tidak apa apa, kok"
"bener, ni?"
"iya, Api" balas Taufan sedikit kesal karena diganggu
"okelah, mau ikut nggak ngerjai orang?"tanya Api, anak yang dipanggil Api tadi
"siapa? Air? kau ajalah, aku nggak ikut," jawab Taufan sambil menatap keluar jendela
"heh?! kenapa?" ujar Api yang langsung syok
"males, lagipula kau nggak jera udah di hajar habis habisan sama dia?" ucap Taufan dengan pandangan datar
pendiam gitu, Air juga tau beberapa gerakan bela diri
tangan Api saja pernah terkilir karena Air mempelintir tangannya
kenapa? kalian pasti sudah tau alasannya
"Taufan nggak seru, ya udah, biar aku kerjain dia sendiri!" ucap Api sembari meninggalkan kelas
Taufan kembali melakukan aktivitasnya,
yaitu menatap keluar jendela
ia bingung dengan perasaannya saat ini
kenapa ia begitu tertarik dengan 'dia'?
kenapa wajahnya selalu muncul didalam kepalanya?
ia tidak mengerti...
*SREEK*
terdengarlah suara pintu yang dibuka, Taufan menyempatkan diri untuk melihat ke arah pintu
ia langsung merasakan hatinya berdegup dengan kencang
ia melihat orang yang ia lihat barusan berjalan ke tempat duduknya
mata Taufan tidak bisa lepas dari pemandangannya saat ini
setelah sampai ditempat duduknya,
ia pun duduk sambil membaca sebuah buku
mungkin menyadari ada yang terus memperhatikannya, ia menoleh kebelakang
ia sempat melirik Taufan dan tersenyum tipis, benar benar tipis
Taufan yang melihat senyumannya langsung memerah dan melihat ke jendela untuk mengalihkan pemandangannya
setelah yakin ia tidak diawasi lagi,
Taufan melihat ke arah pemuda itu kembali
pemuda itu sudah kembali menjalani aktivitasnya
Taufan sangat gembira karena pemuda itu tersenyum padanya
tapi, Api juga bingung kenapa dirinya gembira?
"AW, AW! AMPUN, AIR!"
"maaf, kali ini gak ada ampun..."
Taufan langsung spontan terkejut
ia melirik ke sumber suara yang terdapat di luar jendela
sebuah pemandangan yang sering terjadi
Air mempelintir tangan Api dengan sangat kuat
Taufan bersyukur dalam hati karena ia tidak ikut mengerjai Air
kalau tidak, bisa habis tangannya
*DING DONG*
.
.
.
.
skip time~
.
.
.
.
waktu yang sudah ditunggu tunggu oleh semua murid
yaitu, waktu pulang sekolah adalah waktu bagi mereka untuk pulang ke rumah yang mereka cintai itu
tak jauh berbeda dengan seseorang yang mengalami masa masa buruk
yup, ia adalah Taufan
ia sedang menyusun buku bukunya dan bersiap untuk pulang
sebuah dengusan pelan lolos dari mulut Taufan
karena apa yang terjadi hari ini
' Apa salah hamba, ya tuhanku?' batin Taufan
*FLASHBACK*
di sebuah ruang kelas terlihat seorang guru yang sedang mengajarkan muridnya
"Baiklah murid murid, bapak punya tugas buat kalian,"
" ada apa, pak?"
"Bapak akan memberi kalian tugas, kalian akan mengerjakannya perkelompok, 1 kelompok 2 orang," ucap guru tersebut
'membosankan...' batin Api sambil menatap keluar jendela
"bapak akan bacakan pasangan pasangannya, Yaya dengan Ying, Boboiboy Halilintar dengan Boboiboy Taufan, Boboiboy Gempa dengan Fang,
Boboiboy Api dengan Boboiboy Air, Blalalaa.." kata sang guru yang berikutnya kita lewatin saja
Taufan langsung syok setelah mendengar namanya dipasangkan dengan siapa
" Bapak ingin tugasnya dikumpul besok, ya"
"baik, pak..." jawab semua murid dengan lesu
" baiklah, sampai jumpa besok," ucap sang guru dan pergi
semua muridpun menghampiri pasangannya masing masing dan saling berdiskusi
*END OF FLASHBACK*
"Hei,"
Taufan langsung kembali ke dunia nyata karena ada yang memanggilnya
Taufan pun mendonggakkan wajahnya ke atas untuk melihat pemuda yang menghampirinya
tanpa basa basi, hati Taufan pun berdegub kencang dan mukanya langsung memerah
"e-e-eh Hali... a-ada apa?" tanya Taufan sangat gugup
" soal tugas yang bapak berikan tadi," ucap Halilintar dengan nada super datar
' terkutuklah kau, bapak guru seni kebudayaan!' jerit Taufan dalam hatinya
yah jujur saja, Taufan lupa siapa nama guru yang memberikannya tugas ini
"i-iya, ada apa e-emang?" tanya Taufan masih gugup
"kita bakal buat tugasnya di rumah siapa?" tanya Halilintar dengan dingin kayak di freezer
"di rumah?"tanya Taufan, tidak mengerti
"kau tidak memperhatikan,ya?"tanya Halilintar yang terdengar seperti sebuah sindiran
Taufan hanya tertawa kecil sambil malu dengan wajah yang masih memerah
"Pak guru bilang, kita ngerjain tugasnya di rumah masing masing, jadi supaya cepat lebih baik kita kerjain sama sama aja, dirumahmu atau dirumahku."jelas Halilintar cukup singkat
Taufan hanya ngangguk ngangguk tanda ia mengerti
'tunggu, kami ngerjain tugasnya berdua aja? dengan Hali aja? DENGAN DIA AJA?!' batin Taufan
"jadi, di rumah siapa, ni?" ucap Halilintar membuat Taufan kembali ke dunia nyata
"huh?..eh..." Taufan sekarang bingung harus menjawab apa
"aku gak keberatan sih di rumahku..." ucap Halilintar dengan nada datar
"yah, orang tuaku sibuk, mereka mungkin pulang besok pagi. jadi, dirumahku gak ada yang ganggu..."ucap Taufan dengan gugup dan nada yang pelan
"oke,kalau begitu, kita ngerjain tugasnya dirumahmu." kata Halilintar memberikan keputusan
Taufan langsung membatu ditempatnya
beberapa menit kemudian pun,kutukan sesaat Taufan sudah hilang
"APA?! dirumahku?!"tanya Taufan sedikit berteriak
untung saja kelas sudah kosong
"aku baru ingat kalau rumahku sedang di pakai untuk pesta orang tuaku..."ucap Halilintar dengan datar
'pesta?ah... Halilintar kan anak orang kaya, jadi itu sudah biasa,'batin Taufan
yup, Halilintar memang anak orang kaya. keluarga mereka bahkan mempunya banyak villa
akhirnya Taufan mendengus pelan
"okelah, jadi kapan?" tanya Taufan dengan pasrah
"sekarang..."
"apa?"
sekarang kita pergi..."
"APA?!"
Taufan langsung menjerit karena benar benar shock atas apa yang barusan ia dengar
"tunggu! kenapa sekarang?!" tanya Taufan dengan panik
dia panik bukan karena takut karena belum belajar atau apa
dia panik karena dia belum mempersiapkan diri untuk belajar dengan Halilintar
dia takut dia nanti bisa salah tingkah dan membuat Halilintar membencinya
tentu dia tidak mau hal itu terjadi
"ya, kan besok dikumpul..." jawab Halilintar dengan tajam
oh iya, Taufan baru teringat akan hal itu
"tunggu apa lagi, ayo.." ucap Halilintar langsung menarik tangan Taufan
"oi, tunggu sebentar!" seru Taufan yang sudah di seret
akhirnya, Taufan hanya bisa pasrah
di tengah perjalanan, suasana terasa canggung
Taufan sedang berpikir mengenai topik pembicaraan yang bagus
dan dia mendapatkan sebuah ide
"eh.. kita naik apa ke rumahku? aku biasanya jalan kaki..." ucap Taufan
'bodoh! untuk apa kau menanyakan itu! sudah pasti kami jalan kaki! aduh, bodohnya aku!' gerutu Taufan dalam hati
"naik mobil aku..."jawab Halilintar dengan datar
sebelum sempat Taufan mengatakan sesuatu mereka sudah tiba di tempat parkiran khusus untuk sekolah mereka
dan Halilintar sudah menyeret Taufan masuk ke dalam mobilnya
"tunggu, apa boleh aku naik mobilmu...?"tanya Taufan luar biasa gugupnya
"boleh, kenapa gak boleh? ada yang ngelarang?" tanya Halilintar sangat ketus
mesin mobil pun dihidupkan dan segera berjalan menuju rumah Taufan
"dimana rumahmu?" tanya Halilintar yang masih sibuk menyetir
"eh... lurus aja terus.." jawab Taufan masih gugup
dan keheningan pun terjadi diantara mereka
mereka berdua sama sama bingung mau membicarakan apa
pada akhirnya Taufan pun memulai pembicaraan
"tugas kita apa aja? banyak kali,ya?" tanya Taufan yang rasa kegugupannya sudah hilang
"banyak? apa maksudmu?" ucap Halilintar sambil menatap Taufan
"huh? lalu, tugas kita tu..."
"kita disuruh buat kue..."
"kue?"
Taufan langsung sweatdrop mendengar jawaban Halilintar
"kau nggak dengar kata pak guru lagi, ya?"sindir Halilintar yang cukup membuat Taufan jadi kesal
"aku dengar kok! cuma... lupa.."balas Taufan gak mau kalah
Halilintar hanya menghelakan pelan nafasnya
"jadi, kau punya bahan bahannya?" tanya Halilintar
"itu jadi masalahnya..." ucap Taufan dengan pelan
"jadi kau tidak punya?" tanya Halilintar menatap Taufan yang hanya cengengesan
Taufan hanya menggeleng
"baiklah, kita ke supermarket dulu,"ucap Halilintar sambil mengarahkan mobilnya pada salah satu supermarket terdekat
setelah sampai, Halilintar memakirkan mobilnya di depan supermarket itu
kedua pemuda itu pun turun dari mobil dan segera berjalan ke dalam supermarket
mereka berdua memilih bahan bahan untuk membuat kue
yang Taufan beli hanya cemilan saja tapi diabaikan oleh Halilintar
setelah semua bahan terkumpul mereka segera berjalan kekasir
"berapa semuanya?"tanya Halilintar
"kau yang bayar semuanya?"tanya Taufan dengan polos
Halilintar hanya mengganguk sambil mengeluarkan dompetnya
"thanks ya, Hali~" ucap Taufan sambil memeluk Halilintar
*BLETAK*
dan sebuah jitakan cukup kuat mendarat dengan mulus di kepala Taufan
"uwahh~ sakit~ kenapa kau memukulku?!" ucap Taufan sambil mengelus kepalanya itu
"itu salahmu sendiri..." jawab Halilintar dengan tajam
sebenarnya dia super malu tadi, jadi karena itu ia menjitak kepala Taufan
tidak mungkinkan, kalau dia bilang dia malu makanya dia ngejitak kepala Taufan
setelah selesai berurusan dengan supermarket, mereka segera pergi ke rumah Taufan
di dalam mobil Taufan sibuk memakan cemilan yang ia beli tadi ( sebenarnya Halilintar yang beli, sih)
sedangkan Halilintar sibuk menyetir mobilnya
Taufan tidak enak hati karena tidak menawari Halilintar makanannya
tapi, sebelum ia sempat menawarinya-
"kita sudah sampai..."
-mereka sudah sampai di rumahnya
Halilintar menempatkan mobilnya di garasi rumah Taufan
mereka berdua pun turun dari mobil dan disitulah Taufan beraksi
"Halilintar, kamu mau?" tanya Taufan sambil menyodorkan snacknya yang bernama 'pocky'
Taufan mengambil 1 dan meletakkan di mulutnya
Halilintar terdiam melihatnya
"mau nggak?" tanya Taufan sekali lagi
Halilintar hanya mengangguk dan mendekatkan dirinya dengan Taufan
ia langsung menggigit ujung stick yang sudah Taufan gigit ujungnya satu lagi
muka Taufan langsung memerah kayak tomat
perasaannya sekarang sudah bercampur aduk kayak gado gado
dan hatinya benar benar berdegup dengan kencang
melihat iris mata merah milik Halilintar
semakin kencang ketika Halilintar mulai memakan ujungnya dan mulai memajukan bibirnya yang tinggal beberapa sentimeter lagi dengan muka Taufan
setelah 1 sentimeter lagi, Halilintar melepaskan gigitannya dan menjauhkan muka mereka berdua
Taufan merasa lega tapi ia juga kecewa karena Halilintar tidak jadi menciumnya
'TUNGGU!APA YANG KUPIKIRKAN?!'teriak Taufan dalam hati
"enak..."hanya itu yang keluar dari mulut Halilintar
Taufan hanya bisa sweatdrop mendengar jawaban Halilintar
ah, sudahlah lupakan saja!
"...ayo masuk.."ucap Taufan sambil membukakan pintu
"aku pulang," ucap Taufan sambil melepaskan sepatunya,
ia tetap mengucapkan salam walau tau tidak ada yang akan membalasnya
Halilintar pun ikut masuk dan melepaskan sepatunya
"dapurnya sebelah sini..." kata Taufan sambil pergi menuju ke dapur
Halilintar hanya mengikutinya dari belakang
ia cukup kagum juga melihat rumah Taufan, ruang tamunya rapi, tapi ia yakin tidak dengan kamar Taufan
setelah sampai di dapur Halilintar meletakkan barang barang yang sudah ia bawa di atas meja
"jadi, ini rumahmu? apa kau tidak kesepian tinggal disini?" tanya Halilintar sambil mengeluarkan barang barangnya satu persatu
"tidak, aku selalu bermain di rumah ini. Aku bahkan selalu menghidupkan TV walaupun aku sedang bermain game. Jadi aku tidak merasa kesepian" ucap Taufan sambil tersenyum paksa
Halilintar tau itu senyuman pakasa dan ia tau dari nada Taufan berbicara ia kesepian
"baiklah, ayo kita mulai," ucap Halilintar
"kau tau cara membuat kue?" tanya Taufan
"yah, kue adalah salah satu makanan favoritku jadi aku tau cara membuatnya" jawab Halilintar dengan datar
"kau sendiri?"
"kadang kadang kalau aku lapar, aku selalu membuat kue untuk cemilan" jawab Taufan sambil tersenyum
mereka pun segera memulai tugas mereka
di tengah perjalanan, seekor kucing datang dari pintu
"hei, apa itu kucing mu?"tanya Halilintar sambil menunjuk kucing yang berwarna putih polos itu
"huh? oh... yup, itu kucing yang orang tuaku belikan waktu kecil, dia adalah salah satu alasan aku tidak kesepian di rumah ini, namanya miko" ucap Taufan
kucing itu pun mendekati kami dan mengelus kaki kami
saat Taufan mau mengambil susu di kulkas tiba tiba ia terpeleset karena lantainya sangat licin dan juga karena kucing Taufan yang sedang tiduran di lantai
hasilnya Halilintar juga ikut terjatuh karena kucing itu, ia juga tidak sengaja menumpahkan krim yang sudah mereka buat tadi
"aduh..." ucap taufan yang kesakitan karena kejadian tadi
"uh, dasar kucing sialan..." timpal halilintar
dan saat mereka berdua membuka mata
*DEG*
posisi mereka adalah Halilintar menindih Taufan dengan muka yang berlepotan krim
'oh sial...' batin Halilintar mencoba menahan nafsunya
tapi gagal...
"Taufan...akuingin bertanya, apa yang kau lakukan ketika seseorang menyatakan perasaannya padamu?" tanya Halilintar belum melakukan apapun
"...mungkin... aku terima..." jawab Taufan blushing berat 10 kg
"dan kalau aku yang menyatakan perasaanku padamu?" tanya Halilintar
'huh? Halilintar menyukaiku? dia?'batin Taufan kebingungan
"iya atau enggak?" tanya Halilintar mulai menjilati krim yang ada di pipi Taufan
"i-i-i-iya..." jawab Taufan super duper gugup dan malu semerah kepiting rebus
Halilintar langsung tersenyum
"bagaimana perasaanmu ketika melihatku?" tanya Halilintar
"...seakan akan... melodi dihatiku mulai bergetar..." jawab Taufan kayak lirik lagu aja
Halilintar kembali tersenyum
"kalau begitu, boleh?" tanya Halilintar sambil meraba bibir mungil Taufan
Taufan hanya mengangguk dengan mata tertutup rapat
*CUP*
dan sebuah ciuman pun terjadi
Halilintar hanya mengecup hangat bibir Taufan
tapi ia mulai beringas,ia mulai mengemut bibir Taufan dan menjilati bibir itu
Taufan hanya bisa pasrah dengan keadaannya
tapi,Taufan sangat senang
'jadi ini yang namanya cinta?' batin Taufan
dia senang akhirnya ia bisa merasakan apa itu 'cinta'
dan dia bisa merasakannya dengan orang yang ia sukai, bukan dengan orang yang ia cintai
momen itu adalah momen yang tak akan pernah Taufan lupakan
begitu juga dengan Halilintar
ia senang kalau orang yang ia cintai juga mencintainya
cinta inilah yang mereka inginkan
'aku senang karena dia mencintaiku'
'aku senang karena dia juga mencintaiku'
END~
Hai! gimana fanfic pertamaku? jelek ya? kalau jelek mohon dimaafkan, tapi saya berharap kalian semua suka dengan fanfic gaje aku ini ^^
adegannya kiss kurang hot ya? maaf, lain kali saya usahakan lebih hot lagi, lagipula saya lagi malas ngetik panjang panjang
saya paling suka pairing halixtaufan, mereka berdua itu sangat cocok dijadikan pairing# Gak ada yang nanya woi
kalau kalian ada masukan tolong kirim saja, jangan sungkan ^_^
oke, last word
mind to review?
