Rei datang lagi~

Kali ini Rei membawakan pairing yang... Sangat Rei suka.

Rei membuat fic ini karena ada ide yang nyangkut di kepala Rei.. XD

Semoga kalian suka..

Disclaimer :

Vocaloid (c) Crypton Future Media, Yamaha Corporation, Internet Co.,Ltd, AH Software Co.,Ltd, 1st Place Co.,Ltd, Power FX, Zero-G, Zola Project, B-Plats, dll.

UTAUloid (c) Owner creator

Fanloid (c) Creator

Warning :

OOC-ness, typo(s), miss typo(s), a bit yuri, dll.

Genre :

Friendship, Humor, A bit Romance

Rating : T

Pairing :

Kagamine Len, Hatsune Miku, Sukone Teiru X Kagamine Rin (kayaknya)

.

.

.

Don't Like? Don't Read!

.

.

.

Happy Reading minna!

.

.

.

Pagi hari yang cerah, seorang gadis berambut honey-blonde baru bangun dari tidurnya. Matanya masih merem, cuman setengah melek. Langsung berjalan turun ke bawah dan menuju kamar mandinya.

Gadis itu—Kagamine Rin—sudah melihat adiknya—Kagamine Len— di bawah dan sedang menyiapkan sarapan.

"Ohayou Nee-chan!" teriak Len dari bawah.

"Ohayou mo Len-kun." ucap Rin sambil berjalan turun ke tangga. Karena masih dalam posisi mengantuk, Rin pun salah menginjak anak tangga dan akhirnya—

BRUAK! BRUK! DUK! GUMPRYANG!

Rin pun terjatuh menggelinding dan mendarat dengan gaya yang sangat tidak elit. Dengan kaki ngangkang ke atas dan panci yang mendarat di muka Rin.

"Nee-chan!" teriak Len lalu menghampiri Rin.

"Nee-chan, lihat, kau terluka." ucap Len saat melihat luka di lutut Rin.

"Nggak papa kok Len-kun, ini cuma luka ringan." ucap Rin.

"Nggak! Itu luka parah! Sebentar, Nee-chan jangan ke mana-mana, aku akan ambilkan kotak P3K!" kata Len lalu dengan cepat mengambil kotak P3K dan mengobati luka Rin.

"Len-kun, sudahlah, nanti Nee-chan bisa obati sendiri kok." kata Rin.

"Nggak! Biarkan aku yang mengobatinya, nanti aku akan membonceng Nee-chan ke sekolah." ucap Len sambil mengobati luka Rin. Dan hasilnya belum tentu bagus, lihatlah, Len menempelkan plester sebanyak mungkin di area luka Rin lalu membalutnya dengan perban sampai di betis, kan yang berdarah cuma di lutut. Len aneh ah!

.

.

.

Setelah semuanya beres, Len pun membonceng Rin ke sekolahnya dengan menaiki sepeda. Walau beberapa kali Len diomeli pengendara kendaraan gara-gara terlalu "kebangetan" mengendarainya.

.

..

.

Di sekolah Gakkou no Uta..

Bagian Voca Class..

"Ohayou Rin-chan!" teriak gadis berambut teal yang diikat twintails dan matanya berwarna senada dengan warna rambutnya. Ketua kelas di kelas X-C. Sekaligus orang yang paling gila di kelas X-C (kedua Rin).

"Ohayou mo Miku-chan.." balas Rin dengan wajah lesu dan langsung melempar tas yang dipakainya ke kursinya.

"Rin-chan, kenapa kau terlihat lesu?" tanya Miku kuatir, ya, memang Miku selalu begitu kepada Rin dan khusus Rin.

"Tadi di rumah aku terjatuh dari tangga dan dirawat oleh adikku yang terlalu sister complex." kata Rin. Miku pun tersenyum penuh arti.

Miku pun mendekat ke arah Rin dan—

CHU~

Rin pun dicium oleh Miku saudara-saudara!

"Na-Nani?!" teriak Rin kaget, Miku telah menciumnya. Tak pernah ada perempuan yang menciumnya, kecuali Lenka-neechan dan Lola-kaasan.

"Mungkin dengan "Morning Kiss" ala Miku membuatmu tidak lesu lagi~" ucap Miku dengan tersenyum seringai. Rin lalu menatap horror kepada Miku.

"Miku-chan yuri!" teriak Rin lalu kabur keluar kelas.

"Sepertinya kau terlalu berlebihan, Miku." ucap seorang perempuan berambut ungu yang dikuncir dua ke bawah—Yuzuki Yukari.

"Tidak apa-apa, Yukari. Tidak boleh ada yang merebut Rin dariku~" ucap Miku sambil berseringai.

.

.

.

Rin terus berlari tanpa mengetahui ke mana dia akan pergi. Dia terlalu shock untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Sahabatnya ternyata yuri.

Rin terus berlari sampai akhirnya dia—

BRUK!

Menabrak seseorang..

"Hei! Kalau jalan pakai mata dong!" teriak Rin kepada orang yang ditabraknya tadi.

"Hm... Terserah Rin-himesama deh." kata orang itu.

Rin mengenal suara itu, sangat mengenalnya. Tidak akan ada yang memanggil Rin dengan sebutan itu kecuali dia—

"Hai Rin-himesama, lama tak berjumpa, ehehehe.." ucap orang berambut silver dan mata berwarna bloody-red.

Orang itu Sukone Teiru.

"KYAAAAA!" Sontak Rin langsung berteriak dan segera berlari dari sana secepat mungkin.

Sukone Teiru, laki-laki yang sangat yandere dan katanya dia menyukai Rin. Teiru pernah membunuh seorang gadis yang bernama Rio gara-gara dia membully Rin.

Sekarang Rin sedang berada di Voca Class X-C, kelasnya berada di sana. Dengan cepat Rin menggeser pintu kelas dan—

"Kagamine-san, kau terlambat 5 menit."

Itu adalah ucapan Kiyoteru-sensei kepada Rin. Sepertinya Rin mendapati kesialan di sini.

"Maafkan saya sensei." ucap Rin sambil membungkuk.

"Baiklah, saya maafkan. Sekarang kamu cepat duduk." perintah Kiyoteru-sensei. Rin pun mengangguk.

.

.

.

Pulang sekolah..

"Rin-chan, kenapa kau murung?" tanya Miku.

"Argh! Aku benci hari ini Miku-chan." jawab Rin sambil menghentak-hentakkan kakinya ke lantai. Miku yang melihat itu hanya sweatdrop.

"Pertama, aku terjatuh dari tangga! Kedua, aku dicium oleh kau! (nunjuk Miku) Ketiga, aku bertemu dengan Sukone Teiru! Keempat, aku terlambat masuk kelas! MAUNYA APA SIH?!" teriak Rin ampe Gunung Krakatau meletus lagi (?).

"Ah Rin-chan, soal ciuman itu, aku minta maaf." ucap Miku.

"Ya deh.. Aku maafin." ucap Rin kepada Miku sambil mengelus-elus kepalanya. Muncullah semburat merah di pipi Miku.

"A-Arigatou Rin-chan..." ujar Miku sambil menundukkan kepalanya gara-gara malu.

"Nee-chan!" teriak seseorang di ujung koridor. Ah, itu Len dan... SUKONE TEIRU?!

"A-Ada apa Len-kun?" tanya Rin gelagapan, dia takut jika bertemu dengan Teiru. Tak disangka, Len bersahabat dengan Teiru.

"Nee-chan, Teiru mau nginap di rumah kita. Boleh kan? Oh ya, sekalian ajak Miku-nee juga." kata Len dengan wajah tanpa dosa. Miku pun menyetujui perkataan Len.

DUAR!

Bagai bom atom yang udah meletus sampai unlimited, Rin udah kaget setengah mati. Lalu segera menampar pipinya berharap ini hanyalah mimpi.

PLAK!

Dan ini bukanlah mimpi.

"N-Nee-chan? Kau tidak apa-apa?" tanya Len was-was. Sifat sisconnya mulai kambuh.

"Tidak kenapa-napa kok.." ucap Rin yang tersadar dari dunia imajinasinya.

"Ohh baguslah.. Kalau begitu, Nee-chan belum jawab pertanyaanku, bolehkah aku mengajak Teiru dan Miku menginap di rumah kita?" tanya Len.

"Terserah..." jawab Rin pasrah.

"Yeay! Nee-chan memang baik deh." kata Len lalu segera memeluk Rin, tanpa menyadari kalau Miku dan Teiru mendeathglare Len.

'Lepaskan pelukanmu dari Rin-chan, bocah pisang!' batin Miku.

'Menjauhlah dari Rin-himesama, Len-kun.' batin Teiru.

.

.

.

Sesampainya di rumah Kagamine Twins..

"Wuaah! Ini rumah Rin-chan ya? Bagus sekali.." ucap Miku sambil terkagum-kagum kayak nggak pernah lihat rumah mewah 1000 tahun (?).

"Len-kun, rumahmu indah.." puji Teiru kepada Len.

"Sudahlah, nah, Miku-chan, Sukone—"

"Panggil Teiru saja, Rin-himesama." ucap Teiru sambil menutup mulut Rin.

"Teiru, jauhkanlah tangan kotormu dari Rin-chan/Nee-chan." kata Miku dan Len berbarengan. Teiru yang melihat tatapan tajam mereka berdua langsung nyali ciut sekecil nyamuk, oh bukan, sekecil fitoplankton.

"Baiklah, Miku-chan, Teiru-kun, duduk saja dulu. Akan aku ambilkan minuman." ucap Rin lalu segera pergi ke dapur.

.

.

.

.

"Teiru, bocah pisang, kalian menyukai Rin-chan?" tanya Miku tiba-tiba. Mereka yang mendengar itu langsung bersemu merah.

"Umm.. Iya.." jawab mereka bersamaan. Muka mereka sudah kayak api arang, bener-bener merah, mungkin orang yang melihatnya bisa salah membedakan mana tomat mana wajah mereka. Terlalu mirip sih. XD

"Oh... Kalian nggak akan bisa merebut Rin-chan dariku." ucap Miku sambil berseringai.

"Oh.. Kau terlalu yakin, gadis negi." ucap Teiru. Teiru juga memunculkan sebuah seringai.

"Benar, Nee-chan hanyalah milikku seorang. Tidak ada orang yang boleh memilikinya!" teriak Len, cuman nggak terlalu kencang.

"Kau juga terlalu pede, monyet pisang." kata Teiru dengan kata-kata yang paling Len benci.

"Gzz.. Takkan pernah kuberikan Rin-chan kepada siapapun!" teriak Miku.

"Kalau begitu, kita bersaing untuk mendapatkan Nee-chan!" seru Len.

"SETUJU!"

.

.

.

"Minna, ini minumannya."

"Arigatou Rin-chan, kau memang baik." ucap Miku lalu langsung menyeruput teh neginya.

"Ahaha.. Biasa saja Miku-chan." ucap Rin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Rin-himesama, teh hijaunya enak. Kau memang berbakat." puji Teiru kepada Rin. Rin hanya tersipu malu.

"Arigatou Teiru-kun. Baru pertama kali ada orang yang memujiku selain Miku-chan dan Len-kun." kata Rin.

"Kalian mau nginap berapa lama?" tanya Len.

"Kalau sekitar seminggu boleh?" ucap Miku. Len pun tampak berpikir dan akhirnya menggangguk.

.

.

.

"Er.. Ini sudah jam 8 malam, akan kubuatkan makanan ya.." ucap Rin lalu ingin pergi ke dapur tapi dicegah oleh Miku.

"Jangan Rin-chan, tidak usah repot-repot, aku yang akan membuat makan malam." ucap Miku.

"Iya Nee-chan, aku juga.!" teriak Len.

"Aku juga, Rin-himesama!" teriak Teiru.

"Ya sudah, terserah kalian.." ucap Rin pasrah.

.

.

.

Di dapur..

"Huh, pasti masakanku yang paling disukai Rin-chan." ucap Miku sambil membuat orange cake khusus Rin.

"Tidak, pastilah Rin-himesama memilih masakanku ini." kata Teiru sambil membuatkan orange juice.

"Tidak.. Nee-chan harusnya memilih masakan dari otoutonya ini." kata Len sambil membuat nasi goreng jeruk.

"Kita lihat saja nanti!" teriak Miku sambil fokus ke cakenya.

.

.

.

.

"Nee-chan! Kami sudah selesai!" teriak Len. Rin yang lagi menonton TV pun segera menoleh ke arah Len.

"Wah.. Arigatou Len-kun, Miku-chan, dan Teiru-kun." ucap Rin yang melihat makanannya megah-megah semua.

"Rin-chan nanti kasih penilaian ya.." ucap Miku sambil tersenyum dan melirik ke arah Len dan Teiru.

"Iyaa.." ucap Rin lalu memakannya. "Ittadakimasu!"

.

.

.

5 menit kemudian...

"Makanannya enak.." ucap Rin.

"Siapa yang paling enak masakannya?" tanya Teiru.

"Semuanya enak kok.. Tidak ada yang kurang dan lebih." kata Rin. Hal itu langsung membuat mereka bertiga —Miku, Len, Teiru— langsung murung.

"Baiklah.. Hasil kita bertiga seri.." ucap Len sambil memicingkan matanya ke arah Miku dan Teiru.

.

.

.

.

Esoknya di Gakkou no Uta...

"Ohayou minna~~" teriak Miku dengan suara audiosoniknya plus suara cemprengnya dan membuat satu kelas cetar membahana.

"Ohayou Miku-chan." sapa Yukari kepada Miku.

"Ohayou mo Yukari-chan, lalalala, aku senang sekali~" ucap dan senandung Miku.

"Kenapa kau sangat senang hari ini? Kesambet?" tanya Yukari keheranan.

"Karena hari ini pelajaran olahraga dan semua kelas X-C dari Voca dan Utau Class digabung~" ucap Miku sambil nari balet (?). Lalu menari oplosan tanpa sebab. Yukari yang melihat tingkah laku sahabatnya itu hanya memasang muka jijik.

'Nyesel aku punya sahabat kayak Miku.' batin Yukari. Ekspresinya udah nggak bisa digambarkan lagi.

"Miku-chan! Aku dan Len-kun turun dulu ya! Nanti Miku-chan nyusul aja!" teriak Rin sambil memegang tangan Len. Saya ulangi, MEMEGANG TANGAN LEN!

PRANG!

Oh, hati Miku hancur berkeping-keping karena melihat Rin-nya sudah pergi duluan sama Len.

'Dasar si monyet pisang itu! Berani-beraninya kau mengambil selangkah lebih dulu bersama Rin-chan! Takkan kuampuni!' batin Miku sambil memukul tembok hingga sedikit retak.

"Oi. Oi Miku, sabarlah.." ucap Yukari. Sepertinya Yukari sudah tahu keadaanya.

"TAKKAN KUBIARKAN!" teriak Miku lalu segera berlari ke lapangan.

.

.

.

Di lapangan..

"Baiklah minna, pelajaran kita kali ini adalah lari marathon, jadi persiapkan diri kalian." kata Al-sensei.

"Rin-himesama, apakah kau sudah sarapan?" tanya Teiru yang tiba-tiba berada di samping Rin.

"Sudah kok.. Tenang saja.." ucap Rin dengan senyumannya sehingga membuat Teiru blushing.

"O—Oke... Kalau ada apa-apa, panggil aku saja. Aku kan siap menolongmu." perkataan Teiru sempat membuat Rin blushing. Oh, ternyata ada yang memata-matai mereka.

"Si yandere ubanan itu... Berani-beraninya dekat-dekat dengan Nee-chan tanpa sepengetahuanku.. Nanti akan kugiles pake Road Roller biar tahu rasa dia!" gumam Len sambil mengigit tembok itu hingga keropos sedikit (?). Ternyata Len suka makan tembok, baru tahu..

"Kurang ajar kau Sukone Teiru! Akan kupukul kau pake big negiku!" gumam Miku dilain tempat. Sambil meremas botol jus neginya itu. Yukari yang sedari tadi melihatnya hanya sweatdropped.

'Tadi di kelas senang, kenapa sekarang marah-marah gajelas?' batin Yukari.

.

.

.

"Baiklah, yang namanya dipanggil, berarti dia lari. Kagamine Rin, Nekomura Iroha, dan Hatsune Miku." panggil Al-sensei.

"Semangat Nee-chan!" teriak Len.

"Semangat Rin-himesama!" teriak Teiru sedikit lebih keras dari Len. Biar suaranya lebih kedengaran.

3, 2, 1, mulai!

Rin pun mulai berlari mendahului Miku dan Iroha, berlari dengan sangat kencang supaya bisa menang. Tetapi, saat pertengahan, Rin merasakan tubuhnya melemas dan akhirnya jatuh.

Terakhir yang dia dengar adalah suara Miku, Teiru, dan Len lalu semuanya menjadi gelap.

.

.

.

.

"Ukh.. Di mana ini?" tanya Rin kepada dirinya sendiri saat melihat lamgit-langit berwarna putih dan bau obat-obatan.

Ternyata ini adalah di UKS.

Rin mencoba melihat sekelilingnya, tampaklah siluet berwarna teal, silver, dan honey-blonde sedang duduk di kursi. Rin mencoba duduk dan akhirnya berhasil walau masih sedikit pusing.

"Rin-chan, akhirnya kamu sudah sadar!" kata Miku sambil memeluk Rin. Rin juga membalas pelukan Miku.

"Nee-chan, kalau kamu nggak kuat ya jangan dipaksakan.." ucap Len sambil memberikan segelas air putih kepada Rin untuk diminum.

"Ya deh... Maaf Len-kun." ucap Rin lalu mengambil segelas air putih yang berada di tangan Len.

"Jam berapa sekarang?" tanya Rin.

"Jam lima sore. Tadi kamu pingsan selama dua jam Rin, aku sangat panik sekali dan akhirnya menggendongmu dan membawamu ke UKS." jelas Teiru panjang lebar.

'Oh, eh, kok tumben Teiru-kun tidak memanggilku dengan suffix itu?' batin Rin keheranan.

"Rin-chan, ayo kita pulang.." ajak Miku sambil menarik tangan Rin.

"Jadi kami nggak diajak nih?" ucap Len sambil memasang muka sebal.

"Kalau kalian mah nggak usah diajak." ucap Miku dengan nada jahil.

.

.

.

.

Perjalanan...

"Miku-chan, kok aku ngerasa aneh ya?" ucap Rin kepada Miku.

"Ada apa Rin-chan? Aneh apanya?" tanya Miku balik. Miku nggak merasa sedikitpun keanehan di sana.

"Itu.. Kenapa Teiru-kun menjadi lebih diam?" kata Rin sambil menunjuk ke arah Teiru yang lagi berjalan dengan tatapan datar.

"Iya juga ya.. Dari tadi aku juga merasakan keanehan, sejak Teiru keluar dari UKS pertama kali untuk membawa tas kita berempat." ucap Miku.

"Len-kun, apa kau merasakan keanehan pada Teiru?" tanya Miku kepada Len. Tanpa pikir panjang, Len pun mengangguk.

"Semua juga merasakannya.." ujar Rin.

"Minna, aku ingin mengajak kalian ke suatu tempat." ucap Teiru tiba-tiba yang membuat Miku, Rin, dan Len kaget.

"Ke mana? Ini sudah malam loh.." ucap Len.

"Sudahlah, ikut aku saja.." ucap Teiru lalu berlari. Diikuti oleh Miku, Rin, dan Len.

.

.

.

.

"Kenapa kita ke sini Teiru-kun?" tanya Rin kebingungan. Di depannya terlihat rumah yang tidak terlalu terawat.

"Ikut saja.." ucap Teiru lalu melangkah masuk.

"Ini makin aneh saja.." ucap Miku.

"Tapi kita tidak punya pilihan lain selain mengikuti dia. Lagipula, jalan pulang ke rumah kita itu jauh dari daerah sini." ucap Len. Miku hanya mengangguk pasrah.

.

.

.

Di dalam rumah itu...

"Teiru, kenapa kau membawa kami ke sini?" Miku bertanya kepada Teiru, namun tidak dijawab. Di depannya ada sebuah cermin besar.

"Kenapa kau— KYAAA!" belum selesai Rin berbicara, dia sudah didorong Teiru masuk ke dalam cermin itu, Miku dan Len juga.

"Gomen ne, Miku, Len, Rin-chan." ucap Teiru. Mata merahnya bercahaya dan akhirnya masuk ke dalam cermin itu juga.

..

.

.

.

TBC

Rei : Pengennya bikin Friendship, malah jadi begini!

Rin : Kau aneh sih Rei..

Miku : Kenapa kau membuatku menjadi yuri?!

Rei : Ahaha.. Tak apa kan..

Teiru : Yeah, aku bersama Rin-chan lagi..

Len : Rin-chan milikku!

Rei : Udah jangan ribut di sini... Minna, mind RnR?