iamjustlol proudly present

"I live in a weird world"

Rate: T to M for violence and smut

Casts:

Kim Taehyung

Kim Seokjin

Jung Hoseok

Jeon Jungkook

Other BTS' members

And other cameos

Genre: Supernatural, Romance

Chapter: 1/?

Warnings! TaeJin and JungHope! Don't like don't read! Vampire-Jin! BTS' couples! SchoolLife

.

.

.

Vampir. Apa itu sebenarnya vampir? Apakah sama dengan yang sering dibicarakan orang? Bahwa vampir mahkluk penghisap darah manusia, rupawan, tubuhnya sangat dingin, kulitnya keras, tidak pernah punya keriput, matanya merah, memiliki taring, berkulit putih, dan bersuara merdu? Benarkah itu semua?

.

.

.

"Akhirnya selesai juga artikel ini~" seru namja berambut oranye esentrik dengan kacamata ber-frame kotak berwarna hitam setelah memasangnya di buletin sekolah.

Jangan salahkan karena lagi-lagi ia memasang artikel tentang hal-hal berbau mistis di buletin sekolah. Murid-murid di sekolah ini memang menyukai hal-hal mistis seperti itu.

"Artikelnya menarik sekali, Taehyungiee~" sapa orang berambut coklat agak keemasan di belakangnya.

"Hoseokie, jangan mengagetkanku," desis namja berambut oranye.

Namja tadi tertawa. "Maaf, maaf. Tapi kita lebih baik segera ke kelas sebelum Huang seonsaengnim masuk. Jam pertama kita pelajaran bahasa Cina, kau ingat?"

Namja berambut oranye itu mengangguk. "Ya, aku ingat," katanya sambil tetap menganggukkan kepalanya. "Aku juga ingat akan ada anak baru."

"Yep, cepatlah! Aku tidak ingin dimarahi Huang seonsae!"

Mereka dengan cepat berlari menuju kelas pertama mereka, kelas bahasa Cina.

.

.

.

"Hah...hhah.. Sudah kubilang kita akan telat hhahh.." seru namja berambut coklat keemasan itu, terengah-engah.

Namja satunya hanya diam. Lalu mereka masuk ke dalam kelas bahasa Cina dengan pelan, tidak ingin diketahui oleh guru bahasa Cina mereka, Huang seonsae yang cukup galak.

"Kim Taehyung-ssi, Jung Hoseok-ssi," panggil Huang seonsae pelan, tidak memalingkan wajahnya dari papan tulis dan tetap menulis bahasa Cina. "Tetaplah di tempat kalian berada."

"Shit," umpat namja berambut oranye atau Kim Taehyung.

"Matilah kita," bisik namja di sebelahnya, Jung Hoseok.

Dengan terpaksa mereka masih berada di tempat mereka, yaitu di depan pintu. Keadaan mereka sangat berantakan, dengan rambut yang berantakan, tas ransel yang hanya mereka sampirkan di satu bahu mereka, dasi yang sudah tidak berbentuk, keringat yang dimana-mana, blazer mereka yang kusut, dan, oh lihatlah si mungil Taehyung yang menggigit bibir bawahnya dengan gaya sensual yang tidak di sengaja. Bahkan tadi ia melihat anak ter-kutubuku di kelasnya, Jung Daehyun pun memalingkan wajahnya dari Taehyung.

Taehyung yang melihat itu tersenyum tipis. Meskipun kutubuku, ia tetap lelaki dan mempunyai nafsu ternyata.

"Baiklah, Kim Taehyung dan Jung Hoseok," kata Huang seonsae sambil mendudukkan dirinya di kursi guru yang terletak di depan papan tulis. "Mengapa kalian telat?"

Keduanya menatap satu sama lain. "Sa-saya.. Eh, kami harus menyelesaikan artikel untuk buletin sekolah," ucap Taehyung sedikit ragu-ragu.

Huang seonsae mengalihkan pandangannya ke mereka berdua. "Itu sangatlah baik untuk selalu mengelola buletin sekolah, tapi jangan mengorbankan jam pelajaran. Yah, bagaimanapun juga kalian tetap akan mendapatkan hukuman, kalian tahu itu, kan?"

Taehyung dan Hoseok mengangguk perlahan. Huang seonsae selalu memberi hukuman kepada siswa yang telat di pelajarannya.

"Sekarang, kalian berdua selesaikan soal ini. Garis pertama untuk tulisan romanisasinya. Garis kedua untuk artinya. Silahkan," jelas Huang seonsae sambil menyodorkan satu spidol untuk ditulis di papan tulis.

'1.

2. 你好

_' tertulis di papan tulis

Hoseok menatap Taehyung dengan pandangan memelas. Dari dulu Hoseok memang tidak pernah menyukai bahasa Cina, sedangkan Taehyung lumayan menggemari bahasa ini.

Taehyung dengan malas-malasan mendekati Huang seonsae dan mengambil satu spidol itu. Ia menulis romanisasi dan arti bahasa Cina yang nomor 2 dengan mudah.

Ia langsung kembali ke tempat Hoseok sambil berbisik, "Ai ni," yang mungkin orang tidak akan mengerti.

Hoseok mengangguk semangat dan tersenyum pada Taehyung. Ia menulis romanisasi dan arti bahasa Cina nomor 1. Ia berlari kecil dan menghampiri Taehyung dengan wajah yang berseri-seri. Tidak mungkin ia salah.

Huang seonsae membalik badannya menghadap papan tulis. "Ya, jawaban nomor satu woyang berarti aku atau saya. Dan nomor dua ni hao yang berarti halo, hei, atau yang lainnya. Kalian bisa duduk sekarang," ucap Huang seonsae tenang.

Hoseok dan Taehyung mengangguk lalu menunduk sedikit dan bergegas ke tempat mereka yang berada di belakang. Hoseok duduk di depan Taehyung sedangkan Taehyung duduk di bangku paling belakang, di barisan kedua dari kiri.

"Apakah kalian gila? Huang seonsae bisa saja mengurangi secara drastis nilai kalian kalau kalian terus-terusan telat!" desis Jeon Jungkook, namja yang duduk di sebelah Hoseok dan teman mereka berdua.

"M-mian... Aku benar-benar harus menyelesaikan buletin sekolah, Kookie," jawab Taehyung.

Jungkook menghela napas dan mengerucutkan bibirnya. "Terserah kalian sajalah. Tapi jangan sampai tinggal kelas!"

Taehyung mengacak rambut merah-hitam Jungkook perlahan. "Iya, bocah kecil. Dan jangan sekalipun kau mendahului kami lagi."

Jungkook hanya nyengir. Ia memang 2 tahun dibawah Hoseok dan Taehyung, tapi ia memiliki IQ yang kelewat tinggi sehingga bisa satu kelas dengan Hoseok dan Taehyung. "Hehe arraseo hyung. Akan kucoba mengingat itu," jawab Jungkook sambil sedikit menjulurkan lidahnya.

"Omong-omong, terima kasih kau sudah menyelamatkanku dari kakek Huang," kata Hoseok sambil tersenyum main-main.

"Aish bocah kecil ini," Taehyung menjitak dahi Hoseok agak keras yang membuat Hoseok meringis. "Lain kali belajarlah."

"A-arraseo." Hoseok mengangguk berkali-kali dan mengusap dahinya di tempat Taehyung tadi menjitaknya. Taehyung hanya tersenyum penuh kemenangan dan bersandar di kursinya.

GREK.

"Permisi," satu sosok namja memasuki ruangan kelas.

Taehyung yang baru mengambil pensilnya melirik orang yang berada di depan pintu kelasnya. Dan ia langsung menjatuhkan pensilnya dan melebarkan kedua matanya.

Dia...

.

.

.

Terlalu...

.

.

.

Tampan.

Untuk seorang Kim Taehyung lihat. Rambut keemasannya yang lumayan panjang sampai menutup sedikit mata dan telinganya, tingginya yang semampai, bahunya yang lebar, bibirnya yang penuh, oh astaga... Taehyung sudah bertemu seorang malaikat.

"Duibuqi wo chidaole, laoshi (Maaf saya terlambat, guru)," ucap namja itu sambil membungkuk perlahan.

Huang seonsae membelakakkan matanya. Belum pernah ia lihat ada yang bisa berbicara bahasa Cina sefasih itu kecuali dirinya. Taehyung sudah bisa, tapi dialeknya kurang. Huang seonsae pun berpendapat bahwa anak baru itu seseorang yang berdarah Cina. "Bu, ta de fakuan (Tidak, tidak apa-apa)," jawab Huang seonsae, "Qing zuo xia, zuo xia pangbian Jintai Ge (Silahkan duduk, duduklah di sebelah Jintai Ge/Kim Taehyung)."

"Wo mingbaile, xiexie Huang laoshi (Saya mengerti, terima kasih guru Huang)," jawabnya, sambil tersenyum dan membungkuk sekali lagi sebelum berjalan ke tempat duduk Taehyung yang sudah pasti dekat dengan Jungkook dan Hoseok.

Taehyung masih tidak berkedip memandang manusia itu sehingga tidak menyadari bahwa sosok yang membuat ia terpesona sedang berjalan ke arahnya.

"Eum, jeogiyo.." anak baru itu memulai pelan. Karena tidak ada respon, ia menyentuh pundak kanan Taehyung perlahan. "Kim Taehyung-ssi?"

Dingin.

Itulah yang Taehyung rasakan saat tangan anak baru itu menyentuh pundak kanannya.

Dan..

Darahnya terpompa lebih cepat. Jangan bilang ia sudah menyukai lelaki yang baru saja beberapa detik lalu ia temui? "E-eh ne.. Museun iriya (ada apa)?"

"Bolehkah aku duduk disini?" anak itu berkata sambil tersenyum lembut.

Ingin sekali Taehyung mencengkram wajah anak baru itu karena terlalu tampan. "Ten..tentu," jawab Taehyung singkat.

Namja itu tersenyum lagi, lalu duduk perlahan di kursi kosong sebelah kanan Taehyung. Taehyung menelan ludahnya dan menggigit bibirnya perlahan, tidak ingin mengeluarkan satu kata pun.

"Kim Seokjin imnida."

Taehyung mengangkat kepalanya perlahan. "E-eh?"

"Kim Seokjin imnida," ulang namja itu lagi, Seokjin, dan mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan dengan Taehyung.

"K-Kim Taehyung imnida," Taehyung mengulurkan tangan kanannya juga untuk membalas jabatan Seokjin.

Dan lagi-lagi..

Taehyung

Merasakan

Kedinginan

Yang berlebihan

Dari tangan Seokjin.

Awalnya Taehyung ingin curiga, namun mengingat di luar salju sedang turun dengan lebatnya, ia mengacuhkan pikirannya itu.

"Ja-jadi kau dari sekolah mana, Seokjin-ssi?" Taehyung bertanya canggung, berusaha meredakan gejolak yang ia rasakan di hati dan perutnya.

Seokjin tersenyum. "Aku dari Busan," jawabnya. "Ayahku dipindahtugaskan ke Seoul jadi aku dan keluargaku ikut dengannya."

Taehyung mengerucutkan bibirnya dan beberapa kali mengangguk. "Baiklah," gumamnya.

"Hei anak baru!" Hoseok menyapa Seokjin dengan gembira sambil sedikit memutar badannya untuk menghadap ke Seokjin. "Ireumeun Jung Hoseok, panggil aku Hoseok," katanya lalu mengulurkan sebelah tangannya.

"Senang berkenalan denganmu, Hoseok," jawab Seokjin lalu membalas jabatan tangan Hoseok. "Namaku Kim Seokjin. Panggil aku Seokjin atau Jin."

Hoseok mengangguk bersemangat. "Yo bro, tanganmu dingin sekali."

"Ah iya, tadi aku bermain salju sebentar," jawab Seokjin

"Hey! Aku Jeon Jungkook dan bisa kupastikan kau lebih tua dariku jadi aku akan memanggilmu hyung," kata Jungkook langsung menggenggam tangan Seokjin dan mengguncangkannya beberapa kali.

"Lebih..muda?"

"Dia dua tahun dibawah kita," jawab Taehyung. "Atau kau juga jika kau seumuran dengan kami. Kau seumuran dengan kami, kan?"

Seokjin terlihat ragu sebentar sebelum mengangguk perlahan. "Iya, aku lahir tahun 1995."

Taehyung, Jungkook, dan Hoseok tersenyum lalu kembali fokus ke pelajaran Huang seonsae.

KRIIINGGG

"Ya, sekian untuk hari ini," kata Huang seonsae dan langsung meninggalkan kelas.

"Xie xie, laoshi (Terima kasih, guru)," ucap anak-anak serempak tanpa semangat.

"Ah, ayo kita ke kantin, Seokjin-ssi," ajak Jungkook.

Taehyung dan Hoseok pun bangkit dari kursinya dan meregangkan badan mereka. "Ah betul juga, ayo Seokjin-ah," ajak Taehyung.

Seokjin tersenyum. "Baiklah tapi kalian tidak usah memakai embel-embel nama seperti itu."

"Arraseo arraseo," jawab mereka bertiga serempak.

.

.

.

"Kau yakin tidak ingin makan apa-apa?" Jungkook bertanya dengan khawatir saat ia, Hoseok, dan Taehyung sedang makan dengan lahap dan Seokjin hanya meminum satu gelas jus tomat-wortel.

"Ne, aku tidak apa-apa," jawab Seokjin sambil tersenyum.

"A-YO HOSEOK!"

"Ah, Namjoon! Darimana saja kau?" Hoseok bertanya saat orang yang tadi memanggilnya sudah di depannya.

"Biasalah, membolos," jawab Namjoon sambil nyengir.

"Aish kau selalu saja begini," kata Jungkook. "Oh iya, kenalkan ini Seokjin, anak pindahan."

Seokjin tersenyum dan mengangguk.

"Ayeee salam kenal Seokjin-ssi~ aku Namjoon, hanya orang yang suka menyampah di daerah sini."

Seokjin tertawa sedikit. "Senang berkenalan denganmu, Namjoon-ah."

Namjoon tersenyum.

KRIIINGGG

"Ah secepat itukah?" Hoseok mengeluh saat mendengar bel pelajaran dimulai lagi.

"Aku akan berjalan-jalan, bye!" Namjoon pamit dan menghilang entah kemana.

"Aku benci sekolah," umpat Jungkook sambil mulai beranjak dari kursinya dan merapihkan seragamnya.

"Seokjin, kau mau kemana?" tanya Taehyung saat melihat Seokjin sudah beranjak duluan dan berjalan ke arah yang berlawanan dengan kelas mereka.

"Aku akan ke toilet, kalian duluan saja!" Seokjin pun menghilang.

Taehyung diam di tempatnya. "Tae, kau tidak ikut?" Hoseok bertanya.

"A-aku akan menyusul Seokjin. Mungkin saja ia tersesat."

Tanpa menunggu jawaban kedua sahabatnya, ia pun berlari ke arah Seokjin berjalan tadi. "Tapi.. Ah sudahlah biarkan saja dia," kata Jungkook.

.

.

.

Ia pun sampai di salah satu toilet di lantai itu dan memasukinya. Sepi. Ia pun berpikir Seokjin sudah kembali ke kelas sampai ia mendengar..

.

.

.

"AHHK!"

Taehyung menoleh sekali. Tidak mungkin ada yang bercinta di sekolah ini kan? Apa lagi di toilet kan? Dengan sedikit takut, ia berjalan ke sudut toilet yang sedikit gelap.

Disana..

Ia

Terkesiap.

Terlihat seorang Seokjin yang sedang menggigit leher orang yang ia tahu pasti. Namjoon. Seokjin baru bertemu Namjoon beberapa menit lalu dan sekarang sudah ingin menyetubuhinya?

Tapi tunggu. Namjoon tidak bergerak. Ia malah semakin lama semakin melemas. Tunggu, jangan-jangan...

Seokjin melepaskan mulutnya dari leher Namjoon yang sudah tidak bernyawa dan menjatuhkannya begitu saja. Ia menoleh ke arah Taehyung berada dengan taring yang masih ada di giginya dan mata merahnya. "Taehyung..."

"Seokjin jangan bilang bahwa kau adalah seorang..."

"Ya, aku vampir," kata Seokjin cepat.

Pening terasa di kepala Taehyung. Ia merasa ingin pingsan, tapi ia merasa sepasang lengan kekar menahannya agar tidak jatuh sebelum akhirnya ia menutup matanya dan tidak sadarkan diri.

'Aku hidup di dunia yang aneh ternyata' pikir Taehyung sebelum pingsan.

TBC

Author's note: yeaaayyyy sehari sebelum UTS bawa ff baru yoohoooo~~ tiba-tiba pengen aja bikin ff BTS karena di ffn belum terlalu banyak ff BTS ^^ dan sekarang lagi bikin ff GOT7 hehe.. Btw maaf itu bahasa Cinanya sedikit ngasal m(_ _)m apalagi Jin Tai Ge-nya. Duh maap banget:(

Mind to review? Review kalian membantu sekali lho!

Love,

Me