THE HALF BLOOD VAMPIRE
.
Chapter 1
.
Cast : Kai, Sehun, Luhan, Chanyeol, Suho, Baekhyun
.
Genre : Fantasy, Roman, Sad
.
Author KILLA8894
.
Rated T dulu yaaa
.
HAPPY READING
.
Duduk di tengah tengah sekelompok vampire yang sedang asyik bermain sungguh membuat Sehun tidak nyaman. Ia satu satunya manusia yang terjebak di antara mereka, dan itu sedikit banyak membuatnya takut. Bagaimana kalau tiba tiba ada yang menyerang dan menghisap darahnya ?
" Kau terlalu banyak berpikir Sehuna, kami tidak mungkin menghisap darahmu. "
Sehun menoleh kesamping dan menemukan Chen yang tersenyum lebar ke arahnya, ah tolong ingatkan ia kalau sahabat vampirenya itu bisa membaca pikirannya.
" Siapa tahu kau lapar setelah bermain dengan mereka. " Ucap Sehun polos.
" Hei, kau pikir aku mau meminum darah sahabatku sendiri, lagi pula... " Chen mengerutkan keningnya dan mendekatkan wajahnya ke wajah cantik Sehun.
" Apa yang kau lakukan? " Sehun dengan panik menggeser posisi duduknya untuk membuat jarak dengan Chen.
" Bau darahmu tak setajam manusia yang lain Sehuna, apa darahmu sedikit sekali. Ah ituu mungkin saja karena kau kurus sekali. " Ucap Chen.
Plakk
" Aku tidak kurus tahu. " Sehun merengut lucu. Chen terkekeh gemas melihat raut wajah Sehun. " Kalau begitu ayo makan yang banyak agar aku tidak mengatakan kau kurus lagi. "
" Aku tidak mau, Ibu pasti memintaku makan sayur lagi. " Rengek Sehun.
" Jadi karena itu kau kabur kemari dan melupakan sarapanmu. Ayo ke dapur sekarang. " Chen menggenggam jemari mungil Sehun dan menariknya berdiri. " Aku tidak ingin makan sayur lagi. " Gumam Sehun.
" Kau tidak mau makin kurus kan Sehun, karena itu makan sayurlah yang banyak. " ucap Chen.
Sehun sudah ingin protes ketika dari ekor matanya ia melihat dua orang anak anak yang sepertinya sebaya dengan Chen dan itu artinya lebih tua darinya berjalan dari lorong samping menuju ke arah mereka. Chen yang mengikuti arah pandang Sehun ikut terdiam begitu melihat kedua anak itu, dengan cepat ia menarik Sehun untuk menepi dan membiarkan kedua anak itu lewat di depan mereka. Untuk sesaat mata coklat caramel Sehun beradu pandang dengan mata biru terang anak berkulit tan yang lewat dihadapannya. Hanya sekejap karena Sehun langsung menunduk. Tak ada yang menyadari saat kedua mata berbeda warna itu bertemu pandang, ada sekelebat cahaya biru lembut yang menghubungkan keduanya, hanya sekejap dan cahaya itu langsung memudar.
" Siapa mereka Chen hyung? "
" Kau tidak tahu itu tadi pangeran Jongin dan yang disampingnya itu putri Luhan. " Jawab Chen.
Sehun termangu jadi itu tadi anak dari Raja vampire tempat dimana ibunya bekerja sebagai pelayan. Tampan. Sungguh Sehun merasa iri, ia yang juga laki laki saja tidak diberkahi wajah setampan itu, wajahnya cenderung manis dan kata Chen, Sehun itu cantik seperti putri di dalam dongeng. Tapi bukankah wajar kalau Jongin itu tampan karena dia seorang pangeran.
" Ayo Sehun, kita temui ibumu. " Ajak Chen.
" Baik hyung. "
Kedua bocah itupun kembali bergandengan tangan menuju dapur istana, tanpa menyadari sepasang mata kehijauan yang terus menatap kearah keduanya dengan sendu.
" Anak yang malang, kau mungkin tidak tahu takdir apa yang sedang menantimu. "
" Ibu, apakah aku tidak mempunyai ayah? "
Pertanyaan polos dari anak semata wayangnya, membuat aktivitas Suho memotong sayuran terhenti. Ia menatap ke arah anaknya yang duduk manis di atas kursi kayu disampingnya. Dengan senyum yang dipaksakan wanita cantik itu mengelus lembut putra kecilnya. " Tentu saja Sehunie punya seorang ayah. "
" Tapi dimana ayah Sehunie, kenapa ibu tidak tinggal bersama ayah seperti ibu dan ayah Chen hyung. " Tanya Sehun lagi.
Senyum diwajah Suho memudar, ia sedikit membungkukkan tubuhnya untuk menatap wajah polos Sehun. " Ayah Sehunie tidak bisa tinggal disini bersama kita Nak. "
" Kenapa bu, apakah karena kita tinggal di istana ? kalau begitu ayo kita keluar dari sini, dan menemui ayah. " Rengek Sehun.
Suho menggelengkan kepalanya, sebelum memeluk erat tubuh mungil sehun. " Kita tak bisa tinggal bersama ayahmu nak, tidak akan pernah bisa. "
" Apakah ayah sudah meninggal? "
Suho melepaskan pelukannya dan menatap kearah luar jendela yang menghadap taman istana. Pandangannya terfokus pada dua orang sosok dewasa yang sedang bermain dengan seorang anak kecil. Ia memejamkan matanya sejenak, untuk meredam rasa sakit yang tiba tiba saja menusuk didadanya. " Kelak, saat kau sudah tumbuh dewasa kau akan mengerti putraku. Sekarang Sehunie main dengan Chen hyung dulu ya, ibu mau meneruskan memasak. "
Sehun mengangguk, melompat turun dari kursi dan berlari dengan lincah keluar dari dapur istana. Meninggalkan Suho yang berusaha sekuat yang ia bisa untuk menahan air matanya agar tidak jatuh ke pipi mulusnya.
' Maafkan ibu Sehunie, karena ibu tidak bisa mengatakan siapa ayahmu. Dia bahkan tidak tahu kalau dirimu tumbuh di dalam rahim ibu. Kelak, saat kau mengetahui semuanya tolong jangan membenci ayahmu nak.' Batin Suho.
Ibu muda itu kemudian menundukkan wajahnya dan kembali bekerja saat ia merasakan ada yang menatapnya dari arah jendela. Ya, tinggal selama sepuluh tahun di istana vampir membuat instingnya menguat. Bakhan tanpa memandang ia tahu siapa orang yang menatapnya itu. orang yang telah mengubah takdir hidupnya.
" Ayah, apa yang ayah lakukan, siapa yang ayah lihat? " suara anak kecil menyadarkan sosok dewasa itu kalau ia tidak sendirian di taman.
" Tidak ada sayang, ayah hanya memperhatikan sekitar, bukankah taman ini sangat indah? "
Anak kecil itu mengangguk antusias. " Kita akan tinggal disini kan ayah? "
" Tentu, Luhanie suka? "
" Umm, apa lagi disini ada pangeran Jongin. " Anak itu tersenyum manis.
Pria dewasa itu hanya tersenyum, entah kenapa sejak kedatangannya ke istana ini dua hari yang lalu, selalu ada perasaan tak nyaman yang menyelimutinya. Apakah sesuatu yang tidak ia inginkan akan terjadi ?
" Sayang, ayo kita masuk ke dalam. Luhanie sepertinya lapar dan ia butuh makanannya. "
Yang di ajak bicara hanya mengangguk, lalu melangkahkan kakinya mengikuti anak dan istrinya. Saat baru beberapa langkah ia berjalan, semilir angin yang berhembus membawa aroma harum yang sangat dikenalnya. Aroma yang berusaha ia cari selama sepuluh tahun ini. Aroma harum darah manusia yang pernah menjadi kekasihnya. " Suho, aku menemukanmu. "
Sehun berlari lari kecil di lorong istana menuju halaman belakang. Mulutnya tak henti hentinya bernyanyi, menyanyikan lagu yang di ajarkan ibunya setiap malam. Karena kurang hati hati tepat di belokan menuju halaman, tubuh mungilnya bertabrakan dengan seseorang yang berbadan lebih besar darinya. Sehunpun terjatuh dengan posisi lutut lebih dulu terhempas kelantai.
" Aduh... " Namja mungil itu meringis merasakan rasa sakit di kedua lututnya.
" Hei, kau tidak apa apa. "
Sehun mendongak dengan matanya yang berkaca kaca menahan tangis untuk melihat siapa orang yang menabraknya. " Hiks, lututku sakit. " Ucapnya lirih. Namja manis itu kembali menunduk saat mengetahui kalau pria yang ia tabrak adalah pangeran Jongin. " Maafkan hamba yang tidak melihat pangeran tadi. "
Jongin tidak menghiraukan ucapan Sehun, iapun berlutut dihadapan Sehun yang masih terduduk dilantai. Pangeran tampan itu melihat lutut Sehun yang berdarah. " Kau manusia? "
Dengan takut takut Sehun mengangguk. " Apa pangeran akan menggigitku? " Namja mungil itu menatap wajah pangeran yang tampak begitu pucat. Jongin tidak menjawab, pangeran muda itu merobek celana Sehun sebatas paha. Sehun tidak berani protes karena terlalu takut, namja mungil itu hanya bisa menutup matanya dengan erat saat Jongin menundukkan kepalanya dan menjilat lututnya yang berdarah.
Ada perasaan aneh dihati Sehun saat lidah jongin menyapu lututnya yang berdarah. Perasaan asing yang baru pertama kali ia rasakan. " Darahnya sudah berhenti sekarang, kau jangan menangis lagi. " Ucapan lembut Jongin membuat Sehun memberanikan diri membuka matanya dan memang benar lututnya tdak berdarah lagi bahkan bekasnya pun tidak ada lagi.
" Gomawo. " Ucap Sehun lirih. Jongin hanya mengangguk, pangeran muda itu membantu Sehun untuk berdiri dan ia tersenyum tampan saat menatap wajah merona Sehun. " Lain kali hati hati ya. " Sehun mengangguk, untuk sesaat ia terlihat bingung hingga tidak menyadari kalau pangeran Jongin sudah berlalu meninggalkannya. ' Apakah aku salah lihat, tapi kenapa wajah pangeran tiba tiba berubah tidak pucat lagi? ' Batin Sehun.
' Biarkan takdir yang menuntunmu untuk menemukan jawaban Sehuna. '
Bocah itu cepat cepat menoleh saat mendengar ucapan itu, namun tak ada seorangpun disana, hanya ia sendirian. " Apakah aku salah dengar? " gumamnya sembari melanjutkan langkahnya menuju halaman belakang istana.
Setelah Sehun menjauh, sesosok tubuh berbadan kurus keluar dari persembunyiannya. " Maafkan aku yang tak bisa membantumu Sehuna. "
" Bagaimana keadaan Jongin hari ini? "
" Dia baik baik saja yang mulia. " Permaisuri menatap kearah rajanya dengan tatapan penuh kasih. Sang raja hanya diam, ia menatap peramal yang sedari tadi duduk bersimpuh dihadapannya. " Minho- ya, tolong ramalkan apa yang akan terjadi pada putraku kelak. "
Sosok bermata hijau dan bertubuh kurus itu segera duduk dengan tegak dan mulai memejamkan matanya.
" Aku melihat bayangan pangeran dengan seorang perempuan cantik. "
" Ah, itu pasti putraku dengan putri Luhan. " Ucap permaisuri senang.
" Pangeran akan berbahagia dengan perempuan itu sampai ketika... "
" Apa itu? " tanya raja penasaran.
" Kutukannya akan berjalan saat usia pangeran mencapai 20 tahun yang mulia, pangeran akan sakit sakitan, kondisinya akan semakin melemah. " Jelas Minho.
" Apakah tidak ada yang bisa menyembuhkan putraku? "
" Maafkan hamba yang mulia, kutukan itu hanya bisa dipatahkan kalau pangeran menikah dan menyatukan dirinya dengan seorang half blood vampire. Kalau itu tidak dilakukan maka pangeran akan mati. " Jelas Minho lagi.
Raja memejamkan matanya dengan erat. " Minho- ya, bukankah kau mengetahui sendiri tak ada manusia yang bisa bertahan saat mengandung janin bangsa kita? "
" Itu benar yang mulia. "
" Pergilah, aku harap kau nanti akan menemukan cara yang lain untuk menyembuhkan putraku. " Perintah Raja.
Minho bergegas berdiri, membungkuk hormat, lalu menghilang dari hadapan rajanya.
Hanya berselang beberapa detik, ia sudah muncul dihadapan Suho yang sedang merajut dihalaman belakang istana.
" Kau mengagetkanku. " Ucap Suho datar.
" Maaf, yang mulia baru saja memanggilku dan memintaku meramalkan putranya. "
" Oh ya, apa pangeran akan sembuh? " tanya Suho penasaran. Ya memang, kutukan leluhur yang berada di tubuh pangeran Jongin, semua penghuni istana mengetahuinya.
" Tidak, kutukan itu hanya bisa disembuhkan oleh orang yang tepat dan itu sangat mustahil. " Ucap Minho.
" Apa itu... "
Dan jawaban Minho sukses membuat tubuh Suho membeku,
" The half blood vampire... "
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC
Ada yang berminat?
Kalau review lebih 25 bakalan lanjut yaa...
Untuk FF yang Killa bikin mungkin akan cukup lama baru update soalnya Kakek Killa kemarin baru meninggal jadi mohon pengertian dari readers yang suka baca FF Killa yaaaa.
