Title: Mnemonic
Pairing: Multipairing
Warning: OOC, AU
Summary: Dahulu kala semua manusia hidup di laut. Namun, karena mendambakan daratan, sebagian dari mereka pergi ke darat dan membuang 'ena' mereka. "Jangan samakan aku dengan mahluk pemuja tanah itu!" "Tapi, kita sama-sama manusia kan?" "Aku tidak ingin berubah.." "Akhirnya aku bisa mengejarmu, shinchan" "sejak awal akachin memang hanya melihatku sebagai sahabat." "Shintarou, apakah kau pernah merasakan penyesalan karena telah menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan tuhan padamu?" "Seandainya saat itu aku memilihmu..." "Tatsuya!"
Disclaimer: Kurobasu milik fujimaki tadoshi, dan Basis dari cerita ini memang diambil dari Nagi no Asu kara. (untuk yang belum nonton, cobalah untuk menonton. bagus lho) plot, tetap punya saya #cough
"Lho? Aomine kun? Kau sudah akan berangkat? Pagi-pagi sekali.." Tanya Sakurai, sepupu yang sedang tinggal dirumahnya.
"aah.. iya.., aku harus menjemput Ryouta dulu.." jawab Aomine sambil memakai sepatunya dengan buru-buru.
"hmm.. tahu tidak sakuraichan, mereka kan memang selalu berdua sejak kecil~" goda Satsuki yang tiba-tiba muncul dari arah dapur. "berisik!" sambil teriak ke arah satsuki, ia segera mengambil tasnya dan berlari keluar. "Ittekimasu!"
"Iterasshai.." jawab Sakurai dan Satsuki bersamaan.
"hmm.. sepertinya pagi ini air laut terasa lebih asin dari biasanya.." ucap Aomine. ia berenang melewati jembatan dan mendarat di blok tempat para 'manusia laut' berenang menuju darat. didepan sana sudah terlihat anak-anak dengan rambut berwarna-warni sedang menunggunya. sampai pandangannya terfokus pada seorang bocah yang menggunakan seragam yang berbeda. anak itu menatap Aomine sambil tersenyum ketakutan. Aomine geram, lalu segera berlari kearah bocah tersebut.
"OI, RYOUTA! SUDAH KUBILANG KAN HARI INI KITA PAKAI SERAGAM SMP NAMI, KENAPA KAU MALAH PAKAI SERAGAM SMP HAMA?!" teriak Aomine sambil menarik kerah kemeja Kise.
Kise yang ketakutan berusaha melepaskan diri dari cengkraman Aomine.
"ta..tapi kalau aku pakai seragam SMP Nami, nanti aku akan terlihat mencolok ssu. ga mau ssu!" teriak kise
"KAU..!"
"Aominekun, sudah! hentikan! kasihan kan Kisekun!" lerai seorang bocah berambut biru muda yang tiba-tiba muncul diantara mereka.
"Kisechin, kau tidak apa-apa?" tanya bocah satu bertubuh tinggi dengan rambut berwarna ungu, sambil menepuk kepala kise.
"Daiki, hentikan. kau sudah keterlaluan." ucap bocah pendek berambut merah yang siap melempar celengan kodok milik bocah berambut hijau disebelahnya apabila Aomine masih meributkan hal tersebut.
"ugh.."
"A..aku.. pergi ganti baju dulu!" teriak Kise sambil berlari ke arah rumahnya.
"seharusnya kau dari awal pakai baju seragam SMP Nami!" Teriak Aomine.
"uuuh.. aku ga mau diteriaki oleh Daikicchi ssu!"
teriak kise yang sudah mulai menjauh.
"cih.. dasar.. ayo kita pergi duluan!" ujar Aomine sambil berenang keatas.
yang lain saling bertatapan satu sama lain, lalu ikut berenang dibelakang Aomine.
"Aominekun, apa tidak apa-apa meninggalkan Kisekun sendirian?" tanya bocah berambut biru muda yang sekarang sudah berenang sejajar dengan Aomine.
"Tidak apa-apa, Tetsu. itu salahnya sendiri" jawab Aomine tegas.
"Daiki, kau benar-benar tidak jujur ya.." gumam Bocah berambut merah, yang berenang di paling belakang. "..jangan sampai kau menyesal dibelakang.." lanjutnya dengan suara pelan.
"..akashi?" tanya bocah berambut hijau yang sedari tadi diam tak bersua. "tidak apa-apa shintarou.., lupakan saja.." jawab Akashi sambil tersenyum.
"hah…hah…hah…" berlari sekuat tenaga, akhirnya kise tiba di tempat mereka janjian, tapi..
"Daikicchi? Tetsuyacchi?" kise sama sekali tidak melihat teman-temannya disana.
"Midorimacchi? Akashicchi..? Mura..sakibara..cchi?" dengan suara hampir menangis ia memanggil-manggil temannya. sampai akhirnya dia tersadar ia ditinggal sendirian.
"uh.. hiks.. DAIKICCH.." belum selesai ia memanggil nama Aomine, tiba-tiba dari belakang ada jaring nelayan yang muncul dan menangkapnya. "kyaaaaaaaaa!" Kise teriak ketakutan. dia sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi sampai akhirnya dia tertarik ke atas, menggantung di udara.
..krieeet.. kriieet..
terdengar decit suara besi yang bergesekan. di depan matanya Kise melihat sesosok bocah SMP, berambut merah dan berbadan tegap sedang menatapnya keheranan.
"…manusia…?" ujar bocah berambut merah tersebut dengan kaget.
—-
Aomine dan yang lain tiba di permukaan laut. mereka segera naik ke tangga menuju daratan. Aomine pun duduk dan menunggu yang lainnya mengeringkan Baju.
"Minechin, tidak jalan sekarang?" tanya bocah berkepala ungu. "aa.. murasakibara, aku sedang mengeringkan bajuku" jawab Aomine.
"Bilang saja kau ingin menunggu Kisekun.." jawab Kuroko.
"Diam kau, Tetsu!" Aomine segera berdiri dan mengejar kuroko.
"ah, lihat itu!" seru Midorima sambil menunjuk kearah laut.
"..lagi-lagi mereka memancing melewati daerah perbatasan ya.." ujar akashi kalem.
"Hah?! dasar mahluk darat!" geram Aomine.
lalu.. terjadilah hal itu. kapal nelayan tersebut menarik jalanya dari laut. namun yang jala itu tangkap tidak hanya ikan, tapi juga seorang bocah berambut pirang..
"Kisekun!"
"Kisechin!"
"Kise!"
teriak Kuroko, Murasakibara, dan Midorima.
melihat itu, Akashi hanya menatap Aomine, yang sedang melihat kejadian itu dengan ekspresi kaget tidak percaya.
'apakah ini.. pertemuan yang telah ditakdirkan antar dua manusia?' tanya Aomine dalam hati.
Next Chapter
"kalau begitu kenapa dia ada disini? bukankah seharusnya dia ada dikelas A atau B?"
"apa-apaan tinggi badan itu? apa arus laut membuat badan kalian jadi raksasa begitu? ahahaha!"
"Orang-orang pemuja tanah seperti kalian itu memang bau lumpur seperti babi."
"pokoknya aku tidak mau lagi berbicara dengan Aominecchi!"
'aah.. aku ingin segera main basket'
