Title : Lovalievable

Author : Ineztiar

Genre : Romance, friendship, drama

Rate : T

Cast : Uzumaki Naruto, Uchiha Sasuke, Haruno Sakura, Hyuuga Hinata, Tenten

Angin berhembus kencang, daun-daun yang berguguran terbang terbawa oleh angin. Bunga-bunga hampir layu karena musim sudah berganti, udara menjadi semakin dingin dan tidak bersahabat. Sakura merapatkan jaket yang dikenakannya, hari ini dia lupa memakai sweater tebalnya. Dia hanya memakai turtleneck berbahan tipis dengan jaket kulit sebagai lapisan luarnya, tidak menyangka bahwa udara akan sedingin ini.

Sakura melangkahkan kaki nya dengan cepat, dia tidak mau terlambat menghadiri pesta perayaan ini sahabatnya kembali dari Amerika sehabis menyelesaikan masa studinya disana. Sakura dan dia sudah bersahabat sejak taman kanak-kanak, mereka menghabiskan waktu kanak-kanak dan remaja bersama. Namun setelah lulus SMA sahabatnya memutuskan untuk melanjutkan kuliahnya di Amerika, dia mendapatkan beasiswa studi selama 4 tahun disana. Dan selama 6 tahun ini Sakura tidak pernah bertemu dengannya, sahabatnya tidak pernah pulang ke rumah karena orang tuanya memang sudah lama meninggal.

Sakura sudah sampai di depan rumah yang sudah lama tidak di kunjunginya, di hadapannya terlihat rumah dengan gaya eropa yang memiliki pagar tinggi. Terlihat halaman yang luas serta air mancur di tengah-tengah halaman, Sakura merasa mengingat kembali kenangannya di rumah ini. "Tidak-tidak." Gumamnya dalam hati, dia menggelengkan kepalanya dan kembali focus terhadap apa yang harus dihadapannya sekarang. Teman masa kecilnya yang juga cinta pertamanya.

"Oh my gosh! Aku tidak bisa melakukannya!" Sakura berteriak sambil menggenggam rambutnya frustasi, dia belum siap menghadapinya meskipun sudah 6 tahun lamanya mereka tidak bertemu.

"Sakura-chan!" Tiba-tiba Sakura mendengar seseorang memanggil namanya. Dia melihat ada seseorang keluar dari pintu utama rumah sahabatnya. Tak berapa lama, Sakura melihat sesosok yang sangat familiar.

"Ten-chan!" Sakura berteriak dan segera berlari menghampiri teman lamanya itu, dia segera memeluknya dan mendesah senang.

"Sudah lama aku tidak bertemu denganmu. Bagaimana kabarmu?" Tenten segera memeluk Sakura kemudian ber-high five dengannya.

"Kabarku baik, aku sangat merindukanmu Ten-chan." Tenten tidak menjawab, dia malah mendorong Sakura menuju ke dalam rumah.

"Ayo kita masuk, Sakura-chan. Di luar sangat dingin, dan bajumu sangat tidak mendukung untuk cuaca sedingin ini." Sakura hanya mengangguk dan berjalan beriringan dengan Tenten menuju dalam rumah.

"Jadi, bagaimana? Apakah kau sudah menemukan prince charming mu?" Tenten bertanya dengan nada menggoda padanya. Sakura hanya mendesah kemudian menggeleng. Tenten tidak menggoda temannya lebih jauh lagi, dia tau bagaimana perjalanan cinta Sakura selama ini.

Sesampainya di dalam mansion, Sakura disambut dengan pesta sederhana. Rumah sahabatnya tidak didekorasi berlebihan. Disana hanya ada sofa dengan meja panjang dan televisi, makanan dan minuman tertata rapi di atas meja. Sepertinya mereka hanya akan mengadakan pesta kecil-kecilan, tidak seperti yang dibayangkan Sakura untuk menyambut seseorang yang baru pulang dari Amerika.

"Hai Sakura-chan." Sakura melihat wajah teman-teman SMA nya lagi, mereka melambaikan tangan ke arah Sakura kemudian menariknya ke sofa. Tak lama Sakura langsung terhanyut dengan pembicaraan mereka tentang masa SMA dan kehidupan sekarang, namun dibalik itu Sakura merasa sangat nervous. Dia merasa tidak nyaman dengan keadaannya sekarang, dia merasa gugup bertemu sahabat lamanya.

Tiba-tiba suara tawa dan percakapan teman-temannya berhenti, suasana menjadi sunyi dan teman-temannya melihat ke arah Sakura. Bukan, lebih tepatnya ke arah belakang Sakura.

"No, no, no, no!" teriak Sakura dalam hati, dia masih belum siap! Sakura memejamkan matanya dan berdoa dalam hati semoga dia bisa terbebas dari situasinya sekarang, telapak tangannya mulai basah dan jantungnya sudah berdetak kencang.

"Hi, minna!" sapa seseorang di belakang Sakura, namun dia sangat mengenal suara itu. Suara itu yang selalu terngiang di pikirannya, yang selalu menghantuinya dan selalu di rindukannya. Suara bernada berat dan dalam, menegaskan kesan maskulin pemiliknya. Sakura merasa semakin panic saat dia merasakan langkah kaki mendekat menuju ke arahnya.

Tiba-tiba Sakura merasakan kehadiran seseorang di belakangnya, ada tangan besar dan kokoh mencengkram kedua bahunya dengan lembut. Jantung Sakura berdetak semakin kencang, dia hanya berdoa dalam hati semoga dia bisa melewati hari ini dengan selamat.

Teman-teman Sakura segera berdiri dan meneriakkan namanya, ada beberapa yang bersiul sambil meneriakkan kata wow, para teman wanitanya banyak yang menatap tidak berkedip dengan mulut menganga. Sakura semakin tidak berani menoleh ke belakang, dia hanya menunduk dan menatap kedua tangannya yang terkait di pangkuannya.

"Long time no see, please enjoy this small party for me!" teriak lelaki di belakangnya, teman-temannya segera berdiri dan berjalan menuju arah punggung Sakura. Dia menebak mereka memeluk laki-laki yang baru pulang dari negeri paman sam itu.

"Hai Sakura." Tiba-tiba Sakura melihat sepasang kaki di depannya, dan dia bisa menebak pemilik kaki itu. Dia tidak bisa mengangkat kepalanya untuk melihat nya, namun tiba-tiba dia melihat sepasang mata jernih menatapnya. Laki laki itu memegang dagu sakura dan mengangkatnya sehingga sekarang matanya menatap pandangan hangat dan menenagkan itu.

Jantung Sakura semakin berdetak cepat, sudah lama dia merindukannya. Sepasang mata yang menatapnya lembut dan membawa ketenangan. Dia merasa terjebak dalam matanya yang sedalam lautan, Sakura merasa tenggelam dalam tatapannya.

Sakura segera sadar bahwa dia hanya menatap mata itu tanpa berkedip saat teman-temannya memanggil nama sahabatnya itu. Sepasang mata itu segera mengalihkan pandangannya dan beralih ke teman-temanya. Sakura menarik nafas pendek, seluruh tubunya terasa seperti mengalami shock, otaknya tidak bisa berpikir. Sakura menutup kedua matanya dan menyandarkan kepalanya ke bantalan sofa, dia merasa mulai kehilangan dirinya lagi.

"Tidak, tidak! Ini bukan saat yang tepat Sakura, please jernihkan pikiranmu!" Sakura berteriak dalam hati, dia tidak bisa bersikap seperti ini terus-menerus.

Tak berapa lama lelaki itu kembali ke hadapan Sakura dan menarik tangannya, menyeretnya ke taman belakang rumah sebelum dia sempat berkata apapun. Pemandangan taman belakang rumah sangat indah, bunga-bunga bermekaran dan kondisinya sangat terawatt. Dia sangat merindukan rumah ini sebanyak dia merindukan pemiliknya.

"Sakura, aku… Aku merasa seperti orang bodoh selama ini, aku tidak… aku sebenarnya ingin, tapi..Argghhh…" Lelaki itu berteriak frustasi, dia menjambak rambut nya dan mengalihkan pandangannya dari Sakura. Tak berapa lama dia memasukkan tangannya kedalam saku jeans nya dan mendesah keras.

"Sakura, aku tahu aku tidak berhak mengatakan ini. Aku minta m-" sebelum dia menyelesaikan perkataannya, Sakura menarik tangan lelaki itu kemudian membuatnya menghadap ke arah Sakura kemudian memeluknya. Awalnya dia tidak membalas pelukan Sakura, namun tak berapa lama ketegangan tubuhnya mengendur dan dia membalas pelukan Sakura. Beberapa detik kemudian -yang terasa bagaikan menit- Sakura melepaskan pelukannya, dia ingin melihat perkembangan sahabatnya saat ini.

Saat ini Sakura menatapnya, benar-benar menatapnya dan mengamati keadaan sahabatnya itu. Tubuhnya semakin tinggi dan tegap, badannya lebih berotot dan berisi. Dulu tubuhnya kecil dan kurus, namun sekarang lelaki di hadapannya ini sangat seksi. Dengan celana jeans dan kemeja bewarna biru muda yang digulung sampai siku, tidak bisa menyembunyikan ke atletisan tubunya.

Sakura mengarahkan pandangannya ke wajah sahabatnya. Rahangnya semakin kokoh, bibirnya membentuk garis tipis dengan ekspresi mata yang tidak bisa ditebak. Sakura tahu apa yang dirasakan sahabatnya. Marah, frustasi, kecewa…

"Jangan mengatakan kata itu kepadaku, aku mengerti." Sakura tidak bisa menahan air matanya, dia sangat merindukan sahabatnya. Sahabatnya menatapnya dengan ekspresi sedih, dia mengulurkan tangannya dan mengusap air mata Sakura.

"Please don't cry. I feel horrible enough Sakura, it's all my fault." Sahabatnya menatap Sakura dengan tatapan sedih dan menyesal, Sakura menggeleng cepat.

"Ini bukan salahmu, seharusnya aku yang-"

"Don't!" Sahabatnya mengangkat tangannya tanda tidak setuju, Sakura tidak menyelesaikan kalimatnya dan hanya menatapnya bingung.

"Don't you dare to say that word, Sakura. I feel like.. like.." Sahabatnya tidak menyelesaikan kata-katanya, dia kembali mengangkat tangannya dan mengacak rambutnya frustasi.

"Stop!" kata Sakura setengah berteriak, dia tidak bisa melihat sahabatnya merasa seperti ini.

"Kalau kamu tetap memaksa baiklah, anggap saja kita memang sama-sama salah. Hari ini pesta perayaan kembalinya kamu dari US, seharusnya kita bersenang-senang. Come on!" Sakura menarik tangan sahabatnya kemudian kembali ke dalam rumah. Mereka menyapa kedatangan Sakura dan sahabatnya kemudian kembali bersenang-senang seperti seharusnya.

Hello, salam kenal semuanya! I am the new author here :D Hope you all like my story! Oh maaf kalo ceritanya absurd atau geje, live to learn! :) by the way thanks for reading, please wait for the new chapter 3 days ahead.

Love you all

~author