Futari! by nyaneenia

Romance, drama. Teen. Akabane Karma x Nakamura Rio. OOC.

.

A/n: Time and place alias setting agak agaknya berurutan, ( april – maret) sesuai kalender sekolah Jepang.

Terus Karma masuk bulan april, dan dia ngga kena skors. Begitu juga dengan Bitch-sensei

Terus nanti endnya aku bikin Koro-sensei ngga jadi ngancurin bumi ;-; gomenne, soalnya manga belom selesai ku baca jadi apapun end dari ff ini, jangan terlalu dipikirkan ne?

.

No profit gained, all characters belongs to Yusei Matsui- sensei.

.

Chapter 1: Sore sore

Karma sedang tiduran santai dibawah pohon besar dengan sebuah buku tebal berbahasa inggris diletakan terbalik di dadanya. Telinganya disumpal dengan earphone, memutarkan lagu lagu bergenre anime. Rupanya ia membolos- entah ini sudah yang keberapa kalinya ia memolos dipelajaran Bitch-sensei.

Buku yang tadi ada di dadanya, berpindah tanpa ia sadari. Dan sebuah tepukan yang bisa dikatakan tidak halus menyapa pipi Karma. Karma membuka kelopak matanya.

"Karma-kun." sapa Nakamura sambil memegang buku-tebal milik karma yang tadi ia pakai untuk menepuk karma.

Karma melepas earphonenya. "Konnichiwa, ada apa nakamura-san,"

"Bitch-sensei memintaku untuk mencarimu dan membawamu kembali ke kelas," ujarnya sambil mengembalikan buku Karma. "Konnichiwa"

Karma membuka bukunya, dan kembali tiduran. "Aku tidak peduli," karma memilih milih lagu untuk ia dengarkan. "Kau betah belajar dengan Bitch-sensei,"

Nakamura malah duduk disebelah Karma. "Apakah itu sebuah pernyataan, atau malah pertanyaan?"

"Tergantung kau lihat dari mana" karma menutup matanya.

"Ugh, Karma-kun, Bitch- sensei serius dengan yang satu ini; ia akan memberikanmu- ralat, bahkan ia akan memberikan hukuman untuk kita jika kau tak menghadiri kelasnya,"

"Siapa peduli,"

"Karma! Tentu aku peduli"

Karma mengubah posisinya menjadi duduk dan membaca bukunya. "Eeh, itu kau yang peduli, aku tidak. Lagi pula kan aku yang membolos, kenapa kau ikut dihukum?"

Nakamura melipat tangannya dan meletakannya dibelakang kepala. "E-etto, aku bolos pelajarannya minggu kemarin,"

"Waah hebat juga ya- ternyata ada juga aku versi cewek,"

"Aku lebih baik dari mu,"

"Oh ya? Sudah berapa kali kau berhasil melukai koro-sensei?"

Nakamura, skak.

Nakamura yang kehabisan kata kata hanya bisa mendengus kesal dan melirik buku bacaan karma.

"Tak kusangka orang seperti mu menyukai novel romansa klasik seperti itu," tatapannya mengarah ke sambul novel tersebut, dengan judul yang diberi font ala buku romance; Pride and Prejudice.

"Hm, ini? Kutemukan di kolong tempat tidur orang tuaku- dan kau mengalihkan topik"

"Tidak juga. Lagipula dari tadi kita sudah melenceng dari topik awal" ucap Nakamura yang ternyata menjadi kalimat penyelesai debat singkat mereka. Karma masih setia membaca novelnya sedangkan Nakamura duduk santai menikmati semilir angin- sesekali ia melirik kearah bacaan Karma. Karma melirik balik Nakamura, dan Nakamura tidak tahu akan itu.

Karma menutup bukunya dan menyodorkannya kepada Nakamura. "Aku sudah pernah baca ini, jika kau mau kau bisa meminjam ini"

Iris langit Nakamura menatap sejenak buku itu dan ia mengulurkan tangannya. "Thanks"

"Yaa hitung hitung agar kemampuan berbahasa inggrismu menjadi makin tinggi."

"Ah iya iya terimakasih" Nakamura membuka novelnya dan mulai mencerna kalimat per kalimat yang tertera.

Suasana kembali menjadi hening. Hanya ada semilir anging dan bunyi gemerisik daun dan ranting pepohonan yang saling bergesekan. Daun daun juga banyak yang tertiup angin dan tersangkut di helaian rambut mereka berdua.

Ia melirik sebentar kearah Karma yang sedang tiduran sambil mendengarkan lagu lewat earphone. Nakamura jadi penasaran.

"Nee, Karma-kun, lagu apa yang sedang kau dengarkan?" tanyanya sambil membatasi halaman buku dengan sebuah daun eucalyptus dan menutupnya.

"Hm, kau mau ikut mendengarkannya?" tawarnya sambil melepas eaphonenya. Nakamura ikut tiduran disebelah Karma dan memasangkan earphone ditelinga kirinya. Jarak mereka tidak terlalu dekat, dan ditengahnya dipisah oleh buku novel.

Alunan musik intro mulai terdengar.

Sono yume wa kokoro no ibasho,

Nakamura familiar dengan lagu ini,

Inochi yori, koware yasuki mono

Ah, Nakamura benar benar kenal dengan lagu melankolis ini,

Nando demo suttee wa mitsuke, yasuraka ni saa nemure.

"Utsukushiki zankoku na sekai?" Tebak Nakamura sambil memelintir kabel earphone merah karma pelan. "Ending OST-nya anime Shingeki no Kyojin, 'kan?"

"Hoo, kau kenal dengan lagu ini rupanya"

"Tentu saja aku kenal, ini termasuk salah satu lagu favoritku kok" Nakamura mengibaskan tangannya keudara. "Aku juga suka animenya

"Heh? Begitukah? Ini juga favoritku loh,"

"Oh, jadi model lagu favoritmu seperti ini, Karma-kun?"

"Tidak juga. Aku suka dengan temanya; dunia cantik nan kejam. Memang benar benar keren sekali."

Nakamura terkekeh pelan. "Ah, iya iya, aku mengerti maksudmu"

Karma mengambil smartphonenya dan memilih lagu untuk diputarkan. Setiap ia mengganti lagunya, nakamura selalu berhasil menebak judul lagu yang diputarkan. Mulai dari lagu lagu Granrodeo, Houkago tea time, bahkan sampai vocaloid.

"Kau berhasil menebak lagu lagu yang kuputarkan."

Nakamura terkekeh untuk yang kedua kalinya. Karen kurang kerjaan, ia mengambil dedaunan yang menyelip di helaian crimson karma.

"Sepertinya akan cantik kalau kelas 3E punya sakura- seperti digedung utama,"

Karma balas mengambili daun yang menyelip di rambut Nakamura. "Jadi kalau angin berhembus kencang, sakura yang menyelip di rambut, bukan daun biasa," Ujarnya. "tapi sekarang sudah akhir april sih, sakura tinggal sedikit yang maih bermekaran." Nakamura mengangguk.

Keheningan kembali menghampiri mereka. Hari semakin sore dan angin pun berhembus perhalan, membuat dua insan yang sedang santai dibawah pohon, terbuai dan akhirnya tertidur nyenyak.

Fin.

.

Omake.

Udara sore sore musim semi terasa agak dingin, dan menyebabkan nakamura yang masih tertidur nyenyak meringkuk dan mencari kehangatan. Nakamura menggeliat dan mendekati dirinya kearah Karma. Tanpa sadar Nakamura membenamkan wajahnya di dada bidang Karma dan lengan Karma yang terlentang ia jadi kan bantal.

Walaupun rasanya tidak senyaman kasurnya dirumah, ada satu perbedaan yang mendalam. Tubuh Karma hangat, tidak seperti kasurnya dirumah.

Karma yang merasakan kesemutan dilengannya perlahan membuka kelopak matanya dan melirik kearah lengannya. Sebenarnya ia kaget, dan takutnya tiba tiba sensei mereka memergoki pose mereka yang seperti pasutri. Namun,

Karma tidak peduli.

Disertai dengan senyuman hangat yang ia tunjukan untuk Nakamura, Karma meletakan dagunya diatas kepala Nakamura dan kembali tertidur.

Jadi, niat awal nakamura untuk menyeret Karma kembali ke kelas, berakhir dengan ia ikut ikutan membolos-. Bahkan mereka berdua tidak tahu kalau Koro-sensei dan Bitch-sensei sudah berada di hadapan mereka beruda, dengan kamera ditentakel Koro-sensei.

Chapter 1 –owari-