Makasih banyak buat yang pada baca Child's Play dan tentunya makasihnya yang banyak banget buat yang nge-review. Yah, yang nikmatin fanficnya sebagai silent reader-pun, makasih. Fanfic ini adalah drabble yang diminta beberapa temen. Kisah lepas yang masih berhubungan dengan Child's Play.
Setting kisah ini waktu mereka kelas VIII SMP.
Rating: T+/ M- (just in case ^^)
Naruto © Masashi Kishimoto
Child's Play: The Stories
Wakey-Wakey Sasuke-kun!
By: Ash D Portgas
"Nee...Sasuke-kuuun, ayolaaah," di sore hari yang cerah remaja berpotongan rambut ala ekor ayam yang sedang berjalan di pinggir trotoar itu dengan muka masam mencoba mengacuhkan gadis berambut pink yang menggelayuti lengannya sejak mereka turun dari bus yang membawa mereka dari sekolah. Gadis itu sambil memonyongkan bibirnya menampilkan wajah memelasnya yang terparah.
"AAAAH! IYA! IYA! SEKARANG BISA LEPASKAN TANGANKU?" ah, akhirnya Uchiha Sasuke yang katanya terkenal berpendirian teguh itupun meleleh. Yeah, siapa coba yang tidak akan meleleh kalau Sakura sudah memeluk erat-erat? Maksudnya meleleh adalah meleleh dalam arti sebenarnya yang melibatkan tulang-tulang yang berderak dan perasaan mati rasa.
Beruntung Sasuke segera memutuskan yang terbaik sebelum Sakura membuatnya menguap. Sejak dulu Sasuke terbiasa meluluskan semua permintaan Sakura kalau Sakura sudah mengeluarkan senjata terampuhnya itu. Pelukan maut. Tidak seperti anak-anak perempuan biasa yang memakai air mata sebagai senjata. Menolak perempuan seperti itu hanya akan mengaKibatkan hati tidak enak, tetapi kalau dengan Sakura, pasti melibatkan sesuatu yang lebih konkrit seperti tubuh yang tidak enak, alias kesakitan.
"Yeey! Oke! Aku akan datang sebelum makan malam. Bilang Itachi-nii aku ikut makan malam di tempat kalian ya! Sampai nantiiiii!"
"Hnn!" kali ini pun 'hnn'-nya Sasuke kedengaran ketus meredam frustasi. Yah, walaupun dia lega juga karena makhluk pink itu akhirnya berlari-lari kecil meninggalkannya menuju rumahnya yang tidak jauh dari rumah Sasuke. Sasuke menghela nafas dan berjalan membuka gerbang rumahnya dan berjalan masuk ke dalam rumah. Matanya sepintas menatap RX-8 hitam mengkilat yang diparkir di depan garasi yang berarti satu lagi penghuni di rumahnya sudah kembali.
"Tadaima," Sasuke mengucapkannya sambil melepaskan sepatunya dan menyimpannya di rak di depan pintu. Dia memakai selopnya dan berjalan menuju dapur untuk mencari air minum. Saat itu dia melihat kakaknya yang tampaknya baru saja selesai mandi (karena menggantungkan handuk di lehernya dan rambut hitam panjangnya tampak basah dan tergerai), sedang berdiri di depan kulkas dan mengeluarkan kotak jus apel.
"Nii-san, aku juga mau dong,"
"Oh, kau sudah pulang," sambut Itachi mengambil dua buah gelas kemudian mengisinya dengan jus. Dia memberikan satunya kepada Sasuke sambil menatap wajah Sasuke yang tertekuk.
"Kalau bukan karena tim bolamu, pasti Sakura," tuduh Itachi sambil meneguk jusnya. Sasuke menenggak jusnya hingga habis dan meletakkan kepalanya di meja, tampak sangat lelah dan kesal.
"Si Naruto dan Kiba membuatku pusing. Naruto ingin mempraktekkan formasi naga terbang yang entah dia lihat dari anime sepak bola apa sedangkan Kiba memaksa memasukkan Akamaru anjing peliharaannya ke dalam tim gara-gara habis menonton Air Bud. Untuk ukuran anak SMP, daya berpikir mereka itu seperti balita. Belum lagi Sakura. Si jidat luas itu, tidak ada yang bisa lebih parah darinya. Dia benar-benar membuatku capek. Besok lusa ada test fisika dan dia memaksaku mengajarinya, jadi nanti dia akan datang sebelum makan malam. Nii-san masaklah untuk lima orang, kau tahu kan selera makannya?" Sasuke sambil mengangkat kepalanya menyodorkan gelasnya pada Itachi, memintanya mengisinya lagi. Itachi hanya terkekeh mendengar keluhan adiknya, dia mengisi kembali gelas sasuke dan menyodorkannya pada sasuke lagi.
"Aku akan memasak lebih. Kau sendiri juga kalau ada Sakura selera makanmu naik drastis. Kalian ini sampai kapan sih berhenti bersaing begitu?" Sasuke tidak lagi menghiraukan kakaknya menghabiskan jusnya dan berdiri dari kursinya untuk pergi ke kamarnya sambil menggumamkan sesuatu yang tidak dimengerti Itachi. Itachi hanya menghela nafas dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
Sekitar satu jam kemudian suara bel di pintu Uchiha bersaudara itu berdentang dan saat Itachi membukanya, seorang gadis manis berambut pink tampak di depan pintu dengan senyuman lebarnya.
"Itachi-nii!"
"Sakura! Ayo masuklah. Sasuke sudah tidak sabar menunggumu kurasa. Dari tadi wajahnya ditekuk. Manyun terus sejak pulang. Memangnya kau janji datang jam berapa? Apa kau seharusnya datang dua jam lalu?" tanya Itachi menyelidik sambil berjalan masuk bersama Sakura. Sakura hanya terkekeh dan mengangkat tangannya memberikan bungkusan dengan kain kotak-kotak biru putih.
"Hehe..mungkin dia lagi datang bulan tuh. Ini, karena aku mau makan beramai-ramai di sini," Itachi menerima bungkusan itu dari tangan Sakura dan membukanya di atas meja. Aroma wangi langsung menguar dari dalamnya.
"Waah, sayur rebung. Sudah lama aku tidak makan ini. Oke! Aku akan membuat lauk yang cocok. Sana, belajarlah dulu dengan Sasuke. Aku sedang semangat memasak hari ini," akhirnya dengan cengiran lebarnya Sakura meninggalkan Itachi yang bersiap memakai celemek di dapur.
Sakura berjalan menaiki tangga dan langsung menuju kamar Sasuke yang sudah dihapalnya. Rumah itu bahkan sudah seperti rumahnya sendiri sampai-sampai Sakura juga tahu di mana dua saudara itu menyimpan semua benda-benda. Tanpa capek-capek mengetuk pintu, Sakura langsung membuka pintu kamar Sasuke yang tidak terkunci seperti biasa.
"Sa..su..ke..kun," gumam Sakura menjulurkan kepalanya ke dalam kamar Sasuke yang remang-remang karena lampu yang tidak dinyalakan dan jendelanya tertutup rapat. Sakura menatap sosok yang terbaring dengan kepala tertutup bantal. Seringai terbentuk di sudut bibir Sakura.
Sakura menutup pintu pelan-pelan dan meletakkan tasnya di depan pintu. Dengan hati-hati dia naik ke atas tempat tidur Sasuke, berusaha tidak menggoyangnya atau membuat suara. Sakura mendengarkan suara nafas Sasuke yang teratur dan terdengar agak berat. Suara yang sangat dikenalinya saat Sasuke tertidur lelap.
Dengan perlahan Sakura merayap di atas tubuh Sasuke dan perlahan menarik bantal yang menutupi kepala Sasuke. Sakura memindahkannya dan wajah tertidur Sasuke tampak di hadapannya. Wajahnya benar-benar tampak lelap. Sakura meletakkan kedua tangannya di kedua sisi kepala Sasuke dan menunduk membiarkan rambutnya yang panjang tergerai menggelitik wajahnya, lalu Sakura mulai berbisik.
"Sasukee... kau mau tidur sampai kapan? Sebentar lagi sudah jam delapan, kau akan terlambat ke sekolah. Kau akan dihukum berlari keliling lapangan. Satu putaran setiap telat satu menit, karena kau terlambat sampai satu jam, jadinya kau harus keliling sampai enam puluh putaran. Wah..wah.. kau tahu sendiri kan, lapangan sepak bola itu kelilingnya mencapai kurang lebih 350 meter, ngg.. atau lebih ya?. Yah, artinya setidaknya kau harus berlari sekitar 21000 meter. Wah, bukannya itu 21 kilometer?" wajah tidur Sasuke tampak gelisah. Sepertinya jarak lari 21 kilometer itu lumayan menghantui telinga Sasuke hingga masuk ke otaknya dan mengacaukan saraf mimpinya. Sakura menyeringai makin lebar saat mata Sasuke bergetar terbuka.
DUAG!
"Aduuuuh..." Sasuke memegangi dahinya yang terantuk dahi Sakura saat dengan terkejut tadi dia berusaha bangun. Sakura sendiri hanya menggumamkan 'Aw!' dan mengusap-usap dahinya. Sasuke sekarang menatapnya dengan sengit.
"KEPALAMU ITU TERBUAT DARI APA SIH? SAKIT TAHU!" suara Sasuke menggelegar. Di dapur, Itachi menggeleng-geleng dan menghela nafas pasrah, perkelahian sudah dimulai lagi.
"Akhirnya kau bangun juga," jawab Sakura enteng kemudian turun dari atas tempat tidur. Sasuke dengan kesal menatap Sakura yang tidak tampak bersalah sedikitpun sekarang menggapai saklar lampu dan menghidupkannya, membanjiri seluruh ruangan dengan cahaya. Sasuke mengerang kemudian kembali membanting tubuhnya di atas tempat tidur dan menutupi kepalanya dengan bantal.
"Enggh...matikan lampunya!" suara Sasuke terdengar teredam di balik bantal. Sakura dengan santai meletakkan tasnya di atas meja belajar Sasuke dan mulai mengeluarkan buku-bukunya.
"Ayo Sasuke! Sebentar lagi makan malam. Kau mau tidur sampai kapan?" Sakura tidak menerima jawaban. Sasuke dengan bantal di atas kepalanya sepertinya sudah memulai perjalanannya ke pulau mimpi lagi. Sakura dengan kesal melipat tangan di dadanya dan menatap Sasuke yang terbaring dengan santai di tempat tidurnya.
"Kalau kubilang bangun, artinya kau harus bangun!" geram Sakura sekarang dengan emosi menarik bantal dari kepala Sasuke. Tetapi posisi Sasuke yang terlentang membuatnya bisa memegangi bantalnya dengan kuat. Sakura membuang nafas dengan gusar. Dia menatap Sasuke sebentar dan melihat kausnya yang sedikit tersingkap menampilkan sedikit perutnya yang mulai kembang kempis dengan teratur.
"Kalau kau tidak mau bangun, aku akan membuatmu tidak bisa tidur," gumam Sakura kesal dan naik ke atas tempat tidur Sasuke. Sakura meletakkan kakinya diantara sebelah kaki Sasuke dan menunduk sambil meletakkan sebelah tangannya untuk menahan tubuhnya agar tidak menindih Sasuke di bawahnya. Sakura menyelipkan tangannya di bawah kaus Sasuke yang sedikit tersingkap dan menggeser lututnya sampai di selangkangan Sasuke.
Sasuke mengerang tertahan dibalik bantal. Tangannya terlepas dari bantal dan menyambar tangan Sakura yang merayapi dadanya di balik kausnya. Sasuke menyingkirkan tangan Sakura dan menahannya di sampingnya, tetapi masih tetap teguh dengan penidurannya. Sakura melanjutkan usahanya. Dia mendorong lututnya semakin merapat dan menekannya dengan perlahan-lahan hingga dia bisa melihat bagian yang ditekannya perlahan menyembul.
"Ergh! Apa tidak bisa sehari saja kau berhenti menggangguku?" Sasuke dengan wajah memanas menarik Sakura hingga Sakura sekarang yang ada di bawahnya. Sakura hanya nyengir lebar dengan wajah frustasi Sasuke.
"Bagus kau sudah bangun,"
"Yeah! Dan kita bisa langsung mulai!" balas Sasuke melahap bibir Sakura dan melumatnya. Tangannya sudah dengan sukses menyelip di balik kaus Sakura dan sedang meremas gundukan di dada Sakura. dengan tidak sabar Sasuke mencoba menggeser bra yang melindungi payudara Sakura tetapi tampaknya dia mengalami kesulitan. Ini hal baru baginya, Sakura baru mulai memakai bra sekitar beberapa bulan belakangan. Dan Sasuke belum melatih tangannya agar bisa membukanya dengan cepat.
"Sakura! Ada telepon dari ibumu!" suara Itachi terdengar di balik pintu. Dengan reflek Sakura menendang Sasuke hingga Sasuke terjengkang terjatuh dari atas tempat tidur.
"Ya! Sebentar!" balas Sakura kemudian menatap Sasuke yang meringis di bawah tempat tidur. "Maaf, tidak sengaja,"
"Ini kan tempat tidurku!" balas Sasuke emosi sambil menahan pinggangnya dan berdiri, membiarkan Sakura melompat turun dari tempat tidur dan melesat keluar untuk menerima telepon.
"Kenapa Sasuke?" tanya Itachi penasaran pada Sakura setelah Sakura menjawab telepon. Itachi pasti mendengar suara gedebuk keras waktu Sasuke terjatuh dari tempat tidur. Sakura hanya nyengir dan bersiap kembali ke kamar Sasuke.
"Hehe.. aku menjatuhkannya dari tempat tidur. Habis, dia sulit sekali sih disuruh bangun," jawab Sakura kemudian melesat pergi meninggalkan Itachi yang menggeleng-gelengkan kepalanya. Sepertinya cara membangunkan Sakura cukup efektif juga, mungkin lain kali Itachi akan mencobanya atau mempelajarinya dari Sakura untuk berjaga-jaga kalau Sasuke mengalami sindrom susah dibangunkan.
000000000000
Hahaha...
Hanya hal simpel yang saya coba bikin buat menghilangkan kesuntukan gara-gara urusan kenaikan kelas. Mohon dipahami kalo isi fanficnya rada maksa dan maksa. Namanya juga pelampiasan
Itachi beneran belajar nggak ya dari sakura soal cara mbangunin sasuke? Kalau itachi juga mraktekin cara-caranya sakura, mungkin sasuke bakalan shock hahaha...
