Sunyi dan gelap… Begitulah keadaan tempat itu.
Seorang remaja, Sakura, sedang mencari sahabatnya. "Syaoran, dimana kamu?" tanyanya.
Tak ada jawaban. Sakura mengamati sekelilingnya. Hening dan gelap. "Dimana aku?" tanya Sakura dalam hati. "Kenapa aku bisa ada di sini?"
Dalam kebingungan ia terus berjalan, hingga akhirnya tiba di ujung jalan. Dan dari sana Sakura melihat sesuatu yang menyedihkan.
"Apa…ini…?" Ia terkejut.
Kota tempatnya tinggal tampak dari sana..dalam keadaan hancur berantakan.
…
"Hime! Sakura Hime!" Terdengar suara seseorang memanggil. "Hime!"
Sakura membuka matanya. "Mimpi?" tanyanya dalam hati.
"Sakura Hime!" seorang anak muda di sebelahnya memanggilnya lagi.
Sakura menoleh padanya. "Syaoran…" panggilnya.
Anak yang dipanggil Syaoran itu menarik napas lega. "Akhirnya Anda bangun juga" katanya.
Mendengar itu, Sakura langsung protes. "Syaoran, sudah kubilang berkali-kali kan… jangan bersikap terlalu formal denganku! Aku tak suka itu!" sambarnya.
"I…iya…" jawab Syaoran.
"Panggil aku Sakura!" kata Sakura.
"Baiklah.. Sa… Sakura…" Syaoran tampak gugup mengucapkannya.
Sakura memandang ke sekelilingnya. Dirinya dan Syaoran berada di pinggir Clow Country, kota tempat mereka tinggal. Mereka tadi asyik berjalan-jalan di sekitar padang pasir yang mengelilingi kota itu. Lalu Sakura kelelahan dan tertidur…
"Ada apa, Sakura?" tanya Syaoran. Ia melihat kegelisahan di wajah Sakura.
Tapi Sakura hanya menggeleng. "Tidak ada apa-apa" sahutnya.
Syaoran tersenyum. "Jangan bohong. Aku tahu kamu sedang bingung" sahutnya.
"Aku cuma…bermimpi buruk" jawab Sakura. "Hanya mimpi… Tak perlu terlalu kupikirkan"
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita kembali ke kota sekarang? Kamu juga, kembalilah ke istana. Kakakmu pasti mencarimu" ajak Syaoran.
Sakura terdiam sejenak dan mengangguk. "Baiklah… ayo kita pulang" katanya.
Kedua anak itu pun bergegas kembali ke Clow Country.
Clow country adalah sebuah negeri yang dikelilingi dengan padang pasir yang sangat luas. Dipimpin oleh seorang raja bernama Touya. Sakura adalah adik dari Touya.
Sedangkan Syaoran adalah teman baik Sakura sejak kecil. Syaoran datang ke Clow Country bersama ayahnya tujuh tahun lalu, di usianya yang ke tujuh tahun. Pekerjaan ayah Syaoran adalah seorang arkeolog. Mereka datang ke Clow Country untuk meneruskan penelitian sang ayah tentang kota bawah tanah. Beberapa waktu sekali, mereka harus melapor ke istana. Dan suatu ketika itulah Syaoran bertemu dengan Sakura. Mereka berkenalan dan menajdi akrab. Saat ayah Syaoran pergi bekerja, Syaoran bermain dengan Sakura. Ayah Sakura tak keberatan dengan hal itu dan percaya penuh pada Syaoran.
Tapi terjadilah hal yang tragis. Ayah Syaoran meninggal dalam sebuah kecelakaan karena tertimpa bagian bangunan kuno yang runtuh. Syaoran pun bertekad akan menyelesaikan impian ayahnya.
Hingga hari itu, Syaoran beserta tim dari istana sibuk menyelidiki tentang Kuil Clow yang tak jauh dari kota. Di waktu luangnya, Syaoran akan mengunjungi Sakura, dan berjalan-jalan bersama seperti hari itu.
…
Sakura dan Syaoran telah memasuki kota. Mereka asyik bercerita.
Syaoran banyak bercerita tentang penelitian yang dijalaninya. Di dalam kuil Clow ternyata tersembunyi banyak misteri yang tidak mereka ketahui sebelumnya. Ada beberapa ruang rahasia, bahkan mungkin masih banyak lagi teka-teki di dalamnya.
Sakura mendengarnya dengan semangat. Sampai akhirnya ia terdiam. "Hm… Kau tahu, Syaoran? Selama kamu tak ada aku selalu memikirkanmu…" katanya tiba-tiba.
Syaoran langsung gugup mendengarnya. "Ma..maksudmu?" tanyanya.
"Aku tak bisa berhenti memikirkanmu. Aku selalu bertanya dalam hati, sedang apa Syaoran saat ini? Apakah kau memikirkan aku atau tidak…" jawab Sakura. "Dan aku senang kalau kamu bisa bercerita banyak seperti ini. Aku jadi tahu.. selama ini kamu baik-baik saja"
Syaoran tersenyum mendengarnya. "Hm…aku juga begitu. Aku selalu berpikir sedang apa Sakura saat ini… Dan aku juga senang bisa bercerita banyak denganmu dan mendengar ceritamu…"
Sakura terdiam dan menatap Syaoran dalam-dalam. Jantungnya berdebar-debar dan wajahnya memerah. "Selama ini… ada hal yang ingin sekali kukatakan padamu…" katanya kemudian. "Syaoran…aku cin…"
Tiba-tiba saja bumi bergetar hebat. Bangunan berguncang keras. Kaca-kaca juga berderak-derak. Dengan segera Syaoran memeluk Sakura, lalu menghindari bangunan-bangunan dan mencari tempat yang lapang.
"Gempa?" Sakura ketakutan. Ia memejamkan mata erat-erat.
Orang-orang lain pun panik dan berlarian. Sebagian dari mereka menjerit-jerit, membuat Sakura semakin takut.
"Tenanglah" bisik Syaoran, tanpa melepas dekapannya.
Sakura mengangguk dan mencengkeram erat baju Syaoran. "Gempa apa ini?" tanya Sakura dalam hati. "Aku merasa…akan ada hal buruk yang terjadi…"
…
"Sakura! Sakura!" Touya mengelilingi istana. Ia mencari adiknya.
"Ada apa, Yang Mulia?" Yukito, seorang Pendeta tertinggi di Clow Country, memanggil Touya.
"Oh, Yukito!" Touya mendekatinya. 'Bisakah kau tidak bersikap formal dengan memanggilku seperti itu? Panggil aku Touya saja. Kita sudah lebih dari sekedar teman sejak kecil, kan?"
"Ah, maaf!" Yukito tersenyum. "Ada apa, Touya? Kamu kelihatan panik" tanyanya kemudian.
"Kau lihat Sakura, tidak? Sejak tadi kucari tapi tak terlihat" sahut Touya.
"Hm… mungkin dia pergi ke tempat Syaoran? Kalau tak salah, hari ini dia datang ke kota" jawab Yukito.
"Huhh…ke tempat anak itu lagi!" Touya kesal. Ia tak terlalu suka jika Sakura bermain dengan Syaoran. Bagi Touya, Syaoran hanya anak ingusan dan hanya rakyat biasa. Tapi lebih dari itu… Saat ini…
"Sudahlah, nanti pasti Sakura pulang" kata Yukito.
"Ah…kau tahu… aku merasa waktunya hampir tiba" kata Touya. Wajahnya tampak cemas.
Yukito menunduk. Senyum di wajahnya sedikit memudar. "Ya, aku tahu itu" sahutnya. "Tapi aku percaya mereka pasti bisa…mengubah takdir dunia ini dari kehancuran…"
Dan mendadak gempa hebat pun terjadi. Seisi Clow Country diguncangkan. Touya dan Yukito berpegangan pada tembok istana, lalu menoleh ke arah luar dari pintu yang terbuka lebar. Kuil Clow terlihat dari sana….memancarkan sinar ungu yang misterius.
"Sakura…!' seru Touya dalam hati.
…
Gempa hebat itu mereda lalu hilang sama sekali. Orang-orang masih ketakutan. Banyak dari mereka sibuk memastikan bahwa sekitar mereka aman. Beberapa bangunan kayu roboh dan ada beberapa kaca yang pecah.
Sakura menoleh ke arah istana. "Kakak bagaimana, ya? Dia baik-baik saja kan?" pikirnya.
"Hei lihat! Apa itu?" Seorang di dekat mereka berseru sambil menunjuk ke arah kuil Clow. Orang-orang di sekitar sana langsung menoleh dan melihatnya.
Tampak kuil Clow memancarkan sinar yang aneh, berwarna ungu.
Melihat itu, Syaoran melepas pegangan tangannya dari Sakura. "Kembalilah ke istana" katanya "Aku akan melihat kuil itu"
"Sendirian?" tanya Sakura.
Syaoran mengangguk. "Kita tak tahu sampai kapan fenomena itu akan terjadi. Aku ingin menyelidikinya. Sakura pulang saja. Yang mulia pasti mencemaskanmu" Dan tanpa menunggu lagi, Syaoran berbalik, hendak pergi.
"Syaoran!" Sakura menarik tangan Syaoran. Ia hendak mencegah Syaoran pergi. Tapi tak satupun kata keluar dari bibirnya.
"Jangan cemas!" Syaoran mengacak rambut Sakura dan tersenyum. "Aku akan segera kembali!" Syaoran berbalik dan berlari kencang ke arah kuil Clow.
Sakura hanya menatapnya yang semakin menjauh. "Jangan ke sana…. Jangan ke sana… Kenapa hatiku terus menerus berteriak seperti itu?" tanya Sakura dalam hati. Ia mengepalkan kedua tangannya. "Tapi…"
…
Syaoran tiba di kuil Clow. Kuil itu kini sudah berhenti bersinar.
"Sinarnya hilang!" kata Syaoran dalam hati. "Tapi aku masih penasaran dengan apa yang terjadi. Aku harus melihat ke dalam!"
Tanpa membuang waktu lagi, Syaoran masuk. Sekilas tak ada yang aneh dengan kuil itu. Namun sebuah tembok retak dan terkelupas. Ada sebuah lambang aneh di dalamnya.
"Aku belum melhat ini sebelumnya" Syaoran meraba dinding itu. "Apa ini sebenarnya?" tanyanya.
Mendadak bangunan tua itu bergetar. Sebuah pintu tersembunyi yang berada di lantai pun terbuka. Tampaklah jalan menuju ke bawah tanah.
Syaoran semakin tertarik. Ia menengok ke bawah, lalu terkejut.
"Siapa itu?" tanyanya. Ia melihat seorang laki-laki dengan baju yang aneh, tertidur di bawah. Sinar ungu yang sama dengan sinar yang muncul dari kuil tadi, tampak berpendaran di sekitarnya.
"Kenapa di sini bisa ada orang?" Syaoran penasaran. Ia hendak turun, tapi ragu-ragu. "Aku tak bisa melihat lantai dari ruangan di bawah" pikirnya. "Selain orang dan sinar-sinar aneh itu, semua tampak gelap"
Syaoran berusaha melihat baik-baik ke dalam. Perhatiannya tertuju pada sosok misterius yang tertidur itu. "Ada sesuatu yang mengikatnya…" pikir Syaoran. "Itu seperti segel… Dan ada bagian yang terkoyak?"
"Syaoran!" Tiba-tiba Sakura masuk ke dalam kuil dan memanggilnya.
Syaoran menoleh. "Sakura? Kenapa kamu ke sini?" tanyanya.
Sakura tak menjawab. Ia mengatur napasnya sejenak lalu berteriak lagi. "Pergi! Cepat pergi dari sini!"
"Kenapa?" tanya Syaoran.
Sakura langsung terdiam. Ia tampak ketakutan melihat sesuatu.
"Sakura?" Syaoran jadi cemas melihatnya.
"Lari, Syaoran! Belakangmu!" seru Sakura.
Syaoran menoleh. Sinar ungu berbentuk singa hendak menyerangnya.
"Awaaaasss!" jerit Sakura.
Syaoran mundur dengan cepat. Singa itu langsung berlari ke arahnya.
"Kita harus keluar dari sini!" Syaoran menarik tangan Sakura dan segera berlari.
Mendadak Kuil Clow berguncang lagi. Beberapa bagiannya mulai runtuh.
Sakura melihat ke belakang mereka. Singa itu masih mengejar mereka. "Syaoran, dia mengejar kita!" seru Sakura.
"Aku tahu. Kita harus mencari pertolongan di luar" jawab Syaoran.
Mereka terus berlari. Tapi singa itu lebih cepat. Dalam sekejap dia sudah mencapai mereka berdua.
Syaoran cukup sigap. Ia berlari lebih cepat. Namun tidak dengan Sakura…
"Aahhh" Perubahan kecepatan yang mendadak membuat Sakura terpeleset dan hampir jatuh!
"Awas, Sakura!" Syaoran menangkap tubuh Sakura.
Singa itu tak melewatkan kesempatan. Ia maju dengan ganas.
Sakura menjerit. Syaoran hanya bisa pasrah dan melindungi Sakura dalam dekapannya. Mereka memejamkan mata.
"Lari!" Terdengar suara seseorang.
Sakura dan Syaoran menoleh ke arah suara itu. Singa tadi sudah terpental tanpa sempat menyerang mereka.
"Cepat lari!" kata orang itu lagi.
"Kakak?" Sakura terkejut. Orang yang menolong mereka adalah Touya,kakaknya.
"Tunggu apa lagi? Lari! Keluar dari kota ini!" seru Touya
"Pergi?" sahut Syaoran.
"Ta…Tapi… Kakak?" Sakura mencemaskan Touya.
"Syaoran, aku percayakan Sakura padamu!" kata Touya. "Lindungi dia!"
"Pasti" jawab Syaoran. Ia segera membopong Sakura dan berlari.
"Tu…tunggu! Kakak…. Jangan tinggalkan kakak!" seru Sakura.
Syaoran tak menjawab. Ia terus berlari.
"Syaoran, kumohon… kita tak boleh meninggalkan kakak begitu saja! Kita harus kembali" Sakura menoleh ke belakang. Touya melawan singa aneh itu dengan pedangnya. Tampak Touya terdesak.
"Syaorannnn! Kumohon!" seru Sakura.
"Tidak, jangan berhenti! Tetap lari!" Mendadak Yukito datang membawa sebuah tongkat dan ikut berlari di sebelah mereka. "Gempa tadi telah merusak segel di dalam kuil. Dan seorang penyihir jahat yang berbahaya, Lock Reed telah lolos!"
"Penyihir? Ah…" Syaoran teringat dengan orang yang tertidur di bawah kuil tadi.
"Dia adalah penyihir yang kuat dan berbahaya. Kekuatan biasa tak akan bisa menandinginya" kata Yukito. Ia menoleh pada Syaoran dan Sakura. "Karena itu, aku mohon pada kalian untuk melakukan sesuatu"
"Melakukan sesuatu?" tanya Sakura.
"Carilah Crystal Key…lalu kembalilah kemari. Benda itu akan menolong kalian menghadapi Lock Reed" jawab Yukito.
"Kemana kami harus mencarinya?" tanya Syaoran.
"Pergilah ke utara. Takdir akan membimbing kalian menuju tempat kunci itu berada" sahut Yukito.
"Tapi bagaimana denganmu dan kakak? Kalian juga harus lari!" kata Sakura.
Yukito tersenyum. "Kami tak bisa pergi" Mendadak ia menghentikan langkahnya.
"Yukito?" Syaoran juga ikut berhenti.
Yukito mengangkat tongkat yang dibawanya. Sinar merah terpancar dari tongkat itu. Perlahan-lahan tubuh Yukito menghilang, juga orang-orang dan bangunan di sekitar mereka.
"Yukito!" Sakura berseru cemas.
"Kami akan melindungi kota ini dari kehancuran" kata Yukito. "Sampai saatnya tiba, aku akan menghentikan waktu dan kehidupan di kota ini, agar Lock Reed tak bisa menghancurkannya"
Angin berhembus kencang. Para penduduk Clow Country semakin lenyap. Bangunan-bangunan menghilang sepenuhnya.
"Pergilah… segera temukan crystal key, dan kembalilah dengan selamat" kata Yukito. Setelah itu Yukito lenyap. Yang tertinggal hanya tongkatnya, yang tertancap di tanah.
"Yukitooo!" seru Sakura. Ia hendak meraih tubuh Yukito, namun sia-sia.
Clow Country pun lenyap sepenuhnya. Sebuah sinar ungu melesat ke langit. Dan seolah menunggu, siap untuk turun kembali.
Syaoran yang melihatnya, langsung menepuk bahu Sakura. "Kita pergi" ajaknya.
Sakura terdiam. "Pergi? Sekarang? Meninggalkan kakak, Yukito dan Clow Country?" pikirnya. Air matanya hampir menetes.
"Sakura… Kita harus pergi" kata Syaoran. "Kita harus memenuhi harapan mereka. Kita harus pergi… mencari crystal key… dan menyelamatkan semuanya"
Dengan berat hati akhirnya Sakura mengangguk. Mereka pun bergandengan tangan, berlari menuju utara.
"Aku pasti akan mendapatkan crystal key dan menolong semuanya" kata Sakura dalam hati. "Clow country, tunggulah! Kami akan segera kembali!"
