Confused Heart
Part 1: You
Bleach punya om Tite Kubo
Confused Heart punya aya^^
Pairing: HitsuRuki, HitsuHina, IchiRuki
Okkk..
Selamat membaca^^
R&R ya….
Confused Heart
Part 1: You
Aku memakai kemeja lengan pendek dengan kaus di dalamnya. Bagian atas kemejaku sengaja tidak ku kancingkan. Aku menatap bayanganku di cermin. Mmm.. rasanya tidak ada yang kurang. Aku menatap jam dinding di kamarku. Jam 10? Aku harus segera. Momo pasti sudah menungguku. Aku setengah berlari keluar dari kamarku dan menuruni tangga.
"Hei Shirou, kau mau kemana?" tanya Rangiku, kakakku.
"Berkencan dengan Momo. Sudah ya, aku berangkat!" seruku tanpa memandangnya.
"Huh dasar! Kalau mengenai Momo, kau pasti paling semangat! Hati-hati!" aku masih bisa menangkap ucapan Rangiku nee.
Aku meneruskan jalan atau tepatnya lariku. Sial.. Momo pasti sudah menungguku dari tadi. Arghh.. coba kalau tadi aku tidak bangun kesiangan, pasti aku tidak akan terlambat seperti ini! Aku melirik arloji di pergelangan tanganku. 10.30.. aku sudah terlambat 15 menit! Aku mempercepat lariku. Taman Bermain Karakura, kenapa sih tempat itu rasanya jauh sekali. Argh..
Akhirnya aku sampai juga di tempat ini, aku melihat papan nama yang menjulang diantara tiang-tiang penyangganya 'Taman Bermain Karakura'. Aku kembali melirik arlojiku, 10.30. Cih, aku terlambat 30 menit. Momo pasti sudah menungguku. Aku langsung menuju arena Kincir Angin Cinta. Ya, aku memang berjanji akan bertemu di sini dengan Momo. Sesampainya di sana, mataku langsung menyapu area dalam radius yang mampu dijangkau oleh penglihatanku. Tapi, kenapa aku sama sekali tidak bisa menagkap sosok Momo. Apa dia tidak datang? Atau, dia sudah pulang karena terlalu lama menungguku?
Aku mengeluarkan ponsel dari saku celanaku. Belum sempat jariku menekan tombol di ponselku, tiba-tiba ponselku sudah berdering. Aku menatap nama yang terpampang di layar ponselku, nama gadis yang sejak tadi berada di fikiranku. Aku langsung menjawab panggilan itu.
"Hallo, Momo?"
"Shirou chan, maafkan aku," ucap Momo.
"Mmm..?? " aku tidak mengerti apa yang di ucapkannya.
"Maaf, aku tidak bisa pergi kencan denganmu hari ini. Maafkan aku, Shirou chan," ucap Momo dengan nada bersalah.
"Mmm.. Tidak, tidak apa-apa. Kalau boleh tau, kenapa kau membatalkan kencan hari ini?" tanyaku. Dalam hati aku merasa kecewa. Padahal aku sudah merencakan kencan kali ini dari jauh-jauh hari. Tapi tiba-tiba saja Momo membatalkannya.
"Hari ini adalah hari wisuda Tobiume nee san, aku sekeluarga langsung menuju Seiretei pagi ini juga. Maafkan aku, Shirou chan. Aku benar-benar lupa kalau hari ini adalah hari wisuda nee san," jelas Momo.
"Oh, begitu. Ya sudah, tidak apa-apa. Kita masih bisa berkencan lain waktu," ucapku. Ya, lain waktu. Itu pun kalau kau tidak selalu sibuk dengan kegiatan teatermu. Tapi bagaimana pun juga aku harus bisa mengertimu.
"Terima kasih, Shirou chan. I Love You," ucap Momo.
"I Love You, too," ucapku dan Momo pun memutuskan hubungan telepon kami.
Aku terdiam, ya bagaimana pun juga aku tetap merasa kecewa karena kencan kali ini batal. Aku merogoh saku celanaku dan mengeluarkan sebuah kotak. Kotak berisi anting-anting yang rencananya akan aku berikan pada Momo hari ini. Tapi, ya sudahlah, mau bagaimana lagi? Toh ini juga bukan kesalahan Momo sepenuhnya.
Aku mengingat hubunganku dengan Momo yang sudah berjalan hampir tiga tahun. Awalnya aku ragu apa Momo akan menerima cintaku, mengingat dia adalah primadona sekolah kami. Ditambah lagi dia adalah ketua teater sekolah yang cukup terkenal di Karakura. Ya walau banyak orang yang bilang kalau aku ini tampan dan imut. Cih, sebenarnya aku malas bila banyak orang menganggapku imut dan lucu hanya karena tinggiku yang tidak seberapa.
Aku lalu berjalan tanpa tujuan. Kemana ya? Tapi tiba-tiba saja sesosok manusia berlari dan terjatuh menabrakku.
"Gomenasai, aku tidak sengaja," ucap orang, emm.. maksudku gadis yang menabrakku sambil menundukan wajahnya.
"Eh, tidak apa-apa. Mungkin aku juga yang sedikit melamun," ucapku sambil berdiri dan membersihkan celanaku yang kotor akibat terjatuh. Gadis itu lalu mengangkat wajahnya dan dia tertawa menatapku.
"Eh..mmm..hehehe..," tawa gadis itu.
"Hei, kenapa kau tertawa seperti itu melihatku. Aku bukan badut," ucapku sedikit tersinggung.
"Hhehehe…," gadis itu malah semakin tertawa menatapku. Apa sih yang dia tertawakan dariku?!
"Heh, apa yang aneh di wajahku?!" tanyaku ketus.
"Mmm.. maaf, aku hanya ingin tertawa saat melihatmu. Entahlah, tapi aku memang sangat ingin tertawa bila melihat ..," gadis itu kembali tertawa.
"Sudah! Berhenti menertawakanku!" ucapku.
"Baik.." ucap gadis itu lalu menghentikan tawanya. "Oh iya, terima kasih ya," ucap gadis itu sambil tersenyum.
"Ngngng?? Untuk apa?" tanyaku bingung.
"Terima kasih karena sudah membuatku tertawa hari ini," ucapnya tersenyum manis.
Aku lalu memandang matanya. Mata berwarna violet yang indah. Mata itu seolah menghipnotisku untuk tidak mengalihkan pandanganku dari matanya. Amethyst indah yang berkilau lembut. Mata yang menyiratkan segala keindahan yang mungkin mampu diciptakan olehnya. Pandanganku teralih saat aku mendengar suara seseorang yang sepertinya ditujukan pada gadis itu. Gadis bermata violet itu.
"Rukia! Kemana saja kau!? Aku mencarimu dari tadi!" ucap suara itu. Aku membalikkan tubuhku dan melihat orang yang memanggil gadis itu. Seorang laki-laki berambut merah yang dikuncir ke atas, persis seperti nanas. Itulah pemikiranku saat melihatnya.
"Eh, maaf Renji. Aku tidak bermaksud menghilang begitu saja," ucap gadis itu lalu berlari ke arah laki-laki berambut merah itu. Aku memandang gadis itu mengamit lengan laki-laki itu. Dia lalu menoleh kepadaku dan berkata,
"Nah, sampai jumpa lagi bocah berambut putih," ucapnya sambil tersenyum lalu berbalik dan pergi bersama laki-laki berambut merah itu.
Aku tertegun sesaat sebelum benar-benar menyadari perkataan gadis itu. Bocah berambut putih. Apa?! Enak saja! Jadi daritadi dia tertawa karena menganggapku masih bocah! Dasar gadis kurang ngajar! Aku akan mengingat terus namamu, gadis cebol! Tunggu,namanya? Mmm.. rasa-rasanya tadi laki-laki berambut merah itu memanggilnya Rukia. Oh, jadi nama gadis cebol yang kurang ngajar itu Rukia ya?
Aku sebaiknya ke mana ya? Ah, lebih baik aku ke perpustakaan umum saja. Lagipula jaraknya tidak terlalu jauh dari sini. Aku lalu menuju perpustakaan umum yang letaknya hanya 10 meter dari pintu keluar Taman Bermain Karakura. Entah kenapa daritadi aku terus memikirkan gadis itu. Gadis yang memiliki mata indah dan senyum manis itu. Kenapa aku selalu terbayang senyum, tawa, dan matanya? Mata itu, rasanya aku pernah melihat mata itu, rasanya aku tidak asing dengan senyum dan tawanya? Arghh… sial! Kenapa aku jadi memikirkannya seperti ini?! Tapi harus aku akui, gadis itu sangat cantik dan memikat. Cih, kenapa aku jadi seperti ini?! Ingat Toushirou, kau sudah punya Momo! Aku berusaha mengingatkan diriku sendiri.
Aku masuk ke dalam perpustakaan umum ini, seperti biasa tempat ini sepi. Bukan karena tidak ada pengunjungnya, lebih karena ini adalah perpustakaan, dan tentu saja kebisingan adalah hal yang dilarang di sini. Dan mataku membulat sempurna saat melihat siapa gadis yang berada di rak buku paling ujung perpustakaan ini. Ya, dia adalah gadis yang sedaritadi menghantui fikiranku.
Aku berjalan mendekatinya. Sepertinya dia tidak menyadari keberadaanku. Aku melirik rak yang sedang di tatapnya. Sesi fiksi ya? Jadi dia salah satu penggemar novel fiksi. Aku berdehem untuk menerik perhatiannya.
"Ehmm..ehmm..," tapi dia sama sekali tidak bereaksi.
"Ehmm..ehmm..," aku kembali berdehem dan lagi-lagi dia tidak mengacuhkanku.
"Ehhm.. ehmm..," aku mengulangi dehamanku yang membuatku sekarang seperti orang bodoh. Dan, akhirnya dia menoleh juga ke arahku.
"Ada apa?" tanyanya.
ADA APA? Hanya kata itu yang diucapkannya setelah aku dengan susah payahnya menarik perhatiannya?! Gadis ini benar-benar menyebalkan! Tapi tunggu, kenapa aku berusaha menarik perhatian gadis ini?! Pasti ada yang salah pada otakku. Arghh…
"Hei, kenapa malah diam?" tanya gadis itu padaku.
"Ah, sudah. Tidak apa-apa," ucapku ketus.
"Oh, ya sudah," ucapnya lalu kembali memandang rak buku di hadapannya. Aku mengikuti arah pandangannya. Sepertinya dia ingin mengambil buku berjudul 'Confused Heart'. Tapi sayang, buku itu terlalu tinggi untuk dijangkau oleh tubuhnya yang cukup pendek.
"Kau mau mengambil buku itu ya?" tanyaku sambil menunjuk buku 'Confused Heart'.
"Iya, memangnya kenapa?" tanyanya. "Kau tidak bermaksud untuk mengambilkannya untukku kan?" tambah gadis itu.
"Memangnya kenapa?" tanyaku.
"Oh, ayolah.. Jangan bersikap pahlawan seperti itu. Tinggimu kan sama pendeknya denganku," ucap gadis itu sambil tersenyum manis. Ingin sekali aku rasanya memarahi gadis itu, tapi entah kenapa melihat senyumnya yang begitu tulus, aku malah ikut tersenyum mendengar perkataannya.
"Setidaknya akalku masih lebih tinggi dari badanku," ucapku sambil tersenyum lalu mengambil pengait buku yang berada di dinding sebelah gadis itu. Aku lalu mengaitkan pengait itu ke ujung tali yang memang ditempelkan di setiap buku di perpustakaan ini.
"Ini," ucapku sambil menyerahkan novel itu pada gadis itu.
"Terima kasih," ucapnya sambil tersenyum lalu pergi meninggalkanku.
Aku terpaku di tempat. Senyumnya, manis sekali. Arghhh… Apa-apaan sih aku ini?! Kenapa aku jadi terus membayangkan senyum gadis itu!! Sial! Gadis itu benar-benar memporak-porandakan batinku! Aku lalu melirik novel Confused Heart di rak ini. Mmm.. tidak ada salahnya mencoba membaca novel itu. Aku lalu mengambil novel itu menggunakan pengait seperti tadi. Aku menimang-nimang novel itu sebelum memutuskan akan duduk di mana.
Mataku memandang segala penjuru perpustakaan yang cukup besar ini. Kemana sih gadis itu? Hei tunggu, kenapa aku mencari gadis itu? Bukannya aku ingin mencari tempat untuk membaca novel ini? Argghh.. ada apa sih denganku?! Kenapa aku malah ingin membaca di dekatnya?! Mataku berhasil menangkap sosok gadis itu. Gadis itu duduk di ujung perpustakaan, di sudut paling pojok dari perpustakaan ini. Sejauh yang ku lihat, hanya gadis itu yang duduk di sana. Aku lalu menghampirinya.
"Ehmm..ehmm..," aku kembali menggunakan taktik ini untuk mendapat perhatiannya. Dan sama seperti sebelumnya, dia kembali tidak mengacuhkanku.
"Ehmm..ehmm..," aku dengan sabar kembali mengulangi dehamanku. Dan lagi-lagi gadis itu tidak mempedulikanku.
"Ehmm..ehmm..," aku memperkeras dehamanku. Berhasil! Gadis itu lalu menoleh ke hadapanku.
"Ada apa lagi?" tanyanya dengan tampang TIDAK TAHU APA-APA.
"Ah, sudahlah, lupakan," ucapku lalu mengambil tempat di sebelahnya.
"Ya sudah," dia kembali menekuni novel yang dibacanya.
"Kau suka membaca ya?" tanyaku.
"Iya," jawabnya singkat.
"Kenapa memilih membaca di tempat sepi seperti ini?" tanyaku lagi.
"Karena aku sangat menyukai ketenangan, kedamaian. Aku tidak begitu menyukai keramaian," ucapnya sambil memandangku lalu kembali menekuni novel yang di bacanya.
Aku meliriknya diam-diam. Aku terkejut saat melihat wajahnya. Wajahnya kali ini dipenuhi air mata. Dan matanya, matanya menyiratkan kehilangan yang amat besar. Hei, ada apa dengan gadis ini? Kenapa dia menangis dengan tiba-tiba?
"Hei, kau kenapa?" tanyaku panik.
"Mm.. aku tidak apa-apa," ucapnya lalu tersenyum.
"Tapi, kenapa tadi kau menangis?"
"Hanya karena ini," ucapnya sambil mengangkat novel yang dibacanya. Oh, ternyata dia menangis karena membaca novel itu. Huh, dasar wanita!
"Terlalu terbawa perasaan rupanya?" sindirku.
"Bukan, aku hanya seperti mengenang masa lalu setiap membaca novel ini," ucap gadis itu sambil tersenyum. Tapi aku bisa melihat matanya menyiratkan kesedihan.
"Cih, kau terlalu melankolis," sindirku lagi.
"Bukankah kehidupan dalam novel ini memang penuh dengan kemelankolisan?" tanya gadis itu, walaupun nadanya menyiratkan pertanyaan retoris.
"Kau berbicara seolah-olah kau lah yang mengarang novel itu," aku kembali menyindirnya.
"Memang aku yang mengarangnya," ucap gadis itu. Tunggu, apa?!! Gadis ini pengarangnya?! Aku langsung membuka novel yang berada di tanganku. Aku langsung mencari nama pengarang novel ini.. Rukia Kuchiki.
"Kau? Kau Rukia Kuchiki?! Pengarang novel best seller ini?!" tanyaku tidak percaya. Kalau saja aku sedang mekan semangka, bisa ku pastikan aku akan tersedak saat mendengar perkataanya.
"Iya, memangnya ada yang salah ya?" tanyanya.
"Berapa umurmu?" tanyaku tanpa menjawab pertanyaannya.
"Jika aku lahir tahun 1992, maka berapa umurku?" tanya gadis itu sambil tersenyum. Aku menghitung dalam hati, berarti 17 tahun.
"Kau masih berusia 17 tahun?!" tanyaku tidak percaya. Aku sama sekali tidak menyangka, pengarang novel best seller ini adalah gadis berumur 17 tahun. Padahal aku mengira pengarangnya adalah wanita berumur 30 tahunan. Ya, walau aku sendiri tidak tahu novel ini menceritakan tentang apa, yang ku tahu dari berita adalah novel Confused Heart menerima penghargaan sebagai novel terbaik tahun ini.
"Memangnya wajahku terlihat seperti nenek-nenek? Hehehe.." ucapnya kembali diakhiri dengan tawa riang.
"Bukan begitu, tapi.." ucapanku terputus saat dia berseru.
"Astaga! Sudah jam 4 sore! Aku bisa terlambat. Aku duluan ya," dia lalu segera bangkit dan bergegas pergi.
"Tunggu!" panggilku.
"Apa?" tanyanya sambil membalikkan badannya mengahadapku.
"Mmm.. namamu?" tanyaku.
"Kau kan sudah tahu, namaku Rukia Kuchiki. Panggil saja aku Rukia. Dan kau?" gadis itu, emm.. maksudku Rukia berbalik menanyaiku.
"Toushirou.., Toushirou Hitsugaya," ucapku. Dan aku terkejut melihat reaksinya saat mengetahui namaku. Mata violetnya membulat sempurna menatapku. Tapi sesaat kemudian tatapannya kembali normal dan dia berbicara,
"Sampai jumpa Toushirou," dia mengucapkan penekannan saat mengucapkan namaku.
Aku tidak mendengar bahwa Rukia berucap lirih saat membalikkan tubuhnya, "Apa kau sudah melupakanku Shirou nii?"
To be continue
Fic baru lagi!!? Plakk!!*digampar*
Gomen.. ay malah bikin fic baru..
Padahal fic lama masih keteteran..
Akhirnya ay bisa juga bikin HitsuRuki!*teriak-teriak gaje*-disumpel tissue toilet-
Ay lagi tergila-gila ama HitsuRuki, tapi tenang.. IchiRuki tetap nomor satu. Tapi untuk saat ini ay lagi senang ama pair HitsuRuki..!*ga konsisten*
Ay lagi sakit perut ni..T.T
Fic ini aja inspirasinya dapat pas lagi terkurep di kasur nahan sakit. Hiks..hikss..
Diripiu ya? Biar sakit perutnya bisa hilang. Hehehe..
Ok.. Ripiu ya!*puppy eyes*
Arigatou^^
