Chara Belongs to : Masashi Kishimoto

Story Belongs to : Gererezer

Genre : Horror

This Is Original Story From Gererezer.

#Don'rReadSeries.

.

.

.

.

.

.

.

.

Apa yang pertama kalian pikirkan ketika mendengar kata "Mata" ?

Apa yang pertama kalian pikirkan ketika mendengar kata "Jarak"?

Apa kalian mempercayainya?

Apa kalian merasakan kehadirannya?

Apa kalian melihatnya?

Atau kalian..

Salah satu darinya..

Hihihi

Temani aku..

.

.

.

Hinata Pov

Aku selalu merasa keahadiran 'sesuatu' dengan jarak yang tidak jauh.

Setiap malam atau setiap aku selalu sendirian. Aku akan merasa diperhatikan oleh sepasang mata. Entah darimana.

Dan kini, tepat pukul 1 malam. Aku sedang menyelesaikan tugas kuliah ku.

Ini bukan yang kesekian kalinya aku merasa diawasi sesuatu. dapat kurasakan sesuatu mengawasiki dari pojokan belakang pintu kamarku..

Ku tepis seluruh pikiran negatifku dan kembali fokus ke tugasku.

"Drrt drrrt"

Ku ambil ponselku.

Nama 'Clara' tertera di layar ponselku.

"Ada apa Clara?" Tanyaku

"Hinaa-chan. Kau belum tidur eh?" Tanya suara yang sedikit cempreng disebrang sana.

"Belum. Apa ada sesuatu?" Tanyaku penasaran.

"Aku tidak bisa melihat namamu di ponselku. Jadi aku mencoba menghapal nomormu." Jelasnya.

"Souka.. matamu lelah Clara. Aku masih ada tugas kuliah." Suaraku kian melembut.

"Huuff, aku masih ingin berbicara padamu. Kau sendirian dikamar kan?" Tanyanya.

"Eh? Bagaimana kau bisa tahu?"

Ku taruh ponselku lalu menekan tombol speaker.

"Nyaaa aku tentu tau desuu~"

"Clara jangan menakutiku seperti itu! Memangnya kau cenayang hm?" Ledekku.

"Fufufu aku ini bukan cenayang. Aku ini intel"

"Jika kau intel maka kau bisa melihat namaku diponselmu."

"..."

"Clara?"

Suara di sebrang sana hening, dan sepersekian detik terdengar suara angin yang sangat kencang.

"Clara? Kau sedang diluar rumah?" Tanyaku.

"Aku selalu mengawasimu... hihihi"

Sambungan terputus secara sepihak.

Aku segera menatap ponselku heran.

Tentu, aku heran dengan Clara.

Clara adalah temanku. Kami baru 2 hari berteman. Kami bertemu saat aku sedang liburan dengan teman temanku di puncak Nahakiri. Aku memotret pemandangan sunset dari puncak, indah namun saat itu dengan sangat tidak sengaja Clara terpotret disana.

Dengan begitu aku memperhatikan objek Clara. Dia adalah wanita yang sangat cantik. Saat itu Ia memakai kacamata hitam.

Begitulah pertemuan kami.


"Ughh... Aku sudah muak dengan dosen baru itu." Eluh temanku yang bernama Ino.

"Ino-chan bersabarlah." Ku menepuk pelan bahu temanku.

"Hwaaa Hinataa dia sangat menyebalkan!" Rengek Ino.

Aku hanya terkekeh pelan menanggapi rengekan temanku.

kini sudah jam 11 malam. Aku mengikuti kuliah malam. Ino sudah dijemput dengan temannya. Dan disinilah aku, disebuah stasiun kereta. Menunggu kereta terakhir.

"Kereta terakhir telah datang-" Ucap seseorang disampingku dengan nada yang sangat lembut.

Ku tolehkan wajahku kesumber suara.

"Clara? Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku saat menyakini itu adalah Clara.

"Aku sedang mencari sesuatu." Jawabnya dengan senyuman manisnya.

"Apa yang kau cari hmmm?" Tanyaku, sedikit canggung memang. Namun kami cukup akrab di telpon.

"Dimulai dari huruf M dan kau mempunyainya."

"M? Makanan? Maskara? Map? Mangkuk?" Jawabku

"Hmmm hampir mendekati." Kekehnya.

Aku hanya memanyunkan bibirku.

Kereta telah tiba, aku segera masuk kedalam kereta. Setelah pintu tertutup. Ku alihkan pandanganku kesekitarku mencari Clara.

Namun apa yang aku cari berada diluar kereta.

Dengan gestur melambaikan tangannya, Clara tidak naik kedalam kereta.

Aku hanya menatapnya bingung.

Rasa heranku bertambah.

"Apa yang terjadi dengannya.." gumamku setelah kereta mulai berjalan meninggalkan stasiun


Kini kutiba dirumah. Segera kakiku melangkah masuk kedalam.

Ku lepaskan seluruh penat di tempat kuliah dengan membasahi sekujur tubuhku.

Yap, aku mandi.

Lagi lagi, aku merasa ada yang memperhatikan diriku. Segera ku bergegas keluar dari kamar mandi untuk berpakaian dan segera masuk kedalam selimutku.

.

.

.

.

.

.

Aku

Tidak

Bisa

Tidur.

Kini sudah menunjukan pukul 2 malam.

Mataku terpejam.

Selalu saja terbayang sepasang mata merah mengawasiku. Mata itu begitu seram. Aku... aku tidak dapat menahannya. Aku ingin berteriak.

Suaraku..

Aku tidak bisa mengeluarkan suaraku!

Oh tuhan!

Tidak! Jangan!

Mata itu semakin mendekat.

Mengeluarkan darah segar.

Suara tawa..

Tuhan

Ada apa ?

Aku mendengar suara tawa yang sangat khas.

Itu seperti..

"Hinaa chan.."

Seperti suara..

"M A T.."

Suara Clara..

"AAAAAAAARRRRRRRGHHHHHH!"

Suara teriakan yang sangat tinggi dan cempreng membuat telingaku sakit.

"-Nata! Hinata!"

Itu suara Ino..

Mataku perlahan terbuka.

Tubuhku sakit.

Aku..

Berada di lantai..

Bagaimana bisa?

"Hinata!"

Pengelihatanku mulai membaik, ku pandang wajah panik Ino.

"Eung... ada apa?"

Suaraku kembali..

Namun sangat lemas..

"Badanmu memar semua!" Ino mulai membantuku kembali ke tempat tidur.

Ku buka baju piyamaku secara perlahan.

Mataku membulat.

"Astaga..." Ino menutup mulutnya.

Kudapati badanku memar berwarna merah tua..

Aku semakin lemas..

"A-apa yang terjadi padamu Hinata!" Ino mulai menatapku khawatir dan takut.

"A-aku tidak tahu.." ucapku jujur dengan nada ingin menangis.

Ino menelpon seseorang.

"Sai! Cepat kerumah Hinata!" Ucap Ino secara panik.

"A-apa yang kau lakukan Ino?" Tanyaku sambil memakai bajuku kembali.

"Aku sudah tidak tahan dengan keadaanmu lagi Hinata.." ucap Ino sambil duduk didepanku.

"Maksudmu apa?" Tanyaku.

"Kau.. Berhilusinasi terlalu tinggi semenjak kita pulang dari puncak.. wajahmu terlihat semakin pucat." Jelas Ino.

"Aku pucat karena tugas kuliah.. kau tidak perlu menghawatirkanku Ino.." jelasku

"Dan satu lagi.. Kau mulai bertingkah seakan akan.. Clara itu ada."

Deg..

Jantungku semakin berdetak cepat.

Suasana semakin tidak enak.

"C-Clara itu tentu ada, Ino.."

Kulihat Ino memberi beberapa lembar kertas yang sudah dinodai oleh tinta. Setelah itu Ino keluar dari kamarku dikarenakan Sai sudah sampai didepan rumahku.

Kubaca satu persatu lembaran itu.


[ Clara Hirako]

Seorang gadis cantik yang mempunyai mata yang sangat Indah, ditemukan tewas dengan naas. Kedua matanya lepas dari tempatnya. Diduga gadis ini selalu dibully oleh teman teman sekolahnya.

Kamis, 31 Januari 1990.


[PUNCAK NAHAKIRI]

PUNCAK NAHAKIRI. MENJADI SALAH SATU TEMPAT WISATA ALAM TERSERAM DENGAN KISAH SEORANG GADIS YANG MENINGGAL 3 TAHUN SILAM.

Ditemukan 3 korban meninggal setelah "digentayangi" oleh sesosok wanita berkacamata hitam. Banyak yang menyatakan bahwa itu adalah aksi "The eyes Seekers".

31 Desember 1993.


[2 Tahun digentayangi, Pria Ini mati dengan bunuh diri di puncak Nahakiri.]

Diduga, Shirato **** meninggal dengan menjatuhkan dirinya kedalam jurang puncak Nahakiri. Shirato mengaku telah digentayangi dengan sosok gadis cantik yang memakai kacamata hitam.

"Gadis berkacamata hitam itu, selalu menghantuiku."

Diunggah dari status media sosialnya pada 2 hari yang lalu

31 Desember 2010.


[KORBAN KE 5 PUNCAK NAHAKIRI]

Korban ke-5 wanita bernama asli Jinko kutsuiko. Korban dari Clara Hirako- seorang gadis yang diduga dibully karena mata indahnya. Jinko ditemukan tewas dengan hal yang serupa. Kedua bola matanya hilang. ( selebihnya baca di website .xxx)

31 januari 2014


"Hina-chan."

Ku tolehkan wajahku kearah sumber suara yang berada di depanku.

"C-Clara!" Ku remas kertas yang diberikan Ino.

"Kau membacanya... huuuf tidak seru." Ucap Clara dengan nada yang membuatkh bergidik ngeri.

Aku menoleh kearah pintu yang tertutup.

"Temanmu sedang menemui temanmu yang lain.." kekeh Clara.

"A-apa yang kau mau" suaraku mulai panik dan was was.

"Biarku beritahu sesuatu.. Ermm aku adalah Clara yang kau tahu dari kertas itu.

Kamis, 31 januari 1990. Aku ditemukan tewas. Tanpa kedua bola mataku."

Aku menelan ludahku secara paksa.

Kuharap Sai dan Ino segera kesini.

Clara mulai membuka kacamatanya.

Dan..

Astaga..

Matanya bolong..

Tak ada apa apa disana.. aku bisa melihat nya.

"Dan mataku berada disini.."

Clara mulai berjalan mendekatiku...

Ia..

Ia menyentuh mataku yang terpejam.

"Ini mataku.. Mata baruku.. bisakah aku.."

Sakit..

Kurasakan sesuatu menerobos mataku

"Mengambilnya?"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Hinaaa-channn..."

"Aku bisa melihat semuanya dengan jelass!"

"Hihihihi... lihat lihat.."

"Ada belatung di dekat matamu! Hahaa"

"Aree... mataku mengeluarkan darah.."

"Ughh sakit.."

"Sakit? Hahahahaha"

.

.

.

.

.

.

END

Finally!

HAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHAH /Apaan lu/

Hai

Ini

Ge

Loh

Kangen

Ga?

Wahai

Kaum

Rezer

/Dih/

Ini project pertama yang mengkoloborasikan author.

Jadi Ge ft Ji

Membawakan judul

Don't Read Series.

Udeh kek judul lagu ye /yain/

Ga terlalu serem kah?

Iya emang ngga. Kurang kan?

Eits tapi. Kalian ambil maknanya...

Hati hati dengan sekitarmu. Apalagi jika sedang sendirian.

Bukan hanya ada kehadiran dirimu.

Tapi, ada kehadiran orang lain bersamamu.

Dimanapun tempatnya ketika kamu sedang sendirian.

Kamar mandi.

Kolong tidur

Belakang pintu

langit langit kamar

Atas lemari

Dan..

Mungkin gulingmu yang tengah malam nanti berubah menjadi sosok yang kamu takutkan seperti... Makhluk tanpa mata.

.

.

.

.

.

.

OMAKE

"Kini.. aku tahu siapa yang mengawasiku dari jarak sangat dekat

.

.

.

.

.

.

Clara.. The eyes seekers.."

Blood Rose.

#Don'tReadSeries