a/n

Happy 1million viewer \(^*^)/

Warning!

YAOI

Wonho X Hyungwon

Hyunwoo X Kihyun

and others

typos/no eyd/bad plot/OOC

romance/angst/tragedy

.

.

© DhaBum

enjoy

.

.

Wonho masih bergelung dengan selimutnya yang hangat, namun kedamaian itu terusik oleh suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Dengan malas, dia mulai menyandarkan tubuh setengah telanjangnya pada kepala ranjangnya.

"Ugh.. Sial berapa banyak yang kuminum semalam.." Umpatnya.

"Hidupmu hanya akan semakin melelahkan kalau mengumpat terus seperti itu,, dasar manja.." Kihyun yang baru keluar dari kamar mandinya. Sebuah baju handuk yang dipakainya asal-asalan membuat Wonho bisa melihat lekuk tubuhnya yang sempurna. "Yah.. Apa yang kau lihat mesum?" Kihyun melotot sambil membenarkan bathrobe yang dia pakai.

"Salahmu sendiri memakainya asal-asalan begitu.. Jangan-jangan kau sengaja agar aku bisa melihatnya.."

"Sialan.." Kihyun melemparkan handuk yang dia pakai untuk rambut basahnya pada Wonho. Setelah itu dia buru-buru meninggalkan kamar Wonho, dengan sumpah serapahnya tentu saja.

"Dasar bocah aneh.." Setelah itu Wonho bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.


"Bagaimana kalau kalian menikah saja?" Seloroh seorang pria paruh baya yang sedang duduk di ujung meja makan besar itu sambil menatap Wonho dan Kihyun bergantian. "Mendiang orang tuamu pasti sangat senang nanti"

"Auh.. Wonho hyung sangat jauh dari tipeku,, ahjushi.." Jawab Kihyun enteng sambil memasukkan satu sendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Begitu? Jadi dulu kau merengek ingin menikah denganku meskipun aku bukan tipemu?" Cemooh Wonho.

"Yyaahh! Itu dulu,, duluuuu sekali. Jangan mengungkitnya lagi kalau kau masih ingin bernafas lewat hidungmu.." Kihyun melotot seram ke arah Wonho, yang sebenarnya sama sekali tidak membuat Wonho takut.

"Yah.. Kalau memang belum ada yang mampu menarik perhatianku.. Kihyun lumayan sepertinya.." Enteng Hyunwoo.

"Kau!" Kihyun meloot marah sambil melemparkan sendok makannya ke arah Wonho.

Sedangkan lelaki tua tadi hanya bisa menggeleng pasrah melihat kelakuan dua pemuda yang membuat suasana pagi di rumah ini penuh tawa -jeritan lebih tepatnya.


Kau dasar anak sial!" Seorang pemuda paruh baya dengan bau alkohol yang menguat kuat dari badannya terlihat sedang melampiaskan amarahnya pada seorang pemuda kurus yang tengah meringkuk kesakitan. "Sial! Sudah kubilang kau harus membanting tulang jalangmu itu dan memberiku banyak uang hah!"

"Ma-maafkan aku.. Maafkan aku"

"Dasar tidak berguna.. Kemari kau!" Tanpa iba, orang tua tadi menyeret tubuh lemas pemuda tadi sesuka hatinya.

Di sudut kumuh kota Seoul yang tidak terjamah dan sangat tidak terawat, orang-orang dengan wajah penuh dosa sedang berkumpul menikmati surga dunia yang memabukkan.

"Oh.. Park-ssi.. Apa kau kesini untuk menjualnya?" Seorang wanita tua dengan dosa yang tercetak jelas diwajahnya datang menghampiri lelaki yang sedang menyeret seorang pemuda dengan tubuh yang penuh luka.

"Ya.. Anak ini sudah tidak berguna.. Aku akan menjualnya.. Di mana madam Go?" Jawabnya setelah menghembuskan nafasnya yang berbau busuk itu.

"Di belakang panggung.. Cepatlah,, pelelangannya akan segera di mulai.."

Tanpa iba, pak tua tadi kembali menyeret tubuh pemuda tadi menuju belakang panggung.

"Barang bagus apa yang kau bawa kali ini?" Seorang wanita tua menghampiri lelaki paruh baya yang baru saja memasuki ruangannya. "Apa dia masih perawan?" Tanyanya sambil berjongkok agar lebih jelas meneliti barang baru itu.

"Tentu saja,, kau bisa memeriksanya sendiri.. Dia terlalu munafik dan tidak mau menggunakan tubuhnya, dan itulah yang membuatnya menjadi seperti ini.."

"Hm.. Bagus sekali.. Ambilah ini.. Dan jangan tunjukkan lagi wajah busukmu di tempat ini.." Madam Go, melemparkan sekoper penuh uang pada lelaki tadi. Puas dengan koper di tangannya, lelaki tadi sudah hilang entah kemana.

"Dasar anjing sial.." Lirih Madam Go. "Nah manis.. Siapa namamu?"

"Chae... Hyung.. Won" jawab pemuda itu lemah.

"Chae Hyungwon.." Lirih Madam Go.


"Hyung.. Yaaa tunggu aku" Kihyun berseru sebal saat Wonho pergi tanpa menunggunya. "Yahhh!" Jeritnya sambil mengejar Wonho yang sudah berjalan memasuki gedung perkuliahannya.

"Salahkan kakimu yang pendek itu dan yahh kenapa kau malah mengikutiku ke kampus? Kau ini murid sma.." Celetuk Wonho begitu Kihyun sudah bisa mengimbangi lankah kakinya.

"Hehe.. Tunggu dulu aku harus melihat seseorang..." Cengir Kihyun.

Mendengar jawaban tak masuk akal Kihyun, Wonho dengan santai menggeplak kepala Kihyun.

"Yah! Kukutuk kau agar tidak memiliki kekasih seumur hidupmu.. Shin Wonho!" Jerit Kihyun murka.

"Kenapa aku harus memikirkan kekasih sementara aku sudah memilikimu sebagai calon istriku?" Wonho menoel dagu Kihyun iseng sambil mengedipkan sebelah matanya.

Kihyun mendelik "Ish.. Jauhkan tangan kotormu.." Ketus Kihyun.

"Apa yang akan kau lakukan kalau aku melakukannya?" Wonho semakin semangat menggoda Kihyun.

"..."

Tidak segera mendapat respon dari Kihyun, membuat Wonho menoleh pada Kihyun yang sedang menatap benci pada seseorang. Penasaran, Wonho mengikuti arah mata Kihyun. Begitu tahu apa yang dilihat sahabatnya itu, sebuah senyum usil tersunggung di bibirnya.

"Wah.. Son Hyunwoo memang hebat. Baru saja mencampakanmu, dia sudah dikelilingi gadis-gadis itu.. " pancing Wonho.

"Apa?! Mencampakanku? Kau gila?!" Marah Kihyun. "Awas saja mereka.. Berani-beraninya mereka mengganggu milikku.." Dengan asap imajiner yang mengepul di atas kepalanya, Kihyun melangkah lebar-lebar ke arah seorang pemuda yang sedang memberikan senyum ramahnya pada gadis-gadis genit yang sedang mengelilinginya.

"Dasar bocah pendek itu,," Wonho menggeleng tak perduli dengan kelakuan sahabatnya itu. Niatnya untuk meneruskan langkah menuju kelasnya mendadak lenyap saat satu ponselnya berdering, karena hanya ada satu orang yang menghubungi ponsel itu.

"Ya Jooheon-ah.."

"Aku menemukannya,, harus kubawa kemana?" Balas suara di seberang sana.

"Bawa ke rumahku saja,,"

Setelah itu, Wonho memutar langkahnya pergi dari gedung fakultasnya yang megah.


Wonho mengelus sayang sosok pemuda yang tengah terpejam di atas ranjangnya. Di meja nakasnya sudah ada berbagai jenis obat mahal yang dia pesan khusus untuk pemuda itu. Tak lupa, sebuah selang infus menancap dipergelangan pemuda tadi.

"Terima kasih dokter Song, aku akan menghubungi anda segera setelah dia sadar.." Jooheon membungkuk hormat pada seorang lelaki dengan rambut putih sempurna itu, lalu membukakan pintu keluar untuknya.

"Apa yang akan kau lakukan padanya?" Tanya Jooheon penasaran.

"Kau sudah membayarnya kan?"

"Hm.. Sudah.."

"Kalau begitu,, pemuda ini sudah menjadi milikku kan?"

"Secara hukum.. Iya.."

"Menurutmu apa yang akan kulakukan pada milikku?" Tanya Wonho entah pada siapa. Seringai tipis tercetak jelas di wajah tampannya.


"Hyung hyung!" Dengan semangat Kihyun memasuki kamar Wonho yang sangat luas. "Eh kemana dia?" Bingungnya saat tidak menemukan sosok Wonho di dalam kamarnya.

Karena tidak menemukan sosok yang dicarinya, Kihyun pun memutuskan untuk mencari Wonho di tempat lain. Saat kakinya melangkah keluar, dia sedikit merasa aneh saat melewati salah satu pintu kamar di lorong rumah ini terbuka.

"Huh?" Tanda tanya besar muncul dikepalanya saat mmelihat satu sosok asing sedang berbaring di atas kasur kamar kosong tersebut. Dengan penasaran, Kihyun memasuki kamar itu lalu melangkah mendekati kasur dengan hati-hati.

"Oh.. Ini orang sungguhan.." Kagetnya lucu. "Wah.. Wajahnya seperti model.. Yah kalau luka-lukanya menghilang sih.." Komentar Kihyun.

"Kihyun-ah?"

"Oh Wonho hyung?!" Kihyun menghampiri Wonho di ambang pintu. "Siapa dia?" Tanya Kihyun penasaran sambil menunjuk sosok terbaring tadi.

"Chae Hyungwon.. Aku baru saja membelinya.." Jelas Wonho enteng sambil mendekati ranjang yang ditiduri pemuda bernama Chae Hyungwon tadi.

"Membelinya? Kau membeli manusia lagi?" Pekik Kihyun kaget. "Sudah kubilang itu melanggar hukum kan? Apa kau fikir manusia itu hewan?"

"Kalau aku tidak membelinya, dia sudah menjadi pelacur di luar sana, atau kemungkinan yang lain dia bisa mati.."

Kihyun mendelik mendengar jawaaban Wonho. "Ah baiklah-baiklah.. Tapi tetap saja itu melanggar hukum.. Kau tau kan?"

Wonho menggelengkan kepalanya tak peduli.
Setelah meletakkan semangkuk bubur yang masih mengepulkan uap panas, Wonho duduk di sofa sambil membaca sebuah buku tebal.

Dengan hati-hati, Kihyun mulai mendudukkan diri di samping Hyungwon dengan pelan.

"Ngomong-ngomong hyung.. Berapa uang yang kau keluarkan untuk membelinya?"

"Hm.. Sangat banyak tentunya, kalau aku mengatakan nominalnya, kau pasti akan terkaget-kaget. Kau kan pelit.." Jawab Wonho enteng.

"Augh.. Bocal kurang ajar ini.. Untung aku masih ingat kalau aku menumpang di rumahmu.." Kihyun mencoba menahan diri untuk tidak melempar sandal yang dipakainya pada wajah tampan Wonho.

"Hyungwon-ah.. Kalau kau sadar nanti.. Ayo berteman denganku.. Aku sangat kesepian di rumah besar ini.." Monolog Kihyun sambil mengelus sayang sisi wajah Hyungwon. Membuat Wonho yang masih fokus pada buku di tangannya sedikit tersenyum lembut.


Besok adalah hari Minggu, Kihyun merasa sangat bosan setengah mati. Wonho sedang menemani Hyungwon yang masih belum sadar. Jadi dia memutuskan untuk pergi ke sebuah minimarket untuk menemui Hyunwoo yang sedang bekerja paruh waktu di sana.

Dari kejauhan, Kihyun bisa melihat Hyunwoo yang sedang melayani pembeli dari kaca besar di minimarket itu. Ada sedikit perasaan tidak suka saat melihat Hyunwoo mengumbar senyum manisnya pada para pembeli.

"Selamat da-" perkataan Hyunwoo erputus saat menyadari kalau Kihyunlah orang yang baru memasuki pintu minimarket tempatnya bekerja.

"Huh.. Dasar pilih kasih!" Ketus Kihyun. Membuat Hyunwoo yang mendengarnya hanya bisa menggeleng pasrah.

"Apa waktu luangmu sangat banyak?"

"Kau mengusir pembeli Hyunwoo-ssi?" Ketus Kihyun. Dengan kesal dia melangkah menuju lemari pendingin dan mengambil beberapa botol soju dan menaruhnya di atas meja kasir.

"Kau tau kalau anak di bawah umur tidak boleh membeli alkohol kan?"

Tidak memperdulikan peringatan Hyunwoo, Kihyun malah mengeluarkan kartu kreditnya dan memberikannya pada Hyunwoo.

"Terserah kau saja.." Tanpa ambil pusing, Hyunwoo pun menggesek kartu Kihyun.

"Apa yang kurang dariku?" Tanya Kihyun tiba-tiba.

Hyunwoo memilih untuk mengabaikan perkataan Kihyun. Bukannya tidak mengerti arah pembicaraannya, tapi Hyunwoo merasa percuma saja bicara dengan bocah manja dan egois seperti Kihyun.

Tahu Hyunwoo tidak akan menjawab pertanyaannya, Kihyun pun berusaha mencari topik lain.

"Sudah jam tujuh malam, sebentar lagi jam kerjamu habis kan.. Aku tunggu di luar.."

"Yahh kenapa repot-" Hyunwoo tidak melanjutkan perkataannya saat Kihyun sudah berada di luar, menunggunya di meja yang memang di siapkan di depan minimarket kebanyakann.


Wonho masih betah membaca buku tebal di pangkuannya.

"Nghh.." Rintihan pelan Hyungwon membuat perhatiannya teralihkan.

Perlahan Hyungwon mulai membuka kelopak matanya. Silaunya lampu kamar itu membuat Hyungwon berulangkali mengerjapkan matanya untuk membiasakan diri. Setelah mulai terbiasa dengan cahaya yang masuk, Hyungwon mulai merasa asing saat menatap langit-langit kamar di atasnya.

"Kau sudah sadar?" Sebuah suara asing yang dia dengar membuatnya reflek menoleh mencari sumber suara. Saat matanya menangkap figur asing seorang pemuda berdiri di dekatnya, membuat Hyungwon merenggut takut di sudut tempat tidur berukuran besar itu.

"S-siapa kau?" Takut Hyungwon.

Melihat sirat ketakutan di mata bening Hyungwon, membuat Wonho luluh dan melontarkan tatapan lembutnya.

"Jangan takut.. Aku tidak akan menyakitimu.." Kata Wonho dengan lembut, 'selama kau menuruti perintahku..' Lanjut batinnya.

Sambil menelan ludahnya susah, Hyungwon meyakinkan diri agar bisa mempercayai perkataan pemuda asing itu.

"Di mana ini?" Lirihnya, matanya menelusuri setiap sudut kamar yang masih sangat asing itu.

"Di rumahku.. Dan aku Shin Wonho.." Ucap Wonho sambil tersenyum lembut.

"O-oh Wonho-ssi.. Aku Chae Hyungwon.." Entah kenapa firasatnya tidak baik.

"Aku tau, dan asal kau tahu saja.. Aku sudah membelimu"

Hyungwon merasa lidahnya kelu, 'kenapa firasat buruk selalu menjadi kenyataan?' Batinnya.

.

.

To be Continue

mind to review?

To Monbebe for DhaBum with love

110816

PS : Chapter selanjutnya tergantung jumlah review ya XD hahaha