Sibling
[1 : Pakaian]
Warning: AU! (Kakak!JJ dan Adik!Otabek), Kumpulan drabble, Kemungkinan terdapat typo yang terlewat, dan OOC.
Disclaimer : Yuri ! on Ice milik MAPPA, Mitsurou Kubo dan Tadashi Hiramatsu
Enjoy
.
Matanya menyipit, dahinya mengkerut, dan pakaian di dalam lemari semua telah ia hamburkan keluar.
JJ heran.
Kenapa tidak ada? Pergi kemana pakaian yang sudah ia siapkan semalam? Bukankah sudah ia taruh pada tumpukan teratas? Rasanya aneh jika tiba-tiba saja menghilang.
Tsk.
Padahal mau ia pakai untuk acara makan-makan dengan teman kampus nanti malam. Sengaja dipilih karena membuatnya nampak lebih modis, lebih tampan—(dan mungkin saja nanti ada perempuan yang akan terpikat).
Tapi—JJ mendesah.
Kalau tidak ada di lemari—masa sih dipakai Otabek?
Terkadang—ya—memang adiknya itu suka mengambil sembarang pakaian dalam lemari JJ. Mulai dari kemeja, kaus, bahkan boxer pun ia pinjam tanpa ijin. JJ sih tidak marah, asalkan barang kembali tanpa lubang tambahan. Lagipula tak mungkin juga pakaiannya akan melar, tubuh JJ jauh lebih besar dibandingkan Otabek.
(Dan jujur saja, kaus JJ terlihat seperti daster mini di tubuh sang adik.)
"Beka—uhm—Kau lihat kemejaku yang biru tua itu tidak?"
"Yang mana?"
"Yang—"
(...Ehem—Tuh kan.)
"—Kenapa kau pakai kemejaku Beka?!"
Ternyata benar. Begitu keluar kamar, JJ menemukan sang adik tengah menonton serial drama di ruang tengah—lengkap dengan memakai kemeja biru yang sedari tadi ia cari keberadaannya.
Otabek menoleh, tampangnya tak merasa bersalah—(melempeng)—dan mulutnya malah sibuk mengunyah keripik kentang.
Sigh—Buat gemas saja.
"Aku mau pakai baju itu, Beka—hari ini aku kan mau makan di luar."
"Aku tau."
"Kalau tau kenapa kau pakai?"
Kenapa?
Otabek mengangkat bahu, tidak menjawab, malah kembali fokus menatap layar televisi yang menyala. Ia juga tidak berniat membuka kemeja yang dipakai. Sudah nyaman, ukurannya yang kebesaran membuat hangat.
Biar saja tampang JJ berubah masam. Biar saja JJ tidak jadi memakainya. Biar saja JJ tak jadi berangkat. Toh memang itu yang Otabek mau.
"Ukh—Baiklah kau menang—" JJ mengerang, dengan malas mendudukan bokong pada sofa empuk di ruang tengah. Ia kesal—sungguh—ingin sekali rasanya mencubiti pipi gembal sang adik.
(Tapi)
Mengingat tingkah Otabek yang menggemaskan barusan, niat itu pun urung ia lakukan.
Benar-benar deh. Siapa sangka ini cara yang Otabek katakan semalam untuk menahannya pergi makan di luar.
"Aku akan makan malam di rumah, tidak jadi keluar."
(Di sini Otabek tersenyum diam-diam.)
"Pasta atau Karage?"
(Meski begitu JJ tetap tau. Makanya tangan kini terulur mengacak surai Otabek dengan gemas.)
Adiknya memang pintar dan licik di waktu yang bersamaan.
"Kau pasti tau apa yang akan kupilih kan?."
"Uhm—Pasta?"
.
End Bag. 1
.
Terima kasih sudah membaca cerita ini dan maaf kalau ceritanya mengecewakan *bows* Fic ini akan saya lanjutkan setiap saya mendapat ide—uhuk. Dan satu lagi, mungkin akan ada hint incest untuk berjaga-jaga.
Sekian dari saya, Rakshapurwa undur diri.
"Cerita ini dibuat hanya untuk menyalurkan imajinasi semata."
