Akeno: Hy semuanya! Ini pertama kalinya Akeno akan nulis di Fandom Vocaloid, Saya dapat ide setelah membaca sebuah komik pendek yang dikasih tahu oleh teman, dan mungkin 20% nya akan base dari komik itu. Jadi maaf ya kalau banyak kesalahan…

Len: Kalau gitu aku dan Rin yang akan jadi pengantara selama kamu di sini ya? ^^

Rin: Yay! ^^

Akeno: Uhh… kenapa harus si kagamine twins ini?

Rin: Kamu ngga seneng? *megang pisau*

Akeno: E-eh… bercanda kok, I`m very happy! *wajah terpaksa*

Rin: Oh, aku kira kamu ngga seneng *jilat pisau*

Akeno: Mendingan kamu letakkan pisau itu deh Rin… para readers nanti kabur semua…

Rin: Ah iya! Maaf ya readers… *melempar pisau*

Akeno: *menghindari pisau* Hey!... Ya udahlah… Len, tolong Disclaimernya ya!

Len: Ok :)

Disclaimer: Vocaloid bukan punyaku, mereka punya pihak Crypton Future Media dan Yamaha

Sip… langsung aja yah ke ceritanya ^^


Chapter I

[Subway First Love]

[Rin`s POV]

Kriiiiinggg!

"Unghhh…. Hari senin lagi… ngantuk…" Gumamku sambil mematikan alaram jam bentuk orange-ku.

"Rin! Bangun! Ayo sekolah, apa mama yang harus bangunin kamu?" Mamaku berteriak dari bawah. Itu pertanda buruk, karena biasanya mama itu ngomelnya lamaaaa…

"Iya-iya.. aku sudah bangun kok, ma!"

Aku segera bangun, mengambil handuk berwarna orangeku dan segera mandi dengan sabun aroma jeruk dan shampo aroma jeruk… yap! Semuanya serba jeruk, I love orange! xD

Oh iya, aku belum memperkenalkan diri ya? Namaku Kagome Rin , tapi teman-temanku biasa memanggilku dengan 'Rin' saja, umurku 16 Tahun dan aku berada di kelas 2 SMA.

Selesai mandi, aku segera memakai seragamku, dan yang terpenting adalah pita putihku, ya sejak kecil aku sudah memakai pita putih ini, pita ini penuh dengan kenangan, meskipun banyak teman-teman yang mengejek karena aku kelihatan seperti anak kecil tapi aku tidak peduli,ini sudah seperti signature-ku sendiri.

"Ma, berangkat sekolah dulu ya!"

"Eh, Rin! Ini bekalnya jangan lupa!" Mamaku menyerahkan bentou yang diisi dengan nasi, rumput laut, telur, beberapa sayuran, dan yang terpenting ada jeruknya, yang semuanya itu dihias menjadi bentuk nada lagu, mamaku memang pintar sekali kalau masalah membuat bentou.

"Terimakasih, berangkat dulu!"

"Iya, pulang jangan malam-malam Rin."

Aku segera berangkat menuju sekolah dengan naik kereta bawah tanah, dari rumahku menuju ke sekolah kira-kira 15 menit naik kereta.

Waktu masuk ke dalam kelasku di XI-2 yang berada dilantai 2, aku langsung disambut oleh teman-teman baikku, yap, mereka adalah teman dekatku di sekolah ini.

"Ohayou, Rin-chan!" Sapa teman-temanku ketika melihat kedatanganku.

"Ohayou minna-chan" Aku menjawab dengan wajah lesu seperti mau pingsan.

"Kamu kenapa, Rin? Kamu tampak tidak semangat hari ini?" Tanya Luka.

Megane Luka..

Dia adalah temanku yang paling akrab sejak aku pertama masuk SMA dan sekarang kami sekelas, dia memiliki rambut pink yang panjangnya sepinggang.

"Ah Luka.. aku ngantuk…" Jawabku sambil melangkah kebangku tempat dudukku dengan lesu, tangan bersilang diatas meja, dan wajah tertunduk ke bawah meja, posisi tidur anak sekolahan.

"Hey! Kagamine Len mau lewat di kelas kita!"

Kagamine Len…

Dia adalah anak paling populer disekolahku, karena dia tampan, menarik, dan juga pintar dalam segala bidang pelajaran, tidak heran banyak wanita yang tergila-gila padanya. Semua pria ingin seperti Len, dikagumi oleh setiap wanita, tapi aku tidak terlalu tertarik sih dengan dia..
Menurutku dia biasa saja..

Semua anak wanita langsung menuju ke jendela hanya untuk melihat Kagamine itu lewat di depan mereka, Benar-benar memalukan.

"Len-kun!" teriak salah seorang gadis di kelasku dan Len menoleh ke kelasku

"Kyaa~ ! Len menoleh kesini karena kupanggil!"

"Tidak, dia menoleh kesini karena ada aku disebelahmu!"

Bla bla bla… itulah kegiatan anak-anak di kelasku setiap hari, bahkan Luka pun ikut-ikutan.
Haah.. dasar fangirls..

"Ahh… Len… dia juga sangat keren hari ini! " Luka kembali ke tempat duduknya, di sebelahku

"Apa sih yang kau lihat dari Kagamine itu?" Aku pura-pura tanya saja meskipun aku sudah tahu jawabannya.

"Ya ampun Rin. Itu sudah jelas kan! Yang kulihat adalah..SEMUANYA! Rambut blonde-nya yang terhembus angin saat dia berjalan, disertai dengan ponytail lucu yang menggantung di belakangnya, lalu mata biru-azurenya yang indah itu… aww… dia sangat sempurna di mata perempuan mana saja!" Luka terlalu berlebihan…

"Kamu suka dengan si Kagamine itu ya, Luka?" Aku tertawa kecil.

"Apakah itu aneh? Apa kau tidak suka dengan Kagamine Len, Rin?" Jawab Luka dengan cara menanyaiku kembali… Ah... Dia memutarbalikkan pertanyaanku, menyebalkan...

"Aku? Aku sih biasa-biasa saja terhadap Kagamine itu" Jawabku santai. Karena memang aku tidak memiliki perasaan apa-apa dengan Kagamine.

"Eh, kamu tahu nggak? banyak anak perempuan yang menyatakan perasaannya ke Len-kun dan semuanya ditolak mentah-mentah?"

"Tentu saja aku tahu… Kemarin dia baru saja menolak anak kelas XI-4 yang katanya sih sangat cantik dan pintar, banyak pria yang mengincarnya."

"Iya dan itu menjadi berita terpanas di sekolah ini… Hey, Rin? Apa dia sudah punya pacar ya? Sehingga menolak semua wanita, bahkan yang paling cantik sekalipun?" Luka seperti jatuh kedalam lubang kesengsaraan yang paling dalam memikirkan hal itu, begitu juga dengan anak-anak wanita lain yang sepertinya mendengarkan percakapan kami.

"Tidak, aku tidak pernah mendengar kalau dia punya pacar, dan ditambah sikapnya yang sangat dingin dengan semua wanita, apa… apa dia tidak tertarik dengan wanita ya?" kataku dengan tertawa kecil

ucapanku barusan seperti mengundang sekelompok Dewa Kematian yang siap mencabut nyawaku, semua anak wanita sekelas langsung memberi tatapan Death-Glare kewajahku.

"Apa yang kau katakan Rin! Dasar BAKA! Jangan mengucapkan hal yang bodoh seperti itu!"

"Cepat tarik kembali kata-katamu yang non-sense itu, Rin!"

"Iya-iya aku kan cuma bercanda, ngapain kalian tanggapi dengan serius sih?"

"Aku tidak akan memaafkanmu sampai hal itu benar-benar terjadi, Rin!"

Aku baru sadar, sepertinya kata-kataku barusan itu membuat hati para Len`s Fan-girls hancur berkeping-keping, meskipun aku hanya bercanda, tapi memang… sikap Kagamine itu sangat dingin kok…

[Len`s POV]

Kriinnggg!

"Ah… hari senin yang indah…" Ketika aku mendengar alaram jam-ku yang berbentuk pisang berbuniyi keras, aku langsung terbangun dan mengecheck HP-ku yang berwana kuning muda.

"…7 Pesan… Tidak ada telepon masuk.." Aku mulai membaca isi dari pesan itu satu per satu.

"Len I love you… Len I want to be your girl-friend... Len let`s go on a date!… Len... Len… haah…! Aku bosan, tiap hari selalu begini…" Kataku sambil mencentang nama 7 wanita tadi dan membalas pesan mereka dengan singkat "No, find someone else, sorry."

Aku langsung membanting HP diatas kasur dan mengambil handuk lalu mandi.

Oh iya, namaku adalah Kagamine Len, teman-temanku biasa memanggilku dengan 'Len'. Umurku sekarang 16 tahun, kelas 2 SMA, aku tinggal di apartemen sendirian, karena kedua orangtua-ku sekarang berada di Amerika untuk urusan bisnis. Sebetulnya ini juga sudah ke-6 kalinya mereka pergi untuk bisnis.

Setelah mandi aku mengenakan seragam sekolahku dan mengambil tas lalu berangkat sekolah menggunakan kereta bawah tanah, aku butuh 30 menit untuk sampai ke sekolah dengan kereta bawah tanah, dan itu juga merupakan yang tercepat.

Ketika aku memasuki kereta, aku melihat ada seorang gadis berambut blonde seperti punyaku, mengenakan pita putih besar diatas kepalanya, sepertinya dia seumuran denganku, dia juga mengenakan seragam sekolah yang sama, dia sedang mengutak-atik Hp-nya, dia pasti satu sekolah denganku, tapi... Aku tidak mengenalnya, jadi aku biarkan saja.

"Fukushima, kereta telah sampai di Stasiun Fukushima" Suara speaker yang menandakan kalau aku telah sampai di daerah sekolahku berada.

ternyata benar dia satu sekolah denganku, anak perempuan itu turun duluan karena posisinya bersebelahan dengan pintu, sedangkan aku masih harus berdesak-desakan dengan penumpang lainnya, jadi agak lama, aku sadar kalau di kereta ini banyak perempuan yang memperhatikanku dan mencoba mengambil 'kesempatan' dengan kondisi kereta yang sesak, tapi aku abaikan saja mereka, sepertinya itu sudah menjadi kebiasaanku tiap hari.

"Yo Len!" Aku sangat kenal suara itu, itu adalah suara Mikuo.

Haruo Mikuo.

Dia adalah temanku yang paling dekat di sekolah ini. Kami juga sekelas, aku sudah berteman dengannya sejak kami masih di SMP. Dia memiliki rambut lurus berwana Hijau dan mata berwarna Hijau-Emerald. Dan dia adalah playboy nomor 1 di sekolahku, pernah aku lihat waktu Pagi dia berciuman dengan 'X', lalu Siang berciuman dengan 'Y', dan sorenya berciuman dengan 'Z', aku tidak tahu apa yang dia lakukan di malam harinya...

"Ohayou Mikuo" Balasku singkat dengan nada datar.

Aku dan Mikuo segera menuju kelasku XI-5 dilantai 3, dan selama itu Mikuo selalu mengangguku dengan cerita-cerita Playboynya.

"Hey, Len, lihat aku mendapatkan pacar baru lagi! Dia anak kelas X-1, cantik loh! hahaha" Mikuo sepertinya senang sekali… aku tidak tahu harus berkata apa.

"Kau belum berubah juga ya, Mikuo?" Jawabku dengan datar.

"Yaa.… ini kan sudah menjadi habitatku." Dia mengatakan itu tanpa ragu-ragu sambil tersenyum seperti tidak ada yang salah dengan perkataannya.

Ketika aku mau menuju kelasku, ada seorang perempuan berteriak "Len-Kun!" Aku sebenarnya malas menanggapi, tapi karena merasa tidak enak, akhirnya aku menoleh… "Ya?". Tapi perempuan itu malah menjadi aneh, jadi aku memalingkan wajah lagi dan meneruskan berjalan ke kelasku.

[Rin`s POV]

Kriiiinggg!

"Yes akhirnya pulang!" Luka berteriak dengan keras dan satu kelas melihatnya, sepertinya wajah Luka memerah.

"Luka, belajarlah yang serius, jangan cuma main-main saja" Guruku menasehati Luka.

"I-iya pak… Maafkan saya" Luka kembali duduk dan menutupi muka dengan tas, meskipun aku masih bisa melihat mukanya yang semakin memerah seperti rambutnya. Teman-teman lain mentertawakan Luka, tapi aku diam saja, aku tidak mau membuatnya semakin malu.

Aku dan Luka berjalan bersama, tapi hanya sampai di depan gerbang sekolah saja. Karena arah rumah kami berlawanan

"Bye, Rin!"

"Bye, Luka! Sampai besok!"

Aku menuju ke kereta bawah tanah lagi untuk pulang, dan sepertinya kereta sudah mau berangkat, jadi aku berlari, ternyata benar kereta itu mau berangkat

"Perhatian, pintu kereta akan segera menutup" Suara speaker itu membuat lariku semakin cepat

"Noo..! Tunggu!" *Jleg*
"Fyuh… Aku berhasil!" Kataku dalam hati.

Aku mencari-cari tempat duduk, tampaknya semua sudah penuh, tapi.. oh! Aku melihat satu kursi kosong! Saat aku mau duduk, ada ibu-ibu gendut yang menyerobot entah darimana dan mengambil tempat dudukku, ahh… benar-benar menyebalkan…

"Maaf bu, ini tempat duduk saya" Aku mencoba untuk sesopan mungkin terhadap ibu itu

"Oh maaf ya, bukannya seharusnya anak muda seperti kamu mengalah kepada orang yang lebih tua?" Kata ibu itu seenaknya, biarpun anak muda, tapi kan saya juga capek setelah lari dari sekolah ke sini? Ah… ya sudahlah… memang nasibku.

"Hey, duduklah di tempatku" Seseorang menepuk pundak belakangku… Dia kan… Kagamine Len? "Duduklah sebelum ada orang lain yang duduk" Dia menunjuk ke kursi pojok di dekat pintu kereta.

"Ha-Hai.. Arigatou" Aku kaget melihat Len, ternyata dia satu kereta denganku.

"…" Len hanya diam saja sambil menutup matanya dan menyandarkan badannya di kursi tempat aku duduk sekarang. Atau bisa dibilang tepat disebelahku!

Aku tidak menyangka, ternyata sikapnya tidak sedingin yang ku kira. Dia… gentle sekali… Uhh! Kenapa aku harus memikirkannya? mungkin ini cuma agar dia terlihat keren di mata para wanita lainnya? Entahlah… Sepertinya dia bukan tipe orang seperti itu… Tapi kenapa ketika aku melihatnya, badanku jadi terasa hangat sekali ya..? Aku pasti sedang sakit! Ya itu pasti!

"Hirashi, Kereta telah sampai di stasiun Hirashi"

Kereta mengerem mendadak dan HP orange di tanganku tanpa sengaja terlepas dari genggamanku sehingga jatuh.

"Oh sudah sampai" *Krek* Len melihat kebawah dan menemukan gantungan Hp berbentuk orange yang telah dia injak sampai rusak.

"Aah… Gantungan jeruk-ku…" Aku melihat gantungan Jeruk-ku yang sudah rusak, sebetulnya itu adalah gantungan favoritku.

"Eh... Maafkan aku, aku akan menggantinya" Len memegang tanganku dan memberikan Hp-ku.

"T-Tidak perlu, sebetulnya ini salahku menjatuhkannya, lagipula kamu tidak sengaja kan?" Aku menundukkan kepalaku, wajahku memerah lagi, karena Len belum melepaskan tanganku. Ah kenapa wajahku harus memerah lagi!

"Perhatian, Pintu kereta akan segera menutup."

"Tidak apa, itu tetap salahku, Hey, siapa namamu?"

"A-aku.. Kagome Rin, panggil saja Rin" Len sudah melepaskan tanganku, dan aku merasa lega sekali.

"Kelas?"

"Eh?" Apa dia baru saja menanyakan kelasku?

"Kelasmu, Dimana kelasmu?"

"Di.. XI-2" Len bertanya kelasku? Apa dia mau menemuiku di kelas besok?

"Oh baiklah, sampai besok!" Len segera keluar dari kereta, karena pintunya sudah mulai menutup.

"I-iya…" Aku tidak menyangka, ternyata Kagamine itu baik juga… Ah.. Ngapain sih aku mikirin dia! Tapi…


Akeno: Ah.. akhirnya selesai juga nih cerita…

Len: Capek ya? *Mijitin Akeno*

Akeno: Haha iya, loh? Kok tumben kamu mijetin saya?

Len: Ya… soalnya aku jadi gentle sekali di cerita tadi.. hahaha ^^

Akeno: Ooo… ternyata ada maunya toh.. =="

Rin: Dasar shota… baik kalau ada maunya.. hahahaha!

Len: jangan panggil aku shota!

Rin: *Meehhh* eh iya… di Review ya para readers ^^ *Ojigi*

Len: Maafkan kalau ada salah ya.. ^^ *Ojigi*

Akeno: Saya sudah siap terima kritikan dari para senior kok, bahkan yang paling menyakitkan sekalipun… Mohon bantuannya senpai! *Ojigi*