Not Real
Author: Lee Rana17
Cast: Kim Mingyu (15 tahun)
Jeon Wonwoo (GS) (16 tahun)
Lee Chan (GS) (14 tahun)
Choi Hansol (15 tahun)
(You will find the other cast)
Pairing: Meanie, Chansol, Jiwon(?), Soonchan(?) (You will find the other pairing)
Rate : T/T+
Genre: Romance, Drama, Fantasy, Family(?)
Warning! It's was a Genderswitch fanfic. Don't Like Don't Read. Don't be a plagiator! Crack pair. Typo everywhere. OOC. Hogwarts AU. Wizard AU. Garing. Seventeen belong to God, Their parents, Their self, and Pledis. Hogwarts and Harry Potter belong to J.K Rowling, The Story belong to Lee Rana17. There had same place, magic, and others with Harry Potter.
This fanfic dedication for Meanie shipper, Chansol shipper, Jiwon Shipper, and little SoonChan Shipper.
Ini masih pukul 3 pagi ketika Wonwoo terbangun dan tiba tiba meringis kecil, alasannya? Ia masih mencoba untuk menerima kenyataan bahwa dia (dan adik perempuan nya, Chan) disebut sebut sebagai Half-Blood oleh sang nenek. Well, jika Half-Blood yang dimaksud adalah golongan darah AB (yang terdiri dari golongan darah A dan B) ia mungkin akan tetap bersikap tenang. Namun, ketika sang nenek mengatakan bahawa Half-Blood yang dimaksud artinya mereka berdarah setengah penyihir, sontak membuat dirinya dan Chan kalap.
Flashback
Sekarang jam 10 malam lewat 12 menit dimana sekarang Wonwoo, Chan, dan Sang Nenek sedang berkumpul diruang keluarga. Ditambah dengan pernyataan aneh dari sang Nenek bahwa, mereka adalah keturunan dari penyihir berdarah murni. Oh, Jangan tanyakan reaksi mereka sesudahnya, dimana Chan berdiri kaku dengan wajah pucat bak patung dan dirinya yang mulai tertawa layaknya orang gila sambil berulang ulang kali mengatakan 'Nenek pasti bercanda'. Namun, ketika melihat ekspresi nenek nya yang sama sekali tidak berubah, tawa Wonwoo menguap begitu saja dan menanyakan 'Jadi? Yang barusan itu nyata?' sambil menunjukan ekspresi seperti orang bodoh.
Dan setelah itu terdengar dengusan tak suka dari sang nenek, membuat Wonwoo terdiam sambil menyatakan kekhilafan nya. Sang nenek tak tanggung tanggung (atau neneknya memang tidak mengerti kata berbasa basi) langsung mengeluarkan pernyataan mutlak.
"Kalian berdua harus mulai memasuki sekolah sihir mulai sekarang! Besok bersiap siaplah, Kalian akan mulai membeli barang keperluan kalian. Dan lusa kalian sudah mulai bersekolah" ucapnya.
Dan itu berhasil membuat otak cerdas Wonwoo dan Chan menyiapkan 1000 argumen dipikirannya untuk menentang. Oh, Wonwoo adalah orang yang terlalu realistis akan segala hal tak mungkin kalah dengan lelucon tak lucu dari sang nenek. Lagi pula kemampuan berdebatnya akan didukung oleh otak cerdas sang adik yang terlalu pintar untuk anak seusianya, yang kerap kali membuat sang kakak iri.
Wonwoo sebenarnya tidak terlalu keberatan (atau mungkin dia sangat sangat keberatan) tapi, dengan alibi bahwa adik kesayangannya akan takut tinggal bersama orang aneh, yang membawa tongkat kemana mana agar bisa membuat benda benda disekitarnya melayang. Dan tentunya disambut dengan anggukan dari Chan sambil membuat wajah ketakutan (sebagai informasi Chan adalah salah satu anggota klub drama disekolah yang sekarang). Sang nenek hanya menaikan alis dan mulai menarik nafas.
"Kalian berdua juga akan menjadi seperti itu nanti. Tidak ada bantahan. Kecuali, kalian ingin nama kalian dihapus dari daftar keluarga Jeon. Tidak Wonwoo, simpan argumen bodohmu yang sampai kapan pun tak akan membuat aku mengasihani kalian. Dan, Chan berhenti membuat wajah memelas seperti itu. Aku sudah berbicara dengan orang tua kalian, dan mereka 'sangat sangat' setuju dengan keputusanku. Berkemaslah bawa baju tidurmu, buku buku yang menurutmu bagus, baju hangat, kaus kaki, dan hal hal lain yang menurutmu penting!" katanya. Wonwoo menatap aneh pada sang nenek, seingatnya sang nenek tidak akan mengatakan hal yang lebih panjang dari 2 kalimat dalam satu tarikan nafas.
Chan mengerucut bibirnya, lalu mulai naik kelantai atas untuk menyiapkan barang barang yang dia perlukan. Dia tau neneknya tidak akan bisa dibantah lagi kalau sudah membawa bawa nama kedua orang tuanya. Wonwoo mengikutinya dari belakang sambil sedikit menghentak hentakan kakinya.
Flashback Off
Jujur, Wonwoo tak bisa tidur dengan nyaman setelahnya. Hingga matahari pagi menjelang Wonwoo masih terjaga setelah berhasil tidur selama 5 jam. Tepat pukul 6 pagi, ia mengambil handuk dan pergi kekamar mandi, dia bingung dengan apa yang harus dia lakukan. Setelah selesai berpakaian dan mengeringkan rambutnya, ia mulai melangkah keluar kamar untuk menuju kedapur dan mencari 'apapun' yang bisa ia jadikan sarapan.
Wonwoo meringis kecil ketika melihat adiknya sudah duduk manis didepan meja makan terlebih dahulu, sambil mengunyah roti yang dioles selai coklat. Matanya terlihat berkantung. 'Apakah ia tidak tidur semalam?' batin Wonwoo.
"Hei, sist" sapa Chan, sambil tetap mengunyah rotinya. "Kau bisa tidur semalam?" Tanyanya, tangan nya meraih segelas susu vanilla dihadapannya dan mulai meneguknya perlahan.
"Well, aku berhasil tidur selama 5 jam. Bagaimana denganmu? Kau tidak tidur sama sekali, kan? Matamu berkantung, terlihat jelek untukmu" Jawab Wonwoo, dan dia tidak berbohong. Chan terlihat sangat kelelahan, wajahnya terlihat lebih pucat dari biasanya sehingga kantung matanya terlihat jelas. Chan hanya meringis kecil, ia memang tak sempat berkaca. Masa bodohlah, pikirnya. Ia memang merasa kalau dia benar benar sedang lelah.
"Tadi, Granny berpesan bahwa sepupu Kwon yang akan mengantarkan kita berbelanja. Uhh, pantas saja kita jarang bertemu Soonyoung Oppa kecuali liburan musim panas dan libur natal. Aku tak menyangka dia bersekolah di sekolah sihir juga." Kata Chan, sambil mengoleskan roti keduanya dengan madu.
"Maksudmu, Soonyoung bersekolah disana juga? Wah, sepertinya keluarga kita memang penyihir sejati." Wonwoo menyindir halus rencana sang nenek, lalu meminum coklat hangat yang dibuatnya tadi sambil mengecek isi kulkas, mengambil semangkuk salad buah yang baru dibuat tadi pagi oleh pelayan. "Jadi, sebenarnya, Grannpa dan Granny adalah penyihir? Tapi, tak satupun anaknya yang tahu. Dan mereka malah membuat kita menjadi penyihir? Kupikir itu rencana yang cukup licik." Chan hanya menanggapi dengan kata 'Bisa Jadi' lalu mulai berlari kecil kepintu masuk ketika mendengar bunyi bel untuk membuka pintu.
"KWONN!" Pekik Chan, lalu dengan antusiasnya ia berlari kearah Soonyoung untuk memeluknya. Dan tentu saja disambut oleh oleh Soonyoung yang merentangkan tangannya, sambil terkekeh kecil ketika merasakan tubuhnya ditubruk oleh gadis kecil didepannya. Wonwoo berjalan menuju Soonyoung dan Chan, lalu mulai memeluk sepupunya yang masih mendekap Chan. Ini masih jam 7 pagi padahal, dan sang sepupu sudah datang, tak bisa diduga seberapa niat sang Granny untuk memasukan mereka ke sekolah sihir
"Ayo masuk!" ajak Wonwoo, sambil menyingkirkan diri dari pintu lalu berjalan menuju ruang tengah. Chan melepas pelukannya, lalu tersenyum kecil sambil menarik tangan Soonyoung. "Duduklah Young, dan Chan berhenti menempeli Soonyoung seperti itu. Sebaiknya ambilkan dia minum dulu." Chan merengut, lalu mencibir kakaknya, setelahnya baru ia berlari kedapur.
Soonyoung terkekeh geli melihat tingkah sepupunya yang paling muda itu, dia sudah hampir 15 tahun namun tingkah masih seperti anak kecil berusia 8 tahun. "Jadi, kalian sudah siap?" tanya Soonyoung antusias sambil menaik turunkan alisnya. "Apa?" Sahut Wonwoo, acuh tak acuh. "Ohh, ayolah. Kupikir kalian sudah setuju dengan ide Granny, untuk masuk kesekolah sihir." Ujar Soonyoung.
Wonwoo cemberut, bibirnya mengerucut tak suka. "Tak ada pihak manapun yang setuju diantara aku dan Chan. Kami berdua dipaksa oleh penyihir itu." Katanya. Soonyoung mendelik " Aku, Kau, dan Chan adalah penyihir juga bodoh." Cibirnya. Kemudian, Chan datang membawa 2 gelas coklat hangat dan 1 susu coklat dengan sepiring cookies.
"Jadi, kita akan pergi jam berapa?" tanya Chan, sambil menyeruput susunya. "Setengah jam lagi, dan Chan kau masih minum susu? Wah, kau adalah bayi besar." Sahut Soonyoung sambil menaikan alisnya menggoda sang sepupu. "Cerewet, aku kan sedang masa pertumbuhan." Balas Chan. Soonyoung hanya bisa melihatnya dengan tatapan aneh dan mulai meminum coklat hangatnya sesekali tangannya meraih cookies. Wonwoo hanya diam dan mulai menghidupkan televisi mencari acara yang bagus dan berhenti disalah satu chanel berita.
Setelah 30 menit berlalu, Soonyoung berdiri, diikuti Chan, dan Wonwoo. "Ngomong ngomong kita akan pergi naik apa?" tanya Wonwoo. Soonyoung menunjuk kendaraan ber-roda empat dihadapan mereka. Wonwoo melirik ke Soonyoung "Kupikir, kau belum memiliki surat izin berkendara, Young." Ujarnya sambil masuk ke dalam mobil. Soonyoung hanya mengangguk, lalu berkata, "Memang belum, aku dan kau harus menunggu setahun lagi. Tapi, tempatnya lumayan jauh. Kau tak mau kan berjalan sejauh 9 km?" Wonwoo menatap Soonyoung lalu mulai mencibir tak jelas. Chan hanya duduk manis dikursi belakang sambil berharap bahwa hari ini tak ada polisi yang mengadakan razia. Kalau tidak, bisa habis mereka ditilang.
Sekitar 15 menit kemudian mereka sampai ditempat tujuan dengan selamat, walaupun Wonwoo harus menahan hasrat untuk membunuh Soonyoung karna kecepatan mengemudi dan hobi nya yang sering mengerem mendadak.
Setelah Soonyoung memarkirkan mobilnya, ia menuju kearah sebuah bangunan. Soonyoung mengeluarkan tongkatnya, lalu mulai mengetuk salah satu dinding dibangunan tersebut, tiba tiba bangunan tersebut terbagi 2 dan ada satu bangunan baru yang muncul. Chan melirik takut, Soonyoung yang melihatnya hanya tersenyum lalu menggenggam tangannya. Wonwoo menatap sangsi bangunan didepannya, mengerjapkan matanya beberapa kali, dan mencubit tangannya sendiri.
"Tidak Won, matamu tak salah. Ini nyata" Ucap Soonyoung geli ketika melihat tingkah sepupunya, ia menarik Wonwoo dan Chan masuk kebangunan. "Ini sedikit membuatku merinding" Ujar Chan tak yakin, namun tetap mengikuti langkah Soonyoung. Didalam terlihat beberapa orang berlalu lalang, ada yang sedang membaca koran dengan gambar yang bergerak (membuat Wonwoo mengerenyitkan dahinya) atau yang membuat gerakan melingkar diatas cangkir teh sehingga sendoknya ikut bergerak.
"Hoshi Hyung!" panggil seorang remaja laki laki, lalu berjalan menuju mereka. Soonyoung menoleh kearah orang yang memanggilnya. Chan dan Wonwoo hanya menatap bingung sang sepupu. "Tak kusangka, kita akan bertemu disini, Hyung. Apa yang kau lakukan disini, Hyung?" tanya orang itu. Chan melihat kearahnya, lalu menatap kagum kearah hidung laki laki itu yang terlihat semancung perosotan yang dulu ia naiki bersama Wonwoo.
TBC.
Bagaimana? Ini fanfic pertamaku, jadi mohon kritik dan sarannya. Aku tahu ini pendek, aku sendiri bingung dengan apa yang kutulis. Kupikir chapter depan akan sedikit lebih panjang, walaupun tergantung apakah ada yang ingin membaca fanfic abal abal ini.
Dan untuk cast, aku tahu bahwa jarang ada Chansol shiper. Tapi, aku sudah jatuh hati terlebih dahulu dengan pasangan ini. Lagipula, Chan terlihat manis sewaktu waktu ketika bersama Hansol.
