Until In The End
Disclaimer : Yang penting Naruto bukanpunya saya.
Rating : T (mungkin M buatjaga-jaga)
Pairing : ?
Warning :
Mungkinaneh, terkesanamatiran, banyak thypo, OOC dangaje
Selamat membaca !
Konohagakure no sato salah satu desa terkuat dari kelima desa yang ada di elemental of nation, desa ini terlahir setelah peperangan antara Klan senju dan Uchiha, entah apa yang terjadi sehingga memebuat mereka berperang. Setelah sekian lama berperang akhirnya tercapailah perdamain dari kedua klan tersebut, Senju dengan pemimpinnya Hashirama Senju dan klan Uchiha dengan pemimipinnya Uchiha Madara maka terbentuklah Desa yang bernama Konohagakure setelh perdamaian itu.
"Pluk"
Terdengar suara buku yang ditutup yang tak lain dan tak bukan adalah seorang anak kecil berusia lima tahun sedang membaca tentang sejarah terbentuknya desa konoha kalian kaget kan, kenapa seorang anak berusia lima tahun yang seharusnya menghabiskan waktunya bersama dengan orang tuanya, harus membaca sesuatu yang seharusnya tidak dikonsumsi oleh anak berusia lima tahun .
Aku tahu kalian pasti berpikir bahwa orang tua ku sangatlah sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak bisa menghabiskan waktunya bersamaku. Jika kalian berpikir seperti itu maka kalian salah besar, keluargaku memanglah keluarga ninja ayahku seorang pemimipin desa konoha atau biasa dipanggil Yondami hokage dan ibuku adalah seorang jounin di desa ini mereka yang profesinya sebagai ninja memang sibuk tapi kesibukan mereka bukan untuk pekerjaanya tapi mereka sedang sibuk menghabiskan waktunya dengan kakak ku sungguh ironis bukan aku yang notabennya anak paling kecil dan membutuhkan sebuah kasih sayang harus dicampakkan hanya untuk kakak ku, iya dia adalah seorang jinchuriki Kyubi yang menyerang desa lima tahun yang lalu saat aku lahir.
Sejak saat itulah penduduk desa dan keluargaku membenciku bahkan ibuku sendiri memebenciku dia bilang kepadaku bahwa aku adalah anak pembawa sial, itu sungguh membuat dadaku sesak bagaimana seorang ibu yang seharusnya menyayangi anaknya malah menghinanya, kalian tahu kenapa ibuku bisa berbicara seperti itu. Pada waktu itu ibuku sedang melahirkan ku dia sedang berusaha menahan sakitnya karena bukan hanya aku yang ingin keluar dari perut ibuku, ibuku yang waktu itu seorang jinchuriki kyubi dan oleh sebab itu kyubi juga ingin keluar dari dalam perut ibuku karena jika jinchuriki itu melahirkan maka segel didalam Jinchuriki itu akan melemah sehingga memudahkan Kyubi untuk keluar. Yondaime yang notabennya Ayahku berusaha mati-matian menahan segel itu agar kyubi tidak keluar dan setelah aku keluar datanglah pria bertopeng yang ingin mengambil kyubi dari perut ibuku. Setelah hal itu terjadi keluarlah Kyubi dan mengamuk ditengah desa dan memporak-porandakan juga membunuh banyak penduduk desa dan ninja yang berusaha melawannya. Akhirnya ayahku berhasil menyegel Kyubi kedalam tubuh kakak ku a.k.a Namikaze Menma setelah yondaime mengalahkan kyubi tanpa mengorbankan nyawanya, itu semua berkat fuinjutsu klan Uzumaki tapi luka yang dideritanya cuckup parah.
Itulah awal kenapa aku disebut anak pembawa sial karena kelahiranku kyubi menyerang desa, itu sungguh membuat dadaku sakit dan aku sempat berpikir kenapa kami-sama tidak mengambil nyawaku saja.
.
.
Aku beranjak dari perpustakaan konoha menuju rumahku dengan langkah gontai tidak ada semangat untuk hidup karena apaun yang aku lakukan keluargaku tidak pernah perduli. Pernah suatu ketika saat itu kawasan desa konoha masih pagi aku berjalan-jalan untuk menghilangkan rasa bosan karena tidak ada yang kukerjakan, aku terus berjalan menelusuri jalan desa konoha dan aku bertemu gerombolan warga dan mereka menatapku seolah ingin membunuhku tanpa aku sadari mereka langsung menerjang tubuhku dengan pukulan dan sayatan kunai karena bukan hanya warga biasa yang mengeroyokku sebagian ada seorang ninja diantara mereka. Pukulan demi pukulan aku terima diseluruh tubuhku.
"A-apa salahku hiks..hiks...hiks..kenap kalian memukul ku...hiks.."
"apa salahmu katamu, kau lah anak pembawa sial sehingga kyubi terlepas akibatnya keluarga dan sahabat kami banyak yang mati"
Aku pun terdiam mendengar ucapan mereka dan hanya bisa mengeluarkan air mata akibat luka yang mereka torehkan kepadaku. Tapi yang sesungguh nya yang membuat dadaku sakit bukan hal itu. Waktu aku dipukuli oleh penduduk sampai babak belur aku tidak sengaja melihat Kaa-san ku dan Menma nii berjalan dari arah pasar membawa belanjaan dan aku melihat mereka tertawa lepas seolah tidak ada beban, dan pada saat itu mataku yang sembab bertatapan langsung dengan Kaa-san ku tapi dia tidak peduli dan meneruskan perjalanan mereka, aku bisa melihat dari pancaran mata itu, mata itu tidak ada rasa kesedihan bahkan terlihat tidak perduli hal itulah yang membuatku merasakan sakit tiada tara didadaku melebihi sakit akibat dikeroyok warga.
Itu hanya beberapa hal yang bisa aku utarakan, sesunguhnya di hidupku tidak pernah merasakan kebahagian secuil pun dengan keluargaku dan sejak saat ini aku berpikir bahwa aku hanyalah seorang anak Yatim piatu, aku tidak mau memakai marga Uzumaki atau Namikaze dalam namaku karena aku berpikir bahwa aku bukanlah bagian mereka dan kalian tahu namaku sekarang adalah Uchiha Naruto kalian pasti bertanya kenapa aku menggunakan marga itu padahal aku bukanlah keturunan seorang Uchiha.
Flasback on
"jangan lari kau bocah ..?" teriak sekumpulan warga sedang mengejar anak berambut pirang dengan umur kira-kira empat setengah tahun.
"hiks..hiks..hiks...kenapa kalian sangat kejam kepadaku, apa salahku ?" teriak anak itu.
'sial gang buntu, apa yang harus ku lakukan mungkin ini akhir hidupku. Hiks..hiks.. maafkan aku Kakashi nii' batin anak itu
"hahaha..kau tidak bisa lari kema-mana anak pembawa sial" ucap salah satu orang di kerumunan itu.
Salah seorang keluar dari kerumunan yang mengitari Naruto dengan seragam yang digunakan nya dia terlihat seperti sorang ninja berpangkat chunin. Dengan langkah pelan dia menuju kearah naruto dengan membawa sebuah katana ditangannya setelah sampai didepan Naruto dia berkata "ada pesan terkhir anak pembawa sial" ucap orang itu.
Naruto yang mendengar itu hanya bisa pasrah dan menutup mata.'mungkin jika aku mati maka penderitaanku akan berakhir' batin Naruto miris. Ninja itu pun mengangkat katana sedikit sehingga sejajar dengan dada Naruto tanpa babibu lagi katana itu dihunuskan oleh orang itu.
"Jrash.."
Terdengar tusukan pedang itu ketubuh manusia. 'kenapa...kenapa aku tidak mersakan sakit. Tunggu sebentar ini ...ini darah, tapi darah siapa aku tidak merasakan sakit' batin Naruto. Naruto pun berusaha untuk membuka matanya karena merasa ada darah yang mengenai wajah nya . dan hal itu sukses membelakkan kedua matanya Naruto melihat seorang dengan pakaian Jounin menahan serangan ninja itu menggunakan tubuhnya saat katana itu ingin meusuk jantung Naruto.
"Nii-san ...kenapa ...kenapa Nii-san menolongku " ucap Naruto dengan menahan air matanya yang akan jatuh.
Senyum hanya senyum yang didapat Naruto, senyum itu berbeda dari senyum yang lainnya, senyum itu terlihat sangat tulus. Orang itu pun hanya mengacak rambut Naruto dan tersenyum lagi.
"Nii-san tidak apa-apa kok, kamu baik-baik saja kan?" Tanya orang itu kepada Naruto.
Naruto tidak bisa berkata apa-apa lagi dia hanya menangis melihat ada orang yang berkoraban hanya untuk anak tidak berguna ini. Setelah tidak mendapata jawaban dari Naruto orang itupun berbalik dan memandang tajam kerumunan yang tadi menyerang Naruto.
"kalian, apa kalian tidak malu mengeroyok anak kecil yang tidak berdaya ini hah ?"
Kerumunana itu hanya terdiam dengan pandangan takut kepada orang yang ada di depannya karena dipikiran mereka adalah kematian jika melawan orang di depannya. Salah seorang dari kerumunan itu memberanikan diri untuk bertanya.
"ta-tapi dia adalah anak pembawa sial, akibatnya kyubi terlepas sehingga menyerang desa''
"kalian ini sungguh bodoh, jika kalian tidak tahu kejadian yang sesungguhnya jangan menyimpulkan semau kalian"
Mereka semuapun teridiam mendengar ucapan orang itu.
"sudahalah Nii-san tidak usah membelaku, aku memang anak pembawa sial itu dan aku pantas mendapatkan ini" ucap Naruto dengan sedikit menundukan kepalanya.
Orang yang melindungi Naruto pun membelakkan mata mendengar ucapan Naruto yang terlewat baik. 'Anak ini hidupnya sudah susah di usia sedini ini, mengapa keluarganya tidak pernah memperhatikannya' batin Orang itu.
Setelah itu orang yang yang menyelamatkan Naruto pun memeluk Naruto dan setelah itu mereka meninggalkan tempat itu menggunakan Shunshin.
gelap,...terlihat ruangan yang tidak begitu besar tapi nyaman untuk ditinggali, terdapat meja makan dengan dua kursi dan ruang makan yang menyatu dengan dapur itulah yang ada dipikirannya Naruto saat ini.
"ehh..Nii-san ini dimana ?, kenapa kita tiba-tiba ada disini" ujar Naruto yang sudah sadar dari keterkejutannya.
"Kita sudah berada di apartemen Nii-san, kamu tidak apa-apa kan?"
"iyaa...aku tid-.., eh...Nii-san berdarah ini pasti gara-gara Naru hiks..hiks...hiks...ini pasti sakit seharusnya Nii-san tidak perlu menyelamatkan Naru hiks..hiks.." ujar Naruto sambil menundukan kepala.
"kamu bicara apa, seharusnya Nii-san yang minta maaf karena terlambat menyelamatkan kamu.."
Deg'
Secerca rasa bahagia melanda hati Naruto dan rasa bersalah yang tadi menghampirinya hilang entah kemana 'ternyata masih ada yang orang yang peduli padaku selain Kakashi nii' batin Naruto. Orang itu pun membungkuk dan mengelus surai pirang Naruto dan tersenyum. Walau keadaanya yang tidak bisa dikatakan baik akibat tusukan itu sehingga mengenai samping perutnya tapi untungnya tidak berakibat fatal.
"ohh... iyaa perkenalkan nama Nii-san adalah Uchiha Shisui dan siap namamu ?" walaupun Shisui tahu nama anak itu, karena anak yang tidak diperdulikan keluarganya atau bisa dikatakan dibuang sehingga dia berpikir jika memulai perkenalan dengan menanyakan namanya.
"na-nama saya adala naruto, iya hanya itu..." ujar Naruto sedikit gugup.
'apa yang terjadi padanya, kenapa dia tidak menyebut marganya setahuku di adalah anak dari Yondaime-sama atau mungkin luka yang ditorehkan keluarganya padanya membuat dia tidak mau memakai marga keluarganya, tidak pasti dia punya alasan lain' batin Shisui.
"ne kenapa kamu tidak menyebutkan margamu apa kau anak yatim piatu, tenang kok Shisui nii tidak akan menyakitimu" tanya Shisui sedikit penasaran karena Naruto tidak menyebutkan marganya padahal dia tahu keluarga Naruto .
" ak-aku benci mereka hiks...hiks..hiks.." teriak Naruto sambil mengeluarkan air matanya dan menangis.
Shisui pun maju dan mendekap tubuh naruto untuk menenangkanya dia tahu bagaimana perasaan Naruto saat ini karena pada waktu bertugas sebagai Anbu dan memberitahukan misinya dirumah sang Hokage dia sering melihat Naruto sendirian sedangkan sang Hokage, istrinya dan kakak Naruto bersenang-senang bersama seolah tidak peduli dengan keaadaan Naruto yang butuh kasih sayang yang lebih diusianya yang masih kecil.
Naruto pun melebarkan matanya saat meraskan ada cairan yang membasahi kepalanya, dia pun mendongakan kepalanya keatas dan mendapati Shisui menangis untuknya.
"sudahlah Naru-chan jangan menangis terus Nii-san tahu kok jika kamu sering sendiri dan dijauhi keluargamu karena Nii-san tahu kamu anak Hokage-sama"
Naruto pun melebarkan matanya saat orang yang sedang memeluknya tahu keadaan dirinya yang sebenarnya, keadaan yang dimana anak sesusianya tidak boleh mengalami hal itu karena dapat mengganggu pertumbuhan dan psikologisnya.
"ja-jadi Shisui nii sudah tahu ya,..hiks..hiks..hiks" ucap Naruto yang masih menangis.
Shisui pun berjongkok dan mensejajarkan tingginya dengan Naruto dan sedikit tersenyum lalu menghapus air mata Naruto "Naru-chan jangan menagis lagi ya, sekarang kan ada Shisui nii di sini jadi jangan sedih lagi ya"
.
.
"Arigato Shisui nii sekarang Naru sedikit lebih baik.''
"ehmm...ano Shisui nii punya usul bagaimana jika Naru-chan jadi adik angkat Shisui nii,... bagaimana apa Naru-chan mau" Tanya shisui penuh harap karena secara tidak sadar nasib mereka sama tapi sedikit berbedaa karena Naruto masih punya keluarganya dan juga kasusnya sedikit berbeda karena Naruto anak yang tidak dianggap oleh keluarganya.
Naruto pun melebarkan matanya karena secara tidak langsung Naruto memang mengingnginkan sebuah keluarga walau dia sudah punya keluarga tapi dia tidak pernah mersakan kasih sayang dan kenyamanan saat bersama mereka. Bukan rahasia lagi setelah kelahiran Naruto, ibu dan ayahnya tidak pernah merawatnya karena setelah dia lahir seorang Kakashi sendirilah yang merawatnya dengan penuh kasih sayang, yang notabennya seorang murid dari hokage itu sendiri.
"Be-benarkah Nii-san mau jadi aniki ku, apa Nii-san tidak malu mempunyai adik pembawa sial sperti ku ?" tanya Naruto takut-takut seolah Shisui akan menjauhinya setelah tahu bahwa Naruto anak pembawa sial.
"Apa maksudmu Naru-chan tidak ada namanya anak pembawa sial itu, jika kau tanya Nii-san, Nii-san tidak akan malu karena dari dulu Nii-san sangat berharap memiliki seorang adik" Ujar Shisui dan memberi Naruto senyum tulus.
"Be-benarkah.."
"iya.."
"Yeeyy...dengan begini aku punya dua Nii-san" teriak Naruto dengan nada childisnya karena perasaan senagnya.
'dua Nii-san' batin Shisui
"eh, apa Menma-kun yang kau maksud dengan Nii-san mu yang satunya" tanya Shisui setahunya Naruto punya saudara lagi di keluarganya dan dia adalah seorang jinchuriki.
" tidakk...Nii-san ku yang satunya adalah Kakashi nii dialah orang yang merwatku sedari kecil" ucap naruto dengan nada yang begitu antusias karena menceritakan sosok kakak yang paling dia sayangi.
Shisui pun lagi-lagi melebarkan matanya 'sebegitu benci kah keluarganya kepada Naruto sehingga dia dirawat oleh Kakashi senpai, rasa hormat ku kepada keluarga hokage makin sedikit setalah mendengar cerita Naru-chan' batin shisui.
"nah Naru-chan karena kamu tidak mau memakai marga keluargamu jadi bagaimana kalau kamu memakai marga Nii-san"
"memang marga Nii-san apa?
"Uchiha"
"hah" Naruto yang mendengar itu sedikit melebarkan matanya.
"wahh...keren Nii-san, Uchiha Naruto" ujar Naruto dengan mata yang berbinar-binar.
"tapi kamu harus janji pergunakan nama itu untuk sesuatu yang membanggakan desa dan dunia shinobi karena marga Uchiaha sedikit mendapat pandangan negatif di kalangan negara Shinobi" ujar Shisui dengan mengelus surai pirang Naruto.
"Naru janji dengan nama ini aku akan melindungi Kakashi nii dan Shisui nii"
Hanya senyum yang diberikan Shisui melihat deklarasi Naruto.
Flashback off
"Tadaima" ucap Naruto kepada penghuni rumah.
Keheningan dan pandangan bencilah yang didapat Naruto setiap hari dari penghuni rumah itu. Rasa muak dan bencilah yang sekarang hinggap di hati Naruto , berkat perkataan Kakashi nii dan Shisui nii Naruto bisa bertahan dan tetap tinggal dirumah ini karena mereka mengusulkan agar memperbaiki hubungannya dengan keluarganya . tapi apa ? hanya tatapan bencilah yang didapat Naruto ini membuat rasa muak kepada keluarga ini muncul lagi, sungguh hati kecilnya ingin sekali pindah dari tempat ini.
"Ke-kenapa …..kenapa kalian sangat membenciku" Tanya Naruto dengan intonasi suara yang sedikit bergetar.
"kenapa katamu, dasar anak pembawa sial" ucap pemimipin keluarga itu a.k.a Namikaze Minato.
"baiklah jika itu ingin kalian, sebelum aku pergi dari keluaraga ini aku punya satu permintaan ?. tolong hapus namaku dari keluarga ini selamanya" Ujar naruto dengan sedikit bergetar lalu berbalik dari hadapan mereka yang sedang duduk di meja makan tanpa mereka mengetahui Naruto sedikit meneteskan air mata.
"memang siapa yang menganggap kau bagian dari keluarga ini hah, dasar anak pembawa sial" teriak Menma kepada Naruto dan memandang Naruto seolah-olah dia adalah sampah yang tak berguna.
Deg'
Naruto memegang dada kirinya dan meremasnya seolah barang yang ada didalamnya sudah hancur hanya hal itu yang bisa naruto lakukan saat ini dengan sedikit tergesa-gesa dia menuju kamarnya untuk mengambil barang-barangnya hanya beberapa pakain yang bisa dia bawa dan sebuah catatan kecil, miris bukan seorang anak dari hokage yang tergolong seorang bangsawan hanya memliki barang-barang seperti itu karena hidupnya yang tidak pernah diperhatikan.
Setelah Naruto turun dari lantai atas atau dari kamarnya dia pun bergegas kebawah setelah sampai dibawah tempat berkumpulnya anggota keluarganya. Naruto pun memandang anggota keluarganya sejenak.
"Arigato, untuk semuanya,..Sayonara" ucap Naruto.
"Iya-iya cepatlah pergi dan jangan kembali" sahut orang bersurai merah a.k.a Namikaze Kushina.
Sudah habis kesabaran Naruto setelah mendengar penuturan Kaa-san nya tapi ajaran Kakashi-nii dan Shisui-nii untuk selalu bersabar walau orang itu menyakiti kita sudah melekat dihatinya.
TBC.
Hahaha kebelet pengen buat cerita Naruto yang asli, jadi maaf kalau ceritanya kurang memuaskann.
Butuh saran untuk fic ini entah itu kritk saran dan lain-lain sangatlah membantu saya.
