Publish fic baru hahahahaha...
sebenarnya fic ini adalah bagian dari fic Cinta Pertama dan Cinta Sejati. Awalnya ficnya satu, tapi ane pecah jadi dua...
Disclaimer : Naruto milik Masashi Kisimoto
Malam yang gelap dengan remang-remang cahaya sang rembulan yang menyinari kegelapan di malam itu, terlihat sekumpulan pemuda sedang adu bacot dengan teman-temannya.
"Hah..." Naruto mendesah berat. "aku bosan men-jomblo!" seru Naruto, si rambut pirang bejibun kayak semak-semak.
Kiba tidak merespon. Merespon suara singa lapar itu hanya akan membuat percakapan jadi panjang.
"Kiba!" Naruto berseru jengkel.
Kiba membuka matanya cepat. Tepat setelah matanya terbuka lebar, biji matanya langsung dicolok Naruto.
"Wadaawww!" Kiba berteriak kesakitan. Matanya jadi merah.
"Bukannya di sekolahmu banyak gadis?" Naruto bertanya tanpa mempedulikan temannya yang sedang kepedihan.
Dia Kiba, yang mempunyai tato segitiga terbalik di masing-masing pipinya. Dengan rambut coklat gelap agak acak-acakan dan dua taring di giginya yang kadang membuat Naruto bergidik ngeri ketika menatapnya. Naruto berpikir kalau orang yang sedang kesakitan di sebelahnya ini adalah keturunan campuran dari serigala dan manusia, namun pikiran itu berusaha dia buang jauh-jauh. Karena memikirkannya hanya membuat kepalanya pusing saja. Lagi pula sejak kapan nenek moyangnya Kiba seekor serigala. Atau jangan-jangan dia itu serigala berbulu sapi kali.
Masih terukir dengan jelas diingatannya untuk pertama kalinya saat berjumpa dengan Kiba. Waktu itu umur Naruto sekitar sembilan tahun, tapi kapan tepatnya ia mulai akrab dengan Kiba itu masih tanda tanya bagi Naruto, karna tahu-tahu sudah jadi sahabat akrab.
Flashback Mode on
Di siang yang terik itu seorang anak laki-laki sedang mandi sambil bermain di depan rumahnya dengan telanjang bulat. Dan dari kejauhan seorang anak berambut pirang acak-acakan sedang mendekat ke arahnya dengan kaki menghentak-hentak bumi.
"Bocah tengik tak tahu malu?!"
Bletak
"Itttaaaiii!" anak malang yang lagi mandi itu dipukul kepalanya pakai balok kayu.
"Kau mau menantangku hah?!" bentak anak dengan kepala duren itu sambil nunjuk-nunjuk dengan kayu di tangannya.
"Wuuuuaaaa!" bocah malang yang dipukulnya langsung teriak-teriak. "Kaa-chan toloooong akuuu! Ada banteng yang sedang mengamuuk! Huweeee!"
Si pirang itu pun langsung ngacir dari tempat itu untuk menyelamatkan dirinya.
Flashback mode off
Kiba berbalik cepat, matanya merah melotot, jari telunjuknya mengacung tegak menunjuk langit-langit ruangan itu, dan hidungnya mendengus-dengus ibarat terompet kereta api. "Kau mau tahu?!" tanya Kiba penuh tekanan emosi.
Naruto memutar biji matanya. "Ya. Tentu saja,"
"Banyak!"
Wajah Naruto berbinar cerah mendengar kata 'banyak' itu. "Wah! Siapa saja itu?!" tanya Naruto semangat.
"Temari! Teman sekolahku di Konoha Junior High School, tahu kau?! Dia cantik!" kata Kiba berapi-api.
Yang diberitahu cuma manggut-manggut sambil memejamkan mata mengkhayalkan gadis itu, sedangkan teman-temannya yang lain hanya menyimak pembicaraan dua orang ini. Sesekali mereka terlihat menghela napas yang aku juga tak tahu apa maksudnya.
"Wah. Kirimkan salam sama anak itu. Nanti kalau kau sudah pulang beritahu aku jaw―" belum selesai bicara, perkataannya malah dipotong duluan.
"Aku! Aku! Aku juga mau!" yang matanya empat langsung memotong sambil menunjuk-nunjuk wajah Kiba dengan kakinya. "Pokoknya siapa saja! Asal jangan kambing!" Taruho melanjutkan tak mau kalah, wajahnya kayak bayi yang sedang marah.
Kiba memutar bola matanya. "Mau sih mau! Tapi pelan-pelan tolol! Jangan kurang ajar atau ku sambit kepalamu nanti!"
Bibir Taruho mengerucut sambil bergumam pelan tidak jelas.
Chouji dengan mulut menganga lebar-lebar hanya bingung menyaksikan betapa ributnya tiga bocah tersebut.
Kiba mengalihkan pandangannya cepat untuk menjawab pertanyaan Taruho. "Namanya Hinata! Hinata Hyuuga! Gadis malu-malu yang punya pipi tembem―"
"Terserah sajalah! Asal dia mau denganku!" Taruho menyela tanpa mengurangi intonasi suaranya.
"Kita lihat saja besok! Semoga saja kalian tidak ditolak!" sahut Kiba sambil mengibaskan tangan ke arah Naruto dan Taruho.
Naruto memicingkan matanya mendengar teriakan Kiba yang sama sekali tak lucu itu.
Setelah mereka selesai saling lempar teriakan, mereka berbaring sambil memejamkan mata mendengar alunan musik yang terdengar dari ponsel Taruho. Menemani malam mereka hingga tertidur dengan pulasnya.
Skip time
Pagi-pagi buta kira-kira jam 4.30 pagi, Kiba terbangun dari tidur nyenyaknya. Kebiasaan di sekolah asramanya yang mengharuskannya untuk bangun pagi-pagi sekali. Dikarenakan rutinitas sekolahnya setiap pagi, mulai dari menyapu halaman sekolah, membersihkan ruangan kelas, dll.
"Hooamm... Tidur yang nikmat sekali... haaahh...," desahnya kemudian bangkit dari tempatnya seraya mengambil handuk dan sabun yang ada di tempat itu, dan bergegas ke kamar mandi meninggalkan teman-temannya yang masih tertidur pulas.
Setelah bersiap-siap dengan pakaian yang lengkap tidak kurang sesuatu apapun. Ia pun melangkahkan kakinya untuk pergi bersekolah. Sesampainya di sekolah, ia melihat teman-temannya sedang sibuk menyapu dan bergosip dengan gosipan mereka masing-masing. Ia segera berlari ke tempat sapu untuk ambil bagian. Tak luput juga yang menghalanginya langsung ia sepak dan senggol.
NaruHina
Teng tong teng tong teng tong teng tong teng.
Bel pertanda istirahat sudah berbunyi, membuat para murid kelas viii-b yang mendengarnya langsung sweatdrop di tempat karna bunyi kolot itu.
Beberapa lamanya kemudian..
"Telingaku, Telingaku! Seseorang tolong aku!" Kiba teriak-teriak minta tolong, padahal di situ sudah tidak ada orang. Kalau saja ada orang yang sekadar melintas mungkin dia sudah disangka gila.
Merasa tidak ada yang merespon dirinya, Kiba pun membuka matanya perlahan. Dan yang didapati penglihatannya hanya sekedar ruangan kosong yang tak berpenghuni.
Dia menjadi kesal, lalu melampiaskan kekesalannya pada meja yang tak bersalah sama sekali.
Setelah itu ia merebahkan tubuhnya lagi sambil memejamkan matanya, bersantai-santai sambil bersenandung ria untuk menghilangkan bad moodnya.
Dan tak disadarinya sama sekali kehadiran dua orang gadis yang sedang mendekati dirinya.
Ke dua gadis itu menatap Kiba dengan seringai jahil. Salah satunya berambut pirang, Temari namanya, berjinjit-jinjit pelan ke depan kelas, mengambil tongkat yang ada di pojok ruangan dan kembali melangkah ke tempat Kiba. Setelah sampai di samping kiri meja belajar Kiba, dia berhenti sambil cekikikan. Satunya lagi rambutnya biru gelap, Hinata panggilannya, memilih berdiri di samping kanan meja.
Temari mengedipkan matanya, memberi kode kepada Hinata untuk bersiap.
Hinata mengangguk mengerti. Dia pun memasang kuda-kuda zebranya, menunggu.
Temari mengambil ancang-ancang, mengangkat tongkat itu setinggi-tingginya, lalu mengayunkan tongkat itu sekuat tenaga ke arah meja dan...
TAAAAKKK
Kiba terlonjak kaget, ia melompat naik ke atas bangkunya. Wajahnya nampak shock, pikirannya yang berantakan terus menyusun satu demi satu potongan-potongan kesadarannya yang berserakan. Namun belum selesai pikirannya tertata rapi, tubuhnya sudah didorong sekuat tenaga dari arah samping kanannya.
"Kyaa!" Kiba menjerit-jerit histeris saat tubuhnya terhuyung-huyung menubruk meja sebelah kirinya dan sukses kepalanya menjitak lantai.
"Hahahahahaha!" Temari yang sedari tadi menahan tawanya, akhirnya tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya. Sedangkan Hinata hanya cekikikan berusaha menahan tawanya.
"Ittaai." Kiba merintih sambil mengelus kepala jabriknya.
Hinata dan Temari tertawa sambil menunjuk-nunjuk Kiba.
Tkik
Perempatan mendarat di pelipis Kiba. Matanya melotot tajam ke arah dua orang itu, taring-taring giginya muncul berkilat-kilat tajam. Dia pun bangkit sambil mengepalkan tinjunya kuat-kuat.
"Bajing lompat!"
Bletak bletak
"Iitttai!" dua benjolan sebesar bola kasti nangkring di atas kepala ke dua gadis itu.
"Heh, somplak! Kalau bercanda itu, jangan keterlaluan. sakit!" Kiba merajuk dengan ekspresi kesakitan.
"Habisnya kau. Orang keluar main, kau malah asyik-asyikan tidur. Daripada tidak ada tontonan. Lebih baik kami kerjai saja kau. Hehehehe." balas Temari sambil tertawa garing.
"Maaf ya, Kiba-Kun. Aku tadi cuma ikut-ikutan Temari-chan saja," Hinata menyesal, tapi nada suaranya terdenger mengejek.
"Tidak apa-apa kok, Hinata-Chan. Aku tidak marah kok, cuma jengkel saja sama ente." balas Kiba jengkel.
"Hehehehe, maaf. Jangan marah ya, cup cup cup." balas Hinata sambil memanyunkan bibirnya dan mengembungkan pipinya, persis seperti anak burung yang belum abg. Dan berhasil membuat Kiba bengong.
'Ugh, kalau sudah pasang mode itu. Aku tak bisa apa-apa lagi. Aduh imutnya,' batin Kiba disertai senyuman tipis di wajahnya.
"Ya sudah, tidak apa-apa," Kiba nyengir lebar memamerkan giginya, tapi masih mengelus kepalanya yang sakit.
"By the way, ada yang mengirim salam nih buat kalian berdua." Kiba memajukan tubuhnya ke arah ke duanya. "Mau apa nggak?" Kiba bertanya dengan menekan kata-katanya, yang ku maksud menekan adalah seperti seorang polisi yang sedang menginterogasi pelaku kejahatan.
"Eh, masak. Siapa itu?" tanya Temari langsung antara berminat dan tidak berminat.
"Hm... Namanya Uzumaki Naruto. Orang jelek kayak kuda. Sedangkan untukmu Hinata. Namanya Taruho. Rambut coklat, matanya empat. Besar-besar pula. Bagaimana?" tanya Kiba di akhir kalimat.
"Boleh. Bilang salam balik ya," balas Hinata sambil menatap Kiba yang sedari tadi senyum-senyum tidak jelas.
Temari yang sedang malas membahas laki-laki hanya pasang wajah malas.
"Malas ah. Aku lagi tak mau pacaran,"
"Padahal tadi kau sendiri yang pertama kali bertanya," Kiba berkata dengan alis bertaut.
"Ya, daripada mendiamkanmu. Nanti malah cemberut kayak bebek keselek biji matanye," ejek Temari.
"Terserah,"
Dan tiga murid berbeda gender itu harus menyudahi bincang bintang itu karena bel norak itu sudah berbunyi, disertai sweatdrop dari para murid sekolahan itu. Sudah setahun mereka sekolah di situ, tapi tetap saja belnya tidak berganti dari zaman ke zaman.
Padahalkan sekolahnya elit banget. Tapi kok bel sekolahnya norak. Ganti kek dengan bel yang lebih keren.
SKIP TIME
Selesai dengan pelajaran terakhir, para murid pun merapikan buku-buku mereka, kemudian memasukkannya ke dalam tas mereka masing-masing dan beranjak menuju menuju pintu serempak, sampai mereka saling jejal di pintu. Banyak yang jatuh, diinjak-injak seperti para pendemo yang bentrok sama polisi.
Hanya Kiba saja yang tampak bersantai tak terburu-buru. Hari ini tak ada niat yang muncul di hatinya untuk tidur di asrama seperti yang ia lakukan di hari-hari sebelumnya, karena hari ini ia harus mengabari teman-teman satu gengnya tentang mak comblang mereka dengan gadis-gadis satu kelasnya.
Geng riders. Geng yang beranggotakan empat orang aneh, terdiri dari Naruto, Kiba, Taruho, dan Chouji.
Geng aneh ini terbentuk karena sebuah insiden yang bisa di bilang karna memang takdir dari tuhan yang mengharuskan mereka untuk bertemu di hari itu.
Flashback mode on
Di sebuah tempat di daerah kira-kira di sebuah gang yang cukup lebar, terlihat dua orang pemuda sedang dikeroyok oleh enam orang remaja.
Keduanya tampak agak kwalahan menghadapi enam orang itu sekaligus. Lihat saja luka memar yang menghiasi wajah mereka yang aneh.
Naruto dan Kiba yang sedang jalan-jalan sore di kota, yang secara tak sengaja melihat keributan itu pun langsung menolong dua orang itu.
Pertarungan itu memang masih tidak seimbang, walaupun jumlah mereka bertambah dua kali lipat, tapi tetap saja masih kurang dua orang lagi.
Naruto yang lebih tua, maju ke depan sambil menyidekapkan tangannya.
Seorang musuh berlari kencang ke arah Naruto, akan melayangkan sebuah pukulan dengan tangan kanannya.
Naruto menyeringai setan memandang orang itu. Setelah kepalan tangan orang itu berjarak dekat dengan wajahnya, ia menunduk, menghindari pukulan orang itu. Kemudian ia kepalkan tangannya seraya meninju wajah orang itu.
Duagh
Dengan sekali pukulan yang mengenai wajah orang itu, orang itu pun mundur beberapa langkah.
Serangan Naruto belum berakhir, karna beberapa detik setelah ia memukul wajah orang itu, ia mencengkram pergelangan tangan kanan orang itu dengan tangan kanannya, menariknya sekuat tenaga, melewati pinggang bagian belakangnya.
Orang itu pun menjadi kehilangan ke seimbangan dan terhuyung-huyung ke arahnya. Kemudian tangan kiri Naruto menyambut kedatangan tangan kanan orang itu yang melewati pinggangnya.
dipegangnya samping leher lawannya menggunakan tangan kanannya, lalu ia dorong leher lawannya sekuat tenaganya.
Krak
Mudahan tidak patah tulang.
Satu musuh sudah tumbang ―kalau masih bingung mendeskripsikannya lihat saja salah satu combo Feng Wei di Tekken 5―
"Cih, Payah," ejek Naruto angkuh. Tersisa lima orang yang masih tercengang melihat kawannya dapat dikalahkan dengan mudah.
Seorang lagi mendekat ke arah Naruto dengan tinju yang sudah dihujamkan.
Naruto dengan segera menguatkan pijakan kakinya. Sambil memutar tubuhnya berlawanan dengan jarum jam ia menghindari tinju, dan balas menghantamkan tinju kirinya ke wajah orang itu.
"Haaaap!"
Buagh
Dua musuh sudah tumbang, menyisakan empat orang lainnya.
Kiba yang dari tadi mematung memandangi Naruto, pun sudah mengambil ancang-ancang menyerang. Dia berlari ke arah musuh yang paling dekat dengannya. Lalu melompat.
"Hyyaaaattt!" Kiba berteriak sambil mengayunkan kakinya.
Buagh
Tendangannya sukses menghantam samping kepala orang tersebut.
Wussh
Taruho muncul di depan orang yang ditendang Kiba dengan tinju terkepal kuat.
"Woaaaa!" Taruho berteriak, lalu mendorong tinjunya membidik pipi kiri orang itu.
Buaagh
Pukulannya pun sukses menghantam pipi orang itu.
"Jangan macam-macam denganku, payah!" hardik kiba sambil tersenyum.
"Aku juga!" sambut Taruho.
Kiba dan Taruho mengalihkan pandangannya menatap dua orang yang berada tak jauh dari mereka dengan tajam, lalu mereka tersenyum tipis.
Mereka berlari kencang bersama memukul dan menendang dua orang itu bergantian, semacam serangan kombinasi dari ke duanya. Dua orang itu pun tergeletak tak berdaya.
"Hei, kau! Awas!" Naruto berteriak pada Chouji yang belum dikenalnya.
Choujiyang dari tadi menonton, pun langsung tersadar, tapi sudah terlambat baginya, karna salah seorang dari dua musuh yang masih tersisa, sudah siap memukulnya.
Buaggh
Naruto duluan menyelamatkan Chouji dengan cara melompat dan menerjang orang yang akan memukul Chouji dengan lututnya.
Orang terakhir dari musuh mereka muncul di belakang Naruto dengan kaki yang terayun mengarah ke tengkuk Naruto.
Chouji yang menyadari hal itu, pun langsung berdiri membelakangi Naruto. Lalu menangkap kaki orang itu dan sekuat tenaga melempar orang itu menjauhi dirinya dan Naruto.
Di sana Kiba sudah menghadang orang yang dilempar Chouji tadi. Dia menyiapkan kuda-kuda, bersiap menyerang tubuh orang yang sedang melayang tersebut.
Tap tap push
Tiba-tiba Taruho melompati Kiba. Kakinya tegak menjulang tinggi ke atas.
"Woaaaaaa!" Taruho berteriak sembari sekuat tenaga mengayunkan kaki kanannya yang tegak menjulang ke bawah.
Buaagh
Dan berhasil menghantam dada orang itu dengan tumit sepatunya.
Kiba yang tadi bersiap menyerang pun tak tinggal diam. Dia menyambut serangan Taruho dengan mencengkram wajah orang itu dan menghempaskan kepala orang ke tanah sekuat tenaga.
DISCONTINUED, TBC, HIATUS
AN : hkhkhkhkkhkhkhkhwkwkkwkwkkwkkw
