Suatu pagi yang cerah di Desa Konoha,

"KAKASHI! DIMANA KAU? KELUAR SEKARANG JUGA!"

Raungan Tsunade menggelegar, memecahkan keheningan pagi di gedung hokage. Dengan langkah kaki tegap dipenuhi amarah, Tsunade berjalan menuju kantor yang dulu pernah menjadi ruangannya saat ia masih menjabat sebagai godaime hokage. Sesampainya di depan pintu berwarna hijau gelap dengan ukiran lambang Konoha, sang sannin langsung menendang pintu tersebut dengan kekuatan yang ia miliki. Hempasan dinding dan pintu yang roboh tentu saja mengagetkan empat sosok yang sedang berada di dalam ruangan tersebut.

Kegiatan Uzumaki Naruto mengunyah ramen instan terlupakan. Haruno Sakura menatap horror ke arah shishou-nya, seketika tumpukan laporan misi yang sedang ia bereskan kembali tercecer. Uchiha Sasuke—yang sedang berada di Konoha untuk laporan rutin misi khusus yang diberikan oleh Kakashi—tetap berdiri dengan tenang di dekat jendela tetapi ia terlihat siaga, antisipasi jika ada serangan mendadak dari sang godaime hokage. Dan terakhir Sai—well, tidak ada perubahan yang berarti—menatap Tsunade dengan datar di balik topeng ANBU miliknya.


LOVE LIFE OF ROKUDAIME HOKAGE

a KakaShizu Fanfiction

.

Chapter 1 – Shocking News from Tsunade

.

Naruto belongs to Masashi Kishimoto


"Katakan, di mana Kakashi!" ujar Tsunade dengan penuh emosi. Tsunade sedang berada di titik terendah kemarahannya. Jelas terlihat dari wajah cantiknya kalau ia siap menerjang siapapun yang membuatnya marah, kemungkinan sasaran kali ini adalah Hatake Kakashi. Mendadak bulu kuduk keempat murid rokudaime hokage berdiri. Apapun yang akan terjadi antara Tsunade dan Kakashi pasti bukanlah sesuatu yang baik.

"Ma-maaf shishou, Kakashi-sensei sedang tidak ada di ruangan." Sakura berusaha menjawab pertanyaan Tsunade tetapi seketika ia menyesali perbuatan.

"AKU TIDAK MAU TAHU! BAWA KAKASHI KEHADAPANKU SEKARANG!" raung Tsunade yang langsung membuat keempat pemuda-pemudi tersebut membeku di tempat.

"HARUNO SAKURA."

"H-hai." Cicit Sakura.

"UZUMAKI NARUTO."

"Yuosh!" balas Naruto dengan mulut yang masih dipenuhi ramen.

"UCHIHA SASUKE."

Tidak ada jawaban dari yang bersangkutan.

"UCHIHA SASUKE!" teriakan Tsunade naik beberapa desibel.

"Hai." akhirnya terdengar juga sahutan dari sang pewaris Uchiha yang ternyata gentar saat mendengar bentakan Tsunade.

"SAI."

"Hai." Sai langsung menjawab dengan tegas, belajar dari pengalaman Sasuke.

"SEBAGAI HOKAGE KELIMA, AKU PERINTAHKAN PADA KALIAN UNTUK MEMBAWA HATAKE KAKASHI HIDUP-HIDUP KEHADAPANKU, ENTAH BAGAIMANAPUN CARANYA!" raung Tsunade.

"DIBENAMKAN KE TANAH." Tsunade melirik Sakura dengan tatapan mengintimidasi.

"ATAU DIBAKAR." Kini Sang Uchiha yang mendapat tatapan maut Tsunade.

"DICABIK-CABIK." Naruto hanya bisa mengangguk pasrah saat Tsunade menatap ke arahnya.

"ATAU BAHKAN DI SEGEL DENGAN FUUINJUTSU." Hanya Sai yang masih bisa menatap datar ke arah Tsunade tanpa menunjukan rasa terintimidasi sedikitpun.

"APAPUN CARANYA, BAWA HATAKE KAKASHI KE HADAPANKU, SEKARANG!"


"Sensei, Obito, Rin, apa kabar kalian disana? Pasti kalian semua sedang mengobrol santai sambil mentertawakanku sekarang."

Rokudaime hokage menghela nafas sambil memfokuskan kedua bola matanya ke arah monumen pahlawan. Tiga nama yang terukir disana—Namikaze Minato, Uchiha Obito, Nohara Rinmenjadi sorotan utama sang tunggal Hatake. Nama-nama orang terkasih yang sudah meninggalkannya terlebih dahulu.

"Kau pasti tertawa puas jika melihatku sekarang, sensei. Maafkan aku dulu sering meledekmu yang disibukan dengan urusan kenegaraan dan terkadang merajuk karena kau semakin jarang melatihku. Ternyata menjadi hokage" Kakashi berhenti sejenak, ada sedikit perasaan aneh saat menyebut kata hokage yang merupakan jabatannya sekarang.

"merepotkan." Lanjut Kakashi.

"Dan kau Uchiha Obito, kau juga pasti sedang berada di sebelah sensei sambil tertawa. Maafkan aku yang egois karena selalu mengambil semua yang kau inginkan. Dan Rin, aku harap kau terus menjaga sensei dan Obito disana. Hanya kau yang paling bisa diandalkan untuk menangani mereka berdua, terutama Obito. Sampaikan juga salamku untuk Kushina-san, Jiraiya-sama, dan Otou-san."

"Kalian tenang saja, Konoha memang hancur tapi aku akan berusaha memperbaikinya. Walaupun aku ragu, apakah aku sanggup menjalani ini semua. Aku bukan shinobi sekuat sensei atau memiliki tekad baja seperti Obito atau Naruto. Banyak sekali dosa di masa lalu yang masih menghantuiku sampai sekarang tapi dengan kepercayaan yang diberikan, aku harus bisa membangun Konoha menjadi desa ninja terbesar seperti sedia kala. Kalian tenang saja di alam sana dan saksikan tunas-tunas yang muncul akan berkembang."

"KAKASHI-SENSEI!"

Teriakan berisik milik Uzumaki Naruto membuyarkan lamunan Kakashi. Dengan malas sang rokudaime hokage membalikan tubuh dan pemandangan yang terlihat adalah Naruto dengan rasengan yang siap menghajarnya.

Namun Hatake Kakashi selalu siap siaga setiap saat, dengan gerakan ringan ia segera menghindari serangan jurus andalan Naruto. Alih-alih mengenai Kakashi, rasengan milik Naruto malah mengenai pohon di belakang monumen sehingga pohon tersebut tumbang.

"Hei, apa-apaan ini? Kenapa tiba-tiba sekali?"

Belum sempat Kakashi mendapat jawaban, ia harus segera meghindar dari serangan jurus elemen api yang berasal dari salah satu muridnya yang manis.

"Cih, berhasil kabur." Sasuke mendecih sebal. Dengan segera ia mengikuti Naruto mengejar Kakashi yang menuju hutan tempat ujian chuunin pertama mereka berlangsung.

"Kenapa lagi dengan mereka?"

"Shannaro!"

Lepas dari kejaran Naruto dan Sasuke, ternyata masih ada Sakura yang ikut-ikutan menyerangnya dengan tenaga super didikan Tsunade.

Oh yah, jangan lupakan anggota termuda di tim tujuh.

"Hei Sai, kenapa kau ikut-ikutan menyerangku!" Tanya Kakashi sambil menahan serangan dadakan Sai dengan menggunakan tanto dari udara yang menjadi keahlian sang artist ninja.

"Ehm, aku hanya menjalankan perintah, Kakashi-sensei." Jawab Sai sambil tersenyum, membuat Kakashi semakin bingung.

"Tapi siapa yang memerintah kalian?"

Pertanyaan Kakashi hanya dijawab dengan serangkaian jurus andalan milik murid-murid tersayang.

"Rasengan."

"Choujugiga."

"Shannaro."

"Kagebushin."

"Katon: Gokakyuu no Justu."

"Shannaro."

"Fuujin, Raijin."

"Chidori"

"SHANNAROOOOO!"

Kakashi sedikit kewalahan diserang dari empat arah mata angin secara berturut-turut oleh murid-murid kesayangannya. Ada apa sebenarnya ini? Tidak lucu kalau mereka hanya sekedar mengajaknya bermain-main. Tidakah kalian kasihan kepada orang tua yang baru mendapat beban sebesar satu desa ini, wahai anak-anak yang manis?

"Hei hei, ada apa ini? Tidak lucu kalau kalian menyerangku hanya untuk bermain." Ujar Kakashi di hadapan keempat muridnya tersayang. Siapa yang memerintah mereka untuk menangkap Kakashi, jika yang berhak memberi perintah kepada mereka adalah dirinya?

"AAAAHHHHH! KAKASHI-SENSEI MASIH SULIT DITANGKAP SEPERTI DULU! AKU HARUS BISA MENANGKAP KAKASHI-SENSEI!" teriak Naruto, masih berisik seperti dahulu. Walaupun segudang title telah tersemat dalam dirinya, well, Naruto tetaplah Naruto. Berbeda dengan Naruto, Sasuke hanya memicingkan matanya dengan awas, bersiap menyerang sang sensei jika diperlukan.

"Rokudaime Hokage-sama. Kami mendapat perintah dari Godaime Hokage-sama untuk menangkap anda hidup-hidup." Ujar Sai dengan nada datar seperti saat ia menangkap target misi ANBU.

"Tapi kenapa?" Tanya Kakashi lagi. Dosa apa yang telah ia lakukan sampai Tsunade harus menurunkan keempat anak didik kesayangannya untuk bermain bersama Kakashi? Tidak cukupkah derita yang Tsunade berikan berupa tanggung jawab Konoha?

"Ini perintah langsung dari Tsunade-shisho sebagai godaime hokage. Kami diharuskan menangkap sensei hidup-hidup walau harus dibenamkan ke tanah." jelas Sakura, anggota tercantik di tim tujuh.

"Atau dibakar." lanjut Sasuke.

"Diabik-cabik." tambah Naruto.

"Atau disegel dengan fuuinjutsu." Ujar Sai.

"Tapi kenapa? Kenapa Tsunade-sama memerintahkan kalian seperti itu?" Kakashi yang masih kebingungan hanya dapat bergidik ngeri mendengar perintah Tsunade. Namun dalam sekejap kebingungan Kakashi sirna saat melihat penampakan Katsuyu dengan Tsunade berdiri di puncak kepala sang ratu siput.

"HATAKE KAKASHI! KEPARAT KAU!" teriak Tsunade sambil melompat dari atas kepala Katsuyu, bersiap menyerang Kakashi dengan tendangan mautnya. Nyaris saja Kakashi terbenam dalam tanah oleh kekuatan super godaime tersebut jika ia tidak sempat menyingkir.

"Tsunade-sama. Ada apa ini? Apa kesalahanku?" Tanya Kakashi yang semakin bingung karena Tsunade ikut terlibat dalam permainan tidak lucu ini.

"Masih bisa bertanya apa kesalahanmu, HAH!" bentak Tsunade sambil terus menyerang penerusnya tersebut, dan semakin sulit karena Katsuyu ikut-ikutan melemparkan cairan asam ke arah Kakashi. Kakashi berusaha menghindar tanpa berniat sekalipun membalas serangan Tsunade. Semua pasti salah paham dan harus diselesaikan dengan baik-baik.

"SHANNAROU!"

DEMI TUHAN PENCIPTA ALAM SEMESTA!

Kakashi berteriak pilu dalam hati. Keempat murid kesayangannya kembali bersekongkol dengan Tsunade untuk menyerangnya. Dosa apakah yang dilakukannya sehingga ia harus menerima cobaan bertubi-tubi seperti ini? Ia baru dua bulan menjabat sebagai Hokage dan akan konyol sekali jika tersebar berita 'Hokage Keenam Mati di Tangan Keempat Muridnya Atas Perintah Hokage Kelima'.

"Cih." ujar Kakashi masih menghindar sampai akhirnya ia mencapai pagar kawat hutan setinggi sepuluh meter.

"Mau lari kemana kau, Hatake!" terdengar panggilan Tsunade dengan nada bengis dari balik punggung Kakashi. Kakashi menghela nafas sejenak. Sudah tidak mungkin menghindar.

"Tunggu Tsunade-sama. Semuanya pasti ada penjelasannya." Kakashi pun berbalik menghadap ke arah sang sannin wanita.

"AKU TIDAK BUTUH PENJELASANMU! AKU HANYA BUTUH PERTANGGUNGJAWABANMU, ROKUDAIME HOKAGE-SAMA!" Raung Tsunade sambil memojokan Kakashi. Ia mencengkram jubah hokage yang dikenakan Kakashi, dan mendorong Kakashi hingga membentur pagar kawat. Naruto, Sakura, Sasuke, dan Sai berdiri di belakang Tsunade dengan posisi sigap namun mereka terlihat iba pada nasib sensei mereka yang tertangkap oleh godaime hokage.

"Pertanggungjawaban apa? Tentang desa?"

"Coba ingat lagi apa yang terjadi setelah pelantikanmu sebagai hokage!" desis Tsunade.

"Ehm. Pelantikan, five kage summit pertama, penyusunan tim krisis mengatasi pasca perang." Kakashi berusaha mengingat-ingat kebijakan yang ia buat selama dua bulan terakhir.

"BUKAN ITU YANG AKU MAKSUD!" raungan Tsunade semakin menjadi setelah melihat wajah datar Kakashi.

"Tepat setelah pelantikanmu."

"Apa? Setelah pelantikan aku langsung rapat dengan tetua desa."

"Malam harinya!" bentak Tsunade gemas.


Kakashi berusaha mengingat kejadian semalam setelah pelantikannya sebagai hokage. Hari itu rakyat Konoha (dan beberapa penduduk desa lain yang masih tinggal di Konoha) bersuka cita menyambut pengangkatan Kakashi sebagai rokudaime hokage. Walaupun mereka berada dalam situasi pasca perang, antusiasme untuk pesta rakyat menyambut pemimpin baru Konoha tidak surut. Terjadi kehebohan semalam suntuk di Konoha. Seluruh penduduk bernyanyi, menari, dan merayakan pengangkatan rokudaime hokage dengan cara masing-masing.

Selepas seremoni dan pidato kenegaraan perdana dalam rangka pengangkatan hokage baru ditambah sedikit cekcok dengan tetua desa dan damiyou Negara Api saat rapat perdana, Kakashi langsung didorong oleh Gank ABG Tua yang bersemangat merayakan pengangkatan Kakashi. Mereka ikut berbangga karena akhirnya ada salah satu anggota mereka yang menjadi orang nomor satu di Konoha. Guy menangis haru sambil berteriak bahagia karena akhirnya sang rival abadi menempati jabatan tertinggi di Desa Konoha, sebuah bentuk pencapaian semangat masa muda yang indah. Anko tidak kalah hebohnya membahas bagaimana si-anak-menyebalkan-dan-sok-bernama-Hatake-Kakashi akhirnya jadi hokage walau ia mengakui kalau Kakashi memiliki bakat menjadi hokage sejak kecil. Kurenai tampak datang dalam selebrasi pengangkatan rokudaime hokage, meninggalkan sejenak Mirai bersama Konohamaru dan wanita-wanita klan Sarutobi. Yamato juga tidak absen dalam perayaan untuk senpai yang paling ia hormati. Genma, Raidou, dan beberapa jounin pun turut hadir dalam after party pengangkatan Kakashi.

Malam semakin larut dan kehebohan di kedai tempat perayaan semakin tidak terkendali. Hampir seluruh peserta pesta sudah takluk oleh sake yang diberikan secara gratis oleh pemilik kedai. Ia merasa hormat karena kedai miliknya menjadi lokasi after party pengangkatan rokudaime hokage. Suasana kedai tentu saja lebih dari sekedar kacau balau.

Kakashi—yang masih belum terlalu mabuk—hanya bisa memperhatikan teman-teman seangkatannya yang mulai bertingkah macam-macam. Guy mulai melakukan gerakan tari-tarian yang aneh berduet dengan Anko yang tidak kalah heboh berjoged dengan agak erotis. Yamato, Genma, Raidou bernyanyi dengan nada sumbang yang tidak bisa dimengerti, mengiringi tarian Guy dan Anko. Kurenai sudah memohon ijin untuk pulang terlebih dahulu karena khawatir terhadap sang putri. Entah dimana jounin yang lain, yang pasti saat Kakashi mengedarkan pandangannya, ia mendapati seseorang yang semula luput dari pengamatannya.


"Shizune." ujar Kakashi pada akhirnya, setelah mengingat-ingat kejadian setelah pengangkatannya.

"Oh, bagus. Kau sudah ingat rupanya." Tsunade semakin mengencangkan cengkramannya di kerah Kakashi.

"Eh, Ittai." rintih Kakashi.

"Ini belum seberapa dengan kekacauan yang kau buat." Ujar Tsunade.

"Ada apa dengan Shizune?" tanya Kakashi dengan nada cemas yang tidak bisa ia tutupi.

"Masih berani bertanya?" bentak Tsunade semakin marah, bahkan ia sudah melepas segel chakra di dahinya.

Kakashi kembali larut dalam kenangannya malam pelantikan hokage. Saat yang lain sudah kacau, ia menghampiri Shizune yang tampak duduk sendirian di salah satu sudut kedai. Mereka kemudian mengobrol hal-hal ringan, memesan sake, tertawa, kembali menyesap sake.

"Shizune." Tsunade berhenti sejenak, seolah membutuhkan ketabahan besar untuk melanjutkan ucapannya. "Hamil dua bulan karenamu!"

Hening.

Keempat murid Kakashi yang menjadi penonton setia proses penangkapan sang Hatake menampakan ekspresi kaget yang berlainan. Naruto dengan jelas menganga lebar, ia tahu kalau Kakashi termasuk golongan Shinobi Termesum versi Konoha tetapi tetap saja ia kaget mendengar berita tersebut. Ero-sennin pasti berbangga hati jika tahu kalau salah satu murid Minato sukses mempraktekan hasil pengamatan sang sannin yang terangkum dalam Icha-Icha Series.

Sakura mengejapkan mata tidak percaya, padahal seharusnya Sakura tidak terkejut. Kakashi-sensei dan Shizune-senpai? Memang mereka sering terlihat berdua dalam urusan misi (atau hubungan antara iryou-nin dan pasien sewaktu-waktu, juga jabatan baru antara hokage dan asisten hokage) tapi tetap saja, Kakashi-sensei dan Shizune-senpai? Ia kira selama ini Shizune-senpai berkencan dengan Genma-san yang merupakan pasukan bodyguard elite khusus hokage. Genma terlihat sering berada satu tim dengan Shizune-senpai dan Sakura yakin Genma menaruh hati pada senpai seperguruannya. Kakashi-sensei? Well Kakashi-sensei hanya dekat dengan Guy-sensei. Sempat terlintas di benak Sakura jika Kakashi-sensei dan Guy-sensei adalah—ah sudahlah—tidak penting.

Berbeda dengan Naruto dan Sakura yang menampakan kekagetan mereka dengan jelas, duo poker faces dari tim tujuh—Sasuke dan Sai—hanya menampakan ekspresi datar seolah tidak tergubris dengan berita yang dibawa oleh Tsunade. Tetapi dalam hati mereka membuat mental note untuk berhati-hati dalam berpacaran mengingat kekasih mereka juga termasuk dalam daftar Kunoichi Kesayangan Tsunade. Cukup sensei mereka tersayang saja yang menjadi korban keganasan godaime hokage akibat berani macam-macam terhadap kunoichi kesayangan Tsunade.

Dan pada akhirnya, tetap saja Kakashi menjadi orang yang paling kaget akibat berita yang dibawa Tsunade.

"A-apa? Sh-shizune ha-hamil?" Tanya Kakashi tergagap setelah sadar dari shock yang melanda.

"Ya. Ia hamil dua bulan. Sudah delapan minggu. Aku baru tahu pagi ini karena tiba-tiba Shizune pingsan—hei—Kakashi!"

Dan belum sempat Tsunade melanjutkan ucapannya, Sang Hatake sudah pingsan dengan manis di hadapan sang sannin.


To be Continued


Author's Note

Hallo, saya kembali lagi dengan fanfic baru dengan tokoh utama (lagi-lagi) Kakashi dan Shizune. Entah mengapa saya suka buat jalan cerita tokoh dewasa di Naruto seperti Kakashi dan Shizune, beda dengan NaruHina, SasuSaku, dkk yang kita tahu perjalanannya sejak masih unyu-unyu.

Untuk kali ini fanfic yang saya buat multichapter. Terinspirasi dari fic KakaShizu lama karya A Crazy Girls of Many Names yang berjudul YOU'RE WHAT! Tapi mungkin dibuat dengan gaya dan bahasa yang disesuaikan (dengan kemauan author). Selamat menikmati.