One Piece © Eiichiro Oda

Jogja, Dab! © Masnya :v & Click Clack Blauw

Pairing : ZoroxLuffyxSanji

Warning : typo(s), Out of Genre :v

Author tidak mengharapkan apa-apa dari pembuatan fic ini

(kecuali review, follow dan favorit kalo boleh xD)

.

.

Franky telah resmi menjadi anggota bajak laut Topi Jerami. Dan Usopp juga telah bergabung kembali. Kini mereka harus memikirkan bagaimana caranya agar dapat terhindar dari serangan angkatan laut yang dipimpin oleh Monkey D. Garp, kakek Luffy.

"Sepertinya sudah tidak ada waktu lagi untuk menyerang! Yang bisa kita lakukan saat ini hanyalah KABUR!" teriak Usopp.

"Kau benar. Baiklah, sekarang saatnya kabur. Semuanya pegangan yang erat pada sesuatu!" seru Franky

"Eh? Ada apa?!" tanya Nami kebingungan.

"Aku akan menunjukkan kekuatan yang SUPER dari kapal ini," Franky berhenti sejenak untuk mengambil ancang-ancang, "Coup de Burst!"

Kyaaaaaaa... hampir seisi kapal Thousand Sunny berteriak. Kapal itu terbang, benar-benar terbang. Suatu pemandangan yang mungkin belum pernah dilihat oleh manusia—bahwa kapal juga bisa terbang.

"Sugeee~" Luffy dan Chopper terkagum-kagum. Mata mereka berubah menjadi sepasang cahaya berwarn kuning.

"Tu-tunggu! Kita akan terbang hingga berapa lama?!" Usopp mulai khawatir.

"Hmmm, mungkin sebentar lagi kita akan mendarat."kata Franky sambil mengelus-elus janggutnya.

"Tapi kita tidak menuju ke arah log pose!" seru Nami, "Justru kebalikannya!"

"Oe, Franky. Kenapa kita tidak mendarat juga? Kau bilang sebentar lagi kita akan mendarat?" tanya Sanji.

"Ya, kau benar juga. Aku tidak menyangka kita akan terbang selama ini."

"Lalu? Apa ada cara supaya kapal ini mendarat?"

"Tidak ada."

"Gyahahaha! Karena tidak ada cara apapun, lebih baik kita menunggu kapal ini mendarat saja! Dan masalah log pose itu bisa kita pikirkan nanti!" seru Luffy dengan semangatnya.

"JANGAN BERBICARA SEOLAH-OLAH TIDAK AKAN ADA BAHAYA!" Nami memarahi Luffy. Tak! Sebuah benjolan merah tumbuh di kepala sang kapten.

"Haah, terbang seperti ini membuat angin bertiup lebih kencang. Rasanya aku ingin tidur saja." Kata Zoro dengan mata setengah mengantuk.

"Dasar Marimo yang hanya bisa tidur."

"Berisik, kau alis keriting!"

"Siapa yang kau panggil 'alis keriting?!' Marimo bodoh!"

Mereka berdua pun bertengkar. "Gyahaha. Kalian berdua memang lucu!"

"Sanji-kun, hentikan perkelahian bodohmu itu." Pinta Nami yang sepertinya mulai memanas.

"Baik, Nami-swaan~"

Seketika perkelahian itu berakhir. Zoro pergi meninggalkan Sanji dan yang lainnya lalu tidur.

Tak berapa lama setelah sang pedekar pedang itu tidur, yang lain pun ikut tertidur dikamarnya masing-masing.

.

.

Sekarang matahari telah menyembunyikan wujudnya. Dan kini bulan sabit yang menggantikannya. Dan kapal Thousand Sunny pun belum juga mendarat.

Hoaaahhmmm... Franky terbangun. Melihat hanya dia yang sudah sadar, ia memutuskan untuk berjalan ke dek kapal memastikan dimana posisi mereka sekarang. Setelah sampai, Franky terkejut. Mulutnya menganga dan terjatuh saking terkejutnya. Lalu ia berteriak...

"BANGUUUNN! Kita akan mendaraat! Dan kita tidak sedang berada di atas air!" teriakan Franky terdengar hingga ke seluruh sudut kapal, "Kita—sudah KELUAR DARI GRAND LINE!"

Semua kru Topi Jerami terbangun, kecuali Zoro. Ia masih tidur dengan lelapnya.

Sanji dan Luffy berlari mendekati Franky, sementara yang lain masih berada di dalam kamar. "Apa yang terjadi?! Kau bilang kita tidak sedang berada di atas air?" tanya Sanji keheranan.

"Iya!" seru Franky

"Lalu sekarang kita berada di—"

"Ta-taman bermaiiin~!" Luffy memotong ucapan Sanji, "Sugeee~ dari laut kita bisa jadi ke taman bermain?" lagi-lagi matanya berubah menjadi sepasang cahaya berwarna kuning.

"Tapi tunggu! Kita akan mendaa—"

"RAAAAATT!" seru mereka bertiga kompak.

"Berisik sekali orang-orang itu," seruan mereka membuat Zoro terbangun, "Eh? Tapi apa ini? Sepertinya kapal ini akan jatuh. Mendarat, ya?" kemudian Zoro berlari ke dek kapal.

"Oe Franky! Kalau mau mendarat seharusnya bilang!"

"Sudah! Tapi kau tidak mendengarnya! Dan sekarang kita akan menda—tidak! Kita akan—

"JATUUH!" seluruh penghuni kapal itu dilanda kepanikan. Dan tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu apa yang akan terjadi.

Bruak! Bruk! Bruk! Bruk!

Kapal Thousand Sunny mendarat.

"Gawat! Sepertinya kita menabrak salah satu permainan yang ada disini dan—

"Jagung bakaar! Kita menabrak jagung bakar—maksudku penjual jagung bakar!" teriak Luffy.

"Jangan memotong kalau orang sedang bicara!' Sanji mulai kesal.

"Ayo kita tolong jagung bakar itu!"

"Maksudmu penjual jagung bakar itu?" tanya Zoro

"Iya! Kita tolong jagung bakar itu!"

"Tetap saja."

"Aku kira kita akan mati. Apa kita jatuh?" tanya Nami yang baru saja keluar dari kamar bersama Robin.

"Nami-swan~ Robin-chwan~ apa kalian baik-baik saja? Bila ada yang terluka pangeran tampan kalian ini akan mengobatinyaa~~ "

"Tidak. Kita tidak terluka."

Chopper dan Usopp pun datang. "Dimana kita sekarang?" tanya Usopp.

"Taman bermain. Ayo kita tolong jagung bakar itu dulu!"

"Terserah kau saja."

Mereka pun turun dari kapal.

"Kenapa semua orang melihat ke arah kita? Apa kita mempunyai sesuatu yang mencolok?" Zoro terheran.

"Bagaiman tidak mencolok?! Kita baru saja merusak salah satu permainan disini—

"Dan jagung bakar. Gyahahaha!"

"Sudah kubilang jangan memotong pembicaraan oraang!"

Tak! Satu lagi benjolan merah tumbuh di kepala Luffy akibat tendangan dari Sanji.

Luffy, Sanji dan Zoro pergi ke tempat penjual jagung bakar yang tidak sengaja ditabrak tadi. Sementara Nami dan Robin meminta maaf pada orang-orang yang berada di tempat itu, anehnya orang-orang itu bisa dengan mudahnya memaafkan kejadian barusan. Dan sisanya pergi mencari makanan setelah meminjam uang dari Nami, dan tentu saja harus dikembalikan dua kali lipat. Entah bagaimana mereka membayarnya.

"Maaf atas jatuhnya jagung bakar milik Jiisan. Bila Jiisan sudah tidak menginginkannya lagi bisa berikan pada kami semuanya. Gyahahaha!" Luffy mencoba meminta maaf pada jagung bakar—tidak pada penjual jagung bakar yang ternyata seorang kakek-kakek.

"Apa kau pikir itu yang dimaksud dengan meminta maaf?! Dan tidak semua jagung bakar itu jatuh!" teriak Sanji dan Zoro kompak.

"kenapa? Ada yang salah?"

"kau ini tidak mengerti caranya meminta maaf. Minggir, biar aku saja."

"Baiklah, Zoro. Sepertinya kau lebih berbakat dalam hal meminta maaf daripada aku."

Dengan keyakinan yang kuat, Zoro berpikir bahwa kata-kata yang akan ia ucapkan nanti akan membuat sang kakek memaafkan kesalahan mereka.

"Oe, Kakek! Maaf ya, kami gak sengaja nabrak jagung bakarnya!" kata Zoro dengan begitu santainya.

Seketika kakek penjual jagung bakar itu ketakutan.

Plok...plok...plok...

"Kerja bagus, Zoro! Kau memang bisa diandalkan!" puji Luffy sambil bertepuk tangan.

"Bodoh! Kalian berdua sama saja! Yang kalian lakukan itu bukan meminta maaf! Lihat kakek itu jadi ketakutan karena Marimo itu!"

"Kau ini bicara apa, alis keriting? Itu sebuah kemajuan, kau tahu!"

"Ya! Dan kenapa kau selalu marah?" Luffy membela Zoro.

"Minggir! Biar aku saja!"

kali ini giliran si Kaki Hitam yang akan meminta maaf.

"Maaf." Setelah mengucapkan kata itu Sanji pergi meninggalkan kakek itu, "Nah, masalah sudah selesai, ayo kita pergi!"

"Apa yang barusan kau lakukan? Permintaan maafku lebih baik daripada kau!" protes Luffy.

"Ya! Apalagi permintaan maafku. Itu jauh lebih baik, alis keriting!"

"Permintaan maafku itu yang benar! Kalian hanya membuat keadaaan menjadi semakin buruk!"

Dan mereka bertiga pun berdebat. Sementara kakek penjual jagung bakar hanya duduk terdiam karena bingung. Seketika, Nami melihat Sanji dan yang lainnya melakukan hal bodoh lagi. Tanpa pikir panjang, Nami menghampiri mereka dengan Robin di belakangnya.

"Hal bodoh apa lagi yang kalian bertiga lakukan?"

"Bukan kami, ini salahnya!" seru Luffy dan Zoro serempak sambil menunjuk ke arah Sanji.

"Apa?! Yang kalian lakukan jauh lebih parah!"

"Sebenarnya ada apa disini?!"

Lalu Sanji menceritakan tentang kejadian barusan.

"Kalian bertiga sama saja," Nami berjalan menghampiri kakek itu, "Maafkan kami, kek. Mereka memang bodoh. Kakek mau memaafkan kami, kaan~?" rayu Nami sambil mengedipkan mata kanannya. Dan kekek itu pun mengangguk.

"Apa-apaan itu?! Bahkan Nami-swan belum pernah mengedipkan matanya padaku dengan begitu manisnya!" Sanji nampak tidak terima.

"Yang penting sekarang masalahnya sudah selesai, kan?" kata Robin.

"Bila robin-chwan yang mengatakannya aku hanya bisa menuruti~"

"Ya sudah. Sekarang kita akan pergi dulu. Ayo, Robin kita belanja~"

"Ya." Nami dan Robin pergi meninggalkan 3 orang itu, dan pergi berbelanja.

.

"Nah, sekarang apa yang akan kita lakukan?" tanya Sanji.

"Ayo main kapal yang diayunkan ituu~! Aku ingin naik itu~" Luffy merengek layaknya anak kecil.

"Oe, tapi kau tidak punya uang untuk membayar." Ujar Zoro.

"Kau jual saja salah satu pedangmu itu. Hasilnya akan kita habiskan di tempat ini!" pinta Luffy.

"Jangan asal begitu! Kenapa tidak topi jerami itu saja yang dijual?!"

"Tidak! Tidak boleh! Kau tidak tahu seberapa berharganya topi jerami ini!"

"Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mendapatkan uang?" Luffy mulai kebingungan.

"Minta Nami saja!"

"Na-nami-swan? Mana mungkin dia akan memberi kita uang," kemudian Sanji memasukkan tangannya ke dalam saku, "Eh? Apa ini?" sepertinya ia menemukan sesuatu dari sakunya, lalu mengeluarkan sesuatu tersebut.

"Sebuah koin emaas!" seru Luffy kegirangan, "Syukurlah! Ayo kita naik kapal itu!"

"Hmm.. aku juga ingin menaikinya. Bagaimana denganmu, Marimo?"

"Ya, aku tertarik, Alis Keriting."

"Tapi kita masih belum tahu nama tempat ini," kata Sanji, "Sebelum menaiki kapal itu, aku ingin mencari tahu sebenarnya tempat apa ini."

"Benar. Aku juga masih penasaran." Sahut Zoro.

"Kalau begitu, ayo kita tanya pada segerombolan orang yang berada di depan gedung itu!" seru Luffy sambil menunjuk letak segerombolan orang yang jaraknya cukup jauh dari tempat mereka sekarang.

"Jauh sekali. Kenapa harus mereka?" tanya Sanji

"Gedung itu sepertinya lumayan besar. Dan memiliki ukiran?"

"Ayo! Kita menuju tempat segerombolan orang itu!" Luffy mulai berjalan menuju depan gedung itu, "Oee! Kalian yang disana!"

- BERSAMBUNG –

A/N :

Mungkin humornya ga berasa =3=

Review? X3