Disclaimer : Masashi Kishimoto-sensei
Warning! SN/ Yaoi/SasuNaru (Of Course! Always!) , Gaje (Abiiiizzzz), TYPO (Bangeeet), OOC (Out of Character), and masih banyak kekurangan lainnya, harap dimaklumi, ya... Minna-chaaan :* Jangan lupa di Read (kalo suka :D, kalo enggak :'( nggak apa-apa kok :) ) and jgan lupa kirim review bwt perbaikan...
Oh iya, makasih buat Minna yang udah read atau review cerita Miyu...
Moga Minna-chan suka cerita Miyu kali ini...
.
Happy Reading...
.
.
An Arogant Magician
.
.
"Naruto, kau ada tugas di sekolah besok ?" tanya seorang pemuda bertato segitiga terbalik sambil mengunyah apel di tangannya. Irisnya menatap tajam ke arah iris safir polos yang tengah memasukkan pakaiannya ke dalam tas.
Ia menghentikan aktivitasnya kemudian mengangkat kepalanya sedikit tanda bahwa pemuda dengan iris safir yang bernama Naruto itu sedang berpikir.
"Hmm... Tidak ada, Kiba." Kata pemuda yang bernama Naruto itu sambil menggeleng pelan, kemudian ia segera menyandang tas polo-nya yang berwarna hitam itu ke bahu kirinya setelah ia yakin tidak ada barang yang tertinggal.
"Bagus kalau begitu! Aku, Shika, Gaara dan Neji akan menonton Sasuke Magic Show besok, kau mau ikut?" tanya laki-laki yang dipanggil Kiba itu. Ia merangkul pemuda pirang yang terlihat polos itu sambil tersenyum lima jari.
"Wah, Moon Light Magician yang sering di tv itu?... Hm.. bagaimana, ya? Bukannya besok kita masih bekerja?" Tanya Naruto sambil menggosok dagunya dengan jari telunjuk dan jempolnya.
"Tenang saja, Naruto. Aku sudah bilang pada Bos kalau kita akan menonton Sasuke Magic Show besok." Kata Kiba sambil tersenyum bangga.
"Hmm... tumben sekali, bagaimana caramu menghasut bos kita yang keras kepala itu, Kiba?" tanya Naruto penasaran, karena setahunya, pemilik bakery tempat dia bekerja itu sangat ambisius dan keras kepala. Bahkan si bos pemilik bakery itu memberikan Target Minimal Pendapatan (TMP) setiap harinya. Jika tidak mencapai target sampai pukul 12.30 siang para karyawan harus rela memakai kostum-kostum binatang atau menyebar pamflet untuk menarik perhatian pengunjung di Konoha Fun Park tempat bakery mereka berdiri.
"Ck, aku tidak menghasutnya... malah Bos Kakuzu bilang, kalau ada karyawan lain yang mau menonton Ia persilahkan. Hanya saja, setiap harinya hanya boleh lima orang yang pergi menonton. Dan.. seperti yang kau tahu laah.. Oh iya, kau tidak sedang berlatih untuk turnamen, kan?" kata Kiba sambil mengernyitkan dahinya. Ia tahu terkadang temannya yang berambut kuning cerah itu sering meminta izin pada bos mereka untuk menghadapi turnamen-turnamen karate. Ia juga pernah dengar dari pacarnya-Shikamaru- yang satu sekolah dengan Naruto, kalau Naruto tidak pernah kalah dalam turnamen karate yang pernah ia ikuti, malah ia selalu menyabet medali emas di setiap turnamen karate itu. Ya.. Kiba sih kurang percaya dengan yang dikatakan Shikamaru, apalagi melihat kelakuan Naruto selama bekerja benar-benar jauh dari kata 'sangar' dan menakutkan.
Naruto diam sebentar mencoba mengingat kembali jadwal turnamennya.
"Sepertinya tidak ada.." kata Naruto setelah beberapa detik diam dengan pikirannya sendiri.
Kiba berjingkrak senang.
"Yosh! Kami akan menunggumu di stasiun Konoha jam 12 tepat. Jangan sampai terlambat. Kalau kau sampai terlambat... " Kiba sengaja menggantung kalimatnya. Aura gelap mulai terasa di sekeliling Kiba membuat Naruto yang sejatinya seorang anak dojo merinding seketika. Kiba tampak meremas tinjunya sambil sesekali memutarnya memberi kesan kalau bocah Inuzuka itu tidak main-main dengan ancamannya.
"e..e.. I..iya.. akan ku usahakan, agar tiba di sana tepat waktu. Soalnya..." Kata Naruto sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Cengiran lebar tak lepas dari wajah tan manisnya yang selalu menggoda para seme mesum untuk berpikiran yang tidak-tidak terhadap bocah rubah nan manis ini.
Kiba mengarahkan telunjuknya tepat di depan hidung Naruto.
"Aku-tidak-mau-dengar-alasan, titik. Ya sudah, aku duluan... Jaa ne..." kata Kiba sambil berlari kecil dan menyetop sebuah taksi lalu berlalu dari hadapan Naruto.
Naruto mengangkat bahunya kemudian mengambil sepedanya yang terparkir di sisi bakery tempat ia bekerja part time.
.
.
PUKUL 12.30
"Sial! Di mana bocah kuning itu!" seru Kiba kesal sambil terus mondar mandir di hadapan ketiga pemuda lain yang masih terlihat tenang dan sabar.
Tiba-tiba...
"Kiba! Aku datang! Aku datang!" teriak seorang laki-laki bersurai kuning yang menjadi tokoh utama kita ini. Peluh membanjiri tubuh tannya yang masih terbalut seragam putih khas karateka, di tangan kanannya sabuk berwarna hitam melambai-lambai dengan lembut.
"Pura-pura tidak kenal." Kata Kiba membalik tubuhnya supaya Naruto yang jelas-jelas sudah menjadi daya tarik di stasiun itu tidak melihat ke arahnya.
"Mendokusei." Kata Shikamaru-pacar Kiba-, sambil mengorek lubang telinganya yang terasa dihantam palu setelah mendengar suara 'eksotis' nan menghancurkan milik Naruto.
"Haaah..." Gaara dan Neji hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan teman satu kelasnya yang benar-benar tidak-tahu-malu-itu.
.
Di Dalam Kereta
"Kenapa kau terlambat, HAH!" Kiba mulai meledak setelah Naruto telah mengganti pakaiannya di kamar mandi kereta. Naruto hanya bisa menanggapi ledakan amarah Kiba dengan senyum lima jarinya.
"Maaf, Kiba... Sensei menyuruhku berlatih sebentar sebelum pulang sekolah."kata Naruto sambil mengusap tengkuknya dengan lembut karena ia merasa bersalah telah membuat Kiba dan temannya yang lain menunggu.
"Sudahlah, Kiba. Yang penting dia sudah berada di dalam kereta ini bersama Kita."kata Neji yang merasa jengah dengan pertengkaran bodoh yang sering dilakukan kedua teman sekelasnya itu.
"Kau juga! Setidaknya telepon kami jika terlambat." Telunjuk Neji terarah ke depan wajah Naruto yang masih memamerkan senyum lima jarinya itu.
Tiba-tiba..
Dor! Dor!
Suara tembakan yang melengking itu langsung masuk kedalam indera pendengaran keempat pemuda yang tampak masih bersitegang itu.
"Ada apa?" seru Kiba langsung meloncat dari tempat duduknya.
"Gerbong ini sudah dibajak, jadi sebaiknya kalian keluarkan seluruh uang dan barang berharga kalian. Jika tidak, pistol ini akan melubangi kepala kalian." Kata seorang laki-laki bertopeng sambil memegang pistol di kedua tangannya. Tak lama kemudian 3 orang laki-laki lain yang juga bertopeng dan memegang pistol mulai mendatangi setiap penumpang untuk menjarah uang dan barang berharga mereka.
Kiba tampak harap-harap cemas, karena diantara mereka berempat hanya dia yang bukan berasal dari klub bela diri. Shikamaru tampak biasa saja, malah ia sesekali menguap dan menganggap para pembajak kereta itu membosankan. Ya... dia adalah Shikamaru Nara siswa kelas 2 yang menjadi Ketua klub Judo di Konoha High School (KHS). Perlu kalian ketahui Ia mendapat julukan Rusa Bertaring karena ditakuti lawan ketika di area pertandingan, bukan hanya dari kekuatan fisiknya yang ditakuti tapi kecerdasan otaknya yang dapat membuat lawannya kewalahan oleh serangan improvisasi yang dia lakukan ketika bertanding. Gaara pun sama seperti Shikamaru, malah ia tampak cuek dengan teriakan dari penumpang yang ketakutan oleh ancaman pistol itu. Matanya sengaja ia tutup mencoba menenangkan dirinya untuk tidak terpancing dan membuat keributan yang membuat keadaan bertambah kacau. Meski ia seorang atlet Taekwondo yang terkenal dengan tendangannya yang mematikan, ia lebih memilih diam jika keadaannya tidak terlalu merepotkan dirinya. Matanya terbuka perlahan kemudian menoleh ke arah Neji yang tengah melipat kedua tangannya di depan dada. Pacar Gaara yang dikenal dengan kecepatan tangannya dalam kendo itu juga terlihat sangat tenang dan santai padahal di dalam gerbong 13 yang mereka tempati ini tengah dijarah habis-habisan oleh 4 orang pembajak.
.
Oh Iya! Gaara, Shikamaru, Neji dan Naruto satu sekolah tetapi beda kelas sedangkan Kiba menjadi teman mereka semenjak berada di Kakuzu's Bakery tempat mereka bekerja part time.
.
"Shika, bagaimana ini?" Kiba mulai khawatir. Ia meremas tangan Shikamaru untuk menenangkan dirinya yang benar-benar ketakutan saat ini.
"Kau tenang saja, ada orang itu."kata Shikamaru sambil menunjuk laki-laki bersurai kuning yang terlihat sengaja memainkan smartphone-nya untuk mencari perhatian para pembajak.
"Tapi... mereka memakai pistol, Shika..." Kiba benar-benar takut, apalagi ia tidak yakin jika Naruto yang terlihat bodoh dan penakut itu bisa melindungi mereka.
"Ah terlalu lama." Kata Naruto agak keras. Ia pun memasukkan smartphone-nya ke dalam celana jeansnya dengan santai, kemudian ia berdiri dan berjalan ke arah toilet. Sukses membuat Kiba cengo melihat ke-idiot-an Naruto di tengah pembajakan gerbong kereta yang mereka tumpangi tersebut.
"Hei, kau yang memakai jaket kuning! Kembali ke tempatmu!" teriak salah satu dari pembajak itu setelah melihat Naruto yang dengan santai meninggalkan tempat duduknya padahal gerbong mereka jelas-jelas sedang dibajak. Pistol bermoncong satu itu terarah ke kepala Naruto yang masih dengan sikap acuh tak acuhnya.
"Shika... "Kiba menatap Shikamaru dengan Puppy eyes no Jutsu miliknya meminta agar Shikamaru bisa menolong Naruto dengan ke-idiot-an yang dia miliki. Shikamaru hanya menyeringai sambil terus menatap tajam ke arah Naruto.
"Lihat saja, dear... kau belum tahu sisi lain dari bocah kuning itu.." bisik Shikamaru. Ia kembali menyandarkan punggungnya di kursi sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"ck, kalian terlalu lama! Cepat rampok aku." Kata Naruto sambil mengangkat kedua tangannya seperti orang yang menyerah.
"Bocah sialan!" salah satu dari pembajak itu mulai kesal. Ia segera menembakkan pistolnya tepat di dahi Naruto.
Dor!
Naruto menghindar sambil menatap tajam pembajak itu. Peluru itu seakan-akan hanya mampu melubangi udara yang terasa semakin panas, padahal digerbong itu terdapat 3 AC yang full dinyalakan.
Naruto berlari ke arah empat pembajak yang siap siaga dengan pistol mereka, kaki jenjangnya terpacu seperti piston menerjang dengan sekejap satu persatu pembajak itu. Naruto tidak memberikan waktu pada mereka untuk menembakkan pelurunya. Apalagi Pukulan Naruto yang sekeras beton itu pun tidak akan bisa dilupakan oleh para pembajak itu, karena pukulan yang tak terlihat itu sanggup menghancurkan tulang rusuk mereka hanya dalam satu kali pukulan.
Belum sampai satu menit empat pembajak itu tumbang sambil memegang tulang rusuk dan kaki mereka yang mati rasa setelah menerima tendangan dan pukulan telak dari pemuda yang mendapat julukan pangeran karate itu.
"Ah, ayolah paman. Kita bersenang-senang lagi." Kata Naruto sambil memamerkan senyum lima jarinya yang manis itu.
Dor!
Sebuah peluru terarah ke dada Naruto, tapi ia menghindar dengan memiringkan tubuhnya sehingga peluru yang dimuntahkan oleh salah satu anggota pembajak itu hanya melubangi dinding besi yang berada di belakang Naruto.
"Ah, sudahlah... kalian benar-benar membosankan."kata Naruto sambil mengelus tengkuknya dan berjalan menuju tempat duduknya tadi.
"Neji, Shikamaru, Gaara jangan diam saja! Ayo bantu aku mengikat paman-paman yang membosankan ini."kata Naruto sambil menarik ketiga temannya yang juga terkenal dengan kehebatan bela diri mereka.
"Ck,ya...ya..."
Neji, Shikamaru dan Gaara pun mengikat keempat pembajak itu dan mengamankan pistol mereka, sedangkan Kiba mulai mengotak-atik handphone-nya untuk menelpon polisi.
"Cih, bocah kuning itu malah kabur." Kata Gaara kesal setelah berhasil mengikat pembajak gerbong kereta yang mereka tumpangi.
"Oh, Naruto.. dia tadi keluar gerbong. Mungkin mau ke gerbong depan menemui masinis." Kata Kiba sambil memegang handphone-nya.
"Haah... bagaimana bisa staf kereta ini tidak ada yang tahu kalau gerbong ini dibajak."kata Neji. Kaki jenjangnya ia ajak kembali ketempat duduk setelah menyelesaikan tugasnya.
BRAK!
Pintu gerbong mereka terbuka lebar menampilkan sorang pemuda berkulit tan dan berambut kuning cerah dengan senyum lima jarinya.
"Nah, untuk para penumpang harap berjalan perlahan menuju gerbong depan, kecuali penumpang yang bernama Neji, Gaara, Shikamaru dan Kiba. Mereka harus tetap menunggu di sini." Kata Naruto sambil mempersilahkan penumpang lain untuk menuju gerbong depan, karena gerbong mereka pasti akan diselidiki lebih lanjut oleh polisi yang tengah menunggu di Stasiun Sunagakure
.
"Hehehe... sebentar lagi kita akan sampai!"kata Naruto sambil berjingkrak senang.
"Ka..kau tidak shock Naruto? kau masih ingin menonton pertunjukan sulap itu?" kata Kiba yang langsung ingin membatalkan niatnya semula karena kejadian pembajakan itu. Dia masih shock apalagi kejadian tadi membuat dia merasakan bagaimana perasaan saat dibajak seperti yang sering ia tonton di televisi.
"Apa?! Membatalkannya? Tidak akan! Kita sudah jauh-jauh datang kesini." Kata Naruto sambil berkacak pinggang pura-pura kesal.
"Iya, Kiba... Naruto benar, sayang sekali kalau kita tidak menonton pertunjukan itu." Kata Neji sambil melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 13.14 siang.
"masih 16 menit lagi." Sambung Gaara.
"Kepada seluruh penumpang, kereta kita akan tiba di stasiun Sunagakure. Harap periksa kembali barang anda dan terima kasih telah melakukan perjalanan bersama kami."
Setelah mendengar atensi itu, Naruto berjalan menuju keempat pembajak yang sedang menahan amarah sekaligus sakit yang mereka rasakan disekujur tubuh setelah menerima sedikit 'pelajaran' dari Naruto.
.
.
Other Side
Di sebuah ruangan luas bernuansa dark blue tampak seorang laki-laki berambut raven mencuat ke atas duduk di hadapan televisi yang tengah menyiarkan berita siang ini.
Iris onyx sang pemuda tidak teralih dari televisi itu, sesekali ia meraih cangkir teh yang berada di meja penuh ukiran yang terletak dihadapannya itu dengan tenang dan santai.
"Telah terjadi pembajakan di Gerbong 13 kereta listrik Konoha Express yang berangkat dari Konoha menuju Suna siang ini. Polisi segera meringkus pembajak yang telah lebih dulu diamankan kelima pemuda yang berada di gerbong yang sama dengan pembajak tersebut..."
KLIK
"Masih sempat menonton, Sasuke?" kata seorang laki-laki berambut panjang yang diikat kendur sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Di tangan kirinya bertengger manis remot control yang baru saja mematikan televisi di hadapan laki-laki dengan rambut raven mencuat yang ia panggil dengan Sasuke tadi.
"Hn." Hanya itu yang keluar dari bibir Sasuke. Tubuhnya yang tinggi dan tegap itu berdiri dari tempat duduknya dan berjalan melewat laki-laki berkuncir yang tampak lebih tua darinya itu.
"Bersiap-siaplah di belakang panggung, Otoutou. Penonton sudah berdatangan dan 10 menit lagi pertunjukanmu akan dimulai." Laki-laki berambut panjang itu berjalan dengan cepat untuk menyamai langkah laki-laki beriris dan berambut sama dengannya itu.
"Aku tahu, baka-aniki." Katanya dan Sasuke pun memakai jas hitam yang biasa ia pakai untuk pertunjukan.
Pertunjukan? Ya.. Sasuke Uchiha adalah seorang pesulap yang namanya sering dibicarakan dan dipuja-puja oleh banyak orang. Bukan hanya pertunjukannya yang memukau, tetapi daya tariknya sebagai seorang laki-laki benar-benar membuat siapa saja bertekuk lutut di depannya. Tubuh indah dengan otot-ototnya yang terlatih, kaki jenjangnya yang berbalut kulit berwarna putih porselen, iris kelamnya yang dapat membuat semua orang tersedot layaknya black hole, serta rambutnya yang mencuat membuat penampilannya bertambah memukau. Ah! Jangan lupakan kejeniusan otaknya dalam membuat pertunjukan-pertunjukan sayangnya, si pesulap yang mendapat julukan Moon Light Magician ini belum mempunyai seseorang yang spesial hidupnya, padahal diusianya yang menginjak 23 tahun itu para gadis sudah panjang mengantri supaya mendapat lirikan dari sang pesulap. Sayang sungguh sayang, sang pesulap yang berdarah bangsawan Uchiha ini tidak tertarik sama sekali.
.
.
"Ck, kenapa lama sekali.. aku sudah tidak sabar." Kata Naruto sambil meremas tangannya. Dua soft drink yang tadi ia beli di depan gedung pun sudah habis karena ia benar-benar penasaran dengan aksi langsung pesulap yang hanya bisa dilihatnya dari televisi itu.
"Kita baru 8 menit duduk di sini, baka!" kata Kiba sambil menggeplak kepala kuning milik Naruto.
"Ittaii! Sakit... Kiba jahat!" kata Naruto sambil mengelus pelan kepalanya yang baru saja digeplak oleh Kiba. Bibir pink cherry-nya ia majukan beberapa senti sehingga kesan imutnya tertangkap oleh mata Kiba yang masih geram padanya.
"Huh! Rasakan!" kata Kiba sambil mendengus kesal.
Kiba tidak dapat memungkiri jika atlet karate yang sekarang berada di sampingnya itu benar-benar tidak terlihat sangar, malah sebaliknya terkesan lugu, manis dan imut. Haah... Mungkin lawannya yang ada di arena pertandingan langsung tertawa terpingkal-pingkal jika tahu atau melihat sifat asli si Pangeran Karate yang katanya dapat menumbangkan seorang atlet berbobot 120 kg di ajang Karate Tour tahun lalu dalam waktu tak lebih dari setengah menit itu. Ya.. Naruto juga secara tidak langsung sudah mengajarkan pada kita bahwa jangan pernah menilai seseorang dari ciri fisik atau penampilannya. Lihat saja, laki-laki berambut kuning cerah itu sangat berisik berbeda sekali dengan kebanyakan karateka atau seseorang yang menekuni ilmu bela diri lainnya, seperti Neji, Gaara dan Shikamaru yang sekarang masih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
Tiba-tiba lampu di gedung pertunjukan itu mati dan hanya menyorot sosok laki-laki tinggi yang tengah berdiri di panggung dengan angkuh. Wajahnya yang seputih porselen itu tampak menyunggingkan sebuah seringai yang membuat para gadis terkesima melihatnya.
"KYAAAAA... Sasuke-sama... KYAAA..." teriakan-teriakan mulai menggema membuat Naruto sadar jika suara cempreng itu benar-benar mengganggu.
Laki-laki tadi tampak memperlihatkan kedua telapak tangannya kepada penonton , sebuah seringai masih terukir manja di wajah tampan pesulap itu membuat teriakan cempreng para kaum hawa semakin terasa menusuk pendengaran Naruto. Ah! Bukan hanya Naruto, keempat temannya juga merasakan hal yang sama. #poor Naruto CS.
Buush!
Dari tangan pesulap itu muncul api yang tampak menyembur kecil setelah itu ia memainkan jemarinya dan...
Zrut
Sebuah tongkat hitam sepanjang 1 meter muncul setelah api tersebut padam.
"Wuih! Hebaaatt!" seru Naruto kagum. Ia bertepuk tangan heboh tanpa melihat keempat temannya yang cengo dengan kelakuan Naruto yang tampak akan ikut-ikutan seperti kaum hawa yang berteriak girang itu.
.
Berbagai sulap mulai di tunjukan oleh Moon Light Magician itu. Mulai dari yang ringan sampai yang terlihat menegangkan. Seperti sang pesulap yang diikat dan dibakar, namun sang pesulap menghilang setelah sang asisten menarik sebuah tirai berwarna hitam menutupi sang pesulap. Tak lama setelah itu, lampu sorot menerangi sang pesulap yang tengah berdiri di tangga bangku penonton dengan sikap angkuhnya.
"Kereeen! Aku tak menyesal kau ajak ke sini, Kiba! Ini benar-benar keren!" seru Naruto heboh.
"Sepertinya ia terlalu banyak berkelut dengan karate, sampai terlalu senang seperti ini." Bisik Gaara pada Neji.
"Hm.. biarlah, Prince of Karate kita perlu hiburan, kan?" kata Neji disertai dengan seringai yang sulit diartikan.
"Ladies and Gentlement.. I will show you my new act, Prepare your heartbeat!" kata sang pesulap sambil mengedipkan sebelah matanya dan menyeringai membuat para kaum hawa kembali berteriak heboh.
"KYAAAA... Sasuke-sama... Sasuke-sama..."
"Ck, teriakan mereka benar-benar mengganggu." Kata Naruto berdecih kesal mendengar teriakan para perempuan yang menjadi fans berat Sasuke.
Beberapa laki-laki yang memakai baju berwarna hitam tampak mendorong sebuah tabung kaca berisi air seukuran tanki mobil yang ditutupi oleh tirai merah ke panggung, setelah itu mereka mendorong tabung kaca itu menuruni bidang miring yang sudah disediakan agar posisi tabung besar itu tidak goyah. Setelah persiapannya selesai, sang pesulap melepas mikrofon yang menggantung di telinganya, kemudian ia melepas jas hitamnya, menampilkan baju kemeja putih yang sedikit basah oleh peluhnya. Sang pesulap pun menaiki tangga yang sudah disediakan untuk menaiki tabung besar itu.
Lalu...
JBUR!
Sang pesulap masuk kedalam tabung berisi air itu, disusul dua orang laki-laki bertubuh kekar yang langsung mengikat kedua tangan sang pesulap dengan rantai. Setelah itu, kedua laki-laki kekar tadi keluar dari tabung dan menyegel tutup tabung itu dengan rantai yang besar. Semua penonton menyaksikan sendiri bagaimana kedua orang itu menyegel tabung raksasa yang di dalamnya terdapat sang pesulap.
"A...gila!" kata Gaara akhirnya bereaksi setelah melihat persiapan sulap yang akan dilakukan oleh Moon Light Magician itu.
"Wah... wah... ini baru luar biasa."kata Shikamaru sambil menjauhkan punggungnya dari sandaran kursi, karena sedari tadi ia terus menyandar di kursi seakan-akan tubuhnya tidak punya tulang belakang.
Neji dan Kiba juga terlihat makin antusias, beda halnya dengan Naruto. Iris safirnya nyaris tak berkedip melihat persiapan sulap penutup ini. Jujur saja, jantungnya tiba-tiba berdetak dengan kencang seperti dia saja yang akan melakukan sulap berbahaya itu.
Tirai tabung yang berisi air itu pun ditutup meninggalkan seorang pesulap yang tampak memberontak dari rantai yang membelenggu kedua tangannya di dalam sana dan sebuah stopwatch besar yang awalnya sudah disiapkan di sisi tabung itu mulai berjalan detik demi detik.
.
"Delapan Menit." teriak seorang asisten wanita yang berdiri di samping stopwatch itu.
Tidak ada hal yang terjadi...
.
"Lima Belas Menit." Teriak wanita itu lagi, namun kekhawatiran tersirat jelas di wajahnya.
"Gawaaat! Kesalahan Teknis! Kesalahan Teknis!" Teriak wanita itu membuat penonton meremas dada mereka sendiri karena ikut merasakan kegugupan yang luar biasa.
"Hahaha... dasar bodoh!" kata Shikamaru yang merasa familiar dengan sulap dan kegelisahan yang sedang terjadi di tempat pertunjukan ini.
Wusss...
Neji, Gaara, Shikamaru dan Kiba benar-benar kaget setelah melihat seseorang berambut kuning cerah melintas cepat di depan mata mereka. Tunggu! Berambut kuning cerah?
"Naruto!" Kiba langsung berdiri saat menyadari Naruto tengah berlari dengan langkah lebar menuju panggung.
"Kapak! Kapak!" teriak wanita itu.
Para staf mulai ramai berkumpul di panggung membawa alat untuk menghancurkan tabung yang terbuat dari kaca setebal 10 cm itu.
Tiba-tiba...
"Tidak perlu kapak!" sebuah suara menginterupsi para staf yang tampak kebingungan.
Para staf yang kebingungan menoleh untuk mencari tahu dari mana asal suara itu. Setelah melihat orang yang bersuara itu mereka benar-benar terkejut, karena mendapati seorang laki-laki berambut kuning cerah sedang memasang kuda-kuda siap untuk menghancurkan tabung itu dengan pukulannya.
"HYAAAAAH!" Teriak Naruto.
DUAGH!
Pukulannya melayang dan menghantam tabung kaca tebal itu seperti godam yang menghancurkan telur.
KRAK!
Tabung kaca yang masih tertutup tirai itu retak dan air mulai merembes membasahi tirai.
"Ck, dia benar-benar idiot." Kata Shikamaru sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
"Ya... aku tidak ikut-ikutan ya." Kata Neji sambil mengangkat tangannya.
Naruto menatap tabung kaca yang hanya retak itu dengan tajam.
"Sial! Cuma retak." Kata Naruto ia menyiapkan bogem keduanya. Tidak ada yang bisa menahan si kuning cerah yang tiba-tiba naik ke atas panggung itu, para staf yang awalnya ingin menghentikan Naruto berpikir dua kali.. bagaimana jika yang dipukul oleh blonde itu adalah tulang mereka. Mereka tidak bisa membayangkannya.
DUGH!
"Tunggu! Uhuk.. Uhuk.."
Mata Naruto membulat tak percaya diikuti oleh teriakan dan tepuk tangan meriah yang membahana di gedung pertunjukan itu. Sang Moon Light Magician itu masih hidup!
"Haah... sulap ini Cuma sandiwara, dasar... Naruto... Naruto.." kata Shikamaru sambil menggelengkan kepalanya berkali-kali.
Naruto langsung memapah tubuh sang pesulap yang lebih besar darinya itu dengan hati-hati.
"Anda tidak apa-apa?" tanya Naruto dengan polos karena tidak tahu harus memanggil apa pada pesulap yang berada di rangkulannya itu.
Iris kelam milik sang pesulap terarah ke iris safir jernih milik Naruto. Onyx meets Saphire. Naruto sedikit tersentak melihat iris kelam yang seperti black hole itu, menghisapnya menuju ke negeri anta berantah, sedangkan sang pesulap berwajah tampan itu menampilkan seringainya setelah melihat iris safir jernih milik Naruto yang membuat ia tertegun dalam beberapa detik.
"Dobe.." katanya datar.
Naruto mengernyitkan dahinya atau perlu ia mengorek telinga setelah mendengar 'pujian' dari sang pesulap yang hendak ditolongnya itu.
"Give appaluse for this boy." Kata Sasuke setelah meraih microfon dari tangan asisten wanitanya.
Tepuk tangan meriah menggema diseluruh penjuru gedung pertunjukan itu, termasuk tepuk tangan keempat temannya yang masih berada di bangku penonton menyaksikan sendiri adegan heroik yang hendak dilakukan Naruto.
Setelah sang pesulap yang awalnya dibantu berdiri oleh Naruto maju ke depan sambil membawa Naruto bersamanya, tirai besar berwarna merah tertutup menjadikan tanda bahwa acara sulap yang diadakan hari ini benar-benar berakhir. Meski tirai telah tertutup, tetapi tepuk tangan dan siulan nyaring terus menggema mengisi gedung pertunjukan itu.
"Ayo kita cari Naruto!" Kata Kiba sambil melangkah dengan cepat menuju panggung yang masih tertutup rapi oleh tirai.
Back To Naruto
"Hey, apa yang kau lakukan, Kuning!" seru seorang laki-laki berambut panjang dan berkulit pucat yang sekarang berdiri tepat di depan Naruto. Ia memakai baju yang sama dengan staf lainnya, hanya saja ia memakai tag bertuliskan manager di dadanya.
"E... saya hanya ingin menyelamatkan..." Naruto menggaruk kepalanya sambil mencari pesulap itu yang tiba-tiba saja sudah menghilang.
"Itu hanya sandiwara, hanya trik..! kau dengar? Trik dan sandiwara!" seru laki-laki itu lagi. Ia sepertinya marah besar dengan Naruto sampai-sampai ia membocorkan sendiri rahasia pertunjukan tadi.
"Apa? Sandiwara dan Trik!" teriak Naruto kaget setelah mengetahui kalau semua yang dilakukan di atas panggung tadi hanya sebuah trik dan sandiwara. Ia benar-benar bingung apa yang akan ia lakukan selanjutnya, apalagi tabung yang menjadi tempat trik itu sudah bocor oleh ulahnya yang terpancing dengan sandiwara pertunjukan itu.
'sepertinya aku harus mengambil uang tabunganku pada Kaa-san.' Batin Naruto.
"Naruto!" seru Kiba sambil naik ke atas panggung diikuti ketiga temannya tadi.
"Hey, bawa pulang teman kalian ini! Benar-benar mengacau!" laki-laki itu menunjuk ke arah luar namun ada sebuah suara yang menginterupsinya.
"Sudahlah, Orochimaru-sama. Dia sudah bermaksud baik, Ah! Sasuke ingin menemuimu di ruangannya." Kata laki-laki berambut panjang yang menginterupsi acara Orochimaru untuk memarahi Naruto.
"Eh..?! Sasuke? Pesulap tadi? Lalu.. bagaimana dengan teman-temanku?" tanya Naruto sambil memiringkan kepalanya seperti seekor kucing yang minta dipungut dengan Iris safirnya yang bulat sempurna.
Crooot!
Laki-laki berambut hitam yang dikuncir kendur itu menyemburkan darah dari hidungnya setelah melihat pose manis Naruto yang membuat siapa saja blushing sampai bercucuran darah dari hidung.
"Ah! Bawa saja teman-temanmu sekalian."kata laki-laki yang tak lain dan tak bukan, Itachi Uchiha-kakak Sasuke-.
Naruto mengekor di belakang Itachi diikuti Kiba CS menuju kesebuah ruangan yang luas dan bernuansa dark blue.
"Otoutou, tamumu sudah tiba." Kata Itachi sambil meraba tisu yang berada di dekat westafel ruangan itu.
"Hn." Hanya gumaman itu yang keluar setelah itu, Sasuke membalik kursi putarnya sehingga ia berhadapan dengan Naruto dan teman-temannya secara langsung.
"EEEHHH?!"
Kiba dan Gaara langsung melotot kagum sedangkan Neji dan Shikamaru melotot horor memandang Sasuke yang berada di hadapan mereka. Bagaimana tidak? Sasuke tidak mengenakan pakaian, ia hanya memakai celana pendek dengan selembar handuk yang kini disampirkan di bahunya, sehingga tubuh putih porselennya yang indah dan tanpa cacat itu terpampang jelas di hadapan bola mata mereka. Apalagi tubuhnya yang masih basah itu menjadi nilai plus bagi Kiba dan Gaara. Sasuke sukses membuat Gaara OOC dalam sekejap. #Applause for Sasuke
"Hm.. Maafkan saya, saya tidak bermaksud mengacaukan acara anda."kata Naruto yang benar-benar merasa bersalah sehingga mengacuhkan 'pemandangan' langka di depan matanya itu.
"Hn."
"Kalau mau.. saya bisa membayar ganti rugi tabung itu." kata Naruto sambil mengangkat wajah tan polosnya itu dengan riang.
Meski Naruto tidak sekaya salah satu keluarga Uchiha di hadapannya ini, ia merasa harus bertanggung jawab karena sudah ceroboh.
"Hn."
Naruto tertunduk lesu mendengar Sasuke yang jawabannya hanya dua huruf itu. Ia berpikir jika Sasuke juga sangat marah karena ia mengacaukan shownya tadi.
"Saya mohon.. maafkan saya, saya benar-benar merasa panik tadi. Maafkan saya." Naruto langsung membungkuk 90 derajat dihadapan Sasuke, tapi tidak ada respon apapun dari Sasuke.
Kiba yang melihat Naruto memohon seperti itu tidak tega, apalagi Naruto sudah berniat baik untuk menolong sang pesulap yang ia kira benar-benar dalam kondisi gawat itu. Akhirnya ia juga angkat bicara.
"Sasuke-sama... maafkanlah dia... dia memang bodoh." Kata Kiba sambil mengelus bahu Naruto.
TWITCH?
"Huh! Kau ini berniat menolongku tidak, sih!" seru Naruto sambil menunjuk wajah Kiba dengan kesal.
"Oh, Ayolah.. hentikan pertengkaran bodoh kalian itu!" kata Shikamaru sambil memutar bola matanya bosan.
"Benar-benar Dobe..." kata Sasuke setelah beberapa menit bungkam hanya untuk mendengar suara Naruto yang terdengar menyenangkan baginya itu.
TWITCH?
"Apa kau bilang? Dobe?!" Naruto mengalihkan pandangannya dari Kiba ke arah Sasuke.
"Ya, Kau... Dobe.." kata Sasuke sambil menunjuk wajah tan manis milik Naruto.
"Apa maumu, Teme! Aku kan sudah minta maaf." Dengus Naruto kesal karena diejek seperti itu oleh sang pesulap yang hendak ia tolong tadi.
"Sudahlah Naruto.." kata Neji sambil menepuk bahu Naruto dengan pelan.
"Kau memang seperti itu..." tambah Gaara.
"Grr... Gaara..."
Aura hitam mulai mengelilingi Naruto yang masih mencoba untuk tidak mengamuk di ruang pribadi milik sang pesulap itu.
"Ah! Pokoknya aku sudah minta maaf, aku akan mengirimkan uang ganti ruginya besok!" kata Naruto sambil melengos pergi.
"Uangmu tak akan aku ambil, Dobe. Terima kasih sudah mengacaukan pertunjukanku hari ini." Kata Sasuke sambil menyeringai.
Itachi yang melihat adiknya tersenyum miring seperti itu ingin bertepuk tangan heboh dihadapan Naruto yang sukses membuat adiknya berkali-kali memperlihatkan senyumannya , ya... walaupun lebih tepatnya sebuah seringai dibanding senyuman
"HUH!"
Naruto mendengus sebal mendengar Sasuke yang berbicara dengan sejuta keangkuhan miliknya itu. Tanpa banyak bicara lagi, Naruto segera berjalan keluar ruangan dengan kaki yang dihentakkan.
.
Neji, Gaara, Shikamaru dan Kiba hanya bisa menggelengkan kepala mereka pasrah, kemudian menyusul Naruto setelah meminta maaf terlebih dahulu pada Sasuke.
"Kita akan bertemu lagi, angel." Gumam Sasuke sambil menyeringai setan membuat Itachi merinding melihat adiknya tiba-tiba menjadi iblis setelah melihat pemuda berparas manis itu.
.
.
.
.
TBC
To
Be
Continued...
Jangan lupa review Minna-chan, and makasih udah baca
Salam sayang, Miyu-chan untuk Minna-chan
Muuuuaaaaccchhh :*
