My Senior is a Vampire!
by: Mitsuru Yuuki
Disclaimer: Hetalia punya Hidekaz Himaruya.
Pairing: Romania/fem!Nesia
Rating: M
Chapter 0: Prologue
Di sekolah manapun, pada awal masuk sekolah sudah pasti ada MOPD. Seharusnya itu merupakan kepanjangan dari Masa Orientasi Peserta Didik, namun tokoh utama kita, Arum Nesiasari Pertiwi seenaknya mengklaim bahwa kepanjangan MOPD adalah Masa Orang Penuh Derita. Hari-hari naas di mana para senior tertawa di atas penderitaan murid baru. Hari di mana anak-anak baru dengan polosnya membawa bom molotov dari warung sate atau emas murni dari warung padang hanya karena suruhan kakak kelasnya. Hari di mana anak-anak baru masuk jam 6 pagi dan pulang jam 4 sore, membuat orang tua murid berkata "Anakku jarang pulang~ aku jarang belaian." kira-kira seperti itulah. Dan salah satu peraturan wajib di MOPD adalah:
1.) Kakak kelas selalu benar
2.) Jika kakak kelas salah, kembali ke nomor satu
3.) Jika kakak kelas tidak jelas benar dan salah, silahkan traktir kakak kelas mie ayam di warung Bu Darmin
Begitulah definisi MOPD menurut Arum. Tentu saja dia sudah hapal dengan serba-serbi MOPD sejak SMP. Namun, tetap saja dia tidak tahu MOPD macam apa yang dia terima sebagai anak baru di sekolah barunya, W Academy International School. Namun sama saja dengan MOPD sekolah di Indonesia yang lain, peraturan MOPD mengharuskannya masuk jam 6 pagi.
Namun tidak pagi ini.
Arum salah melihat jam, jadi dia buru-buru datang ke sekolah dari tempat kost-nya tanpa menyadari kalau sekarang masih jam setengah tiga pagi. Dia memakai lengkap seragam SMP Negeri di Indonesia yang dulu tanpa memakai jaket atau sweater, jadi angin dengan mudah masuk ke kemejanya yang tipis.
"Dingin..." gumamnya sambil mengusap-usap jarinya. Saat itu, dia sudah tiba di depan gerbang W Academy International School. Meskipun angin dingin menusuk tulang, namun Arum kagum dengan sekolah itu. Ini yang kedua kalinya dia mendatangi sekolah super megah ini, yang pertama saat dia tes masuk. Bangunan kastil klasik bercat putih yang besar dan megah, taman super luas di halaman yang dihiasi patung-patung dari pematung terkenal berbagai negara, pohon-pohon besar dan rindang yang jadi peneduh sekolah, dan di bawah pohon-pohon itu terdapat kursi santai untuk para siswa yang ingin melepas lelah. Tak lupa, sekolah ini memiliki fasilitas super lengkap, yaitu berbagai lapangan olahraga, ruang kegiatan ekstrakulikuler, ruang musik, dan ada juga gedung perpustakaan super luas yang konon katanya juga menyimpan manuskrip para alkemis, bahkan gerbangnya sekalipun seperti gerbang kastil yang tinggi dan banyak jeruji-jeruji tajam. Inilah W Academy, sekolah terbaik di dunia.
Namun hanya satu kekurangan. Ke mana para murid sekolah ini?
"PERMISI!" teriak Arum semangat. Namun sayang, tidak ada jawaban. Arum melongok sekeliling, dan tidak ada seorangpun. Maklum, baru jam setengah tiga pagi. Namun tokoh utama ini terlalu malas untuk mengecek waktu di handphone-nya. Entah terlalu rajin atau apa, Arum ini. OSIS dan para jajarannya saja datang jam lima, apa Arum tidak keterlaluan?
Gadis itu kesal. Dia tidak mau sendirian di sekolah ini. Meskipun sekolah ini sangat indah, namun bangunan ini terlihat angker di saat gelap. Apalagi pepohonan yang tertiup angin malam, menambah suasana mencekam.
'Tunggu dulu,' pikir Arum. 'Seharusnya ada orang di sekolah ini kalau gerbangnya saja terbuka begitu. Pasti ada penjaga atau siapapun.'
Atas dasar pikiran itu, gadis Indonesia itu menjelajah taman sekolah. Siapa tahu saja ada penjaga yang bisa dia ajak untuk berbicara. Malas sekali kan, kalau sendirian?
DUAKK!
Tiba-tiba, Arum tersandung sesuatu. Dia yang terjatuh langsung menoleh untuk memeriksa apa yang telah menyandungnya. 'Kan sakit! Begitu Arum melihat ke bawah, ada seorang lelaki yang terkapar. Arum mengamati anak itu, memastikan kalau anak itu masih hidup. Rambut lelaki itu berwarna strawberry blonde, warna rambut yang sudah langka sekarang. Matanya bersinar kemerahan, dan kulitnya putih pucat dan mulus bagai boneka porselen. Dia memakai seragam W Academy, yang berarti dia murid sekolah ini, dan salah satu senior Arum. Satu hal yang Arum tahu, pria ini tampan sekali.
"Kakak masih hidup?" tanya Arum polos. Tidak ada jawaban. Hanya ada desahan kecil dari mulutnya yang mengindikasikan bahwa lelaki itu masih hidup. Dan ketika lelaki itu membuka mulutnya, Arum tersentak. Lelaki itu bukan senior biasa.
Gigi taring itu. Bukan taring manusia.
"KYAAAA!" teriaknya. Namun dia berteriak juga siapa yang datang? Ini baru menjelang jam tiga pagi!
Lelaki itu sepertinya terbangun mendengar teriakan Arum. "Siapa yang seenaknya menggangguku? Dan... aku mencium bau darah... bau darah yang tidak pernah aku cium sebelumnya..."
Arum mundur. Dia ketakutan, jelas. Ada apa dengan seniornya ini? Parahnya, dia menginjak ranting pohon. Lelaki itu sepertinya menyadari keberadaan Arum.
"Kaukah yang menabrakku, nona?" tanya pria itu. "Aku Vlad von Ilyasviel. Salam kenal."
"I... iya... maafkan saya!" Arum membungkuk sebungkuk-bungkuknya. "Saya.. Saya Arum!"
Vlad tersenyum melihat anak itu. Manis juga, pikirnya. "Bagaimana kalau aku meminta sedikit... ganti rugi karena kau telah mengotori bajuku? Seragamku kotor, dan aku juga harus mengorientasi anak baru."
Mati. Jadi Vlad adalah salah satu panitia MOPD? Tidak! "Sa.. saya..." Arum ketakutan. Lututnya bergetar hebat. "Tak punya uang banyak, kak..."
"Anak jaman sekarang tak punya banyak uang?"
"Maafkan saya!"
Vlad berpikir. Asyik juga mengisengi anak ini. Namun ketika dia mendekati Arum, dia merasakan getaran luar biasa. Anak ini.. berdarah caubt, jenis darah istimewa yang hanya bisa dimiliki oleh sebagian orang. Vlad langsung tahu apa yang akan dia minta sebagai ganti rugi. "Boleh kuminta yang lain?"
"Apa kak?"
Vlad mendekat dengan jarak kurang dari satu sentimeter. Gadis itu ketakutan. Wajahnya memerah karena dipandangi dari jarak sedekat itu. Dari jarak segitu, Vlad bisa mendengar dengan jelas debaran jantung sang gadis Indonesia.
"Darahmu."
Tanpa meminta persetujuan dari sang tokoh utama, Vlad seenaknya menyibak rambut panjang sang gadis dan menatap belakang lehernya. Hmm, sangat menggairahkan. Vlad menggigit belakang leher Arum. Gadis itu meronta berkali-kali, namun dia tidak bisa. Dia terlalu lemah untuk itu. Lama-lama, rasa dingin yang terasa dari tadi berubah menjadi hangat.. dan semakin memanas. Arum tidak tahu apa yang terjadi, penglihatannya sudah buyar.
Kemudian gelap.
To Be Continued
Dari penulis: Gimana, Romania/fem!Nesia-nya? Absurd kan, kayak penulisnya? Ini emang crack banget ya -_-''. Tapi bagi crack lover kayak saya ini tiba-tiba ada di kepala saya dan langsung saya tulis aja deh XD. Sekarang baru prolog XD. Semoga kalian suka bacanya!
Dan sudikah pengarang ngaco ini minta review dari kalian, reader yang terhormat? Kalian boleh request pairing juga kok!
