Tieria Erde .
Valentine . 14 Februari . Tanggal yang penting bagi beberapa orang , sangat penting bahkan . Hari kasih sayang , hari yang di notabenekan sebagai hari untuk sepasang kekasih merayakannya . Tapi , menurutku , seharusnya hari itu adalah hari untuk membagikan butir-butir kasih sayang pada semua orang . SEMUA ORANG.
Juga hari dimana kita melepasakan dendam dan kebencian kita , memaafkan semua yang ada .
13 Februari 2309 .
Satu hari sebelum hari Valentine . Juga , sebagai suatu hari dimana aku tidak mengenakan kardigan , melainkan berada dalam balutan kaus putih gading dengan gambar Maryln Monroe berbibir merah , dan skinny jeans hitam . Kaus dan celana ini membuatku terlihat kurus , tapi aku cukup nyaman memakainya .
Airport itu bertebaran dengan cinta . Kartu Valentine dan bunga mawar berterbaran di mana-mana , di kanan-kiriku di penuhi pasangan-pasangan yang mabuk kasmaran .
Apalagi pasangan yang duduk di bangku pesawat sebelahku , sudah puluhan kali kecupan-kecupan kecil mereka lakukan , dan mereka tampak berbahagia sekali .
Sampai di bandara , kafe-kafe yang ada di bandara itu tampak begitu romantis , romansa bunga mawar dan lilin-lilin yang ada , di tambah lagi spanduk besar "Valentine's discount" , yang membuat banyak pasangan yang di mabuk kasmaran masuk ke kafe itu . Terbesit perasaan iri di hatiku , aku ingin . Aku ingin menghabiskan waktuku dengan orang yang kucintai seperti itu . Itu harapanku .
Dublin , Irlandia .Kota dimana Lockon atau Neil Dylandy di makamkan . Neil Dylandy adalah orang yang paling kuhormati sepanjang hidupku . Ia adalah orang yang bisa mengubah pemikiranku . Caraku memandang diriku sendiri , orang lain dan dunia . Ideologi-ideologinya membuatku nyaman dengan diriku sendiri .
Tapi , hari ini aku merasa sama sekali tidak nyaman . Berada di antara pasangan-pasangan ini membuatku sedikit muak . Sebenarnya tidak ada yang salah dengan mereka . Mungkin aku yang sebenarnya iri .
Semua adengan romansa , ada di bandara ini . Yah , mungkin aku sedikit berlebihan , tapi memang ada beberapa .
Dari pasangan yang bergandengan tangan bersama selama berjalan , pasangan yang berciuman di sudut-sudut yang ada sampai istri yang menyambut suaminya yang pulang dengan selamat dari perang(Iya , aku tahu karena suaminya menggunakan baju tentara) dengan pelukan dan ciuman . Semuanya begitu membuatku seperti orang aneh sendiri , satu-satunya pria yang tidak punya pasangan .
Sampai ketika , saat aku sedang duduk di depan airport , menunggu taksi yang kupanggil , seorang anak kecil mendatangiku , seorang anak Asia yang masih sangat kecil , sekitar 5 atau 6 tahun .
Ia menarik-narik celanaku , lalu anak itu bertanya "Om kok sendirian ? Om tidak punya pacar ya?"
Jujur , pertanyaan itu mengejutkanku . Tapi , bagaimanapun juga dia cuma anak kecil , tidak mungkin aku marah padanya . Aku hanya tersenyum di depannya .
Tiba-tiba ibu anak itu datang dan menarik anak itu .
"Aduh , Joel , kamu kok nakal sekali ,sih!" Dalam bahasa Inggris pada anak itu .
Ibu anak itu seorang Asia juga , entah dia Jepang atau Cina . Rambutnya hitam dan lurus , dengan poni belah tengah , matanya cokelat dan sipit . Kulitnya putih bersih , halus . Tetapi , dengan sedikit kerut kasat mata di sekitar bibirnya . Tubuhnya tinggi kurus dan ia hanya mengenakan kaus kuning ,celana jeans biru dan sepatu flat bermerek dengan simbol G berwarna cokelat . Wanita itu menggunakan tas Gucci berwarna cokelat klasik yang cukup besar . Ia memang menggunakan tas Gucci , tapi ia terlihat sederhana sekali .
Perempuan itu langsung meminta maaf padaku .
"Aku minta maaf ya karena anakku menggangumu"
"Oh , tidak apa-apa , aku tidak ada masalah kok" Balasku padanya , meskipun pertanyaan anak itu cukup mengejutkanku .
Wanita itu juga menunggu taksi ternyata dan ia punya jalur yang sama denganku .
Sesaat kemudian , taksiku datang . Tapi , yang anehnya wanita itu juga masuk ke taksiku.
"Kamu ke Hilton hotel juga ,kan?" Tanya wanita itu padaku , ia tersenyum kecil padaku .
"Iya . Tapi , apa maksud anda ikut naik di taksi ini bersama saya?" Tanyaku padanya .
"Aku mau membayarimu , aku mau minta maaf soal yang tadi" Katanya . Wanita itu membayar pengampunanku dengan uang . Hal yang agak aneh , tapi aku sih terima-terima saja .
Di dalam perjalanan , wanita itu banyak bertanya-tanya .
"Aku Cynthia Tan .Namamu siapa ?" Wanita itu dengan nada yang lembut dan elegan bertanya padaku .
"Tieria Erde" Aku menjawabnya dengan singkat , entah kenapa aku tidak tertarik padanya .
"Kamu dari Jerman ,ya?" Wanita itu memalingkan wajahnya padaku dan bertanya hal yang sepertinya mustahil kujawab . Pertanyaan itu membuatku terdiam dan sepertinya ia masih belum menyerah untuk mengetahuiku lebih lagi .
"Ehmm ... Sepertinya bukan" Ia memainkan rambutnya di depanku . Pemandangan itu mengganguku , ia tampak seperti gadis muda yang flirting ke aku ,
"Anak itu berumur berapa?" Aku mengalihkan pandanganku ke anak kecil yang sedang tertidur di samping wanitai itu .
"Anak ini umurnya 5 tahun ini" Wanita itu tidak bisa menghilangan sedikit logat Cinanya sehingga ia terdengar seperti orang Singapura dengan logat Singlish yang kental .
"Anda berasal dari Singapura ,Ya?" Paling tidak wanita itu tidak akan menginterogasiku kalau aku berbicara padanya .
"Bukan . Aku memang sempat tinggal di Singapura , aku orang Hong Kong asli . Tapi , aku tinggal di Dublin" Ia berbicara cukup panjang , sehingga ia punya cukup waktu untuk menutup mulutnya .
"Bagaimana dengan anak itu?" Anak itu begitu lucu . Setelah di lihat-lihat , dia memang anak yang sangat sangat lucu . Pipinya yang bulat dan gemuk , matanya sipit tanpa lipatan mata , kulitnya putih kekuningan layaknya Cina biasanya di tambah lagi tubuhnya yang gemuk membuatnya terlihat seperti bola .
"Namanya Joel Tan .."
Dan akhirnya aku berpisah dengan wanita itu , melegakan .
Tetapi , saat aku sudah sampai di kamar hotelku . PDA-ku berbunyi , menandakan adanya e-mail masuk .
"From :
Subject: nice talk!
Aku senang mengobrol-ngobrol denganmu tadi"
Wanita itu memang tertarik denganku sepertinya . Ia flirting layaknya gadis remaja yang flirting ke orang yang disukainya . Dengan permainan kata-kata dan e-mail .
Hal yang aneh , karena selama ini sepertinya tidak ada wanita yang pernah flirting ke aku . Tapi , ada lain yang sangat mengganguku .
Joel Tan . Anak itu benar-benar menggemaskan . Anak itu membuatku ingin punya anak , dari darah dagingku sendiri .
Malam itu aku langsung tertidur lelap , dalam balutan kaus putih polos dan boxer berwarna merah muda . Tapi , malam itu aku bermimpi yang cukup aneh .
DALAM MIMPI :
Di anjungan kapal Ptolomaios 1(Iya , anjungan yang menghadap luar angkasa dan banyak bintang-bintangnya) , tiba-tiba Lockon muncul di hadapanku . Bukan dengan kaus hijau itu maupun baju pilot . Ia muncul dalam balutan trench coat putih dan skinny jeans hitam , membawa sebotol anggur di hadapanku .
"Yo!" Ia seperti kembali dari kematian .
"Lockon" Ia sangat mengejutkanku .
"Aku mau titip pesan sama kamu" Katanya padaku dengan nada yang lebih sendu dari biasanya .
"Bilang ke Feldt ya supaya dia jangan kuatir sama aku lagi , bilang supaya dia jangan terlalu melihat ke masa lalu . Supaya dia bisa melupakanku dan melanjutkan hidupnya . Aku tahu kok dia suka aku" Ia tersenyum dan meneguk seteguk anggur .
"Iya , akan kusampaikan" Aku berjanji padanya .
"Untuk Setsuna . Supaya dia tidak terlalu serius dan lebih banyak tersenyum , juga supaya dia jangan terlalu keras pada dirinya sendiri" Katanya padaku .
"Untuk Allelujah . Supaya dia lebih percaya diri dengan dirinya sendiri dan lebih bisa memandang segala sesuatu dari berbagai sudut pandang"
"Untuk Lasse . Uhmm... Supaya dia lebih banyak bicara .. hehehehe"
"Untuk Sumeragi , supaya dia berhenti mengkonsumsi alkohol secara berlebihan"
"Untuk ..."
Aku terbangun dari mimpi itu .
14 Februari 2309 .
Lockon , laki-laki yang kusayangi dan kuhormati . Ia sudah titip pesan begitu banyak padaku .
Hari ini aku bangun dan kegiatan pertama yang kulakukan adalah berkaca . Melihat wajah dan tubuhku dan juga rambutku .Rambut berwarna ungu violet yang halus dengan wajah feminin . Di tambah tubuh yang seperti wanita , tubuhku begitu kurus , hampir tidak ada otot sama sekali dan baru kali ini aku menyadarinya . Dan hal itu membuatku ingin menggemukan badanku .
Setelah aku mandi , aku menggunakan suit yang rapi , karena hari ini aku ingin pergi ke pemakaman Lockon . Aku ingin terlihat rapi .
Hari itu juga , aku kembali bertemu dengan Cynthia saat makan pagi . Tetapi hanya dia sendirian , tidak dengan Joel . Wanita itu langsung duduk 1 meja bersamaku . Jelas-jelas ia menunjukkan ketertarikannya padaku .
Sementara aku memandang iri pasangan homoseksual yang duduk di pojokkan , Chyntia memainkan lidahnya , ingin merayuku dengan permainan lidah dengan stroberinya . Hal itu sama sekali tidak membuatku menginginkanya , tapi juga bukan perasaan jijik .Biasa saja , tidak ada perubahan sama sekali .
"Aku mau jadi tour-guide gratis-mu keliling Dublin" Kata Cynthia dan tentu saja aku tidak menolak .
Selama aku berjalan bersamanya , akulah pihak yang diam . Pihak yang iri ketika melihat pasangan-pasangan menikmati hari Valentine mereka , dan juga ketika semerbak bau bunga mawar menusuk di hidungku . Belum lagi cokelat dan kartu-kartu Valentine yang bertebaran di mana-mana .
"Cynthia , kamu tau letak toko bunga yang bagus di mana?" Aku memotong perkataan Cynthia yang bercerita panjang lebar tentang Temple Bar .
"Di dekat Temple Bar sepertinya ada toko FragFlow di sana" Cynthia mengantarkanku pergi ke sana .
Di toko itu , banyak sekali bunga ikat yang tertata begitu rapi .
"Kamu mau beli bunga untuk siapa?Pacar?" Tanyanya , menggodaku .
"Nggak . Aku mau beli bunga untuk orang yang paling kuhormati dalam hidupku" Lockon . Orang itu Lockon . Wanita itu entah kenapa berhenti berbicara ,apalagi setelah aku bilang bahwa aku ingin ke kuburan .
Aku membeli bunga mawar , sebuket bunga mawar karena hari ini adalah hari Valentine , mungkin ini sebagai simbol pernyataan kasih sayangku pada Lockon . Perasaan yang tak pernah kusampaikan selama dia hidup .
Cynthia ikut denganku ke kuburan itu . Tapi , ia berkabung untuk orang lain , kepada ibunya yang dulu mati karena perang pula .
Untungnya , sore itu adalah sore yang cerah dan langit terlihat begitu merah dan indah . Aku meletakkan sebuket bungaku di atas kuburan Lockon . Neil Dylandy . Akupun sadar bahwa aku jatuh cinta padanya saat waktu itu dan baru kali ini aku menyadari bahwa aku adalah seorang gay .
Tapi , aku menolak kenyataan itu . Aku tidak boleh menjadi seperti ini , aku ingin punya anak dari darah dagingku sendiri . Tidak mungkin aku menjadi seperti ini .
Cynthia . Wanita itu harus kuberi harapan . Ia tampak seperti wanita baik yang jatuh cinta padaku layaknya seorang remaja yang jatuh cinta . Juga harapan agak aku bisa sembuh dari abnormalitas homoseksualku . Mungkin aku terdengar seperti serang homophobia yang menyangkal bahwa dirinya sendiri adalah gay . Tapi , aku benar-benar ingin memiliki anak dari darah dagingku sendiri dan memberikannya keluarga yang normal .
Langit sudah semakin gelap . Cynthia mengajakku pergi ke club malam favoritnya , SACRACY . Kelab itu begitu ramai , dipenuhi dengan sinar berwarna pink dan merah dari segala arah dan asap rokok . Memang , aku mengakui DJ dan desain kelab itu memang keren . Tapi ,ini terlalu aneh untukku . Aku bukan hedonis dan itu perlu di garis bawahi .
"Tieria , kamu mau tidak dansa bersamaku?" Cynthia menarik tanganku dan menari tidak beraturan di atas lantai dansa yang penuh dengan kegilaan itu . Tapi , aku bisa saja terlarut dalam musik itu , masuk ke dalam suasana hedonis yang tak beraturan itu . Euforia tersendiri .
Tanpa kusadari , ternyata tanganku sudah berada di pinggang Cynthia yang hanya menggunakan dress mini berwarna hitam itu . Ia menggoyangkan pinggulnya di depanku dan sangking telernya , Cynthia menarik wajahku dan menciumku . Jujur , aku menikmatinya .
Kami bukan hanya berciuman . Tapi make-out , ia menciumku berkali-kali , di temani segelas martini yang di minum perteguk .
Entah kenapa aku bisa membuat Cynthia masuk ke dalam kamarku di hotel Hilton . Ia terus-terusan menciumku dan yang terakhir ia berusaha mencium leherku , ingin membuatku supaya tidur dengannya .
"Hentikan!" Aku masih bisa mengontrol diriku , ketika ia mencium leherku .
"Tieria... Ayolah!" Wanita itu melepas dasiku dan melemparku ke ranjang .
"Kamu punya anak dan suami , Cynthia!" Kataku padanya .
"Oh iya .. Joel dan Brian" Ia mulai sadar diri .
"Joel sudah tenang bersama susternya ... Brian ada di luar negeri ... Sudahlah , Tieria ... Senangkanlah aku cuma hari ini saja" Kata wanita itu padaku .
"Aku AIDS!" Aku membohongi wanita itu .
"What?? Tidak mungkin , orang AIDS tidak terlihat sepertimu . Mereka tak akan berani pergi ke tempat yang bisa membuatnya sakit seketika , lagipula aku baca health recordmu" Wanita itu bergerak mendekatiku , ia berusaha untuk kedua kalinya menciumku dalam keadaan kacau itu .
Aku harus menggunakan kekerasan ternyata . Aku melemparnya keluar dengan segala barang yang ia punya .
Lockon . Aku berkhianat padamu . Aku pergi dengan seorang wanita , seorang ibu dan seorang istri . Aku merasa begitu kotor dan berdosa , apakah ini bisa disebut perzinahan ? Lockon , sekali lagi aku minta maaf .
Mungkin aku harus mengakui kalau aku itu gay , homoseks . Tapi , cuma ada satu laki-laki yang kucintai , yaitu kau , Lockon Stratos dan kau sudah pergi untuk selamanya .
Malam ini aku bermimpi kembali .
"Tieria , halo!" Lockon muncul di depanku dengan latar dan tempat yang sama .
"Lockon , aku .." Aku berusaha menyatakan perasaanku meskipun dalam mimpi . Aneh , tapi nyata .
"Kamu ... Sulit ya untuk menerima diri sendiri?" Ia hanya tersenyum di depanku .
"Di Dublin , tidak sedikit lho orang gay . Meskipun aku sendiri bukan gay .Mereka mengajari banyak hal termasuk bagaimana kamu harus belajar untuk menerima dirimu sendiri , apapun kamu itu . Kamu juga harus bisa menerimanya , jangan terlalu memaksakan diri ..." Kata-katanya mengalir bagaikan air yang menyegarkan . Aku berada di posisi layaknya seekor rusa kepanasan yang baru saja minum di oase .
"Lockon ...." Aku cuma bisa bilang hal itu , aku begitu sedih tentang hal ini .
"Aku cuma mau kamu dan seluruh keluarga Ptolemy tahu kalau aku selalu mengawasi mereka dari Surga . Terutama kamu , Setsuna dan Feldt . Anak-anak labil!" Lalu ia menyundul kepalaku dengan jarinya . Ia menggangapku sebagai adik , saudara ataupun teman baik .
Tapi , pagi ini . Aku bangun dari tempat tidur . Aku melihat cermin .
Seorang laki-laki berambut ungu violet tanpa layer .
Seorang laki-laki berwajah feminin dengan tubuh kurus .
Dan seorang laki-laki yang jatuh cinta pada seorang pria yang bisa menerima dirinya sendiri .
1 tanpa nyicil . Selesai juga.
Sebenarnya kalau saya cukup rajin untuk membuat chapter 2 tentang kepulangan Tieria . mungkin akan ada tuh chapter 2.
