[Disclaimer: Characters aren't mine]
[Alert: Semi-AU; Boys love; Rush plot; Drable]
[untitled]
Donghae menguap kecil sebelum akhirnya benar-benar duduk dan berusaha mengumpulkan nyawa—setelah sebelumnya ia melewati 2 jam dari hari ini untuk tidur siang. Ia memandang ke arah balkon apartemen yang tidak tertutup korden. Hujan di luar.
Pemuda itu berdiri. Merentangkan tangannya lebar-lebar lalu mengambil napas. Masih ada setengah hari lagi untuk ia lewati dengan segudang pekerjaannya sebagai idol. Tidur siang seperti ini cukup langka, mengingat jadwalnya yang ketat. Dan tentulah sebenarnya Donghae tak ingin kehilangan waktu seperti ini dengan cepat.
Barulah Donghae akan melangkah, ponselnya yang terletak di meja berdering memberikan notifikasi pesan.
[Setengah jam lagi kujemput. Jangan lupa dengan properti di sofa.]
Donghae ingin menangis. Pesan dari manajernya, dan berarti waktunya sudah habis. Untung saja dia sudah mandi tadi—sebelum berangkat tidur. Berarti masih ada sedikit waktu untuk bersantai dengannya.
Hei, Donghae. Bukankah kau sendiri yang memilih jalan sebagai idol. Jadi kenapa harus mengeluh lelah? Ya, Donghae tak pernah menyesali pilihan pekerjaannya untuk menjadi seorang artis serba bisa seperti ini; ia malah bersyukur. Namun siapa yang tidak lelah dengan jadwal ketat 21 jam per harinya, dalam seminggu tanpa libur. Ada saja tawaran yang masuk ke agency-nya dan tentu akan mendapatkan approval dengan mudah bila itu akan menghasilkan keuntungan besar. Biar diperjelas. Donghae tidak menyesal, dia hanya...lelah.
"Sudah bangun?" sebuah suara mengagetkannya. Pemuda penyuka nemo itu menoleh ke pintu yang terbuka. Mendapati sosok pemuda lain—yang lebih tua darinya—sedang tersenyum menatapnya.
"Ya, Hyung," Donghae tersenyum dan berjalan mendekat. Ia mendaratkan sebuah kecupan ringan di pipi pemudanya.
Pemuda itu—seseorang bernama Jongwoon—tersenyum dan merapihkan rambut Donghae dengan lembut.
"Ayo makan dulu. Sebentar lagi Sanghoon akan menjemputmu 'kan?" ujarnya dengan nada penuh kasih. Ia mengapit pelan lengan Donghae, lalu menariknya keluar dari kamar. Donghae mengikuti dengan senang hati.
Ini adalah alasan utamanya untuk tidak menyesal menjadi seorang idol. Kalau bukan karena pekerjaannya itu, mana mungkin ia bisa menemukan sosok Jongwoon. Pemuda berbakat—penyanyi—yang kini berstatus menjadi istri nya; walau publik tak tahu. Dan dengan adanya Jongwoon di sisinya, Donghae bisa bahagia. Lalu apa yang harus di sesali? Haha.
Somehow, Donghae tidak mengerti dengan jalan pikirannya sendiri.
[27/12/12 – 21.44 WIB | Saat mati lampu. Review?]
