Warning: berat bersih 99 kata, AU, OOC, dkk.
Seperti biasa, Bleach itu punya saya (tiba-tiba ada pemiliknya).
.
.
.
:: 212 ::
!
:
?
Gadis itu… sungguh, aku mengaguminya. Rambut hitamnya, kedua mata violetnya, dan kerendahan… hatinya? Iya, kerendahan hatinya dan badannya. Agak kejam, tapi aku suka.
Namanya Ichigo. Bukan, itu namaku. Gadis itu? Rukia. Aku mengagumi Rukia bahkan rasa kagumku melebihi 212. Sayang, dia tidak akan ada lagi.
Tapi… apa itu 212?
Entahlah, tetapi aku selalu mengingatnya. Angka itu bukan huruf, tetapi memiliki huruf untuk dibaca. Itulah yang dikatakan Rukia saat terakhir membesukku.
"Dibaca dua ratus dua belas."
Jujur, aku tidak mengerti. Meski begitu, aku tetap menghargai perkataannya. Seperti yang sudah aku katakan, rasa kagumku melebihi 212, yaitu tanggal aku membunuh Rukia.
.
.
.
:: Tamat? ::
Semoga mengerti ceritanya *merasa buruk, lalu pundung di pojokan*. Silakan direview (tapi mungkin tidak akan dibalas, tapi hanya dibaca) jika ada kritik dan flame. Saran diutamakan.
