MORE THAN CINDERELLA

©naranari

Casts : All of EXO's Member and Infinite's Kim MyungSoo as Cameo

HUNHAN as Main Casts

Genre: Romance/Humor/Friendship/School Life

Rate: T

Warning: TWOHOOT and GenderSwitch

.

.

.

.

Cinderella adalah salah satu tokoh Princess di Walt Disney yang paling nara suka dari kecil. Dulu nara sering mengoleksi barang-barang yang berbau Cinderella, sampai beli bajunya dan minyak wangi yang gambarnya Cinderella hahaha :D

Obsesi nara untuk menjadi Cinderella versiku belum kesampaian sampai sekarang :D

Akhirnya daripada nara menangisi nasib lebih baik nara tumpahin segala fantasi nara di tulisan ini

Enjoy it ;)

.

.

.

"Kau tahu kisah Cinderella?"

"Apa kau membaca kisah seperti itu?"

"Um, ya, setidaknya itu yang selalu ibuku ceritakan."

.

.

.

.

Sehun memasuki halaman sekolah Jeonsang International School dengan dagu yang sedikit dinaikkan. Ranselnya ia sampirkan di bahu kanannya sedangkan telinganya tersumpal oleh dua headset disana. Seragam sekolah yang ditutupi oleh coat hitam panjang, celana yang tersetrika licin dan sepatunya yang mengkilat membuktikan bahwa Sehun adalah seorang yang mengutamakan kerapihan penampilan. Lihat, rambutnya saja disisir rapih. Perfeksionis sekali bukan?

Ketika melewati bagian mading sekolah, Sehun berhenti sebentar. Karena banyak sekali siswa-siswi yang berhimpitan untuk membaca sebuah pengumuman yang baru saja ditempel oleh pihak sekolah. Kerumunan siswa semakin banyak dan membuat Sehun sesak, akhirnya ia memutuskan untuk segera pergi daripada ia harus berebutan oksigen dengan yang lainnya. Toh ia akan mendapat beritanya karena sahabatnya yang bermulut besar bernama Park Chanyeol pasti akan memberitahunya.

"Kalian tahu?! Akan ada prom night di awal musim panas di sekolah kita!"

Tuh 'kan, belum ada satu jam saat pengumuman itu disebarkan, Park Chanyeol sudah berkoar-koar. Sehun memasangkan kembali headsetnya, teriakan Chanyeol tadi sedikit membuat telinganya berdengung. Padahal suara Chanyeol itu seram sekali, seperti om-om berbadan besar yang sedang menggoda seorang gadis. Sehun bergidik sendiri.

"Yo! Oh Sehun kau tidak tertarik dengan acara prom night itu?" Chanyeol sebenarnya tidak bicara terlalu kencang, ya sedikit sih, tapi sialnya headset dan volume music player yang Sehun pasang penuh tidak bisa menahan dahsyatnya gema suara seorang Park Chanyeol.

"Berisik! Sana pergi!"

Sehun menendang tungkai kaki panjang Chanyeol, agar makhluk perwujudan yoda itu menjauh darinya. Chanyeol mengacungkan jari tengah* pada Sehun dan dibalas dengan tendangan lain di bokongnya. Sebelum Sehun mematahkan tubuhnya Chanyeol berinisiatif pergi dari sana dan mencari mangsa baru untuk diajak berbicara dengan kencang. (*please, don't try this at home)

.

.

Walaupun Sehun pernah bersumpah untuk membenci pelajaran matematika selamanya, ia tidak bisa berbuat apa-apa saat ini. Ketika Pak Jung memberikan soal tentang persamaan linear dua variabel. Demi Kim Jongin dan kulitnya yang semakin hitam, satu variabel saja Sehun sudah mati kebingungan apalagi dua. Mata Sehun hampir juling melihat begitu banyak rumus di papan tulis warna putih di depan kelas. Sehun berasumsi kebotakan yang dialami Pak Jung pasti karena lebih memikirkan rumus-rumus tercinta daripada istrinya.

"Sebelum libur musim panas aku ingin kalian semua mengerjakan soal yang sudah kuberikan di kertas lembar tadi. Tidak ada kerjasama dan tidak ada contek-menyontek. Kalau kalian tidak mengerjakannya, kalian tahu apa yang harus kalian lakukan. Mengerti!"

"Mengerti guru!"

Begitulah kelas Sehun berakhir. Dengan tugas menumpuk dan bayangan-bayangan tentang hukuman. Sebagian siswa ada yang sudah berencana untuk mengerjakanya tapi lebih banyak yang mengeluh. Seperti Sehun misalnya, pemuda putih itu berkeluh kesah di akun Twitter-nya.

Prince_SehunOh Apa aku pernah mengatakan bahwa pak botak itu menyebalkan? Hei, kau ingin membuat kami botak sepertimu?!

Begitulah kira-kira isi dari postingan Twitternya. Dan tak kurang dari dua menit notif akun Sehun bermunculan. Kebanyakan dari mereka meretweet postingan Sehun, pendapat mereka tentang Pak Jung tidak jauh berbeda.

Setelah merapikan mejanya Sehun berjalan keluar kelas dan menuju kantin sekolah, Jongin bilang mereka akan menunggunya disana. Menjadi pusat perhatian dari orang sekitar butuh penampilan yang mendukung, itulah sebabnya Sehun selalu rapih. Tapi kau tidak akan percaya Sehun itu 'rajanya kerapihan' jika kau melihat tulisan tangannya. Ups.

Jongin dan Chanyeol sudah duduk manis di bangku kantin dengan dua botol kaleng soda dan beberapa snack ringan. Sehun mempercepat jalannya dan duduk di samping Jongin. Ia tidak mau telinganya berdarah karena mendengar gema suara Chanyeol yang mahadahsyat. Telinganya terlalu sensitif.

"Jadi siswa tahun akhir diwajibkan untuk datang ke acara itu, ya?" Tanya Jongin pada Chanyeol.

"Iya. Dan kita harus membawa pasangan!" timpal Chanyeol.

"Heh, memang peraturannya seperti itu?" Jongin berjengit sambil memasukkan sedotan minuman ke mulutnya.

"Tidak. Aku yang membuatnya." Chanyeol menyengir lebar hingga barisan gigi putihnya terlihat. Jongin melempari Chanyeol dengan stik kentang yang ada diatas meja.

"Dasar kau!"

"Hei, kau tidak ingin datang tanpa pasangan bukan? Mau ditaruh diamana muka tampanmu." Chanyeol mengambil stik kentang yang tadi dilempar Jongin lalu memakannya. Sehun menatap Chanyeol jijik.

"Kau mengakui aku tampan?" kata Jongin dengan binar di matanya dan Chanyeol menatap Jongin datar.

Kemudian suasana kantin yang tadi ramai jadi bertambah ramai karena Kris, salah satu siswa tertampan, memasuki kantin. Chanyeol melambai kearah Kris dan menyuruh pemuda ketinggian itu untuk bergabung bersama mereka.

"Kau akan pergi ke acara porm night itu Kris?" Chanyeol bertanya tepat saat Kris mendudukan bokongnya diatas kursi.

"Tentu saja" jawab Kris santai. Chanyeol melebarkan matanya yang sebenarnya tidak perlu dilebarkan karena memang sudah lebar. "Kau sudah dapat pasangan?" Chanyeol jadi bersamangat ketika Jongin menanyakan hal tadi dan dijawab dengan anggukan dari Kris.

"Dengan siapa?" kali ini Sehun bersuara. Kris tidak perlu memberitahukan ketiga temannya dengan siapa ia datang karena suara lantang khas seorang gadis terdengar dari belakang Kris.

"Denganku! Tentu saja!"

Chanyeol membalikan badannya sedangkan Sehun dan Jongin mengangkat kepalanya untuk melihat siapa gadis yang berteriak tadi, Kris hanya tersenyum.

"Kris oppa akan datang denganku."

Chanyeol, Sehun dan Jongin meneguk ludah mereka dengan susah payah ketika melihat Huang Zitao merangkul pundak Kris dengan mesra. Sebenarnya ada hal lain yang mereka lihat diantara kerah seragam Zitao, tapi aku tidak akan memberitahukan pada kalian. Gadis China bernama Huang Zitao itu menjadi pasangan Kris di malam pesta dansa nanti! Siapa yang tidak mengenal gadis paling sensual di JeonSang ini. Dan lagi pasangannya adalah Kris Wu si pangeran sekolah. Oh, bunuh saja semua siswa JeonSang School.

Sementara Kris dan Zitao sedang bermesraan, ketiga pemuda lainnya masih berbincang soal pesta dansa dan pasangan. "Aku memikirkan Na Eun untuk menjadi pasanganku." Kata Jongin. Chanyeol menjitak kepala Jongin, "Na Eun sudah jadi milik Taemin. Kau harusnya tahu itu." Jongin mengaduh dengan gaya yang lebay, "Sakit tahu," Sehun memutar bolamatanya mendengar nada manja dari suara Jongin. Kris dan Zitao hanya cekikikan melihat mereka bertiga.

Tiba-tiba bahu Jongin ada yang menepuk. Jongin berbalik dan mendapati seorang gadis mungil dengan rambut sebahu sedang menyodorkan sepucuk surat berwarna hijau dengan gambar Pororo pada sampulnya. Sehun hampir mengendus melihat surat itu. Jongin menerima suratnya dan menatap wajah gadis itu.

"Namaku Do Kyungsoo." Dia memperkenalkan dirinya tanpa ragu bahkan ia tersenyum manis kearah Jongin. "Aku harap kau membaca dan membalas suratku." Jongin tersenyum lalu mengangguk. "Kalu begitu aku pamit. Annyeong." Kyungsoo membungkukan badannya dan segera pergi dari meja Jongin. "Imut sekali," Jongin belirih tanpa melepas pandangannya kearah Kyungsoo pergi tadi. Chanyeol tertawa keras bersama Sehun dan melempari Jongin dengan snack-snack tadi.

Jongdae, salah satu teman mereka juga, datang dengan berlari sambil mengacungkan tangannya. Agak aneh memang. Napasnya tersengal-sengal setelah berlari marathon tadi. Jongin memberikan minuman Chanyeol untuk Jongdae dan langsung mendapatkan protes dari si empunya. "Terima kasih." Jongdae mengembalikan minuman Chanyeol yang isinya sudah habis. Chanyeol mengerang marah dan langsung membuang kaleng itu ke tempat sampah. "Kenapa berlari-lari seperti itu?" Kris bertanya tapi tak memandang Jongdae, ia malah memainkan rambut Zitao.

"Kalian tahu! Aku baru saja diterima oleh Minseok untuk menjadi pasangannya di malam pesta dansa nanti." Semuanya diam dan hening. Jongdae melirik temannya satu-persatu, Chanyeol berdehem untuk meraimaikan keheningan, kemudian mereka kembali ke aktifitas masing-masing meninggalkan Jongdae yang hanya terbengong-bengong.

"Aku mau es krim sundae rasa stroberi bukan coklat!"

Sehun dan kawan-kawan langsung menengok kearah sumber teriakan tadi. Di depan stand es krim berdiri seorang gadis dengan rambut coklat panjang yang hampir mencapai pinggulnya. Ia terlihat kesal dengan nona penjaga stand itu, ia berkacak pinggang dan mulutnya masih saja memarahi nona penjaga.

"Bukankah itu Baekhyun?" Jongin bertanya entah pada siapa sambil memperjelas penglihatannya.

"Itu Baekhyun!" Chanyeol berdiri secara tiba-tiba, mengakibatkan minuman Jongin tumpah dan membasahi celana seragamnya. "Ya, Park Bodoh!" umpat Jongin. Chanyeol tidak memperdulikan umpatan yang dilontarkan Jongin, ia langsung berlari menuju Baekhyun.

"Byun 'Bunny' Baekhyun"

Baekhyun menoleh cepat ketika mendengar namanya disebut oleh seorang yang bersuara paling menakutkan. Park Chanyeol merentangkan kedua tangannya dan siap memeluk Baekhyun. Baekhyun memekik keras dan langsung melindungi dirinya di belakang tubuh nona penjaga, sehingga nona itu yang dipeluk Chanyeol.

"Hya! Apa yang kau lakukan!" nona penjaga memukuli Chanyeol dengan brutal sedangkan Baekhyun hanya tertawa kencang melihat Chanyeol yang dipukuli tanpa ampun. Chanyeol terus mengaduh dan berteriak meminta tolong pada teman-temannya, tapi mereka hanya tertawa bahagia dari meja mereka. Baekhyun langsung pergi begitu saja tanpa memperdulikan keselamatan Chanyeol.

.

.

.

Sehun masih memikirkan siapa pasangannya yang akan menemaninya di pesta dansa nanti selama perjalanan menuju ruang guru. Tiba-tiba saja dirinya dipanggil oleh Guru Seo ke ruangannya. Begitu mengetuk pintu dan memberi salam, Sehun masuk kedalam dan ada Guru Seo disana sedang memperhatikan beberapa lembar kertas. "Silahkan duduk Oh Sehun." Sehun menuruti perkataan sang guru.

"Kau tahu kenapa kupanggil kemari?" Tanya Guru itu.

Sehun menggeleng. Meski ia tahu apa yang akan dibicarakan oleh Guru Seo.

"Kau dapat nilai terendah lagi." Sahutnya dengan ketenangan melebihi air di danau.

Sehun tidak menunjukan reaksinya, berpura-pura terkejut saja tidak. Guru Seo memberikan kertas yang ada di tangannya pada Sehun. "Bagaimana bisa kau mendapat nilai limapuluh delapan di mata pelajaran jurusanmu. Park Chanyeol saja mendapat nilai enampuluh." Sehun mendengus. "Hei, setidaknya dia dua tingkat di atasmu." lanjut Guru Seo.

Kemudian pintu ruangan terbuka dan menampakan seorang gadis dengan tiga buku super tebal yang Sehun yakini sama tebalnya dengan novel Harry Potter karya J.K. Rowling. Gadis itu membungkuk sopan pada Guru Seo dan meletakkan tiga buku besarnya di atas meja. "Ini buku yang anda suruh saya untuk membedahnya."

Guru Seo terlihat senang dan puas sambil manggut-manggut, sedangkan Sehun tak repot-repot menyembunyikan reaksinya sekarang. Melongo parah.

"Terima kasih nona Xi, aku tahu kau bisa diandalkan."

"Terima kasih juga Guru."

"Kau lihat Sehun, seharusnya kau seperti Xi Luhan ini. Dia sangat pintar dan berbakat." Guru Seo menunjuk-nunjuk Luhan sedangkan yang ditunjuk hanya diam. Sehun melirik sekilas kearah Luhan, tidak ada yang menarik. "Apa kau tidak malu menjadi anak kepala sekolah yang tidak pintar dan malas. Kau seharusnya belajar dari Xi Luhan—" dan selanjutnya Sehun mendapat ceramah gratis dari Guru Seo tentang pembelajaran dan masa depan.

Duapuluh menit memang bukan waktu yang lama tapi jika kau menghabiskannya dengan mendengar petuah dari orangtua, duapuluh menit terasa seperti duapuluh tahun. Okay, aku becanda.

Sehun dan Luhan keluar dari ruangan Guru Seo bersama-sama, kalau saja bukan Luhan yang menghentikan Guru Seo sudah pasti Sehun masih terkurung disana selama yang Guru itu bisa lakukan. Sehun menghentikan langkah Luhan yang sudah di depannya. Matanya menyusuri tubuh Luhan dari atas ke bawah lalu ke atas lagi, kemudian Sehun mendengus keras. Gadis itu tidak terlalu pendek dan kulitnya bisa dibilang putih, tapi cara berpakaiannya yang norak membuat Luhan terlihat menggelikan. Rok dibawah lutut, baju seragam kebesaran, kacamata hitam dan rambut yang dikuncir kuda mengingatkan Sehun pada salah satu tokoh film telenovela yang sering ibunya tonton.

"Apa yang menarik darimu selain otak?"

"Maaf." Luhan menyerngit tak suka mendengar penuturan Sehun. Sehun membungkukan tubuhnya hingga wajahnya dan wajah Luhan berhadapan. Luhan cepat-cepat menarik kepalanya menjauh dari Sehun. "Apa yang ingin kau lakukan?" Sehun tertawa dan Luhan menganggap itu sebagai sebuah hinaan.

"Kau tahu betul caranya mempermalukan orang di depan orang lain." Kata Sehun skeptis.

"Apa masalahmu,"

"Seharusnya kau tahu siapa aku nona pintar. Dan kau baru saja mempermalukanku di depan guru cerewet itu. Apa kau sedang mencari muka?"

"Itu bukan urusanku tuan. Dan kuminta jaga ucapanmu! Lidahmu tajam sekali."

Sehun tertawa lagi dan Luhan merasa tawa Sehun kali ini adalah tawa kejahatan. "Kau akan tahu seberapa tajam lidahku ini nanti." Setelah mengatakan itu Sehun langsung pergi meninggalkan Luhan.

"Cih, dasar sombong."

.

.

.

"Luhan-ah…"

Gadis itu menengok kearah pintu ketika mendengar suara temannya memanggil. Minseok masuk kedalam kelas Luhan dan langsung duduk di kursi depan Luhan. "Kau datang ke acara pesta dansa? Aku akan datang, kau tahu Jongdae memintaku untuk menjadi pasangannya." Minseok mengambil napas setelahnya, Luhan selalu takjub dengan Minseok dan keunikannya berbicara cepat dalam satu tarikan napas. "Ya dan tidak. Entahlah. By the way, selamat untukmu." Minseok langsung memberengut mendengar jawaban Luhan.

"Luhan kau harus datang. Ini tahun terakhir kita di sekolah, kau tidak ingin membuat kenangan indah sebelum lulus?"

Dalam hati Luhan membenarkan perkataan Minseok. Mereka sudah di akhir tahun dan sebentar lagi akan mengikuti ujian sekolah kalau dilewati dengan belajar dan belajar saja tidak akan ada kenangan indah. "Kau harus datang," Minseok masih bersikeras menyuruh Luhan datang. "Kenapa?"

"Karena semuanya datang. Lihat, Baekhyun dan Kyungsoo." Minseok menunjuk kearah dua orang gadis yang sedang mengobrol, "Mereka akan datang."

"Mereka sudah dapat pasangan?" Tanya Luhan. "Ya. Kudengar Kyungsoo mengajak Jongin, dan dia menerima ajakan Kyungsoo. Kalau Baekhyun aku tidak yakin dia menerima ajakan Chanyeol." Luhan membelakkan matanya, "Maksudmu Park Chanyeol yang terlalu tinggi itu?"

Minseok mengangguk.

"Bagaimana dengan Yixing," Luhan melirik seorang gadis yang sedang duduk sendirian sambil membaca sebuah novel. Minseok mengikuti arah lirikan Luhan, "Dia datang. Bersama Joonmyeon." Luhan mendesah pelan, teman-temannya sudah mendapatkan pasangan untuk malam pesta dansa, hanya dirinya yang belum.

"Aku tidak ingin dengar kau tidak pergi hanya karena belum punya pasanagan. Aku akan membantumu mencarikan."

Ya, sebaiknya Luhan menuruti perkataan Minseok.

.

.

.

Setelah meletakkan tas ranselnya di atas meja belajar Luhan langsung merebahkan tubuh kecilnya di ranjang. Ternyata berita pesta malam dansa mampu mengalihkan pikiran Luhan dari tugas sekolahnya. Walaupun Luhan terlihat tidak tertarik dengan acara itu, tapi Luhan tetaplah seorang gadis remaja yang ingin menikmati masa mudanya. Luhan tidak pernah menyesali caranya berpenampilan, meski banyak dari teman-temannya mengejek karena ia dianggap kuno dan tidak tahu mode. Ia hanya tidak ingin belajarnya terganggu hanya karena sibuk mengurusi penampilannya. Begini sudah cukup.

Luhan bangkit dari ranjangnya dan berjalan menuju meja rias yang terdapat sebuah cermin. Ia mengamati dirinya dibalik cermin itu. Tubuh Luhan itu mungil, tidak tinggi dan tidak pendek juga tidak terlalu gendut dan terlalu kurus. Sedang-sedang saja. Kulitnya juga putih dan halus berkat ibunya yang selalu memberikan Luhan makanan sehat. Luhan melepas kacamata dan ikat rambutnya kemudian mulai berias. Benar 'kan, Luhan tidak jelek-jelek banget setelah berias, tapi Luhan hanya berias untuk dirinya saja.

"Sepertinya aku memang harus merubah penampilanku."

Kemudian Luhan masuk kedalam kamar mandi.

.

.

.

Ketika jam istirahat tiba Luhan langsung mencari Minseok di kelasnya, Luhan dan Minseok tidak berada di kelas yang sama. Siswa-siswi yang melihat Luhan hanya berbisik-bisik dan memandang sinis, Luhan sudah terbiasa dengan itu dan dia tidak perlu menghiraukannya. Luhan melongokan kepalanya di balik pintu dan matanya mencari keberadaan Minseok. Ternyata gadis yang dicarinya sedang mengobrol dengan salah satu temannya. Luhan berniat memanggil Minseok tapi ia malu, ini 'kan bukan kelasnya jadi ia belum mengenal siswa disini meskipun Luhan yakin ada beberapa yang mengenalnya.

Teman yang sedang mengobrol dengan Minseok menyadari kehadiran Luhan dan ia langsung memberitahu pada Minseok. "Hai Luhan." Minseok berteriak cukup lantang sehingga semua siswa yang berada di kelas langsung mengalihkan pandangan kearah Luhan. Mati aku!

"Ada apa?" Tanya Minseok ketika ia sudah berada di depan Luhan. "Kau berteriak terlalu kencang, aku malu tahu." Luhan berbisik, Minseok hanya tertawa geli. Mereka semua 'kan sudah kenal Luhan kenapa dia masih malu begitu. "Iya maafkan aku. Ada apa?"

"Um, itu aku…"

"Hei, jangan menghalangi jalanku."

Luhan berbalik setelah mendengar suara lain di belakangnya. Oh Sehun disana, bersama temannya yang Luhan kenal sebagai Chanyeol. Sehun menatapnya dengan wajah datar dan terlihat sangat mengganggu. "Kau lagi, mau apa kemari. Mencariku?" Luhan memutar bolamatanya, "Jangan percaya diri" katanya. Sehun mendengus dan berjalan melewati Luhan, tapi dia langsung berbalik lagi.

"Ah, kau kesini untuk mengajakku pergi bersama ke pesta itu 'kan?"

"Apa!"

"What?!"

"Mwoya?"

Semuanya berseru, bahkan siswa yang berada di dalam menjadi ribut berbisik-bisik. Luhan menatap Sehun tidak percaya dan juga kesal, sedangkan Minseok berusaha untuk tidak berteriak terlalu keras sehingga ia menutup mulutnya. Sehun tersenyum miring yang menyeramkan tapi di mata Luhan itu terlihat menyebalkan.

"Teman-teman aku akan menerima ajakan nona pintar ini ke pesta jika dia bisa merubah penampilannya."

Luhan menyerngit tak suka kearah Sehun. Seandainya ia punya kekuatan pengendali pikiran, ia akan melempar Sehun ke bawah hingga tulangnya patah.

"Jika nona pintar ini bisa berpenampilan seperti Katy Perry—"

Lagi-lagi Sehun tersenyum miring melihat muka merah Luhan. Tangan Luhan terkepal kuat menahan amarah yang disulut secara tidak langsung oleh Sehun. Chanyeol memijit hidungnya melihat kelakuan Sehun kali ini, dan Minseok hanya bisa berdoa dalam hati supaya Luhan tetap dilindungi.

"—aku akan mentraktir kalian semua."

Dan sorak sorai kegembiraan terdengar riuh di kelas Minseok. Rasanya Luhan ingin merobek muka Sehun yang menyebalkan itu dan sialnya ia tampan. Luhan tidak mengatakan apa-apa tapi dari pancaran matanya ia terlihat tidak gentar menghadapi tantangan yang diberikan Sehun. Lihat saja nanti Luhan akan menunjukan pada Sehun bahwa ia bisa menyaingi Katy Perry. Dan sepertinya Sehun tidak sabar melihat Luhan yang baru.

.

To be continued

.

.

.

Hai, nara membawa cerita baru yang sedikit lebih santai.

Dengan main cast HunHan (lagi) secara #HunHanShipper yeaayy \(^,^)/

Nara udah bilang ya kalo nara ngefans banget sama Cinderella hahaha :D dan kalo kalian teliti, di cerita ini nara juga menyelipkan beberapa hal yang paling nara suka :p :D

Jangan lupa masukin pendapat kamu tentang cerita ini di kotak review, kita semua pasti penasaran kan sama lanjutan ceritanya (reader: kayanya engga deh -_-")

Oh ya, untuk cerita REGRETFUL nara minta maaf banget belum memposting, karena entah kenapa folder cerita itu menghilang dari komputer nara. Mungkin terhapus, padahal udah rangkum dan siap publish. Yah, namanya manusia tempatnya lupa dan salah :p

Oke deh segitu aja

Annyeong!