Disclaimer : EXO never be mine, terinspirasi dari gosipan lumin fans via twitter, beberapa lagu barat ballad, pikiran liar saya.

Cast : Chen, Luhan, Xiumin, Lay dan OT12

Rate : T

Genre : romance, hurt/comfort, angst-eu

Author's note : Chen diary, perjuangan Lumin. Dan tolong dengarkan lagu I won't give up-Jason Mraz serta They don't know about us-1D. Apalagi ya lagu yang memiliki makna hampir sama dengan dua lagu diatas? ._.

Titik tiga : sub cerita baru.

Titik satu : setting berbeda masih dalam satu sub cerita.

Italic words: chen's diary

Summary : Pasangan gay. Apa yang kau pikirkan saat dua kata tersebut ditujukan padamu? Mereka mencoba untuk membaur. Berusaha terlihat normal diluar, walaupun dibalik layar mereka saling melemparkan ungkapan kasih sayang baik secara verbal ataupun perbuatan. Chen's diary about LUMIN

Enjoy it.

.

.

.

Pasangan gay. Apa yang kau pikirkan saat dua kata tersebut ditujukan padamu?

Dikucilkan sudah pasti. Dianggap tak normal, semua orang memandangmu aneh. Menanggung malu sepanjang hidupmu, dunia tak mau menerimamu. Dan dirimu harus terus berlari, menghindari pandangan jijik yang mengarah padamu. Menunduk ketika lautan manusia menghimpit jalanmu, seolah-olah mengambil oksigen yang menjadi satu-satunya pasokan hidupmu.

Tentu hal ini tak diinginkan terjadi hingga maut menjemput mereka. Karenanya, mereka mencoba untuk membaur. Berusaha terlihat normal diluar, walaupun dibalik layar mereka saling melemparkan ungkapan kasih sayang baik secara verbal ataupun perbuatan. Tetap saja, hal itu tak bisa melepas kekang tali yang mengikat hati mereka. Tak jarang, kepada bayangan mereka yang terbentuk di tembok putih saja membuat jantung berdegup kencang.

Mereka ketakutan. Namun mereka tetap bertahan.

Terus bermain kucing dan tikus walaupun jumlah tak sebanding.

Bisa ditebak, diakhir cerita yang menyedihkan ini pasti kepedihan yang terjadi. Tak peduli monster yang terkurung dalam diri mereka meraung-raung. Menerobos, menerjang 'Para Kucing' yang mengintai 'Sepasang Tikus' dan mencoba menyingkirkan hama tersebut dari lingkungan mereka. Dan diakhir pertarungan, kucinglah yang perkasa. Seperkasa lidah tajam mereka yang fasih menghakimi mereka, si kaum minoritas.

Dan semua ini terjadi pada kedua sahabatku. Akan kuceritakan semuanya dalam lembar-lembar terakhir catatan harianku yang kusut ini. Bagaimana mereka mencoba segala daya mereka untuk bertahan di dunia kejam ini.

Aku, Kim Jongdae menjadi saksi antara kisah hyungku. LuHan dan Kim Minseok.

.

.

.

Januari, 25th 2011

19 tahun lamanya aku menunggu hari ini akan terwujud. Dan sekarang kaki kecilku berada di depan pintu masuk masa depanku. Aku, Kim Jongdae adalah calon idol terkenal di Korea Selatan... tidak, di seluruh belahan dunia. Karena aku adalah almighty Jongdae, suaraku mampu meluluhkan hati keras mereka yang sibuk memikirkan uang.

Ps: sepertinya aku tidak se-almighty itu, karena aku tampak bodoh ketika menunggu Min Hyung di Receptionist.

Puk.

Aku melonjak kecil ketika sebuah tangan kecil menepuk pundakku ditengah-tengah acara lamunanku yang melambung tinggi. Kutemukan senyum lebar dengan gusi merah yang tampak manis di wajah anak kecilnya. Dengan suara bersahabat, ia mengenalkan dirinya sebagai Kim Minseok. Seorang trainee senior sekaligus pemanduku untuk sebulan penuh. Matanya yang seperti kucing membelalak lebar ketika melihat tanda pengenalku yang katanya istimewa.

"Emas, ini berarti kau akan debut secepatnya, Dae-ah!" aku menunduk malu sembari menggosok-gosok tengkukku yang terasa gatal karena aliran keringat menggelitikku. Marmer putih seolah-olah menjadi pemandangan terbaik yang pernah kulihat.

"Aku tak yakin..."

"Tentu kau harus percaya padaku!" tukasnya cepat, senyum gusi itu tetap terpasang di bibir merahnya. Sedetik kemudian, lengannya menelusup lengan dalamku. Merangkulnya dan menariknya memasuki gedung penghantar masa depanku ini. "Aku akan menunjukkan tempat latihan vokal, menari, kantin, dan toilet. Baru ruang kerja guru besar kita, Lee Soo Man-songsaenim," lanjutnya bernada riang, aku mengangguk kecil. Mengekor dari belakang.

"Dari mana saja?" suara dingin itu menghentikan langkah cekatan kami, begitu pula ocehan panjang Minseok hyung. Ia tampak pucat melihat pria kurus berwajah cantik yang bersandar di tembok koridor. Kemudian pria cantik itu beranjak dari tempatnya dan menarik Min hyung dari genggamanku. Tentu saja aku bingung dengan sikap aneh pria cantik di hadapanku. Dan Min hyung tampak tak nyaman setelah kehadirannya.

"L-Lu, aku ditugaskan untuk menjadi pemandu kepada trainee baru. K-kau tentunya sudah tahu akan hal ini kan?" ujar Min hyung sedikit terbata-bata. Mata kucingnya berkedip-kedip, tak tahan akan tatapan tajam yang dilemparkan pria bernama Lu tersebut.

"Tapi kau punya janji padaku," balas Lu tak menggubris alasan Min hyung.

"Kit..."

"Tidak, kau ikut denganku. Biar Yixing yang menangani trainee istimewamu," kulihat rambut hitam menyembul di balik pintu ruangan yang terbuka. Bisa dipastikan ia adalah Yixing jika melihat senyum lesung pipitnya yang mengarah padaku. Dengan kalimat yang tersendat-sendat, ia memperkenalkan dirinya trainee dari China. Aku mengangguk sekali, lalu memperkenalkan namaku padanya.

Dan Min hyung serta pria cantik nan dingin bernama Lu itu menghilang dari pandanganku.

Yixing tertawa kecil, "Pria yang bersama Minseok ge adalah Luhan. Trainee senior dari China, orang-orang menyebut mereka pasangan MU," Yixing melangkah pergi begitu saja. Meninggalkanku sendirian di koridor untuk mencerna kalimat sederhana Yixing lalu mengejar setelahnya.

Hei, aku tak mau tersesat di gedung penghantar masa depanku.

.

.

.

April, 8th 2012

Aku Kim Jongdae telah membuktikan pada dunia bahwa Mama-lah yang terpenting. Mama yang mengantarkanku menjadi terkenal. Kim Jongdae telah bermetamorfosis menjadi Chen yang super keren.

Ps: tolong siapapun jangan baca tulisan tak jelasku diatas. Tapi yang jelas aku bisa menghela nafas lega karena Min- maksudku Xiumin-ge menemaniku melawan luasnya panggung China.

Minseok hyung meremas jemariku ketika staf dari label perusahaanku mengumumkan anggota disetiap subgrup kami. Hatiku sempat mencelos mendengar namaku disebut-sebut menjadi anggota EXO-M dengan nama panggung Chen.

Chen, aku tak mengenal nama itu. Nama asing yang terdengar mengerikan di telingaku. Aku bangga dengan nama Jongdae yang terkenal sebagai badut di grup kami. Dan impianku selama 20 tahun akan terwujud jika aku menerima kehadiran Chen di kehidupanku.

Aku ragu jika aku bisa bertahan dalam dunia asing yang menjadi salah satu macan asia selain Jepang dan negara kelahiranku. Tak jarang kudengar tangis para senior yang mengeluh akan mengerikannya showbizz negara panda tersebut. terlebih, kata yang fasih terucap dari bibirku hanyalah 'xie-xie'.

"Tenang, Dae-ah. Hyung akan menemanimu dan kita bisa melewatinya dengan mudah. Karena apa? Karena kau adalah main vocalist, Dae-ah!" semangat Min hyung berapi-api membuatku ikut terbakar semangat yang terpancar dari kerlingan mata kucingnya.

.

Tetap saja, hal itu tak semudah yang kubayangkan. Tak semudah ucapan semangat Min hyung yang digembar-gemborkan padaku beberapa hari belakangan ini. Aku tampak seperti boneka barbie yang dipaksa untuk duduk di kursi tinggi tanpa sandaran. Mendengar rangkaian kata asing layaknya mantera memusingkan namun tetap tersenyum lebar seperti orang idiot.

Keringatku mengalir deras walaupun lima AC terpasang di ruangan berukuran sedang.

Lagi-lagi, Min hyung menggenggam tanganku. Ibu jarinya bergerak, membentuk putaran yang menenangkan di kulit dinginku. Senyum gusi yang terpahat di bibirnya membuatku kembali bernafas normal. Tak sesak seperti menit-menit awal interogasi wawancara debut kami.

Kulihat beberapa kali Luhan hyung –kami telah menjadi teman baik tentu saja- membisikkan sesuatu kepada Min hyung yang mengangguk-angguk kecil. Mungkin saja ia mengatakan terjemahannya kepada Min hyung, hal itu mempermudah wanita penerjemah di belakangku untuk mengatakan apa saja yang terjadi padaku.

Kulihat, senyuman mereka terkembang cerah ketika tangan mereka saling bertautan. Bergoyang-goyang layaknya ayunan.

.

Hanya saja, Staff perusahaan menginginkan Luhan hyung melakukan Skinship dengan Maknae kami, Oh Sehun. Maknae berwajah stoic atau biasa kusebut sok keren seperti Sasuke, tokoh naruto favoritnya. Dan Min hyung hanya tersenyum tipis setiap kali kamera menangkap momen yang dipatik Luhan kepada Sang Maknae.

.

.

.

May, 15th 2013

Wow, akhirnya almighty Chen kembali membuktikan diri pada dunia bahwa dirinya pantas dipuja. Beberapa Exo fans mendirikan fanbase khusus untukku. Apakah ini mimpi? Jika iya, berikanlah kenyataan bahwa wanita yang melihatku langsung tergila-gila padaku.

Ps: Min hyung kurus sekali. Tubuhnya yang kecil makin mungil, membuatku ingin menyimpannya dalam kantong celana baggy-ku. Eu-reu-rong, wolfpack menyerangmu!

"Hyung, kenapa kau hanya makan sedikit nasi?" tanya Yixing khawatir melihat hyung kami hanya mengambil nasi 1/2 mangkuk kurang ditambah kimchi yang hanya menutupi permukaannya saja.

"Aku harus menjaga berat badanku, Xing-ah. Hyung kan ingin tampan seperti kalian~" jawab Min hyung dengan senyum gusinya seperti biasa. Yixing mendesah kecil, sedikit tak setuju dengan jawaban ringan Min hyung. Begitu pula aku dan lainnya, tapi kami terlalu lapar untuk menyanggah jawabannya. Akhirnya, kami sibuk menghabiskan apa yang ada di depan kami. Tak memperdulikan Min hyung yang telah meletakkan sumpitnya diatas mangkuk. Berdiam sejenak lalu beranjak ke kamar mandi.

Zrrssssshh...

Kami tetap melanjutkan acara pembersihan ruang makan tanpa menghiraukan suara berisik air yang mengalir melalui keran kamar mandi. Sesekali menganggap suara aneh diantara kacaunya dorm kami sebagai suara dari tv. Dan suara 'duk' yang keras sebagai suara barang yang terjatuh di kamar kami.

Lu hyung mengedarkan pandangannya kesana-kemari. Meneliti setiap inchi ruangan di ruang tv yang diisi dengan sekumpulan pria bermalas-malasan di atas karpet. Sepertinya ia tak bisa menemukan seseorang yang ia cari.

"Min ge! buka pintunya! Perutku sakit!" teriak Tao menggedor-gedor pintu sembari memegang perutnya. Keringat membanjiri dahinya dan kulitnya terasa panas dingin. Tak tentu. Kasihan.

"Gegeeee~!" teriak Tao sekali lagi, begitu menggelegar hingga Lay yang asyik menulis lagu terusik karenanya. Lu hyung cepat-cepat menghampiri Tao, begitu pula aku. Aku tak bisa membiarkannya begitu saja jika paras ketakutan itu terlukis jelas di wajah Lu hyung. Pria cantik yang selalu berkata tak pernah takut pada apapun.

"Tao, ada apa?" tanyaku pada pria bermata panda yang meringis kesakitan. Lu hyung sibuk memutar-mutar gagang pintu kamar mandi.

"Min ge tak mau membuka kamar mandi walau hampir sejam dia di dalam," jawabnya susah payah. Entah mengapa, jawaban dari Tao membuat Lu hyung semakin kesetanan membuka pintu kamar mandi.

"Kalian cepat bantu aku dobrak pintu ini!" perintah Lu hyung bernada kasar. Kami sedikit terkejut dengan sikap Lu hyung yang tak biasa, namun cepat-cepat membantunya mendobrak pintu. "Satu.. dua.. tiga!"

Brak.

Tao menjerit.

Semua saudaraku langsung mengerumuni kami dan beberapa diantaranya ikut menjerit, walaupun tak setinggi Tao. Tapi tetap saja, jika suara Baekhyun, Kyung Soo, dan Junmyeon hyung digabung akan menjadi bom atom ditelingaku.

Dengan sigap Lu hyung menghambur kearah Min hyung yang terkapar di lantai kamar mandi, kaos putih yang ia kenakan kini basah karena luapan air dari bak. Memperlihatkan satu persatu tulang rusuk Min hyung yang menonjol, lengan kecil serta paha yang kecil di balik besarnya celana pendek yang hyung kenakan. Bau anyir serta makanan yang tidak tercerna benar tercium dari kamar mandi, diikuti bekas darah yang dihapus paksa di sekitar bibir merah Min hyung.

Astaga, apa yang Min hyung lakukan?!

Dada kami mencelos saat Lu hyung yang notabene pria ringan di 'keluarga kecil' kami mengangkat tubuh mungil Min hyung tanpa kesusahan sedikitpun, membawanya ke kamar Yixing. Tak peduli dengan fakta bahwa ia membenci siapapun yang mengusik kamar tidurnya, ia mencoba membaringkan Min hyung di atas kasurnya. Membetulkan letak bantalnya setelah ia mengganti pakaian Min hyung. Tangannya meremas jemari kecil hyung tertua kami, mata sayunya menatap pedih Min hyung yang tertidur tenang layaknya anak kecil.

"Kyungsoo, bisakah kau membawakan kompres untukku. Min demam," tanpa banyak bicara, Kyungsoo menyiapkan yang Lu hyung pinta. Walaupun diakhir tugasnya ia tampak berlebihan dengan menyodorkan sebaskom air, kompresan, kotak P3K dan semangkok bubur pada Lu hyung. Yixing yang sedari tadi terdiam kini duduk disamping Lu hyung. Ia ikut menatap Min hyung dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Min ge baik-baik saja kan? ia masih Min ge yang kita kenal dulu kan?" tanya Yixing lirih, matanya sedikit berkaca-kaca melihat keadaan hyung tertua begitu mengenaskan.

"I-itu kan anorexia kan, hyung?" celetuk Chanyeol yang berdiri di ambang pintu, tak berani masuk kedalam istana Lu hyung. Semua mata langsung memandangnya, terlebih Lu hyung yang menatapnya tajam. Entah bagaimana, temperatur kamar Lu hyung dan Yixing terasa turun beberapa derajat secara drastis.

"Keluar."

.

Keesokan harinya, yang menjadi alarm bukanlah suara lembut dari hyung tertua kami seperti biasanya melainkan isak tangis di kamar Lu hyung.

.

.

.

April, 20th 2018

Memang hebat almighty Chen. Grupnya yang dulu diragukan oleh orang banyak kini masih dikenal masyarakat luas. Bahkan beberapa minggu lagi kami akan mengadakan world tour ke Thailand, tempat Lumin couple 'berbulan madu' –ups, Thai fans yang mengatakan. Aku hanya membacanya di salah satu forum internet.

Ps: sekarang kami sibuk dengan aktivitas individu kami, kali ini Lu hyung memulai shoot WGM nya.

"Hyung belum tidur? Besok kita ada jadwal," tanyaku keheranan melihat Min hyung masih terjaga sembari menonton tv. Ia menoleh kearahku sesaat lalu mengangguk kecil. Kujatuhkan diriku disamping Min hyung yang bergelung selimut biru kesayangannya, kusesap cokelat hangat yang kubuat baru saja.

"Aku ingin menonton acara kita, sore tadi aku tidak sempat menontonnya," jelas Min hyung dengan tatapan yang tak bisa lepas dari layar tv. Mata kantukku langsung terjaga begitu melihat Lu hyung bermesra-mesraan dengan istri WGM – We Got Married- di Seoul tower. Tangannya yang kecil kokoh melingkar sempurna di pinggang istrinya, membantu mengunci gembok di gembok pagar. Senyum hangat terkembang di wajah Lu hyung.

"I-ini kan acaranya Lu-" aku tak berani melanjutkan ucapanku, melihat hyungku menangis tanpa suara membuatku merasakan perih luar biasa.

Aku bisa mengerti, sejak kejadian di kamar mandi Lu hyung menjadi protektif terhadap Min hyung. Selalu mengekor kemanapun Min hyung pergi layaknya anjing kecil. Sesekali Min hyung memintanya untuk menjauh tapi sia-sia. Lu hyung memang keras kepala. Katanya, ia tak mau Baozi –begitu panggilan Lu hyung pada Min hyung- kembali pingsan tanpa ada yang menolongnya.

Sejak itu pula, Lumin atau yang sering disebut Xiuhan couple mulai menjamur dikalangan Exo fans. Skinship yang dilancarkan Lu hyung pada Baozi-nya selalu dibalas dengan baik, walaupun beberapa kali Baozi -nya dipasangkan dengan anggota boyband lain (bahkan dengan senior Heechul), Lu hyung tetap memiliki caranya sendiri untuk mengambil perhatian Min hyung.

Terkadang, di malam hari Lu hyung akan menarik selimut yang membungkus Min hyung kemudian menggendongnya ke kamar Lu hyung secara paksa lalu menguncinya rapat-rapat setelah menendang Yixing keluar. Dan kami harus menyiapkan earset atau kapas untuk menyumpal telinga kami dari teriakan-teriakan kesakitan dari Min hyung. Paginya, Min hyung tak bisa melakukan apa-apa tanpa bantuan Lu hyung.

Hingga album keempat kami, Staff memberikan peringatan kepada Lu hyung untuk menjaga jarak dengan Min hyung. Karena rumor bahwa Lu hyung adalah gay menyebar cepat layaknya api yang melahap gedung satu kemudian gedung lainnya dalam hitungan beberapa jam. Buruknya, rumor ini diperkuat dengan foto Lu hyung mencium bibir Min hyung hasil jepretan sasaeng fans.

Tentu saja, Lu menolak hal itu mentah-mentah. Ia beralasan ingin terus menjaga Baozi -nya dan sifat anehnya hanya bisa dimengerti oleh Min hyung. Tapi Min hyung menerima perintah itu, ia mencoba menjaga jarak dengan Lu hyung. Membuat hyung tertua dari China ini selalu menampilkan wajah tertekuk, terkadang sifat mengerikannya muncul di dorm. Membuat kami tak berdaya dibawah tatapan tajam dan tindakan semena-mena dari Lu hyung.

Lu hyung akhirnya menerima perintah itu setelah mengalami perdebatan sengit antara mereka di kamar. Dan ia tak main-main dengan ucapannya, ia langsung menyetujui kontrak WGM yang sebelumnya ia tolak beberapa kali. Ia-pun totalitas dalam memerankan sebagai suami yang selalu diimpikan tiap wanita. Idol girlband beruntung yang menjadi istrinya diperlakukan seperti ratu.

Bahkan Lu hyung juga menjaga jarak dengan Min hyung dibalik layar.

Kulirik sekilas Min hyung yang tampak lelah menunggu Lu hyung pulang dari jadwalnya semenjak perintah itu turun. Mata kucingnya tak memancarkan cahaya yang dulu kukagumi, kantung matanya mulai menandingi lingkar hitam Maknae wushu dari China kami. Ditambah dengan air bening yang mengalir tanpa henti melewati pipi pucat dan sedikit tirus. Tidak tembam seperti dulu.

"Hyung besok akan pergi wajib militer," aku berhenti menyesap cokelat hangat yang tinggal setetes dua tetes tersebut. Kualihkan pandanganku kearahnya, kutatap lamat-lamat rambut hyung yang dipotong cepak tiga hari yang lalu. Batinku mencelos karena tidak bisa menebak apa yang dipikirkan hyung tertuaku ini.

"Lu hyung sudah tahu?"

"Baru kau yang mengetahuinya, biarkan yang lain mengetahuinya melalui konferensi pers besok. Hyung juga sudah mengepak barang-barang yang diperlukan, besok petugas akan mengambilnya," jelas hyung panjang lebar kepadaku. Aku tak membalasnya, hanya dekapan hangat yang bisa kulakukan. Hasilnya, piyamaku terasa basah. "Terima kasih, Dae-ah."

Setelah itu, kutinggalkan Min hyung yang tertidur di sofa. Sekilas, kulihat Lu hyung membetulkan letak selimut yang sedikit merosot dari tubuh Min hyung tak lama setelah kepulangannya. Tak lupa diakhir perjumpaannya, Lu hyung mengecup kening Min hyung dan mengucapkan selamat tidur.

.

'Hari ini aku akan mengikuti Wajib militer, namun aku meminta dongsaengku untuk tidak mengantarkanku kesana. Aku takut, aku tidak jadi menunaikan kewajibanku terhadap negaraku karena terlalu khawatir pada mereka.'

Kami langsung berjengit ketika mendengar suara barang-barang dihempaskan kasar dari kamar Yixing dan Lu hyung.

.

.

.

April, 25th 2020

Yey! Min hyung telah kembali dari wamilnya yang melelahkan –begitu katanya disetiap surat yang dikirimkan pada kami-. Kami pun mulai sibuk menyiapkan minialbum comeback walaupun Junmyeon hyung meninggalkan kami untuk menunaikan kewajibannya.

Ps: Min hyung dikabarkan akan menikah! Siapakah gadis beruntung itu?!

Dua tahun belakangan ini, Lu hyung berubah menjadi monster bagi kami. Siap menerjang siapa saja jika ada yang berani mengganggunya. Tak ada yang bisa menenangkannya, mereka memilih untuk menyingkir daripada babak belur karena menjadi sasaran lemparan telepon genggam Lu hyung yang hampir setiap hari berserakan di lantai.

Selama dua tahun pula kami melihat Lu hyung berubah-rubah moodnya, terkadang tersenyum sendiri sembari menulis di atas selembar kertas atau terkadang ia menusuk-tusuk selembar kertas tak berdaya itu secara tak manusiawi. Terkadang ia tertawa terbahak-bahak ketika kami menonton film horor atau mengucapkan sumpah-serapah ketika keheningan menyelimuti dorm kami.

Namun seminggu sebelum Min hyung menikah, mood Lu hyung tampak membaik. Bahkan ia bersiul-siul sembari membetulkan dandanan rambutnya yang dicat blonde. Tak ada jambul yang memperkuat penampilannya, bahkan potongan 3-2-1 menjadi pilihannya saat ini. Sekarang ia kebingungan memilih jas yang akan digunakan saat kami menghadiri pernikahan hyung tertua kami.

.

Lu hyung sakit.

Dia gila.

Bagaimana bisa dengan entengnya Lu hyung menghentikan pernikahan antara Min hyung dengan calon istrinya tepat ketika sumpah sehidup semati akan terucap di bibirnya?! Bagaimana bisa ia dengan santainya menyambar mikrofon terdekat dari altar dan mengatakan bahwa ia dan Min hyung saling mencintai ?! Dan kemana ia akan membawa Min hyung?

Sial, harusnya aku tahu alasan tersembunyi Lu hyung ketika bersikeras membawa mobil sportnya kesini.

Kini, kami seperti polisi yang mengejar sang buronan. Aku dapat melihat jelas ekspresi ketakutan yang terlukis dari wajah pias Min hyung lewat jendela van yang sengaja kubuka. Manajer kami berusaha menyudutkan mobil Lu hyung, namun ia begitu mahir untuk menghindar dari van kami.

Lu hyung menggenggam erat jemari Min hyung. Di sela kesibukannya menekan pedal gas, ia tampak tenang membisikkan sesuatu di telinga 'kawannya'. Setelah itu, teriakan serta tangis terdengar jelas dari Min hyung...

.

Mobil sport merah itu menghantam pembatas jalan yang menuju tebing pantai. Kedua penumpangnya menghilang ketika polisi mengecek kendaraan mahal tersebut. Baru beberapa hari kemudian jasad kaku mereka ditemukan oleh petugas yang mencari di kedalaman air laut. kami tertegun melihat dua sosok tak bernyawa tersebut.

Min hyung tampak menangis.

Lu hyung mencium keningnya.

Dan mereka berpelukan satu sama lain.

.

I won't give up on us

Even if the skies get rough

I'm giving you all my love

I'm still looking up...

.

.

.

An : akhirnya apa yang kuinginkan terwujud juga, terima kasih atas ngadatnya BB-ku gara-gara ingin menghapus WA ku berakhir dengan hilangnya cerpen yang kuketik susah payah selama les berlangsung. Padahal cerpen itu akan dimasukkan kedalam majalah sma-ku.

Great.

Sejujurnya isinya bukan seperti ini, walaupun formatnya sama dengan bayanganku. Tapi point-point yang kujelaskan tidak semuanya masuk. #sigh# dan entah mengapa hanya Chen yang cocok menjadi penulis diary ini dibanding member lain. Sebenarnya aku ingin mengatakan bahwa Chen sebagai pengamat perjuangan Lumin dan Lay sebagai narasumbernya. Tapi yang terjadi Lay transparan disini. Porsinya kurang menurutku.

Terus terang saja, ide cerita ini muncul saat promo growl dimulai atau wolf? Aku lupa, tapi jelas aku ingin menulis cerita ini. sangat menantang. Sedikit fakta banyak imajinasi. Menyenangkan.

Akhirnya satu janji yang membebaniku hilang, aku masih punya satu janji lagi. tapi ceritanya terlalu fluff. Bahkan cerpen ini bisa bisa berakhir fluff jika kalian ingin. Aku ingin melihat tanggapan kalian.

Sudah cukup aku cerewet disini.

Terima kasih,