A KakaSaku Fanfiction,

Naruto Masashi Kishimoto,

Rate : T

Warning : Gaje, typo, drabble (mungkin), Kakasaku nya (liat aja sendiri deh) aaaa-_-, abal deh, AU,deelel

A/N : Buat Rieki-san maaaaafff yang sebesar-besarnya ini jelek mungkin aku tau-_- maaf yaa huhu

"Hey, I just met you

And this is crazy,

But, this is my number,

So call me maybe…..?"

"Ino? Bagaimana ini? Astaga, aku takut setengah mati, Ino!"

"Ino? Bagaimana ini? Bagaimana kalau nanti saat aku selipkan kertas ini dilokernya, dia tidak akan membacanya tapi malah membuangnya?!" ceracau Sakura di kelasnya sambil berjalan memutari mejanya. Ino yang diajak bicara hanya diam saja melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Ino? Ino? Kau dengar aku tidak sih, Ino-pig?!" kata Sakura setengah berteriak kepada sahabat nya tersebut.

"Iya, iya aku mendengarkan mu, Sakura. Tidak usah berteriak begitu," Ino hanya memutar bola matanya. Sudah berapa kali sahabatnya ini berjalan memutari mejanya sambil meracau sendiri, untungnya dia sedang bersama Ino, bagaimana kalau dia sendirian? Bisa-bisa dia dikira gila.

Sakura berhenti sebentar dan menyilangkan kedua tangannya didada, "kalau kau mendengarku, kenapa diam saja?" lalu ia kembali berjalan memutari meja lagi.

"Lalu kau mau aku berkata apa?" sekarang Ino yang bertanya.

"Beri aku saran, kau kan sahabatku!" ujar Sakura frustasi, dan mendudukkan dirinya di depan Ino.

Sakura memberikan sebuah amplop berwarna pink dan Ino pun mulai membukanya. Matanya bergerak mengikuti setiap tulisan-tulisan dikertas tersebut dan tanpa ia sadari bibirnya pun ikut bergerak seiring ia membaca setiap kata yang tertulis dikertas yang berwarna biru itu. Menyadari perubahan mimik sahabatnya, Sakura mengangkat sebelah alisnya.

"Hei, Sakura apa ini surat cinta? Untuk si Hatake ?" Sakura yang ditanya begitu langsung nyegir dan wajahnya memerah seketika.

"Astaga, ternyata benar. Hahaha, kau tahu menurutku ini konyol, Sakura. Bukannya aku menjelek-jelekan karya sahabatku sendiri. Karyamu bagus, tapi surat ini terlalu gombal, Sakura," jelas Ino sambil mengembalikan kertas tersebut kepada pemiliknya.

"Aku tahu, Ino.. Tapi, itulah perasaan ku yang sebenarnya," ujar Sakura dan dibalas dengan anggukkan Ino. Ia mengerti Sakura sedang galau berat karna pria berambut perak yang baru saja masuk sekolahnya sebulan lalu. Padahal baru saja satu bulan disini sudah membuat Sakura yang labil malah tambah labil, bagaimana kalau ia satu tahun disini? Ino menggeleng-gelengkan kepalanya. Tapi, melihat Sahabatnya seperti ini ia tidak tega juga.

"Buatlah yang baru, tapi bahasanya tidak usah terlalu berlebihan," saran Ino sembari menyodorkan secarik kertas serta pulpen pada Sakura. Tidak pikir panjang Sakura langsung mengambil kertas dan pulpen yang diberikan oleh Ino dan segera mulai menulis surat cinta keduanya.

"Hmm.. Tidak, tidak,"

"Bukan, bukan terlalu lebay,"

"ARGH! KENAPA SUSAH SEKALI SIH?!" teriak Sakura frustasi, membuat gadis blonde didepannya hampir jantungan.

'Untung aku tidak mempunyai penyakit jantung,' batin Ino sambil mengelus-elus dadanya.

"INO! AKU TIDAK BISA MEMBUAT SURAT CINTA !" teriak Sakura, frustasi. Sementara Ino hanya swaetdrop melihat tingkah laku sahabatnya ini. 'Hatake, kau benar-benar membuatnya gila, sekarang'

"Eh, kau bilang apa? Kau tidak bisa membuat surat cinta? Lalu itu apa?" Tanya nya heran sambil menunjuk surat cinta yang terdapat di meja Sakura.

"Dapat dari internet, hehe," jawabnya sambil tertawa garing dan Ino hanya menatap Sakura sambil sweatdrop. 'Pantas saja, kata-katanya gombal begitu,' batin Ino lagi.

'I threw wish in the well, don't ask me I'll never tell,' lagu Carly Rae Japsen mengalun dihandphone Sakura dan menandakan ada pesan masuk disana. Sakura membuka handphonenya sebentar dan langsung memasukkan nya lagi ke sakunya. Dan tiba-tiba Ino pun mendapat sebuah pencerahan dari masalah sahabatnya ini.

"Sakura.."

"Ya?"

"Apa kau berpikiran yang sama denganku?" Tanya Ino dengan senyum merekah diwajahnya.

Sakura mengerutkan dahinya, "Hey kau memikirkan apa sih? Jangan-jangan kau berpikiran yang bukan-bukan, lagi!"

"Hahaha, kau yang berpikiran yang bukan-bukan, Sakura. Aku hanya berpikir bahwa –"

"Apa? Kau pasti berpikir yang bukan-bukan, Ino!" ujar Sakura memotong kalimat Ino.

"Jangan memotong kalimatku, jidat! Aku belum selesai bicara!" jitakan Inopun melayang kekepala pink Sakura.

"Aw, baiklah lanjutkan," kata Sakura sambil mengelus kepalanya.

"Kau tahu lagu 'Call me maybe'?" Tanya Ino, dibalas dengan anggukkan Sakura.

"Kau tahu ending dari videoclip lagu itu?" Sakura mengangguk lagi.

"Nah, apa kau mengerti apa maksudku sekarang?" Tanya Ino masih dengan senyum nya. Dan dibalas dengan gelengan Sakura. Ino memutar kedua bola matanya dan langsung mengambil sebuah note dan pulpen dikotak pensilnya dan menulis dengan cepat disitu.

"Terlihat lebih simple kalau seperti ini," ujar Ino sambil memberikan memo tersebut kepada Sakura. Dimemo itu tertulis, "03-123456 Call me maybe xoxo"

"Ini kan? Nomorku ?" Tanya Sakura dan dibalas dengan anggukkan Ino. Dan Ino pun langsung menarik lengan Sakura.

"Ino, kita mau kemana?" Tanya Sakura dan itu tidak dijawab olehnya.

"Nah, itu dia!"

"Siapa?"

"Hatake,"

'Eh? Jadi, dia membawaku kesini untuk bertemu dengan si perak itu. Astaga….' Batin Sakura dan tanpa ia sadari wajahnya sudah berubah merah sekarang.

"eh? Kau tunggu apalagi? Cepat berikan dia kertas itu!" perintah Ino seraya mendorong punggung sahabatnya.

"Tap-tapi.. Bagaimana kalau.."

"Sudah cepat berikan, kau mau dekat dengannya atau tidak? Mumpung sepi, nih,"

"Ba-baiklah.." ujar Sakura dan ia segera berjalan kearah Kakashi berdiri.

"Ha-hatake-san,"

"Ya, ada apa?" Tanya Kakashi, ia membalikkan badannya untuk melihat siapa yang memanggilnya.

"Mungkin ini gila, tapi.. i-ini nomor telfon ku, Hatake-san. K-kau bisa menghubungiku, kalau kau mau," ujar Sakura sambil menyodorkan secarik memo dengan tubuh yang bergetar.

Kakashi langsung mengambil memo tersebut dan tersenyum sedikit, "baiklah, mungkin aku akan menelfon mu nanti," ujarnya dengan senyum nya.

'KYAAAAAA! DIA BILANG DIA AKAN MENGHUBUNGIKU!' jerit Sakura dalam hati.

"Haruno-san, kau kenapa? Wajahmu merah," Tanya Kakashi, sementara Sakura hanya menggaruk belakang kepalanya dan menggeleng.

"Ba-baiklah Hatake-san. Kalau begitu, aku pergi dulu," pamit Sakura dan ia langsung berbalik meninggalkan si rambut perak dengan wajah bingung melihat tingkah laku teman sekelasnya.

"Haruno-san,"

Merasa namanya terpanggil, Sakura langsung berbalik."Ya, Hatake-san?"

"Bagaimana kalau.. aku menelfonmu nanti malam? Kau tidak keberatan bukan?" Tanya Kakashi.

'TENTU SAJA TIDAKKKK!' teriak inner Sakura tapi, tentu saja ia tidak akan teriak sekarang. Ia tidak mau menghancurkan image nya didepan pria berambut perak ini. "Te-tentu saja tidak, Hatake-san," jawab Sakura dengan senyumnya.

"Baiklah, hati-hati dijalan, Haruno-san," Sakura hanya tersenyum sebagai jawaban dan segera berbalik dengan senyuman lebar diwajahnya.

"INO! DIA BILANG DIA AKAN MELEPON KU NANTI MALAM. KYAAAA!"Jerit Sakura saat bertemu Ino dikoridor, Ino hanya menggeleng dan tersenyum untuk sahabatnya ini.

FIN?

OR

TBC?

A/N: huh, fic apa iniiii aaa-_-" yang Kakasaku lovers saya minta maaf yg sebesar besarnya. Ending nya ngatung ya? Hihi, buat Rieki-san , maaf yaaaa . udah atau lanjutin nih?-_- reviewnya mohon…^^ hehe