A/n : Ini adalah Ffn Xover pertama Bubu, sekaligus FFn Multichap ketiga jika ada kesamaan dengan Fanfic lainnya, dan bila di ffn ini, pihak dari fandom Naruto akan jauh lebih banyak muncul daripada dari fandom Bleach. Mohon pengertiannya.

Title : VETO

Disclaimer : Masashi Kishimoto dan Tite Kubo, shit, karya mereka sukses meracuni otakku.

Pairing : Narutox….., Ichigox….

Rate : T

Genre : Adventure, Friendshiep, Family, Fantasy.

Summary : Terlempar ke dunia yang asing baginya dan menjadi lebih muda tiga tahun, Rokudaime terjebak dalam peperangan antara Shinigami dan Hollow. Dapatkah ia menyelamatkan kota karakura dan keluarga barunya dari balik bayangan, dan menemukan jalan kembali ke dunia Shinobi?

Warning : Typo, GJ, AU, Semi-Canon, Crossover perdana dari Bubu, jika ada kesalahan mohon diingatkan, karena Author adalah sosok yang pikun akut.

.

.

Happy Reading!

.


Hujan.

rintik - rintik air. menghempas tanah yang lembab. menciptakan aroma yang segar, dan amis.

tunggu sebentar, amis?

Kedua sosok pria memandang keadaan sekitar dengan raut wajah yang tak bisa di tebak. nampak tubuh seorang wanita tergeletak memeluk tubuh seorang anak kecil yang terlentang di bawahnya.

Air hujan nampak membasahi mereka, bercampur dengan darah yang menggenang di sekitarnya.

"Aku terlambat" decih sesosok pria berbadan kekar sambil mendekap tubuh isterinya yang telah berlumuran darah.

"Yare – yare. Grand – fishernya terlanjur kabur, tapi anak sulungmu selamat, Isshin – kun" komen sosok lainnya.

"Berisik, Kisuke" bentak pria itu sambil menatap putranya yang pingsan.

"Kita harus segera membawa mereka ke….."

belum juga ucapan pria dengan baju standard shinigami itu selesai.

SRINGG! DHUUAAARRR!

Muncul Ledakan asap sewarna keemasan yang membumbung tinggi memenuhi pandangan keduanya.

ketika asap itu hampir menghilang seutuhnya, nampak asap meninggalkan sesosok anak kecil berambut blonde tengah terkapar tak sadarkan diri.

Sejenak Kedua Sosok itu hanya termangu melihat kejadian di hadapan mereka.

"I-Isshin, ini benar – benar menarik…."

"Tch, kalau begitu rawat saja anak itu, bodoh! Lagipula reiatsu-nya aneh".

"Hmm, yah apa boleh buat" Sosok dengan penampilan khas itu pun membopong tubuh bocah bersurai pirang yang tak sadarkan diri itu di pundaknya.

.

.


CHAPTER 1 : DIMENSI

.

.

.

KONOHA, HOKAGE TOWER

Seseorang berambut diikat ala samurai sedang memijat pelipisnya sambil menyadar pada dinding.

"Mendokusei…." Gerutu pria itu.

Sedangkan sesosok pria berambut raven menatap kosong pada panorama desa yang nampak di balik jendela.

"Jadi, Dobe melakukan kesalahan dalam teknik jikukan dan terlempar ke dimensi lain" Ulang pria berambut model pantat ayam itu dengan gusar.

"Yaah, Kemungkinan besarnya sih begitu. kalau dilihat dari lokasi hilangnya Naruto, dan gulungan yang berserakan disana" tutur Shikamaru.

"Hn, akan kupelajari teknik itu. Aku akan menyusul dobe dan menyeretnya pulang, dan panggil Putri Tsunade. Suruh dia menggantikan Dobe untuk sementara".

"Tapi, Sasuke"

"Ini perintah, Shikamaru, dan percayalah padaku. "Ucap pria itu melakukan Shunshin.

"Hah, iya – iya,…"

.

.


Karakura Town, Urahara Shop

-MindScape-

Naruto mengerjap – erjapkan kedua kelopak matanya dengan heran.

Sebuah tempat putih yang luas dengan genangan air setelapak kaki. Tempat yang sangat dikenalnya.

"Urrgh,..Apa yang terjadi…? Au,..kepalaku,…" pekik Naruto sambil memegangi kepalanya.

"Kau sudah bangun, eh, Gaki? Jangan banyak bergerak dulu, baka." sesosok rubah berwarna jingga dengan sebilan ekor yang melambai – lambai dengan indah menghampiri sosok anak kecil berambut pirangyang masih terduduk itu.

"Kurama? Yang lainnya kemana".

"Shukaku, Matatabi, Isobu, Choumei, Goku, Gyuuki, dan Kokuo, masih belum sadar. Omong – omong kau kecil sekali, Gaki" Komen rubah itu dengan seringai sadis miliknya. Sedangkan yang di ajak bicara langsung mengamati dirinya sendiri.

Bajunya mendadak kebesaran sampai menutup kedua telapak tangannya. Di tepuk wajahnya sendiri sambil bercermin pada genangan air.

"Huh? Eh! Kau benar Kurama! Tubuhku jadi seperti berumur 13 tahun. tiga tahun lebih muda! astaga! Untung yang salah Cuma satu segel" Ucap sosok Uzumaki itu sambil menghela nafas lega.

Namun itu tak berlangsung lama, karena tiba – tiba Bijuu berekor Sembilan itu meraung keras, hampir membuat tuli telinga sang Rokudaime.

"Grr, Apanya yang untung?! itu kesalahan fatal, Gaki!"

"Maksudmu?" sambil mengorek – orek kuping yang masih mendengung membuatnya tak nyaman. Efek dari Raungan Kurama.

"Kita berpindah ke lain dimensi, Baka! Dan kau bilang untung? Kau takkan pernah lagi makan ramen Ichiraku, bodoh!" Omel Rubah partner Naruto itu.

1%

25%

45%

"Heh?"

60%

111%

"HEH?! HUWAA,….KOK BISA….!"

Kini ganti Naruto yang berteriak Histeris. Sedangkan Kurama hanya bisa geleng – geleng kepala melihat kelakuan Jinchuuriki-nya.

"Oy, Gaki, ada yang datang. Pergilah kesana, Baka".

"Ta-Tapi,..Kurama,.."Rengek Naruto.

"Hussh,..Sana. dia sudah menolongmu, Gaki. Temui dia dulu"

" Iya – iya, cerewet" Sahut Naruto sambil memanyunkan bibirnya dengan kesal.

Naruto pun kembali memfokuskan pikirannya. Keluar dari Mindscape-nya.

.

.

PIK!

"Kau sudah sadar, eh bocah."

Naruto memiringkan kepalanya kebingungan.

Nampak seorang berambut pirang pucat memakai topi belang hijau putih, berhaori hijau, memakai tongkat dan memakai geta.

"Topi yang bagus" Komen Naruto.

"Ahahaha, benarkah? Aku juga merasa seperti itu, topi ini memang keren" Sahut sosok itu sambil tertawa di balik kipas lipat yang ia ambil dari sakunya.

'Aneh' pikir Naruto

"Eto, tuan bertopi, apa kau tahu ini dimana?" Sambung bocah bersurai pirang jabrik itu sambil memiringkan kepalanya dengan ekspresi kebingungan.

"Ah, iya. Kenalkan aku. Urahara Kisuke, kita sekarang ada di tokoku. Aku membawamu karena kau pingsan di jalan, bocah" Ucap pria itu dengan ramah.

"Arigatou, Urahara-san!" Naruto langsung membungkukkan tubuhnya Sembilan puluh derajat. Sedangkan pria itu hanya terkekeh pelan.

"Yare – yare. Kau terlalu formal, bocah, panggilaku Kisuke-san, bagaimana?"

"Kisuke?" Naruto tersenyum lebar. "KisukeJii San!"

Pria itu tersenyum tipis.

"Jadi,..Umm,.."

"Naruto! Namaku Naruto, KisukeJii-san… Yoroshiku!"

"Hehe, kau bersemangat sekali, Naru-Chan"

"Eto,..Kisukejii-san" Ucap Naruto tiba – tiba menjadi gugup. Iris Shappirenya menatap lekat – lekat sosok di hadapannya dengan bingung.

"Hum?" seulas senyum tipis Nampak di wajah Kisuke melihat gerak – gerik anak yang baru saja di temukannya itu. Naruto menghela nafas sejenak.

"Kau ini sebenarnya apa?" tanyanya dengan nada datar sedatar yang ia bisa.

"maksudmu?" Kisuke menaikkan sebelah alisnya meski tak menghilangkan senyum di wajahnya.

"ARRGGHH! Aku pusing! Entah kenapa aku merasa kalau Kau bukan manusia kan, jii-san?" seru Naruto dengan Frustasi sambil mengacak rambutnya dengan kesal.

"Ah, kau menyadarinya, ya?" Ucap Kisuke sedikit memicingkan matanya pada Naruto yang makin membuat anak itu salah tingkah. Dalam hati, kisuke tertawa terbahak – bahak melihat tingkah bocah bersurai pirang itu.

"Yah, begitulah jii-san. Aku merasa seperti nya kau menekan tenaga-mu sampai ke batas minimum, apa aku salah?" kembali ke mode serius, nada suara Naruto kembali menjadi lebih dewasa. Kurang lebih membuat seorang Urahara kisuke terpana.

"Tidak, kau benar, Naru-chan. Tapi sudahlah , kuceritakan pun kau takkan percaya" putus pria bertopi belang itu.

"Aku percaya pada Kisukejii-san. Tolong ceritakan!" rengek Naruto.

-tentu saja. Tersesat di dimensi lain tanpa tahu apapun tentang dunia itu sama halnya dengan mengantar nyawa saja. Informasi apa saja sangat diperlukannya saat ini- pikir Naruto.

"Kau masih terlalu kecil untuk tahu tentang ini, Naru-chan" elak Kisuke

"Aku mohon, Kisuke-jiisan" Ucap Ninja berambut blonde itu dengan Puppy eyes no jutsu.

"Hah, yah sudahlah"

(Skip sama kayak yang di Canon saat Kuchiki menjelaskan tentang arwah, Hollow, dan Shinigami pada Ichigo. Bedanya yang ngejelasin disini Kisuke, dan Naruto ngedengerin penjelasan. Juga ada penjelasan tentang Kisuke yang mantan Kapten dari Gotei 13 dan masalah Hyougoku yang diciptakan olehnya)

"Begitulah,..Naru-chan, lalu aku menjadi buronan dan membuka toko disini. Hidup tenang diantara manusia" tutur Kisuke mengakhiri cerita panjangnya.

"Hidupmu berat sekali, Kisuke-jiisan." Gumam Naruto, kemudian ia menatap Kisuke dengan tatapan berbinar "Aku akan membantu-mu sebisa-ku, jii-san!"

"Haha, terimakasih. Omong – omong, Naru-chan sendiri apa?"

"Aku? Aku manusia. Masa nggak kelihatan Kisuke-jiisan" Ucap Naruto sambil mengerucutkan bibirnya, dan tanpa sadar…

"Arrgh! Ittai—Kisuke-jiisan! Kenapa mencubitku!" protes Naruto memegang pipinya yang dicubit sepenuh hati oleh pemilik toko itu.

"Habisnya kau lucu sekali, Naru-chan,..ahahaha"

"kalau begitu ajari aku,.." Ucap Naruto sambil merajuk.

"Hah? Kau bilang apa Naru?"

"Ajari aku Zanjutsu, yang tadi Kisuke-jiisan katakan. Kalau aku tidak kuat mana bisa aku membantu-mu nanti, baka" gerutu Naruto.

"Oke, aku paham. ikuti aku Naru-chan"

.

.


TIME SKIP

(2 tahun kemudian setelah berlatih dengan Kisuke di ruang rahasia di bawah toko-nya)

Nampak dua sosok dengan warna surai hampir sama sedang meminum teh dengan tenang, meski kondisi sekitarnya jelas sangat ramai. Dengan Jinta si bocah rambut merah yang galak mengerjai Ururu.

Nampak sesosok pria bersurai kuning jabrik meletakkan cangkir teh-nya di meja. Ia berdiri dari duduknya sambil merapikan seragam sekolahnya.

"Aku berangkat!"

"Hati – hati, Naruto-nii" ucap Jinta dan Ururu secara bersamaan dengan nada berbeda.

"Yosh! Tenang saja!"

"Apa kau paham misimu, Naru – Chan?"

"Iya – iya. Kau mengesalkan sekali Kisuke-jiisan. Tenang saja, Aku akan menjaga kota ini dengan segenap jiwaku ttebayo!" sahut Naruto sambil berlari kecil menjauhi toko milik Urahara Kisuke.

"Haah,..cepat sekali waktu berlalu. Anak itu benar – benar tak bisa di tebak" Gumam pria itu

.

.


"Anak – anak, kita akan kedatangan murid baru. Silahkan masuk, Uzumaki-san"

"Hai, sensei"

Sesosok remaja bersurai kuning jabrik dengan iris Shappire yang tenang dan cerah menatap satu per satu orang yang akan menjadi teman sekolahnya. Setelah puas ia menarik nafas sejenak.

"Namaku Uzumaki Naruto! Aku pindahan dari rondon!"

"Yang benar London, Inggris. BakaGaki" Naruto meringis sejenak mendengar teriakan protes dari Mindscape-nya.

"Maaf, saya dari London, Inggris. Saya disini tinggal dengan kenalan Almarhum Orang tua saya. Jadi Salam kenal dan mohon bimbingannya"

Naruto pun memasang senyum mentari-nya. Membuat semua yang ada di kelas, terutama yang berbeda gender dengannya langsung merona.

"Kyyaa, tampan!"

"Bule! Shit, apa dia kesasar ya?"

"Sainganku nambah,.."

"Cakep-nyaa,…"

"Kya, kayaknya Naruto Fanclub harus didirikan,..Kyaa,.."

Glek!

Naruto menelan ludah saat mendengar teriakan – teriakan Gaje yang di dengarnya. Sejenak ia mengingat pembicaraannya dengan Kisuke.

-flashback-

"Hahaha,..aksen bicaramu masih sama seperti itu meski sudah dua tahun berlalu, ya. Kau pasti akan jadi incaran gadis – gadis di sekitar sini" Komen Kisuke dengan nada angker. Terutama dengan penekanan di kata gadis-gadis.

"Kisuke-jii-san, kenapa kau mengatakan itu dengan nada aku akan di lahap bulat – bulat oleh mereka?" sahut Naruto bergidik ngeri.

"Yah, itu-lah yang namanya masa muda, Naru-chan. Lebih baik kau berhati – hati kalau tak ingin jadi korbannya, khukhukhu" Ucap Kisuke dengan senyuman sadis bin psikopat.

Glek!

'Aku merasakan firasat buruk, jika Kisuke-jiisan menyeringai seperti itu' batin Naruto yang langsung pucat pasi.

-Flashback End-

.

.

"Baik, anak – anak. Tenang! Kalau begitu, Naruto-san akan duduk di belakang Kurosaki-san. Kurosaki, bisa kau angkat tangan-mu"

Ichigo pun mengangkat tangannya. Naruto tersenyum.

Dan melangkah ke bangku di belakang sosok bersurai oranye itu.

"Hai, kurosaki, salam kenal"

Remaja bersurai oranye itu memandang-nya sejenak lalu mengacuhkannya. Membuat siku perempatan muncul di kening remaja Uzumaki di belakangnya itu.

"Sabar Naruto-kun, Orang sabar di sayang tuhan"

Naruto mengernyit mendengar Ocehan para Bijuu di Mindscapenya yang makin hari semakin antik bin ajaib.

Ia menggeleng – gelengkan kepalanya saat pikirannya mulai error untuk kesekian kalinya.

"Ah, masa bodoh" gerutu Naruto sebelum akhirnya menyimak pelajaran.

.

.

Sekarang jam Istirahat, Naruto tiduran di atap sekolah yang memang sepi. Nampak putra tunggal Yondaime dan Chi so Habanero itu kelelahan.

Tentu saja akibat fans baru-nya membuatnya kerepotan setengah mati. Dan hanya di tempat inilah dirinya merasa tenang dan damai.

Kreekk,..

Terdengar pintu ke atap terbuka. Menampakkan sesosok murid berambut oranye jabrik yang sangat dikenali oleh naruto.

"Uzumaki-kun?"

Naruto mengerjapkan matanya sebelum akhirnya duduk dari tidurnya.

"Ah? Kurosaki? Duduklah, tidak apa – apa"

Dengan ragu sosok itu duduk di sisi Naruto. Naruto menatap sosok di sisinya itu sejenak. Disadarinya tubuh pemuda seumurannya itu tampak legam dan ada beberapa bekas sayatan, bahkan ada juga yang masih di perban.

"Kau punya banyak luka, ya, kurosaki" komen Naruto.

"Huh, bukan urusanmu." Sahut Ichigo dengan ketus, membuat naruto tersenyum tipis.

"Yah, terserah-mu, saja. Paling tidak, lihat tampangmu, baka." Ucap Naruto sambil melemparkan sapu tangan ke wajah Ichigo yang nampak kotor.

Iris sewarna kayunya mengerjap sejenak sambil menatap sapu tangan pemberian naruto.

"Arigatou,.." ucapnya kemudian dengan pelan dan hampir tak bisa di dengar.

"Yosh! Kuharap kita bisa jadi teman yang baik, lagipula aku tak kenal siapapun di kota ini" Sambung naruto sambil merenggangkan lengannya.

'Kecuali, Kisuke-san, orang – orang di toko, dan Kurosaki Isshin, juga Ishida' tambahnya dalam hati.

"yah, kurasa tak buruk kalau berteman dengan-mu" akhirnya sosok itu tersenyum. Meski itu hanya tersenyum tipis.

"tentu saja"

.

.


Naruto Apartment, 15.34

"Tadaima!" Seru Naruto. Suaranya menggema di sepenjuru ruangan. Namun tentu saja tak ada sahutan.

Naruto memang tinggal sendirian di Apartemennya ini. Di lemparkan tasnya ke sembarang tempat, sedangkan ia terduduk di sofa, tangan kanannya melonggarkan dasi yang dipakainya.

"Lebih baik aku segera mandi dan makam malam." Gumam Naruto

"Haah, dan lagi aku juga harus mulai menyelesaikan novelku dan mengirimkannya ke penerbit kalau aku mau bertahan hidup di dimensi ini. Sekarang aku tahu penderitaan-mu, Ero-sennin" Keluhnya sambil berjalan menuju kamar mandi dengan langkah gontai.

.

.


Di lain tempat.

Sesosok pemuda berambut pirang memasuki klinik Hewan milik Kurosaki Isshin.

"Selamat malam, Isshin-san. Boleh aku membantu-mu?" Tanya sosok itu setelah membuka pintu klinik.

"Apa kau di suruh oleh Kisuke, bocah?"

"Tentu saja, tidak. Kisuke-Jii-san akan terlalu sibuk dengan penemuannya yang aneh – aneh" sahut sosok itu sambil tersenyum tipis.

"Hahaha,..kau benar, nak. Buatannya Kisuke memang aneh- aneh. Lalu kenapa kau memilih untuk mampir kemari?" Tanya sosok itu tanpa melihat pada pemuda pirang jabrik tak jauh darinya.

Pemuda itu melihat Rakun dalam kandang. Ia mengeluarkannya sejenak, lalu mengangkatnya dan menatapnya lekat – lekat.

"Aku merasa hangat" sahutnya.

"Hah?" Kali ini Pemimpin keluarga Kurosaki itu berbalik pada pemuda itu. Dengan ekspresi bingung. Naruto, si pemuda itu melirik sejenak, lalu menghela nafas.

"Di dimensi-ku, aku dijauhi oleh orang – orang di sekitarku, meski dengan usaha kerasku, akhirnya mereka mengakui-ku." Ucap pemuda itu.

" Tersesat di dimensi yang sangat berbeda membuatku kesepian. Tapi saat dekat dengan-mu dan hewan – hewan malang ini, hatiku merasa hangat" tutur Naruto sambil menutup kedua matanya saat memeluk rakun yang baru saja di periksa oleh Kurosaki Isshin.

Pria paruh baya itu menatap pemuda yang seumuran dengan putra sulungnya itu, lalu tersenyum miring.

"Hah,..kenapa tidak bilang dari kemarin – kemarin, Baka" Komen Ayah Ichigo Kurosaki itu.

"Hm?" Naruto memandang pria itu dengan bingung.

"Jadilah Putraku dan Jadilah Kakak bagi anak – anak-ku. Kurasa itu sudah lebih dari cukup untuk mengisi kesepian-mu, kan?" sambung Pria berbadan dempal itu.

Tes,..

Air mata mengalir pelan di sanding iris shaphire Naruto.

"Arigatou, Tou-san"

Dan senyum pun terkembang di wajah Naruto, atau lebih tepatnya Chi Bunshin naruto, karena naruto yang asli masih mengerjakan novel di kamarnya.

.

.

"Sepertinya hidup di dimensi ini tidak buruk juga,.." Gumam Naruto dengan senyum tulus yang masih terukir di wajahnya saat ingatan dari Chi bunshin sampai kepadanya.

Dan ia pun meneruskan menulis Novel di balik keremangan kamarnya.

.

.

TBC

.

.


A/n :

Bubu tidak menolak, dan sangat menghargai jika readers ingin memberi saran, kritik, flame, dan link tentang Bleach (kalo ada, mudah – mudahan ada.) karena sampai saat menulis ffn ini, bubu baru lihat Anime-nya sampai pertengahan pertarungan Ichigo dkk di Hueco Mundo.

RnR?

.

.