Miss Pesimis?
Naruto Masashi Kishimoto
Miss Pesimis © Karikazuka
Happy reading!
.
.
.
Setiap orang pasti memiliki kelebihan masing-masing. Entah itu dapat terlihat dari luar ataupun dari dalam. Tapi percayalah, setiap orang memiliki kelebihan yang menakjubkan. Walau sekecil apapun kelebihan tersebut...
.
.
.
Kelebihan... Sesuatu yang pasti didambakan setiap orang. Hal tersebut dapat membuat seseorang menjadi lebih percaya diri dan mempermudah segalanya. Tak terkecuali Sakura, gadis yang begitu mendambakan dirinya memiliki kelebihan-kelebihan yang akan membuatnya lebih percaya diri mengatasi hari-harinya.
"Inooo! Aduh, kapan ya aku bisa sesempurna Hinata?" Sakura berteriak pada Ino, sahabatnya yang sedang mengutak- atik handphonenya.
"Aduh, Sakura! Bisakah kau diam? Suaramu itu berisik sekali! Kau tidak lihat aku sedang apa, hah?" jawab Ino tak kalah kerasnya.
Sakura mengerucutkan bibirnya sebal sambil berkata, "Hu-uh, kau itu! Bukannya komentar gitu, malah marah-marah. Ga bisa banget sih diajak curhat!"
"Habisnya, kau itu mengganggu sekali! Aku 'kan lagi sms- an dengan Sai," Jawab Ino tak mau kalah. "Lagi pula Sakura, ngapain sih kamu membahas itu? Syukurilah saja apa yang kau miliki sekarang! Kau tidak perlu seperti Hinata untuk menarik hati Sasuke! Dia kan belum tentu suka tipe yang sep.., mmmphh-" Ino dibekap plus di hadiahi death glare dari Sakura karena bicara sekeras itu.
"Sttt... Ino kau itu! Jangan keras- keras, kau tak lihat kita dimana, hah?"
Mereka tak menyadari dimana mereka saat ini, padahal lihat saja yang ada. Mereka sedang duduk di kelas mereka. Apalagi banyak anak yang ada di kelas itu, termasuk Sasuke si tokoh utama yang sejak tadi dibicarakan oleh Ino dan Sakura.
"Oi Teme, kau sepertinya dibicarakan oleh mereka tuh! Lihat deh, mereka pada bekep- bekepan dan Sakura-chan melihat kamu dengan pandangan khawatir tuh!" kata Naruto yang letaknya di ujung, jauh dari Sakura dan Ino. Jadi ia tak mendengar percakapan mereka.
"Hn," kata Sasuke tanpa Sasuke sebenarnya juga penasaran,apa yang dibicarakan mereka. Dasar Uchiha bungsu ini. Mengaku saja, pakai disembunyikan segala. *author digeplak reader*
Sasuke yang penasaran tapi jual mahal itu *plakk* mengarahkan kepalanya ke buku tebal yang sedang dipegangnya. Tapi pikirannya mengarah ke Sakura dan Ino. Ia sungguh penasaran apa yang dibicarakan mereka berdua. Walaupun dia sudah biasa dibicarakan para siswi di sekolah KHS, ya tentu saja karena ketampanan, kekayaan, dan kepintaran yang dimilikinya. Tapi lain hal nya jika ada Sakura di dalam nya. Karena Sakura bukan termasuk fansgirl nya Sasuke, dan sepertinya Sakura sama sekali tak tertarik dengan Uchiha satu ini. 'Apa yang dibicarakan nya?'
Huh, belum tau kau Sasuke.
*-DinDongDinDong-*
Puncuk di cinta, ulam pun tiba. Peribahasa yang cocok untuk Sakura saat ini. Kau tahu kenapa? Karena saat ia pulang sekolah, ia dipanggil ke ruang guru dan berbicara pada Anko sensei. Anko sensei menjelaskan nilai Sakura yang semakin menurun dan kemungkinan ia akan kehilangan beasiswanya jika nilainya terus menurun.
Apa itu yang dimaksud?
Tentu saja bukan.
Tapi karena masalah itu, Sasuke jadi diminta untuk mengajari Sakura beberapa mata pelajaran yang merupakan mata pelajaran Sakura yang jeblok akhir-akhir ini. Anko sensei yang meminta, tapi usulan itu dari Sakura sendiri. Yeah, cari kesempatan dalam kesempitan yang menyenangkan bukan?
Sasuke yang mendengarkan penjelasan dari Anko sensei itu sontak terkejut, tentunya tidak ia tampilkan. "Masa saya yang harus melakukannya?"
Anko sensei hanya tersenyum menanggapi perkataan Sasuke, ia menuliskan beberapa laporan nilai siswa sambil berkata santai pada Sasuke yang masih terlihat tanpa ekspresi, "Apa kamu keberatan? Tidak masalah 'kan menghadapi satu siswi? Lagi pula nilai kamu juga sedikit merosot bulan ini. Anggap saja kamu sedang belajar bersama. Kau kan juga harus membantu temanmu."
"Tapi kenapa harus saya?"
"Karena kamu dan Sakura menduduki peringkat pertama dan kedua dalam kelas. Saya tidak mau murid kebanggaan seperti kalian nilainya mendadak turun seperti ini. Kalian juga dapat semakin mengakrabkan diri, setahu saya kalian berdua kurang akrab karena mempersaingkan gelar juara pertama di kelas," jelas Anko sensei panjang.
Sasuke hanya menghela nafas dan berfikir, 'Benar juga. Apa salahnya mengajari dia.' "Baiklah. Saya permisi," kata Sasuke sambil berjalan ke luar ruang guru.
Sasuke tak menyadari, bahwa sedari tadi Sakura menguping pembicaraannya dengan Anko sensei. Ia langsung membuka pintu di depannya, sementara Sakura belum sadar kalau pintu di depannya sudah terbuka. Ia dari tadi senyum-senyum sendiri karena ia akan diajari Sasuke yang ia sukai. Ia berharap hubungannya dengan Sasuke akan semakin dekat setelah ini. Sambil berandai-andai akan terjadi kejadian romantis seperti di komik dan novel yang sering ia baca.
"Sedang apa kau?"
Sakura berjengit kaget, ia mengenali suara ini. "Ti-tidak. A-aku hanya sedang mencari,ah! Pensilku yang jatuh! Iya, mencari pensil, hahahaaa..."jawab Sakura berusaha menutupi kegugupannya.
"Begitukah?" tanya Sasuke curiga.
Sakura menjerit dalam hati, 'Ampuun, ini anak instingnya kuat banget sih!' Ia segera menjawab, "Te-tentu. Kau pikir aku sedang apa? Mana mungkin aku menguping,.." ia tak dapat melanjutkan kata-katanya sendiri. Karena ia sendiri yang telah membocorkan rahasianya.
Sasuke langsung berjalan memunggungi Sakura, karena ia berusaha mengontrol raut wajahnya yang geli sekarang, agar si rambut merah muda di sampingnya tak melihat ekspresinya. Ia menuju kelas diikuti Sakura yang juga akan pulang.
Merasa ada yang mengikuti, ia berhenti mendadak dan berbalik. sehingga Sakura yang dibelakangnya langsung menabrak tubuh Sasuke yang ada di di depannya. 'Sakit,'pikir Sakura saat hidungnya terjembab oleh tubuh Sasuke.
"Kenapa?" Sasuke membuka suara.
"Ti-tidak," jawab Sakura
"Kita mulai belajar besok, sepulang sekolah di perpustakaan," tiba-tiba Sasuke menujukkan seringainya di depan Sakura, "Tapi jika kau sanggup."
Sakura terkejut dengan ekspresi Sasuke hanya melongo. Tak menyadari kalau Sasuke sudah jauh dari tempatnya semula. Ia tak menyangka Sasuke menjukkan ekspresi seperti itu. Sebelumya, ia hanya tahu bawa Sasuke selalu menujukkan wajah datar dan kadang sebal kalau Naruto yang mengganggu. Baru kali ini Sasuke menunjukkan seringai yang... Seksi.
*-DinDondDinDong-*
SAKURA P.O.V
Aku berlari secepat mungkin ke arah perpustakaan. Mampus, telat setengah jam dari perjanjian di kelas tadi. Aduuuh, kenapa aku bisa lupa bertemu Sasuke di perpustakaan. Padahal kemarin aku hampir tidak bisa tidur membayangkan aku akan diajari olehya. Ah, tidak. Maksudku belajar bersama. Dia kan juga memperbaiki nilainya, yang aku dengar kemarin.
Aku membuka perlahan pintu perpustakaan, dan kepalaku menoleh kekiri dan kekanan mencari sosok lelaki yang berambut model, err... pantat ayam. Setelah menoleh ke arah meja kayu yang cukup besar di pojok kanan ruangan, aku menemukan sosoknya sedang membaca buku yang sangat tebal, barangkali 10 senti kali ya? Kok dia bisa tak bosan sih membaca buku setebal itu? Kalau aku sih pasti sudah menguap dan jatuh tertidur.
"Sasuke-kun," kataku sambil berjalan menuju arahnya.
"Kemana saja kau? Kau terlambat setengah jam Haruno," katanya sambil menutup buku yang dibacanya.
"Gomen. Aku tadi ketiduran di kelas, Sasuke-kun,"jawabku menyesal.
Ia berdiri lalu menyeringai di depan wajahku, "kali ini aku maafkan. Tapi kau harus dihukum,"
Aku tak dapat membalas kata-katanya. Aku serasa seperti ter-hipnotis oleh mata onyx nya itu. Ia semakin dekat, tubuh kami hampir bersentuhan, dan...
"Ambilkan buku yang ada di atas sana," bisiknya di telingaku. Wajahku langsung memerah karena merasakan nafasnya berhembus di telingaku.
Aku berusaha untuk se-normal mungkin dan melihat buku yang dimaksud Sasuke, "A-Apa? Itu kan tinggi sekali! Bagaimana aku bisa mengambilnya?"
"Mana kutahu," jawab sasuke cuek. Untung dia tak memperdulikan wajahku yang merah saat ini.
Mau tidak mau. Ini resiko yang harus kutanggung karena datang terlambat. Sebenarnya aku tidak mau mengambilnya, tapi mau bagaimana lagi. Aku segera menuju ke arah lemari kaca yang berisi buku sains dan matematika sambil menghela napas kesal dan dongkol dengan Sasuke.
NORMAL P.O.V
Sakura berdiri di lemari kaca buku-buku itu. Lemari dari kayu yang kuat itu ditutupi oleh kaca yang cukup besar. Sasuke yang melihat kekesalan di wajah Sakura jadi sedikit tidak tega dan berniat mengambilnya sendiri. Tapi saat kesana, ia melihat sakura berjinjit-jinjit agar ia dapat mengambil buku yang cukup tebal di lemari tersebut.
Saat itu Sasuke menyadari, kalau kaca lemari tersebut bergoyang-goyang seperti akan rubuh. Ia melihat kalau engsel di situ rusak ia langsung berteriak pada sakura, "AWAS!" Sakura menoleh saat Sasuke langsung memeluknya dan jatuh terguling ke samping lemari. Dan saat yang hampir sama, kaca tersebut jatuh. Sehingga lengan dan punggung Sasuke terkena bingkai kayu juga kaca yang pecah, dan membuatnya terluka. Sakura kaget di dalam pelukan Sasuke, melihat darah merembes keluar melelui kemeja lelaki itu.
"SASUKE-KUN!"
Sasuke merasakan perih di sekitar punggung dan tangannya. Sakura langsung memapah nya ke arah ruang kesehatan. Sampai disana, ruang ruang kesehatan sepi dan tak ada orang. Sakura langsung menuntun Sasuke pelan-pelan ke arah kasur terdekat. Ia mengambil sapu tangannya dan berusaha membersihkan luka yang ada di lengan Sasuke. Tapi mendadak emerald gadis itu mengeluarkan cairan bening. Airmata.
"Maafkan aku Sasuke-kun. Gara-gara aku kau jadi terluka. Aku memang menyusahkan," kata Sakura sambil menangis
Sasuke terkejut melihat Sakura menangis. Ia merasa kerepotan sekaligus kesal, karena ia tidak tahu cara meredakan tangis seorang perempuan. Tapi melihat wajah Sakura yang begitu manis, ia reflek mengelus punggung Sakura. "Aku baik-baik saja. Jangan menangis,"katanya berusaha sebisa mungkin menenangkan gadis yang ada di dekapannya itu.
Wajah Sakura memerah, karena Sasuke mendekap dan mengelus punggungnya lembut. Ia mendongak ke atas untuk melihat wajah Sasuke. Wajahnya masih datar, tapi mata onyx nya menatap Sakura lembut, seolah berusaha menenangkan Sakura. "I-iya," katanya gugup.
Sasuke merasakan sesuatu hal yang aneh di hatinya, hangat dan menyenangkan. Rasanya nyaman saat ia dapat memeluk dan mencium aroma gadis itu. Wangi yang khas, membuatnya ingin merasakan bau itu lebih, dan lebih.
Saat ia berusaha memeluk Sakura lebih erat, ia merasakan punggungnya sakit. Dan ada cairan merah yang keluar dari sana. Sakura kaget dan berlari ke luar untuk mencari Tsunade senpai, guru kesehatan sekolah. Ia tak menemukan siapapun disana.
"Apa yang harus kulakukan?" katanya sambil berputar-putar dan menopang dagu.
Sasuke yang merasa sebal karena dicuekin, ia berkata, "Tentu saja mengobati lukaku!"
"Ah-iya, tapi aku harus ngapain sekarang?"
"Ya ambil perban!"kata Sasuke yang mulai OOC
"Iya! Tunggu sebentar. Aku sedang mencarinya!" Sakura jadi semakin panik. Ia mengambil peralatan P3K lalu berlari ke arah kasur Sasuke. "Ayo, sekarang buka bajumu!"
"APA?"sekarang Sasuke benar-benar OOC.
TBC
Fic pertama ini sebenarnya sudah di publish beberapa minggu yang lalu. Tapi kata reader dan reviewer, fic ini banyak typo... Dan itu benar. ==a Maafkan saya yang sudah teledor ini. maka dari itu, fic ini sudah di edit ala kadarnya. Semoga typo nya tidak ada lagi, atau setidaknya berkurang... XD
Special thanks buat kalian yang sudah bilang kalau ada kesalahan di chapter 1 ini... aduh, aku jadi malu, ternyata cerita chapter 1 ini ancur banget... /" makasih banyak ya! #hug
Semoga chapter 1 ini bisa lebih baik dari yang sebelumnya ya... :D
Edit: Minggu, 15 Januari 2012, 21:12 pm
Sign: Karikazuka
