Kai tidak membenci kondisinya yang tiap hari mengenaskan-kata Chanyeol-sahabatnya. Heol, dia sama mengenaskannya dengan dirinya. Siang bersekolah, dan malamnya bekerja di bengkel.

Bukan hal mudah untuk bersekolah disini. Sekolah elit dengan prestasi mengagumkan. Banyak anak-anak orang kaya dan artis yang sekolah disini. Tapi maaf saja, Kai tidak peduli dengan itu. Ia bahkan tak mau bersusah payah mendekati meraka. Waktunya terlalu berharga untuk itu, lebih baik digunakan untuk hal berguna-tidur, itu berguna untuk memulihkan tenaga ngomong-ngomong.

Meskipun ia cukup memiliki banyak teman, Kai tidaklah populer hingga ia bisa di kejar-kejar wanita hanya dengan mengedipkan mata. Dia juga bukan anggota para penguasa seperti f4 dalam drama BBF. Ia hanya pria biasa yang doyan tidur, seperti kebanyakan remaja lainnya.

"untuk Kim Jongin" ucap Boa "karena tidak mengerjakan PR, hukumanmu adalah menggantikan Jongdae menginventarisasi buku perpustakaan"

"ugh" Kai mengernyit tak suka.

"kalau kau tak suka, harusnya kau mengerjakan PR anak muda" Boa menatapnya pura-pura sedih "baik anak-anak, hari ini sampai sini dulu, kelas bubar"

Setelah Boa keluar, Jongdae yang duduk di depannya menoleh.

"Bung, kau benar-benar sial, buku yang harus di data banyak sekali"

"seberapa banyak?"

"aku sudah mengerjakannya sejak dua hari yang lalu, tapi mungkin belum sampai separuhnya yang kukerjakan"

Kai semakin mengerutkan wajahnya "bisakah kau membantuku?"

"aku akan dengan senang hati membantu andai saja aku tak harus ke klub hari ini"

"ah benar, kau akan ada pementasan sebentar lagi"

"kenapa kau tak mengambil klub?"

"malas"

"ck, dasar, sana kerjakan, setidaknya itu bagus agar kau tak selalu hanya di dalam kelas"

000

Kai memberikan sampul pada buku entah keberapa sampai tangannya pegal hingga ia selalu mengeluarkan gerutuan dan makian pada setiap buku di setiap kesempatan, seperti "hell-kenapa kau besar sekali? Aku bisa membogem orang langsung pingsan denganmu" atau "norak sekali sampulnya" dan "judulnya tak menarik-huh, tidak kreatif". Itu hanya akan berhenti jika ada orang yang ingin melakukan peminjaman atau pengembalian buku. Ia harus melayani mereka terlebih dahulu. Hari ini ia tahu benar tugas Jongdae sebagai penjaga perpustakaan tidaklah mudah. Pantas saja dia sering mengeluh pegal-pegal seperti orang tua.

"hei, apa Jongdae absen?" tanyanya sembari menyerahkan buku yang ingin di pinjamnya. Do Kyungsoo. Seorang penyanyi bersuara emas, penuh dengan prestasi, lagu-lagunya sangat menyentuh. Murah senyum, ramah pada semua orang dan jangan lupakan wajahnya yang bak malaikat, yeoja maupun namja bakal bertekuk lutut padanya.

"ah, iya" kata Kai sambil mengecapkan stempel pada kolom tanggal pengembalian "dia ada kegiatan klub"

"oh.." ucap pria bermata bulat itu sambil menerima bukunya dari Kai "Terima kasih banyak" ia tersenyum.

"sama-sama" balas Kai.

Saat pria mungil itu pergi, Kai hanya mampu menghela nafas menatap kepergian Kyungsoo. "aku yang ada disini sekarang, tapi kau bahkan tak menanyakan apapun tentangku, kenapa hanya Jongdae yang kau tanyakan?"

Kemudian ia kembali pada pekerjaannya. Megambil buku dan mulai menyampulnya.

"ck, sadarlah bung, kau ini hanya kotoran di pinggir jalan" ujar Kai pada dirinya sendiri. Menertawakan hidupnya.

000

Meskipun hukumannya telah berakhir, ia tak tega meninggalkan Jongdae dengan setumpuk buku-sialan yang masih menunggu untuk di data. Jadi setiap seusai sekolah ia akan membantu Jongdae sebelum bekerja.

"bung, aku lapar" ucap Kai di sela-sela pekerjaan mereka.

"tentu saja kau lapar, kau tak pernah jajan saat istirahat" kata Jongdae.

"harganya terlalu mahal"

"ck, aku tahu, tapi setidaknya bisakah kau menjaga tubuhmu?" sungutnya sambil mengeluarkan dompet, menyerahkan pada Kai.

"apa ini?" Tanya Kai

"anggap saja gajimu karena membantuku" kata Jongdae tulus "aku titip softdrink"

Kai yang menatapnya ikut tersenyum "kau yang terbaik bung"

"sana"

Kai berjalan di lorong kelas yang telah sepi, bersiul-siul dan bernyanyi dengan santai menuju kantin sampai ia mendengar sebuah lagu yang berasal dari kelas yang di lewatinya. Ia berbalik dan mengintip ke dalam ruangan.

Do Kyungsoo, bagaimana eksistensimu di sana bisa begitu menawan?

Cahaya senja yang masuk melewati jendela membuatnya makin terlihat mengagumkan.

Kai menyandarkan punggungnya pada pintu di bagian luar kelas itu, tersenyum bersedakap sambil menikmati lagu Kyungsoo. Beberapa hari ini mereka tidak bertemu karena hukuman Kai telah berakhir. Kai berani bertaruh kalau pria mungil itu pasti tak mengingatnya. Saat lagu telah berakhir, Kai beranjak pergi menuju kantin.

000

Hari ini hal menggemparkan terjadi, bagaimanapun ia tidak pernah ingin terlibat dalam hal merepotkan. Tapi bagaimanapun dia tidak bisa tinggal diam mendengar sahabatnya di pukul oleh beberapa orang. Dia langsung berlari ketika Jongdae berteriak memberitahunya kalau Chanyeol di keroyok di kantin.

Dia melihat Chanyeol berdiri dengan luka membiru di wajahnya, meludah mengeluarkan darah dari mulutnya. Chanyeol benar-benar bego. Satu lawan lima, kau ini pernah lulus SD tidak sih? Umpat Kai.

Begitu Kai melihat Chanyeol akan di pukul dari belakang oleh seseorang, ia langsung menendang orang itu hingga pria itu tersungkur. Suara anak-anak lain yang melihat itu semakin menjerit histeris. Kaget karena ada petarung baru masuk kawasan.

"cih, kau ini bodoh atau idiot hah?" amuk Kai pada Chanyeol. Tapi pria itu tak bergeming sama sekali.

"jangan ikut campur urusan kami bocah"-Byun Daehyun.

"aku tidak ingin mencampuri urusanmu, tapi Kau memukuli temanku, bagaimana mungkin aku diam saja melihatnya?"

"Bung, aku juga tidak akan memukulnya jika saja bocah itu tak membuat masalah dengan adikku, aku juga tidak bisa diam saja untuk hal itu" ucap Daehyun.

Shit-Kai tak tahu ini semua ada hubungannya dengan Byun Baekhyun-sang diva-primadona sekolah. Mencari masalah dengan Byun Daehyun mungkin masih tidak apa-apa, tapi jika itu Byun Baekhyun, artinya kau cari mati dengan seluruh penghuni sekolah, Byun Baekhyun, adalah anak emas semua orang di sini. Kai harus menyiapkan peti mati untuknya dan Chanyeol.

Tapi tunggu dulu, bagaimana mungkin Chanyeol membuat masalah pada Baekhyun? Sudah sebelas tahun pertemanannya dengan si caplang, ia bahkan tahu kalau caplang itu menyukai Baekhyun, astaga, membayangkannya saja menakutkan, bagai pungguk merindukan bulan, dan sekarang ia berbuat ulah pada Baekhyun? Demi jenggot merlin, Kai takkan mempercayainya.

Mata Bocah caplang itu bahkan selalu lekat mengikuti Baekhyun meskipun pria itu hanya tersenyum sambil melewatinya.

Chanyeol berhutang penjelasan padanya.

Masa bodoh dengan hidup dan matinya nanti, Kai sudah terlanjur ikut campur.

"kalau begitu biarkan mereka menyelesaikan masalah mereka sendiri" bela Kai.

Kai melihat rahang Daehyun mengeras.

"harusnya kau bertanya pada teman sialanmu kenapa aku harus ikut campur"

Oh, sungguh, Kai benar-benar frustasi karena tidak tahu apa-apa. Ingatkan Kai untuk menghantui Byun Daehyun nanti jika dia mati.

"kalian tidak akan hidup tenang disini" ucap Daehyun "kita lihat saja" dan dia menunjukkan seringainya.

Oh, tentu saja, Kai yakin hal itu akan benar-benar terjadi dalam waktu dekat, itu sudah terlihat dengan bagaimana anak-anak yang lain juga memandang mereka berdua dengan pandangan benci dan jijik, bahkan seorang Angel-soo juga memandang mereka dingin. Kai meringis, lupa jika pria bermata bulat itu sahabat baik Baekhyun.

000

Kai berhadapan dengan Kyungsoo sekarang.

Entah apa yang membawa pria itu menemuinya begitu kelas berakhir. Saat semua orang sudah pulang, pria itu mendekat dan bilang ingin mengajaknya bicara.

Kai tersenyum, well-memandang seorang Do Kyungsoo dari dekat adalah hal yang langka dalam hidupnya.

"jadi…-" Kai memulai percakapan, tapi langsung di potong oleh Kyungsoo.

"menjauhlah dari Park Chanyeol"

Apa? Katakan kalau telinga Kai bermasalah.

Kai berpikir sejenak, sampai kemudian ia menganalisis perkataan Kyungsoo.

Oh, jadi begitu, Kai yang paham dengan apa yang di maksud langsung mengubah wajah kagetnya menjadi seringai menyebalkan, tertawa dalam hati karena ternyata seorang Do Kyungsoo tak sebaik yang ia kira. Sampah. Dia sama saja dengan yang lain.

"wae? Kenapa aku harus menjauhinya?" Tanya Kai dengan senyum remeh, berpura-pura tak paham dengan perkataannya, kemudian melipat tangannya dan duduk pada tepi jendela di belakangnya.

Kyungsoo makin mengeraskan rahangnya meskipun pandangannya tetap datar, dan itu makin membuat Kai ingin tertawa terbahak-bahak. Tidak yakin dengan julukan Angel-soo yang melekat pada orang itu.

"jika kau tetap di dekatnya, kau akan bernasib sama dengan Park Chanyeol"

"huh, kau memperingatkanku pun sekarang tak akan ada gunanya, aku dan Chanyeol sudah menjadi target mereka sejak istirahat, kalau kau tidak lupa"

"aku bisa menghentikan mereka memasangmu sebagai target"

"wow, aku tak tahu kau punya kemampuan sebesar itu untuk menghentikan mereka" Kai kembali menyeringai "lalu bagaimana dengan Chanyeol?"

"aku tak peduli dengan Chanyeol" bingo! Tebakan Kai benar, menyeringai dalam hati, Do Kyungsoo tak sebaik yang ia kira "dia membuat temanku sakit, dan aku hanya tak suka ada orang luar yang ikut terlibat dalam masalah ini"

"Well… Do Kyungsoo, kupikir dalam hal ini kita sama-sama orang luar, jadi kupikir kau juga tak berhak untuk menyuruhku tak ikut campur, silahkan kau mengurusi teman cantikmu dan aku akan mengurusi teman idiotku, karena aku tak berpikir untuk membiarkannya menghadapi masalah ini sendirian"

Dan Kai meninggalkan Kyungsoo yang masih berdiri dengan mengepalkan tangan.

000

Kai beridiri dengan jantung berdegub kencang di depan gerbang sekolahnya. Biasanya dia akan langsung masuk dan tidur begitu sampai kelas. Sekarang, rasanya seperti berada di sarang penyamun. Sialnya lagi, si caplang itu malah sudah berangkat duluan, Kai benar-benar khawatir padanya, semoga saja si caplang itu baik-baik saja.

Kai memasuki sekolah dengan perasaan waspada, bagaimanapun ia bisa merasakan pandangan menusuk yang datang dari sekitarnya.

Begitu memasuki gedung, tekanannya menjadi lebih tinggi, dan ia merasa semua yang ada di sana memperhatikannya.

PLUK

Kai tahu akan ada telur-telur lain yang melayang padanya, hingga telur itu pecah di tubuhnya. "Shit" umpat Kai.

PLUP

PLUK

BYUUSS

Kini tumpahan tepung mendarat di kepalanya.

"AHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAAAA" mereka tertawa secara serempak.

"harusnya kau dan temanmu tahu kalau menyakiti Byun Baekhyun sama saja mencari gara-gara dengan kami" kata Jung Krystal "dan hei, kau terlihat lebih putih dengan itu, aku jadi ingin menambahkan lagi"

Krystal berjalan mendekat dengan seplastik tepung di tangannya, kemudian menuangnya di kepala Kai.

"Kau tahu? Kau tak perlu membayar ganti rugi untuk tepung itu, aku memberikannya secara cuma-cuma" Krystal tersenyum dan omongannya memancing bisik-bisik serta tawa dari yang lain.

Krystal tetap tersenyum di hadapan Kai, menunggu reaksi menarik yang akan datang dari lelaki itu, menunggu rasa marah dan rasa malu dari Kai, tapi kemudian tawanya memudar melihat seringai Kai yang tampak entah mengapa menakutkan baginya.

GREP

.

.

.

"KYAAAAAAAAAAAAAAA…" Krystal menjerit horor karena baru sadar ia di peluk oleh Kai yang terkena tepung dan telur, sementara Kai tersenyum lebar menanggapi jeritan Krystal, yang lainnya? Mereka menampilkan berbagai macam ekspresi, jijik, terkejut, wajah tolol karena tak menyangka akan hal itu dan lain-lain.

"MENJAUH DARI KUUUUUUUUU" perintah Krystal, jadi Kai kemudian melepasnya.

"wah, sayang sekali, padahal aku menyukai wangimu" Kata Kai tersenyum lebar, yang di tatap Krystal dengan mimik jijik.

"AKU MEMBENCIMU" jeritnya segera pergi dari sana dengan mengumpat Kai sepanjang jalan.

Sementara Kai yang ditinggalkan masih tersenyum karena masih banyak calon korban lain disana.

"ada yang mau kupeluk?" Tanya Kai sok polos sambil merentangkan tangannya, yang di tanggapi oleh segera bubarnya barisan para pembulli itu dengan wajah horror.

Tanpa Kai ketahui, Do Kyungsoo mengamatinya dari lantai dua dengan wajah datar.

000

Kyungsoo berjalan memasuki ruang olah raga dengan menenteng sebuah tas kertas. Begitu sampi, dia langsung menutup pintunya dan langsung di hadapkan pada Kai yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggangnya.

Rambut basahnya yang berantakan masih meneteskan beberapa bulir air, dan tubuh toplessnya memperlihatkan bagaimana tubuh itu memiliki bentuk yang memikat, sementara kulit coklatnya menambah maskulinitas dengan kesan sensual yang pas. Dalam hati Kyungsoo mengumpat tak terima, kenapa pula dia tak di ciptakan seperti Kai. Oh, mungkin kalau ada yang melihat ini, mereka bakal langsung bertekuk lutut di depan Kai. Ini pamandangan langka bagi Kyungsoo, dan ia bertanya-tanya bagaimana mungkin laki-laki di depannya ini tidak seterkenal Byun Daehyun atau Nam Joo Hyuk di sekolah mereka. Laki-laki ini lumayan tampan lho.

"aku membawakanmu baju ganti" Kyungsoo memecah keheningan.

"tak perlu, aku masih punya baju olah raga di lokerku" katanya sambil mengeringkan rambutnya.

"aku sudah memperingatkanmu, lagi pula teman idiotmu sepertinya membolos hari ini, aku tak melihatnya dari pagi"

"…" Kai tak tahu yang satu ini.

"sepertinya kau tak tahu ini, hei, dia benar-benar temanmu?" Kyungsoo tersenyum meremehkan. Kai menatap Kyungsoo di hadapannya, matanya menampakkan kekecewaan meskipun sedikit, menangkap hal itu membuat Kyungsoo makin yakin kalau tebakannya benar. Tapi senyum Kyungsoo segera pudar saat menangkap mata Kai menampakkan amarah, dan dia menjadi waspada, Kai tampak berbahaya saat ini.

Kai berjalan mendekatinya dan Kyungsoo berjalan mundur setiap kali Kai memperkecil jarak mereka. Hingga Kyungsoo merasakan punggungnya menyentuh barisan loker di belakangnya, ia baru sadar jika ia terjebak. Kai di depannya menatapnya dengan tatapan penuh intimidasi.

RIIIIINNGG…

Huft… aku selamat. batin Kyungsoo

"sebaiknya kau cepat, pelajaran akan di mulai" Kyungsoo membalikkan badannya, tapi tangan kanan Kai menghalanginya untuk kabur. Kyungsoo terpaksa berhadapan lagi dengan Kai. "apa maumu?" Tanya Kyungsoo.

"temanmu meninggalkanmu, dan sekarang kau mau menyalahkanku karena itu?, huh, sempit sekali pikiranmu" kata Kyungsoo meremehkan "sepertinya kau tak paham kalau kau bahkan tak di anggap teman olehnya"

BRAK

Kyungsoo terkejut karena Kai memukul loker dengan tangan kirinya yang bebas tepat di samping kepala Kyungsoo, menimbulkan ketakutan secara tiba-tiba hingga Jantungnya berdegup kencang dan keringatnya menjadi dingin, tubuhnya bergetar karena ketakutan. Seumur hidupnya, ia belum pernah merasa setakut ini. Sadar jika ia telah melakukan kesalahan dan membuat laki-laki di depannya marah. Ia merasa bersalah karena ucapannya yang keterlaluan.

Kini Kyungsoo bahkan tak bisa kabur karena kedua tangan Kai memenjarakannya.

Kyungsoo ketakutan, dan ia yakin Kai tahu hal itu dengan jelas karena Kyungsoo bisa merasakan air mata telah menggenangi matanya. Kyungsoo ingin menangis karena ketakutan, dia ingin membiarkan saja jika nanti Kai mengejeknya cengeng dan pengecut, karena baginya, Kai adalah orang yang paling menakutkan yang pernah di hadapinya hingga saat ini.

Kai mendekatkan wajahnya secara perlahan, dan Kyungsoo sudah bersiap jika ia nantinya mendapat kata-kata menyakitkan dari pria itu, ia mengeratkan genggaman tangannya pada ujung seragamnya untuk mengatasi ketakutan. Kyungsoo memberanikan diri menatap pria itu, semetara Kai menatapnya dengan dingin.

CUP

Kyungsoo mengerjap terkejut. Kai mengecup pipinya yang telah di aliri air mata dan pria itu menyesapnya dengan lembut. Saat mereka kembali berhadapan, entah mengapa Kyungsoo merasakan kelegaan yang luar biasa hingga secara otomatis dia menutup matanya lagi begitu Kai kembali mendekatkan wajah mereka, dan Kai kembali mencium mata kirinya serta menyesap air mata yang keluar dari sana.

Kyungsoo merasakan bagaimana jantung dan tubuhnya berdesir halus karena perlakuan Kai, dan ia merasakan ada perasaan asing yang baru pertama kali di rasakannya. Kyungsoo merasa begitu tenang meskipun pada kenyataannya ia masih menangis.

Hal terakhir yang Kai lakukan adalah mengecup bibirnya.

"kembalilah ke kelas, aku pikir aku akan membolos" Kata Kai

Dan saat ini Kyungsoo lupa bagaimana ia telah berjalan di lorong dengan pikiran kosong.

Sementara itu, Kyungsoo tidak tahu bagaimana Kai begitu frustasi setelah Kyungsoo meninggalkannya. Marah pada dirinya sendiri karena tidak bisa membenci seorang Do Kyungsoo.

Kai memgang kepalanya dengan frustasi. Marah pada ketidak jelasannya akan sikapnya pada pria yang dulu menjadi raja di singgasana hatinya.

TBC