Title : Darmawisata

Disclaimer: J.K Rowling

Pairing: DracoxHarryxDraco (Aku suka Drarry dan Harco, hahaha #ketawa bejat) and other couple

Warning: YAOI! BL! GAYNESS! OOC! LGBT! YURI(?)

.

Darmawisata

Dyn Withleford

.

Kegiatan Darmawisata di Hogwarts! Teman baru, petualangan baru, bahkan cintapun bisa tumbuh disini/ "Aku normal, aku menyukai gadis, aku normal!" / "Baru tahu aku, tuan muda Malfoy seorang pencuri buah." / Tangan Harry ditarik paksa dan kini dirinya terbaring dikasur, dibawah tindihan Draco Malfoy / Wah... wah... gerakanmu cepat juga, Draco /

.

.

.


Chapter 1 : Selamat datang di Tayan Island


Ini adalah sebuah kisah dari dunia Parallel Hogwarts, dimana Harry Potter merupakan penyihir muda yatim piatu yang tinggal di Panti Asuhan muggle. Kedua orang tuanya gugur pada saat perang melawan penyihir kegelapan, Voldemolt. Namun, didunia ini ia tidaklah disebut sebagai 'the boy who life' dan tidak pula diagung-agungkan sebagai pahlawan dunia sihir.

Permulaan kisah ini dimulai pada tahun kelima saat dimana rata-rata siswanya menginjak umur 15 tahun. Pada tahun kelima Hogwarts ada sebuah kegiatan khusus, yaitu, Darmawisata. Kegiatan ini diadakan untuk mempersiapkan mental dan fisik ditahun-tahun penuh ujian pada tahun keenam dan ketujuh. Selain berisi pembelajaran, kegiatan ini juga diisi dengan refresing agar para siswa tidak merasa jenuh. Darmawisata ini mengabungkan keempat asrama didalam satu tim yang berisi empat orang, dan anggota tim ditentukan berdasarkan undian yang dilakukan secara adil.

Hari Senin sekitar pukul 03.00 dini hani waktu setempat. Harry Potter sudah berkumpul bersama teman-teman Gryffindor-nya, menunggu pengumuman kelompok yang diumumkan tepat sebelum keberangkatan. Celoteh-celoteh semangat dan uapan kantuk mengisi atmosfir subuh itu.

"Tim ke-13. Asrama Ravenclaw, Cho Chang, asrama Hufflepuff, Anastasia Laura, asrama Gryffindor, Harry Potter dan terakhir ssrama Slytherin, Draco Malfoy."

Oh, wow, musuh besar satu angkatan bertemu. Baik Harry Potter maupun Draco Malfoy menatap garang tanpa berkedip, membuat teman satu tim yang lain saling melirik pasrah masuk tim paling beda kutup ini. Di dalam kompartemen kereta Hogwarts Ekspress, tidak satupun dari mereka yang bicara. Sebenarnya hal ini sedikit aneh mengingat betapa seringnya Draco Malfoy mencari perkara dengan Gryffindor terutama dengan Harry Potter. Sebenarnya tidak ada yang tahu apa alasan pasti kenapa Harry Potter dan Draco Malfoy bisa saling bermusuhan, sejak mereka pertama bertemu di tahun pertama mereka, aura permusuhan sudah mereka miliki. Kilat tajam dari kedua mata berbeda iris warna mengisi perjalanan Darmawisata mereka, membuat Cho Chang dan Anastasia Laura saling melirik gelisah. Ah, perjalanan ini akan terasa sangat lama bagi mereka.

Darmawisata tahun ini diadakan di Tayan Island, sebuah desa penyihir didaerah tropis yang berupa pulau dan berada ditengah sungai besar. Tepat pukul 07.00am mereka sampai distasiun terakhir. Pemberhentian terakhir mereka berada disisi sungai dan untuk mencapai Tayan Island mereka akan menggunakan kapal yang ditarik secara magis oleh peri air. Selama tujuh hari dimulai dari hari ini mereka akan menginap di kastil kecil namun cukup megah yang berada ditengah Tayan Island.

Harry Potter dan Draco Malfoy kini berada disebuah kamar yang cukup luas, lengkap dengan fasilitas lemari pakaian, kipas angin, satu kamar mandi dan toilet, dapur kecil, lantai berkarpet orange dengan meja kecil persegi ditengahnya serta satu ranjang susun. Bagi Harry Potter kamar ini sama sekali tidak mirip kamar penyihir, malah lebih mirip kamar muggle didaerah Asia yang dulu pernah ia tonton di Televisi saat di Panti Asuhan, agak aneh memang mengingat penampilan luar tempat ini terlihat seperti kebanyakan kastil penyihir namun didalam seperti asrama muggle. Dan bagi Draco Malfoy, kamar ini lebih mirip ruangan antah berantah dari dunia antah berantah, intinya, 'WHAT THE HELL! Kenapa cuma ada ranjang susun diruangan ini?! Kemana kasur King Size-nya!' Dasar tuan muda.

"Aku akan tidur disini!" Draco Malfoy mengklaim kasur ranjang bawah. Walau tidak ada kasur king size setidaknya ia harus tidur diranjang bawah jadi tidak perlu repot-repot naik ke ranjang atas.

"Tidak. Aku yang akan tidur disini," seru Harry Potter tidak mau kalah. Ia sih sebenarnya tidak keberatan tidur dimanapun, namun disini masalahnya lawannya adalah Malfoy, dan Malfoy harus dilawan. Dasar Gryffindor senang cari perkara.

"Anak yatim piatu berdarah muggle sepertimu, lebih cocok tidur dilantai!"

"Whatever you said. Aku mau tidur disini!"

"Makhluk rendah dari Gryffindor kenali posisimu!"

"Bukan kau yang berhak menentukan dimana aku boleh tidur, dasar ubanan!"

"Aku yang akan tidur disini, kepala pitak!"

"Aku!"

"Aku!"

"Aku!"

"TES! TES! KEPADA SELURUH MURID HOGWART, KALIAN HARUS SEGERA BERKUMPUL DIHALAMAN DEPAN KASTIL DALAM 5 MENIT. DIINGATKAN KEMBALI KEPADA SELURUH MURID HOGWARTS JIKA DALAM 5 MENIT KALIAN BELUM BERKUMPUL, KALIAN AKAN MENERIMA DETENSI. SEKIAN."

Harry Potter dan Draco Malfoy sama-sama terkejut mendengar suara menggelar McGonagall yang keluar dari alat hitam disudut atas langit-langit kamar.

"Apa itu?" tanya Draco Malfoy keheranan.

"Speaker," jawab Harry Potter sambil berjalan keluar kamar dengan wajah luar biasa kesal.

Mau tidak mau Draco Malfoy mengikutinya, sepertinya persaingan corettidakpentingcoret mereka harus ditunda sementara.


Kegiatan Hari Pertama


Padahal mereka baru saja sampai. Namun dengan teganya para professor menyuruh mereka segera sarapan dan memulai pembelajaran hari pertama ini, suramnya...

Tim 13 mendapat Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam pada pembelajaran pertama mereka. Jika diibaratkan Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam itu seorang gadis, maka bagi seorang Potter ia bertemu gadis yang diputuskan tidak bisa, dipertahankan membuat tersiksa. Ha, frasa baru tuh. Karena ia sangat suka pembelajaran ini tapi mengapa oh mengapa professornya harus melambai dan kelewat narsis seperti Lockhart.

Berbeda dari biasanya, di Darmawisata ini mereka diperintahkan untuk berduel melawan rekan setimnya dan diperbolehkan menggunakan seluruh mantra yang telah dipelajari selama lima tahun ini, tentu saja penggunaan kutukan dilarang. Dan pasangan duel mereka, Draco Malfoy versus Harry Potter, serta Cho Chang versus Anastasia Laura. Hasilnya mereka seri dan babak belur. Wow. Cho Chang dan Anastasia Laura sih hanya luka-luka kecil, tapi Draco Malfoy dan Harry Potter, terluka cukup parah, yang tidak mengenal mereka berduapun bisa menilai jika mereka berduel dengan mengerahkan seluruh kemampuan berdasarkan dendam pribadi. Ck,ck,ck...

Pembelajaran dilanjutkan dengan Transfigurasi.

"Bagus, setelah babak belur, sekarang pelajaran yang membuat sihir terkuras habis!" Harry Potter mengomel didalam perjalanan menuju kelas Transfigurasi.

Tidak ada masalah bearti didalam kelas ini, toh, Harry maupun Draco untuk sementara bisa menghentikan permusuhan mereka karena tidak mau menerima detensi dari salah satu Professor killer mereka, professor McGonagall.

"Ah... capek..." Anastasia Laura membaringkan kepalanya diatas meja makan.

Sekarang jam makan siang dan setelah ini masih ada kelas Ramuan sampai malam nanti.

"Kau benar Anastasia Laura, ini benar-benar melelahkan," keluh Cho Chang yang berpangku tangan sambil memainkan makan siangnya dan bukannya memakannya.

"Panggil aku Tasia saja, lebih singkat dan akrab," seru gadis itu sambil tersenyum.

"Dan panggil aku Cho," balas gadis setimnya, dan mereka berjabat tangan dengan akrab.

Sementara dua pemuda ditim mereka... saling menatappun tidak.

Pembelajaran dilanjutkan dengan Ramuan.

Draco Malfoy sih tenang-tenang saja, professor yang mengajar Ramuan adalah ayah baptisnya dan Ramuan merupakan pelajaran yang paling dikuasainya. Sementara itu Harry Potter...

"Potter, baca petunjuk dengan teliti."

"Potter, kau buta atau apa, dibuku sudah tertulis jelas bagaimana cara mengolah bahan."

"Jika saja ini di Hogwarts, Potter, poin asramamu sudah kukurangi beratus-ratus poin."

'AHHHHHHHH!' batin Potter berteriak protes.

"Kau baik-baik saja?" tanya Cho Chang.

"Apa aku terlihat baik-baik saja?" Harry Potter menghela nafas, "Aku mulai lelah."

Cho Chang mengangguk, dan tidak berani bertanya lagi pada Harry yang sedang stress.

Setelah makan malam, maka kegiatan hari pertama selesai dan mereka diperbolehkan istrahat dikamar masing-masing. Harry Potter menyeret kakinya menuju kamar dan bertemu Draco Malfoy didepan kamar mereka.

'Oh, sial! Aku lupa padanya!'

Draco Malfoy berjalan menuju kasur, namun belum sempat ia membaringkan diri, bajunya sudah ditarik oleh Harry Potter.

"Apa maumu, Potter?"

"Aku yang akan baring disitu."

Kedutan kesal tampak jelas didahi sang Slytherin.

"Dengar, Potter. Anak panti asuhan sepertimu tidak pantas untuk berbaring dikasur!"

Dan entah siapa yang mulai, mereka saling memukul dan melontarkan sumpah serapah. Untungnya tidak ada yang menarik tongkat sihirnya, mungkin karena mereka lupa dengan keberadaan tongkat sihir yang tergeletak berdampingan diatas karpet orange.

Setelah beberapa menit, keduanya jatuh tertidur dilantai dengan pakaian yang kusut berantakan, dan rambut saling tarik.


Kegiatan Hari Kedua


Kepala yang terasa sangat berat dan tubuh yang luar biasa pegal membuat Draco memaksa kedua matanya untuk terbuka. Ia terbangun diatas lantai dengan rambut dan baju yang acak-acakan. Oh ya, dirinya baru ingat setelah kembali ke kamar ia bertengkar lagi dengan si Gryffindor, mereka berkelahi dan setelah itu ia tidak ingat. Mungkin mereka sama-sama tidur, atau mungkin juga jatuh pingsan, entahlah ia tidak tahu dan tidak tertarik mencari tahu.

Matanya berkeliling ruang kamar dan tidak menemukan tanda-tanda Potter disana.

'Apa aku kesiangan?'

Buru-buru Draco bangkit dan mengambil handuknya dilemari, takut jika ia benar-benar kesiangan dan si Potter sialan meninggalkannya dikamar.

Ia dengan kasar membuka pintu kamar mandi, dan menabrak seseorang yang baru saja mau keluar dari kamar mandi.

"Aw... Malfoy, bisa tidak pagi-pagi tidak membuat masalah?!"

Harry Potter ehemsetengahtelanjangehem jatuh nyaris terlentang didepan Draco Malfoy.

Draco Malfoy terdiam -membatu lebih tepatnya, Harry langsung bangkit, sambil menggosok pantatnya yang sakit karena mencium lantai lalu keluar dari kamar mandi. Mendadak kesadaran kembali pada Draco, tanpa berkata apa-apa ia segera masuk ke kamar mandi dan wajahnya yang putih pucat langsung memerah hingga telinga.

'Apa-apaan itu tadi!'

Tanpa diminta otaknya memutar ulang kejadian barusan. Tubuh kecoklatan Harry yang hanya memakai handuk dipinggang nyaris terekspos semuanya, tetesan air sehabis ia mandi, mengalir mengikuti lekuk tubuhnya yang langsing dan pahanya yang mulus... Buru-buru Draco Malfoy menyalakan shower untuk mendinginkan kepala yang berasap imajiner sekaligus menormalkan 'adik'nya yang mendadak tegang.

"Aku normal, aku masih menyukai gadis, aku normal, aku masih menyukai gadis," diulangnya terus bagaikan mantra.

Oke, fix. Draco Malfoy, kemungkinan besar maho.

Sarapan pagi berlangsung kelewat sunyi di tim 13, baik Tasia maupun Cho, tidak ada yang berani menegur kedua pemuda ditim mereka. Wajah mereka terlihat jauh lebih seram dari kemarin.

Pelajaran pertama adalah Herbologi. Mereka berjalan kaki menuju hutan barat Tayan Island, dan mempelajari tanaman-tanaman langka disana yang dapat digunakan untuk membuat Ramuan. Sebenarnya banyak tanaman menarik disana yang bila dalam keadaan normalnya Draco Malfoy akan meminta sample untuk dicobanya nanti, namun otaknya sedang kosong sekarang, dan matanya tanpa bisa ia kontrol melirik pada Harry Potter.

Selanjutnya diisi dengan memasak.

"WHAT THE HELL! Memasak sama sekali tidak ada hubungannya dengan menjadi penyihir, terlebih tanpa tongkat sihir, dengan cara muggle, MUGGLE, ini darmawisata untuk penyihir atau muggle!" Draco menggomel tanpa ada yang menggubris di timnya, kasian...

Karena ini merupakan kegiatan wajib, dengan sangat terpaksa Draco mencuci sayuran. Hanya itu, karena ia memang tidak bisa memasak, apalagi dengan cara muggle.

Selebihnya pekerjaan ini dilakukan oleh sisa timnya. Yang membuat Draco tercengang adalah betapa lihatnya Harry Potter memasak makanan, bahkan terlihat lebih ahli dua gadis di tim mereka. Sungguh calon istri yang baik... eh?

Sebenarnya makanan masakan Harry sangat enak, namun karena harga dirinya yang tinggi, Draco Malfoy dengan angkuh mengatakan, masakan buatan peri rumahnya jauh lebih baik. Ck,ck,ck...

Draco benar-benar tidak bisa mengingat pelajaran apa yang berlangsung setelah makan siang tadi, tiba-tiba saja sudah malam dan kini ia sudah berada ditengah kamar dengan Harry serta memperdebatkan hal yang sama, tempat tidur diranjang bawah.

"Aku yang akan tidur disini."

Belum sempat Draco naik dikasur, pakaiannya sudah ditarik.

"Tidak, aku yang akan tidur disitu."

'Rasanya ini pernah terjadi deh..'

Dan kejadian yang sama seperti kemarin, berkelahi, lemparan sumpah serapah, dan tertidur dilantai berdua.


Bersambung...^^


Hello reader ^^

Berjumpa lagi dengan Dyn yang sudah vakum selama bertahun-tahun, huahahahahhaha

Jujur Dyn sedang mengalami writer block ya parah beberapa tahun ini T_T

Oh ya... ff kali ini tentang Darmawisata, Dyn pikir pasti asik kalau Hogwarts ada darmawisata trus Harry dan Draco jatuh cinlok disana, hahai...

Chapter 1 ini tentang kegiatan hari pertama dan kedua, sedangkan chapter depan rencananya tentang kegiatan hari ketiga dan keempat.

Dimohon kritik dan sarannya ya, reader sekalian...

Salam,

Dyn.