Disclaimer : Naruto punya om Kishimoto~
Warning : Yaoi, three-some, one-shot, typo, AU, OOC mungkin. Disini Gaara adiknya Sasori, jadi ada incestnya. Don't like don't read~
Pairing : (SasoxNaruxGaa) SemexSemexUke
Ultimate Uke : Rooftop Rumor
Pagi yang cerah di Konoha High School (KHS), sebuah sekolah elite yang berdiri megah di kota Konoha, tempat anak-anak orang kaya menimba ilmu. Naruto Namikaze, seorang pemuda yang baru saja memasuki tahun ajaran baru sebagai murid kelas 1, yang bersekolah disini karena sejak SMP ia menyukai seseorang. Senpainya sendiri. Sabakuno Gaara, pemuda yang terkenal karena kepandaiannya, prestasinya, dan juga wajah tampannya. Sebut saja namanya, maka para siswa akan ketakutan, dan para siswi akan mimisan.
"Ohaiyoo~" sapa Naruto riang pada seluruh isi kelasnya pagi itu.
"Ohaiyo, Naruto-kun" jawab beberapa temannya, Sakura Haruno, Sasuke Uchiha, dan Sai (hanya Sai).
"Kau riang sekali pagi ini" tanya Sakura, teman sejak SD Naruto yang mempunyai warna rambut merah muda tersebut.
"Iya, aku senang sekali hari ini, tadi pagi-pagi sudah berpapasan dengan Gaa-senpai" kata Naruto senang.
"Wah selamat ya Naru" kata Sai dengan senyum lebarnya.
"Baka, begitu saja senang" kata Sasuke datar.
"Biar saja weekkk, dasar teme" balas Naruto tidak terima.
"Sudah-sudah, kalian ini pagi-pagi sudah bertengkar" lerai Sakura, Sai hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku teman-temannya ini.
Teng-teng-teng. Bel tanda jam pelajaran pertama sudah berbunyi, akhirnya merekapun duduk sambil menyimak pelajaran dari Kakashi-sensei, guru mereka yang entah mengapa selalu mengenakan masker.
Skip : Istirahat pertama (11.45 p.m)
"Sakuraa, Sakuraa" teriak seorang perempuan heboh.
"Ino-pig, kau berisik sekali" jawab Sakura, ternyata itu adalah Ino, sahabat Sakura di SMP yang sekarang ada di kelas sebelah.
"Biar saja, ada yang lebih penting nih, tentang Gaara-senpai" kata Ino berapi-api. Mendengar tentang Gaara, telinga Naruto yang duduk di depan Sakura mendadak berdiri untuk menangkap dengar pembicaraan temannya dibelakangnya tersebut.
"Kenapa Gaa-senpai?" tanya Sakura penasaran.
"Kau tau kan kalau Gaa-senpai memiliki kakak?".
Sakura menangguk.
"Kau tau tidak kalau ternyata sudah 3 hari ini kakaknya pindah ke sekolah ini?".
Sakura menggeleng.
"Aku baru saja mendapat gosip dari teman sekelasku, kata teman pacarnya senpai-nya dia, 2 hari yang lalu dia mengintip Gaara dan kakaknya itu berdua di atap sepulang sekolah".
"Lalu? Bukankah tidak apa-apa?" tanya Sakura tidak mengerti.
"Tidak apa-apa sih, tapi kalau tau yang mereka lakukan juga pasti apa-apa" jawab Ino.
"Memangnya?" Sakura penasaran sekarang.
"Dengar ya, teman pacarnya senpai-nya temanku itu melihat mereka sedang melakukan 'itu'" kata Ino setengah berbisik.
"APA?" kata Sakura dan Naruto bebarengan.
"Maksudmu, 'itu' itu? Begituan?" tanya Sakura lagi.
"Iyaa Sakura" jawab Ino.
"'Itu' yang begini, Ino?" tanya Naruto lagi sambil memperagakan tangan kiri membuat bolongan dan jari tangan kanan dimasukkan.
"Iyaa, Naru" jawab Ino lagi. "Dan itu sudah 2 berturut-turut hari sejak kemarin, aku penasaran apakah hari ini juga" tambah Ino.
.
.
"Hatcih!".
"Kau kenapa Gaara?" tanya sahabat Gaara, Neji.
"Sepertinya ada yang sedang membicarakanku" kata Gaara datar.
.
.
Pernyataan Ino itu cukup membuat Sakura kaget, dan Naruto sangat kaget, pasalnya, Gaara itu sangat baik kepada Naruto. Biarpun dia dingin, tidak murah senyum, dan matanya selalu menebarkan death-glare kemana-mana, tetapi tetap saja ia baik pada Naruto. Sewaktu SMP, saat mereka masih dekat, Gaara yang ketua OSIS, kapten tim basket, dan ranking 1 paralel yang notabene adalah remaja yang sibuk, masih saja menyempatkan dirinya untuk mengajari Naruto yang lemah di kimia dan fisika. Hal itu yang membuat Naru menyukai Gaara kemudian berniat menyusulnya di sini. Sungguh tidak menyangka, tetapi karena penasaran, ia akhirnya memutuskan untuk mengecek tentang kebenaran gosip tersebut sepulang sekolah nanti.
Skip : Pulang sekolah (03.45 p.m)
"Naruto, kau mau pulang bareng tidak?" tanya Sakura.
"Maaf, Sakura, sepertinya buku biologiku ketinggalan di lab" jawab Naruto mencari alasan.
"Hmm, baiklah, aku pergi dulu" kata Sakura sambil menyusul Sai dan Sasuke yang sudah ada di depan.
Setelah merasa sudah cukup aman, Naruto kemudian keluar kelas, memastikan sekali lagi bahwa sekolah sudah hampir kosong. Ia melihat jam tangannya, 'jam 4 sore, sebaiknya aku cepat' batinnya. Merasa lorong sudah kosong, Naruto buru-buru naik ke atap yang ada di lantai 4, sementara kelasnya ada di lantai 1. Ia terus berlari kecil dari lantai 1, ke lantai 2, ke lantai 3, sampai pada akhirnya di lantai 4, ia memelankan langkahnya, lebih mirip mengendap-endap, ke arah pintu menuju atap. Pintu tidak terkunci, dan malah membuka sedikit, membuat celah bagi Naruto yang akan mengintip. Ia memantapkan hatinya, dan berkata ke dirinya sendiri bahwa gosip itu tidak mungkin benar.
Setelah merasa dirinya sudah mantap, Naru akhirnya memberanikan diri mengintip dibalik pintu yang sedikit terbuka itu. Seketika itu juga mata biru langitnya terbelalak terkejut dengan apa yang ditangkapnya saat ini. Gaara, senpai yang dikaguminya, sedang dalam posisi di bawah, dengan hem seragam sekolahnya yang semua kancingnya sudah terbuka, dan tanpa mengenakan celana. Diatasnya, tampak seorang dengan rambut yang sama merahnya dengan Gaara, dengan baju masih terlihat lengkap dan celana yang diturunkan sedikit sedang memompa miliknya di dalam Gaara, dan Naruto yakin bahwa dialah kakak Gaara yang tadi sedang dibicarakan Ino.
Gaara melenguh, terdengar suara desahan Gaara sangat indah di telinga Naruto, wajahnya memerah membayangkan jika ialah yang sedang memompa senpainya itu. Diintipnya adegan incest tersebut sampai akhirnya Gaara melihat ada seseorang dibalik pintu. Sapphire meet Emerald.
"Naru!" Gaara terkejut dan sedikit berteriak. Sasori langsung menghentikan kegiatannya memompa dan melihat ke arah yang dilihat Gaara. Naruto tampak bingung lalu berbalik dan berlari. "Tolong kejar dia Saso-nii" pinta Gaara.
"Huh, mengganggu saja" kakak Gaara yang bernama Sasoripun langsung menaikkan celananya lalu mengejar Naru.
"Tunggu hei bocah" setelah beberapa saat mengejar, akhirnya Sasori berhasil meraih tangan Naru.
"Lepaskan aku, baka" Naruto memberontak.
"Tidak sampai kau bertemu Gaara" Sasori menarik kuat tangan Naru dan membawanya kembali ke atap sekolah.
.
.
"Jadi, kenapa membawaku kemari?" tanya Naru memecah keheningan setelah ketiganya berkumpul. Gaara sudah memakai kembali celananya, tapi belum mengancingkan bajunya.
"Bisakah kau melupakan kejadian yang kau lihat barusan?" tanya Gaara to-the-point.
"Kejadian apa?" tanya Naru pura-pura tidak tahu sambil memalingkan wajahnya.
"Jangan pura-pura tidak tahu bocah" Sasori menggeleng pelan.
"Aku memang tidak tahu apa-apa" kata Naruto dingin.
"Keras kepala" Sasori hampir memukul Naruto tapi tangannya dihalangi oleh Gaara. Gaara menggeleng saat Sasori melihatnya. "Cih".
"Apa yang kau mau, Naruto?" tanya Gaara, kali ini suaranya datar dan dingin.
"Eh?" Naruto agak terkejut, tetapi kemudian dengan malu-malu dia menjawab "ehm, sebenarnya, ano.. kalau boleh, hanya kalau boleh, aku ingin melakukan sesuatu yang sama pada Gaara".
"Apa?" Sasori sangat marah kali ini tetapi tetap bisa mengontrol emosinya. "Aku tidak akan menyerahkan outoto-ku padamu hei bocah".
"Apa itu bisa membuatmu bungkam?" Gaara kembali bertanya.
"K-kalau Gaara tidak apa-apa, aku janji akan diam, kau bisa pegang kata-kataku, lagipula.." kata Naru dengan wajah memerah.
"Lagipula?" Sasori bertanya.
"Lagipula aku suka dengan Gaara-senpai sejak dulu" pernah makan kepiting rebus saus tomat? Kira-kira seperti itulah wajah Naru sekarang.
Sasori dan Gaara sama-sama terkejut. Sasori lalu melihat ke arah Gaara, Gaara nampak bingung, tetapi semburat merah diwajahnya tidak dapat ia tutupi. Masih menunggu, Sasori kembali menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Apa tidak apa-apa?" tanya Naruto lagi.
Gaara melihat ke Sasori, Sasori mendengus tetapi lalu mengangguk kecil lalu berjalan ke arah tembok, bersandar, memasukkan kedua tangannya ke kantong celana, lalu memandangi keduanya dan memberi tatapan 'lakukan sesukamu' pada Gaara dan 'kubunuh kau kalau dia kesakitan bocah' pada Naruto.
"Baiklah, mohon bantuannya" Gaara berkata pelan.
"Mohon bantuannya" Naru membalas sekedar formalitas.
Pelan-pelan Naruto mendekatkan wajahnya ke wajah Gaara, menghilangkan jarak diantara mereka, kemudian Naruto mulai memeluk Gaara, kemudian menciumnya, mengecup bibir kecil nan merah Gaara. Tangan kanan Naruto memegang kemudian meremas bokong Gaara, membuat Gaara sedikit membuka mulutnya mengeluarkan suara 'ahh', kesempatan inilah yang dicari Naruto, dengan cepat ia memasukkan lidahnya kedalam mulut Gaara, menjelajahi tiap sudut, memastikan semua giginya masih berjajar rapi. 'cih, lumayan' batin Sasori yang melihat.
Kegiatan mencium (melumat lebih tepatnya) ini dilakukan beberapa saat sampai keduanya melepaskan untuk sekedar menghirup udara segar, masih dalam pelukan, tapi kali ini Gaara membalas pelukan Naruto. Setelah merasa cukup mendapat oksigen, Naruto kembali mencium bibir Gaara, pelan-pelan menuju ke bawah ke leher putih mulus Gaara. Bermain-main sebentar disana, meninggalkan bercak kemerahan, Gaara memejamkan matanya menahan rasa geli dan nikmat. 'bocah sialan, baru sebentar sudah mengklaim Gaara miliknya' batin Sasori lagi. Naruto menunduk menuju kebawah lagi ke puting Gaara, memainkan lidahnya di tonjolan kecil di dada Gaara, melepaskan seragam Gaara yang tidak terkancing. Sekarang Gaara sudah topless.
Puas bermain dengan putingnya, Naruto kembali berdiri dan mencium Gaara, tetapi tangannya sibuk membuka celana Gaara, meninggalkan boxer hitam polos Gaara sendirian menutup tubuh Gaara. Merasa tidak adil, kemudian Naruto juga cepat-cepat melepaskan semua pakaian yang menutup tubuhnya, meninggalkan boxer biru mudanyanya sendirian, menampakkan kulit tan sexy-nya. Naruto menurunkan Gaara, membuat wajah Gaara berhadapan langsung dengan barangn Naruto, kemudian menurunkan boxernya. Gaara yang mengerti langsung melahap milik Naruto yang terbilang besar dengan warna kecoklatan.
"Ahh, senpai" tidak mempedulikan desahan Naruto, Gaara terus mengulum milik Naruto, menjilat-jilat batangnya dan kedua telurnya bergantian, membuat Naruto semakin merasa nikmat.
Sasori yang dari tadi melihat, rupanya sudah mulai tidak tahan dengan aksi adiknya bermain bersama orang lain selain dirinya. 'Sial, aku masih belum selesai tadi' batinnya. Sasori kemudian mendekati keduanya, menunggingkan Gaara, kemudian melepas boxer Gaara. Gaara agak tersentak.
"Tenanglah, ini hanya aku" kata sasori kemudian langsung melahap lubang didepannya, dijilat dan memainkan lidahnya disekitar daerah itu. Gaara ingin mendesah tetapi tidak bisa karena dimulutnya sedang mengganjal batang milik Naruto.
"Gaara-senpai, aku hampir k-keluar" ternyata, kata hampir tidak sepenuhnya benar, baru menyelesaikan kalimatnya, Naruto langsung menyemprotkan cairan putihnya dimulut Gaara, membuat Gaara terbelalak dan tersedak, berusaha menelan semuanya, tetapi terlalu banyak sehingga sebagian mengalir dari mulut Gaara.
"Pwahhh.." Gaara terlihat lelah karena kekurangan oksigen sehabis mengulum milik Naruto.
"S-senpai, bo-bolehkah aku memasukkan?" tanya Naruto dengan barangnya yang sudah berdiri tegak lagi.
Sasori menghentikan kegiatannya, kemudian mempersilahkan Naruto. Ia sendiri melepas celananya kemudian menyodorkan miliknya kemulut Gaara. Gaara memandang Sasori dengan tatapan 'kubunuh kau'. Sasori hanya tersenyum innocent dengan wajah babyface miliknya.
"AHHH" pekik Gaara saat merasakan sesuatu masuk kedalam lubangnya dengan tiba-tiba tanpa peringatan dulu. Memang Gaara sudah melakukan pelonggaran saat bersama dengan Sasori tadi, tetapi tetap saja ukuran Naruto yang tidak santai membuat pemuda bertato 'ai' ini sukses kesakitan. "HMPPH" mulut Gaara yang terbuka tadi dimanfaatkan dengan baik oleh onii-san tercinta, dengan cepat dimasukkan miliknya yang dari tadi sudah berada di depan mulut Gaara. Beberapa saat kemudian Gaara sudah terbiasa dengan milik Naruto, mulutnya juga sudah bisa mengulum milik Sasori dengan baik.
"Senpai, kau seperti masih perawan, sungguh sempit" puji (lebih tepatnya goda) Naruto sambil terus memompa miliknya dengan posisi doggystyle ke lubang Gaara. Begitu pula Sasori, masih terus memompa miliknya dimulut Gaara.
"Outoto, aku sudah dekat" kata Sasori.
"Senpai, sebentar lagi" Naruto tidak mau kalah.
Gaara terbelalak, ingin dia berteriak 'jangan di dalam, Naruto!' jika saja mulutnya tidak diganjal milik Sasori. Tetapi terlambat.
"GAARA" teriak Sasori dan Naruto bersamaan saat keduanya mengeluarkan cairan putih kental mereka ke dalam tubuh Gaara. Gaarapun juga mengeluarkan cairan miliknya karena stimulasi yang diberikan kohai dan onii-sannya.
.
.
Mereka bertiga terbaring berjejeran dengan posisi Gaara di tengah, Naruto dikiri dan Sasori dikanannya. Ketiganya masih bugil, kecuali Sasori yang masih memakai hemnya yang sudah tidak dikancingkan.
"Arigatou, Gaara-senpai, Sasori-senpai" kata Naruto pada keduanya.
"Kau boleh juga eh, bocah" kata Sasori tersenyum, Naruto hanya nyengir mendengar pujian itu. "Kapan-kapan kita lakukan lagi" ajak Sasori.
"EH? Benarkah boleh?" tanya Naruto girang.
"Tentu saja, aku menikmatinya" kata Sasori.
Gaara yang sedang tertidur mendengar pembicaraan kedua orang disampingnya, membelalakkan matanya langsung, menyadari bahwa dirinya ada didalam bahaya.
"Baka! Siapa yang mau 'lagi'?!" tanya Gaara takut, marah, dan malu.
"Tapi kau menikmatinya kan, outoto-ku?" tanya Sasori menggoda sambil menarik Gaara kedalam pelukannya.
"Aku janji akan pelan-pelan lain kali, senpai" tambah Naruto sambil memeluk Gaara dari belakang.
Gaara yang tadi gugup tiba-tiba saja merasa nyaman dengan posisi ini, kehangatan yang ditawarkan kedua orang ini mampu meluluhkan hati dinginnya. Iapun membenamkan wajahnya ke dada Sasori.
"Lain kali aku yang jadi seme" katanya singkat.
The End
PWAHHH.. Akhirnya selesai. Begadang nih Kuro bikinnya T.T padahal besok kuliah jam 7, tidakkk! Yah, yasudahlah, untung udah tidur siang tadi xD *curhat mode on
Yosh~ semoga pada menikmati yaa, hasil karya yang ini. Memang bukan masterpiece sih, tapi harapannya reader bisa menerima apa adanya fic jelek ini T.T
REVIEW! Karena seri "Ultimate Uke" bakal dibuat lagi kalo reader review dan ngasih saran yang banyak :'3
Akhir kata :
"ARIGATOU MINNA"
