.
CHANBAEK AREA'S
.
THE PRINCE OF CONFINEMENT
.
Remake and translate from OGAWA Chise's manga
Not 100% story from that manga. I edit it with my own words for easy to understanding
.
HAPPY NEW YEAR~
.
Hope u enjoy this story^^
Sorry for any typos
~HAPPY READING~
.
.
-oOo-
.
.
.
Dulu ada seorang pangeran dari negeri dongeng. Hidupnya selalu berkecukupan dan tinggal di mansion yang megah.
"Chanyeol! Chanyeol!"
Pangeran itu berusia sekitar dua belas tahun. Dia berteriak memanggil butler yang selalu siap sedia melayaninya dan melindunginya dari segala macam bahaya.
Entah kenapa Tuan muda itu terbangun. Diatas tempat tidur agungnya, dia terus memanggil nama butler-nya. Boneka brown bear berada dalam dekapannya yang selalu menemani tidur nyenyaknya tapi ia merasa kurang jika tidak ada butler pribadinya disisinya.
"Ada gerangan apa, Tuan muda?"
Butler yang bernama lengkap Park Chanyeol datang dengan tenang penuh rasa hormat terhadap majikannya. Senyum ramah tersungging tanpa ada rasa keluhan. Pakaian kemeja putih membalut apik tubuh tegap dengan hiasan dari hitam memeluk leher jenjangnya. Karena hari sudah petang, dia tak memakai jas butlernya. Dia terlalu terburu-buru mendengar Tuan muda kesayangannya terus memanggilnya.
"Aku tak bisa tidur. Bisakah kau genggam tanganku sampai aku tertidur?" Tuan muda itu meminta dengan nada lirih dan mata sayu menahan rasa kantuk.
"Dengan senang hati, Tuan muda Baekhyun."
Chanyeol merapikan poni baby brown Tuan mudanya dengan hati-hati agar tak menghalangi pemandangan Baekhyun. Dengan lembut ia menggenggam jemari mungil Baekhyun dan membiarkan Tuan mudanya terlelap. Kenyamanan Tuan muda Baekhyun adalah kebahagian bagi butler itu.
Begitulah kehidupan Tuan muda Baekhyun sehingga dia selalu bermimpi indah setiap malam tiba.
.
-oOo-
THE PRINCE OF CONFINEMENT
-oOo-
.
"Apakah benar tempat ini yang kau maksud?"
"Yep"
Sebuah Ford Mustang dengan atap terbuka berwarna merah mencolok terpakir di sebuah mension mewah yang terpagar besi menculang tinggi mengelilinginya.
Terlihat dua orang pemuda yang bergaya urakan memandang mension itu dengan ekspresi berbeda. Selama beberapa detik mereka terus saja memandang sekeliling mansion untuk melihat keadaan. Mansion itu seperti tak berpenghuni, sangat sepi.
"Karena aku sudah memberi tumpangan, biarkan aku menunggangimu setelah kau kembali." Rayu pemuda yang berambut hitam saat melihat lelaki mungil yang ia antarkan itu turun dari mobilnya.
"Hell No! Pantatku tak semurahan itu, Daehyun!" Lelaki mungil itu membalas singkat. Dia memasukkan tangannya ke dalam saku celana pendek setengah lutut yang ia kenakan dan memandang megahnya bangunan mansion yang tepat dihadapannya dengan pandangan tak terindentifikasikan karena ia sedang mengenakan kacamata hitam.
"Hmph! Terserah. Ngomong-ngomong untuk urusan apa pria urakan sepertimu ingin berkunjung di mansion ini, Baekhyun?"
"Karena dulu aku tinggal disini."
"Heh?"
Pemuda yang dipanggil Baekhyun itu menurunkan sedikit kacamata hitamnya dan memberi pandangan sombong kepada rekan yang sudah susah payah mengantarkannya sampai kesini. Dengan santai Baekhyun melangkah mendekati gerbang dan memencet belnya.
Ding Dong!
"Hei aku tak akan mempercayaimu."
Daehyun megejek dari dalam mobil.
"Hey! Park Chanyeol! Ini aku Baekhyun!"
Duk Duk Duk!
Baekhyun menggedor-gedor gerbang dengan brutal.
"Hentikan, Baek. Kau itu lebih terlihat sebagai penagih hutang."
Baekhyun itu sungguh tak punya adat bertamu yang benar. Daehyun mengeplak dahinya sendiri melihat perilaku luar biasa Baekhyun. Jika dia bukan pria yang berparas cantik, sudah dari tadi ia meninggalkannya begitu saja dan bahkan tak sudi mengantarkannya kemari.
Bip!
"Apakah saya bisa membantu anda, Tuan?"
Terdengar suara intercom yang terpasang di gerbang mengeluarkan suara sapaan dari dalam mansion. Oh, ternyata mansion ini bukan mansion horror.
"Yo! Ijinkan pemilik mansion tahu jika Byun Baekhyun disini."
Baekhyun sedikit menunduk agar suaranya terdengar dari intercom seberang.
"Sudahlah… meraka tak akan membukakan gerbangnya untukmu." Daehyun menghela napas menyaksikan tingkah Baekhyu yang sok berkuasa.
Clang!
Gerbang terbuka.
Daehyun memandang takjub. Bagaimana mungkin gerbangnya bisa terbuka begitu saja. Mulutnya mengaga lebar melihat gerbang tinggi itu yang terbuka sendirinya. Teknologi zaman sekarang memang bukan hal yang bisa di sepelekan.
Baekhyun melangkah santai sambil memasukkan kedua tangannya kesaku celana denim pendeknya dan meninggalkan Daehyun yang masih tercenggang di dalam mobil.
Langkah demi langkah Baekhyun lalui, tak lupa ia memandang keseluruhan perabotan yang berada dalam mansion ini. Dari ingatan masa kecilnya, mansion ini tak berubah sedikitpun. Ini mengingatkannya pada kenangan delapan tahun lalu yang berusaha Baekhyun lupakan.
"Maafkan saya karena membuat anda menunggu lama, Tuan muda."
Baekhyun tak sadar akan kedatangan seorang butler yang membungkuk disamping tempat ia. Pandangannya kini terpusat pada sosok bersurai hitam yang tertata rapi keatas. Paras pria itu bertambah semakin dewasa dan tubuh semakin tumbuh tinggi dari terakhir kali ia ingat. Pakaian yang serupa dengan terakhir kali mereka bertemu, suit formal berwarna hitam. Ya, pria yang selalu mengabdikan hidupnya pada Tuan kecilnya, Park Chanyeol
Chanyeol masih membungkukkan badan tingginya di hadapan Baekhyun. Hal ini tak berubah. Pria itu selalu saja sopan kepadanya.
"Hai, Chanyeol. Wajahmu tetap saja suramnya dari dulu."
Baekhyun memamerkan senyum manisnya menyapa Chanyeol dengan tak sopan.
"Maafkan saya, Tuan muda."
Dari dulu Chanyeol jarang punya ekspresi. Hanya ekpresi datar atau senyum ramah yang dimiliki pria bongsor itu.
Pria datar itu adalah orang yang bertanggung jawab untuk mengurus Baekhyun saat delapan tahun yang lalu. Dia adalah putra dari kepala pelayan yang bekerja penuh untuk keluarga Byun. Ini seperti kewajiban turun temurun untuknya, dia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga Baekhyun. Meskipun saat itu dia masih bersekolah tingkat atas, dia tak pernah mengeluh terhadap pekerjaannya dan selalu mengabulkan setiap permintaan Baekhyun.
.
oOo-
THE PRINCE OF CONFINEMENT
-oOo-
.
Baekhyun melipat kakinya dan duduk santai diatas sofa putih mahal di ruang tamu mansion. Sedangkan Chanyeol dengan telaten membawa setiap hidangan untuk disajikan untuk Baekhyun tanpa dibantu butler yang lain.
"Dulu aku pernah melihatmu di artikel sebuah majalah, tentang pengusaha muda yang sukses. Aku ingin mengucapkan selamat untukmu yang sudah terkenal di Korea dengan usahamu sendiri…"
Baekhyun setia memandang sosok Chanyeol yang sedang menyeduhkan teh untuknya. Gerakan tangan Chanyeol sangatlah lihai dan penuh kehati-hatian memperlihatkan pengalaman yang sudah lama ia lalui.
"… dan aku terkejut ketika kau membeli tempat ini."
"Saya terbiasa tinggal disini, Tuan muda." Chanyeol mempersilakan Baekhyun untuk meminum teh buatannya dan kemudian ikut duduk di sofa tepat diseberang Baekhyun duduk.
Delapan tahun yang lalu, nasib buruk melanda keluarga Byun. Perusahaan ayah Baekhyun bangkrut sehingga mau tak mau semua aset keluarga Byun di sita. Keluarga Byun sudah jatuh dan mereka pergi terpisah menuruti kehendak mereka sendiri.
Ini telah direncanakan sebelumnya, Baekhyun dititipkan kepada pamannya. Baekhyun benci mengingat hal ini. Hidupnya sudah bebas, dia muak mengulang cerita masa lalu.
"Dimana anda tinggal selama ini, Tuan muda?"
Pertanyaan Chanyeol membangunkan Baekhyun dari kenangan buruknya. Tatapan malas diarahkan Baekhyun kepada sosok berjas hitam dihadapannya.
"Aku yakin jika aku menceritakannya kepadamu… jika kau tahu semuanya… kau akan terkejut." Tangan Bakhyun menyandar di puncak sofa sehingga dapat menggangga kepalanya. Dia memberikan senyum misterius ketika Chanyeol bertanya.
"Maafkan saya, Tuan muda. Anda pasti melalui banyak kesulitan. Silakan buat diri anda nyaman selama disini karena ini adalah rumah anda juga."
Chanyeol mencoba bersikap ramah agar Tuan mudanya tak memaksakan diri menceritakan hal yang akan membuat lelaki mungil itu suram disertai dengan senyum hangat.
"Wow, terima kasih~ kau selalu menjadi yang terbaik, Yeol~" Baekhyun menangkupkan kedua tangannya dan tersenyum ceria hingga mata sipitnya membentuk bulan sabit. Aegyo yang ia miliki sangatlah terlihat natural dan cocok dengannya sebagai sosok pria yang berparas manis menggemaskan.
.
oOo-
THE PRINCE OF CONFINEMENT
-oOo-
.
Meja makan kini sudah penuh dengan banyak piring kotor tanpa tersisa sedikitpun makanannya.
"Waah… ini sangat mengenyangkan."
Setelah merasa kenyang Baekhyun menginggalkan meja makan begitu saja, tapi langkahnya terhenti melihat kehadiran Chanyeol yang membawa beberapa lipatan pakaian di lengannya.
"Tuan muda Baekhyun, saya sudah menyiapkan pakaian ganti untuk anda." Chanyeol datang mendekati Baekhyun dengan membawa beberapa potong pakaian.
"Wow! Aku boleh tinggal juga?"
Sret!
Tanpa Baekhyun duga, Chanyeol berdiri dibelakangnya. Tangan Chanyeol dengan gerakan cepat mengangkat kaos putih yang Baekhyun kenakan. Tapi kaos itu gagal terlepas karena Baekhyun menurunkannya kembali.
Dengan ekspresi menggoda, Baekhyun melirik Chanyeol yang berbeda tinggi sepulih senti darinya dengan mudah.
"Oy… oy. Aku bisa mengganti bajuku sendiri sekarang."
Senyuman jahilnya sepertinya tak membuat Chanyeol tergoda malah membuat Baekhyun kesal.
"Dimata saya, anda tetaplah Tuan muda yang selalu butuh bantuan saya kapan saja." Chanyeol membalas datar.
Ini membuat Baekhyun mengernyit aneh melihat sikap Chanyeol yang tak punya rasa humor sedikitpun padahal tadi dia juga berniat sedikit menggoda Chanyeol yang menurutnya tampan itu.
.
oOo-
THE PRINCE OF CONFINEMENT
-oOo-
.
Seiring waktu berjalan, hari sudah petang. Chanyeol membiarkan Baekhyun untuk beristirahat di kamarnya yang dulu.
Suasana kini sunyi, Baekhyun berjalan mendekati nakas yang terletak di pojok ruangan dekat jendela. Kamarnya terletak di lantai dua, dia sudah bosan melihat pemandangan malam di seberang jendela. Lirikan malas Baekhyun arahkan ke bingkai foto kecil yang memperlihatkan sosok cerianya delapan tahun lalu. Foto wajah anak yang tersenyum bahagia menghadap kamera.
Tuk!
Tangan Baekhyun bergerak membalikan bingkai foto itu. Ia tak ingin mengingat kenangan lamanya. Baekhyun sudah muak.
Kini tangannya bergerak membuka laci nakas yang banyak menyiman barang-barang. Dia menemukan arloji emas.
"Yuhu~ Aku akan memperoleh harga yang bagus untuk barang ini…" Dia mengambil semua barang yang berada dilaci nakas. Karena ia tak membawa tas atau benda lainnya yang ia gunakan untuk menyimpan barang, ujung bawah kaosnya Baekhyun guakan untuk menampung barang rampasannya.
"… sepertinya ini cukup untuk keperluanku selama sebulan." Baekhyun membasahi bibirnya membayangkan seberapa uang yang akan ia dapat setelah menjual perhiasan yang ia dapat.
"Bolehkan aku bertanya apa yang anda lakukan, Tuan muda? Ini sudah lewat jam istirahat."
Tanpa disangka pintu kamar terbuka dan Chanyeol sudah berdiri diujung pintu.
"Ops… kau terbangun? Kau terlihat masih mengantuk…"
Tak terlihat ekspresi takut dari wajah Baekhyun. Dia melangkah mendekati jendela kaca dan-
Klik!
Jendela kaca terbuka.
"… Baiklah. Aku sedang membutuhkan uang akhir-akhir ini. Kita kan sudah kenal satu sama lain, apakah kau tidak bisa membiarkanku sekali saja?..."
Baekhyun mengangkat kaki kanannya ke ujung bawah bingkai jendela sebagai tumpuan untuk dia melompat kebawah, tangan kirinya ia gunakan untuk memeluk gulungan kaosnya yang berisi barang curian dan tangan kanannya ia gunakan untuk menyangga agar tubuhnya tak oleng dengan memegang tembok sisi jendela. Pandangan matanya tetap terarah pada Chanyeol yang membulatkan mata terkejut. Jelas saja Chanyeol terkejut dengan sikap Baekhyun yang tak terduga seperti ini. Baekhyun seperti pencuri ulung dirumahnya sendiri. Apalagi dengan raut Baekhyun yang sama sekali menunjukkan rasa menyesal, ia malah terus saja melemparkan senyum manisnya kepada Chanyeol.
"… istirahatlah, mulai detik ini aku tak puya urusan lagi dengan rumah ini. Maafkan aku dengan kelakuanku selama ini… Chanyeol, tapi inilah aku sekarang… Bye~"
Setelah mengucapkan semua kata yang dirasa untuk mengakhiri perjumpaan mereka, Baekhyun nekat melompat ke luar jendela dan memberi lambaian tangan perpisahan. Selama delapan tahun ini Baekhyun telah belajar bagaimana dapat beradaptasi dengan kejamnya dunia. Hal seperti ini sangatlah mudah untuknya.
Clak!
Tapi tangan Baekhyun secara tiba-tiba terborgol. Bukannya berhasil keluar jendela, tapi tubuhnya kembali oleng terjatuh di balik jendela –kamar. Semua perhiasan curiannya tumpah berceceran dilantai.
Baekhyun mematung. Brogol berwarna hitam berbentuk silinder sepanjang lima senti menghentikan gerak tangan kanannya.
"Chan… yeol?"
Baekhyun berusaha melepaskan borgol itu tapi terhenti, jelas ia tak bisa kabur sekarang. Borgol itu mempunyai rantai panjang yang ujungnya Chanyeol pegang. Tamatlah riwayat Byun Baekhyun. Rasa sakit di pantat Baekhyun tak ia rasakan saking terkejutnya dengan situasi ini. Gerakan butler itu sunggu cepa.
Chanyeol berjongkok dihadapan Baekhyun dengan ekspresi yang tak terbaca.
"Kemana anda pergi? Bukankah ini adalah kediaman anda, Tuan muda?"
Pria bersurai hitam itu memasang senyuman yang sungguh membuat Baekhyun bergidik ketakutan. Belum pernah ia tahu Chanyeol mempunyai sifat yang membuat bulu kuduknya berdiri kaku.
.
oOo-
THE PRINCE OF CONFINEMENT
-oOo-
.
Kaki jenjang Chanyeol melangkah menaiki setiap tangga menuju kamar Baekhyun. Ditangannya terdapat nampan yang berisi jus segar dan berbagai irisan buah untuk kudapan Tuan mudanya. Dengan hati-hati ia membuka pintu kamar hingga tak menghasilkan suara sedikitpun.
Pemandangan pertama yang ia lihat dari kamar Baekhyun adalah berantakan. Vas bunga yang menumpahkan air berceceran, meja yang sudah terbalik, gorden yang setengah copot dari bingkai atasnya, intinya kamar ini benar-benar sangat kacau. Baekhyun duduk tenang diatas sofa putih panjang denagn kedua tangan terdapat borgol yang saling terantai dengan tangan yang lain, dan kaki kanan Baekhyun juga terborgol dengan rantai panjang yang terhubung di kaki ranjang. Pakaian Baekhyun –celana pendek setengah paha dan kaos putih lengan pendek- yang tak ganti sejak kemarin sudah lusuh.
"Tuan muda Baekhyun, saya membawakan makanan untuk anda."
Baekhyun hanya memberi pandangan malasnya kepada Chanyeol. Pipinya terdapat guratan luka. Semenjak semalam ia gagal kabur, dia melampiaskan amarahnya dengan mengacaukan segala benda yang ada di kamr ini.
Chanyeol membenarkan posisi meja mendekatkannya kedepan sofa tempat Baekhyun duduk dan meletakan nampan itu diatasnya.
"Chanyeol… lepaskan aku." Lirih Baekhyun yang sudah tak berenergi.
"Karena anda nekat tak makan sejak kemarin, tubuh anda mungkin akan menolak makanan yang berat, jadi ini saya bawakan beberapa buah agar mudah dicerna."
"Jauhkan itu dariku, Chanyeol."
Chanyeol terus saja menghiraukan perkataan Baekhyun. Ia mendekat kearah Baekhyun dan berjongkok membujuk Baekhyun untuk memakan sesuap buah.
"Ini ada buah persik kesukaan anda, tuan muda. . . dan setelah anda memakan ini semua, saya akan bawakan beberapa snack."
"Aku bilang bawa makanan ini pergi dari sini!"
Brak!
Baekhyun menendang kaki meja dan membuat semua makanan berhamburan di lantai.
"Saya tidak akan melakukannya, Tuan muda. Itu perbuatan yang buruk membuang makanan yang tersedia. Silakan tunggu sebentar, saya akan membawakan anda hidangan yang baru."
Seperti tak ada kata menyerah, Chanyeol berbalik meninggalkan kamar Baekhyun dan sesaat kemudian kembali dengan membawa nampan yang berisi buah-buahan dan minuman yang baru.
"Kali ini anda harus memakannya."
Chanyeol memberikan senyum ramah dan mengambil sebuah anggur dengan garpu yang ia bawa dan menyuapkannya kepada Baekhyun.
"Sekarang bukalah mulut anda."
Cuh!
Baekhyun meludah tepat di pipi kanan Chanyeol. Tapi Chanyeol tak mengubah ekspresi ramahnya. Dia manganbil sapu tangan dari saku dan segera membersihkan pipinya dari air liur Tuan muda nakalnya. Melihat Baekhyun yang bahkan seperti tak sudi melihatnya, Chanyeol harus segera bertindak.
Jleb!
Dengan gerakan cepat Chanyeol menusuk sofa tepat beberapa mili dekat kaki Baekhyun bersandar. Tubuh Baekhyun kaku seolah terpaku di sofa. Bergeser sedikit saja, mungkin sofa putih itu akan ternodai dengan warna merah pekat.
Jantung Baekhyun terasa ingin keluar dari tempatnya bekerja dan wajahnya membiru pucat. Apakah diam-diam Chanyeol mempunyai jiwa psycho? Semenjak kemarin perilaku Chanyeol selalu tak terduga.
"Bukalah mulut anda~"
Wajah Chanyeol tetap saja memasang ekspresi ramah dan kali ini menyuapkan Baekhyun sepotong buah persik.
Mau tak mau mulut Baekhyun terbuka menggigit sedikit ujung potongan buah itu. Chanyeol dengan setia menunggu Baekhyun mengunyah dan mencerna buah itu baru menyuapkan Baekhyun potongan buah yang lain.
"Oh, ada sesuatu disini."
Sari air buah menetes di sudut bibir Baekhyun. Jari telunjuk Chanyeol terulur menyekanya. Tanpa terduga Baekhyun menjilat telunjuk Chanyeol dan menatap tajam pria yang pernah menjabat sebagai butler-nya.
.
oOo-
THE PRINCE OF CONFINEMENT
-oOo-
.
Piring buah dan jus jeruk sudah habis tak tersisa. Baekhyun masih duduk memeluk kedua lututnnya tak terima dengan keadaan ini.
"Chanyeol, sebenarnya permainan apa yang sedang kau mainkan sekarang? You're freaking crazy!"
"Saya hanya menjalankan tugas saya, Tuan muda. Seperti sebelumya, anda tak akan dapat melakukan apapun tanpa saya."
Chanyeol membawa kantok plastik dan memasukkan serpihan pecahan piring hasil perbuatana Baekhyun tadi.
"Berhentilah memperlakukanku seperti yang kau lakukan saat aku masih kecil. Itu membuatku menderita. Berhentilah mengecewakan dirimu sendiri, Chanyeol. Tuan muda polosmu yang dulu telah pergi. Akui itu… ugh.. aneh…"
Pandangan mata Baekhyun tak jelas. Ia merasa sangat mengantuk. Beberapa saat kemudian tubuh Baekhyun lemas tapi ia masih bisa menjaga kesadaran.
"Saya meletakkan obat penenang dalam minuman anda, jadi selama beberapa saat anda akan merasa nyaman."
Tangan Baekhyun gemetar. Ada luka ruam kemerahan melingkar membekas dibalik borgol yang masih ia kenakan.
"Obat itu juga akan dengan cepat menyembuhkan luka anda."
Pandangan mata Baekhyun lama kelamaan mengabur dan gelap.
"Hujannya sudah berhenti, Tuan muda. Kita harus pegi dari mansion ini sekarang. Mobil anda sudah menunggu di depan gerbang."
Terlihat dua orang lelaki yang berbeda tinggi dan usia berdiri didepan pintu sebuah mansion megah. Lelaki yang lebih tinggi membawa koper besar dan lelaki yang lebih muda menggenggam erat lengan kemeja lelaki yang satunya. Tersirat raut sedih dan tak rela ia menginggalan rumah yang selama ini ia tinggali.
"Semua orang sudah pergi… akan lebih baik jika kita tinggal bersama lagi, yeol." Lirih anak itu kecil.
"Ada banyak lumpur dijalan. Biarkan saya menggendong anda sampai mobil, Tuan muda Baekhyun."
Chanyeol berjongkok sehingga Baekhyun dapat meletakkan tangannya di pundak Chanyeol.
"Apakah kau yakin?"
"Saya tidak ingin melihat Tuan muda kotor."
Chanyeol menggendong tubuh mungil Baekhyun dan melangkah melewati tanah berlumpur setelah hujan.
Inilah akhir dongeng itu. Tidak ada orang yang tidak akan berubah. Baekhyun berubah, apakah Chanyeol juga berubah?
.
oOo-
THE PRINCE OF CONFINEMENT
-oOo-
.
"Chanyeol."
Baekhyun berbaring di ranjang dan memandangi tanganya yang terborgol. Terdapat perban yang melilit di luka yang terakhir kali ia lihat.
"Iya, Tuan muda?"
Chanyeol membawa lagi bunga segar dan meletakkan bunga itu di vas yang baru saja juga ia bawa. Ia menata Bungan itu dan menaruhnya di nakas dekat jendela, agar ruangan kamar ini memiliki keindahan warna segar dan memberinya sedikit kehidupan.
"Bawakan aku seorang wanita atau pelacur juga tak apa."
Baekhyun mendudukkan dirinya dari rebahannya.
"Aku sudah bosan tinggal disina lama. Aku tak dapat menyalurkan hasratku."
"Tolong pikirkan apa yang keluar dari bibir anda. Saya tidak pernah mengajarkan anda berbicara tidak sopan seperti itu."
Chanyeol terus saja merapikan kamar Baekhyun, tanpa merubah ekspresi datarnya.
Baekhyun langsung tersulut emosi karena Chanyeol tak memenuhi permintaannya. Bibirnya begetar dan ia memandang Chanyeol yang sudah berada di sisi randang dengan lirikan tajam.
"Lalu… bagaimana jika kau yang memuaskanku?"
Baekhyun merengkuh lengan Chanyeol dan memberi tatapan menggoda kepada orang yang masih menganggap dirinya sendiri sebagai butler.
"Aku tak keberatan, Yeol~. Aku juga bisa melakukannya dengan pria."
Tatapan Baekhyun begitu menggoda dengan suara yang ia rubah menjadi manja.
"T-tolong hentikan, Tuan muda. Anda bukanlah tipe orang yang seperti itu."
Tubuh Chanyeol lemas dan mendudukan dirinya di tepi ranjang. Tuan mudanya ini selalu saja membuatnya terkejut dengan semua yang ia perbuat. Dia tak menyangka Tuan mudanya yang manis dan penuh kelembutan delapan tahun yang lalu, kini sifatnya sangat berubah drastis. Sulit terbayang dalam pikiran pria jangkung itu bagaimana hidup pria kehidupan yang Baekhyun jalani selama ini.
"Inilah aku! Tuan mudamu yang manis, polos itu sudah tak ada di dunia sudah sejak lama. Dia sudah mati! Dan … apakah kau tak ingin tahu rasanya mulut yang sudah berpengalaman mem-blowjob banyak pria?"
Baekhyun menjilat telunjuknya dan mengemutnya sambil meliirik kearah Chanyeol.
Grep!
"Hentikan!"
Kesabaran Chanyeol sudah habis. dia meremas bagian depan kaos Baekhyun dan merebahkan Baekhyun di ranjang dengan kasar.
Napas Chanyeol tersenggal-senggal menahan amarah yang bisa saja membuat tuannya celaka.
Tapi itu tak membuat Baekhyun gentar, lelaki mungil yang sudah terkukung itu masih saja bisa menatap pria yang berada diatasnya denga tatapan menggoda.
"Apakah kau marah? Silakan kau bisa pukul aku-"
Sret!
Kaos putih Baekhyun disobek Chanyeol dengan pakasa.
"Chan…yeol…"
Kini Baekhyun ketakutan. Ia tak menyangka sudah membuat harimau bangun dari tidurnya.
Jemari Chanyeol dengan lembut menyentuh dada polos Baekhyun. Baekhyun otomatis membalikkan tubuhnya menghindari sentuhan Chanyeol.
"Chanyeol!"
Baekhyun tak bisa melawan. Tangannya masih diborgol apalagi tenaga Chanyeol yang begitu besar tak bayangkan akan ia lawan. Chanyeol menindihnya begitu erat.
"M-mengapa…"
Chanyeol mengeluarkan suara bergetar.
"… Kau begitu berharga-"
Chanyeol tak meneruskan ucapannya. Dia melepas paksa celana pendek Baekhyun dan memberi lelaki nakal itu sebuah pelarajan yang berharga.
Di kamar Baekhyun yang sudah tertata rapi, hanya terdengar suara desahan pemiliknya.
.
oOo-
THE PRINCE OF CONFINEMENT
-oOo-
.
"Terimasih, Yeol~. Ini, aku berikan permen yang aku suka. Hanya ini yang bisa aku berikan untukmu."
Diatas gendongan Chanyeol, Baekhyun mengambil permen yang berada dalam kantong bajunya.
"Tidak apa-apa, Tuan muda."
"Apakah kau mau?"
Baekhyun kembali mengencangkan rangkulannya ke leher Chanyeol agar tak terjatuh.
"Tidak usah, Tuan muda. Menggendong Tuan muda Baekhyun seperti ini sudah menjadi kebanggaan saya. Saya berharap Tuan muda selalu dapat menjaga diri anda sendiri kelak."
Chanyeol selalu berharap agar Baekhyun bisa tetap manis dan polos.
.
oOo-
THE PRINCE OF CONFINEMENT
-oOo-
.
Suasana kamar gelap. Hanya ada cahaya lampu tidur diatas meja kecil disamping ranjang.
"Keluarkan…"
Posisi Baekhyun tengkurap dan ekspresi wajah tak terbaca.
"… ini sudah cukup. Seharusnya kau dapat menahannya."
Baekhyun menuruni ranjang dan membalut tubuh polosnya dengan selembar selimut putihh tipis.
Chanyeol masih kaku diatas ranjang dan pakainnya masih lengkap.
"M-maafkan saya, Tuan muda…"
Wajah Chanyeol pucat menyadari bahwa tindakannya sangat diluar batas.
"… tubuh anda… saya akan membantu anda untuk mandi."
Suara Chanyeol bergetar tak yakin dengan apa yang sudah ia katapan tapi dia tetap mengikuti langkah Baekhyun menuju kamar mandi yang berada di dalam kamar.
"Tak perlu. Aku hanyalah sampah yang tak pantas kau mandikan. Beginilah sampah seharusnya."
"Itu tidak benar-"
"Itulah seharusnya!.."
Baekhyun mencengkeram kerah Chanyeol dan terus berteriak.
"… Kau memperlakukanku seperti ini karena kau beranggapan sama, kan?! Berhenti memberiku semua perlakuan sok baikmu dan berhenti menatap rendah aku!"
Baekhyun dengan kasar melepaskan cengkeramannya dan membuat Chanyeol jatuh. Tubuh butler itu bergetar. Tangannya bergetar menangkup wajah tampannya.
"I-itu tak b-benar… s-saya h-hanya…" Suara Chanyeol bergetar. Jelas saja ia merasa bersalah sudah melecehkan orang yang ia anggap paling agung di dunia ini dan baru saja ia sudah merendahkannya.
"… Aaarrrggghh!"
Chanyeol berteriak menahan kemarahan terhadap dirinya sendiri.
Baekhyun hanya memandang pria itu dengan datar. Menganggap Chanyeol itu orang bodoh yang masih saja terperangkap dalam kenangan masa lalunya.
Chanyeol masih terperangkap dalam waktu yang tak akan terputar kembali. Seharusnya Baekhyun tak kembali kesini untuk melihat Chanyeol.
.
-oOo-
.
-oOo-
.
.
Next or Delete?
