Kuroko no Basuke belongs to Fujimaki Tadoshi
Malaikat belongs to Mitsuki Ota
.
.
.
Kalau ada hal indah selain bola basket, tentu Aomine akan menjawab dengan lantang. "Ada! Tentu saja ada hal yang lebih indah dari bola basket!" seperti itulah kata-katanya.
Selama lima belas tahun hidup di dunia yang ia tapaki, baru kali ini ia melihat hal yang seindah ini. Mungkin apa yang Midorima katakan pagi ini bahwa Virgo akan mengalami nasib mujur ada benarnya juga. Mungkin lain kali ia juga harus mendengarkan ramalan Oha Asa seperti yang dilakukan si kaca mata hijau itu.
Dia adalah makhluk terindah yang pernah Aomine lihat, lebih indah dari apapun, bahkan pada majalah Mai-chan miliknya yang ia sembunyikan di bawah kolong tempat tidurnya. Dia bersinar terang bagaikan matahari di siang bolong. Rambut pirangnya sangat cerah, hingga Aomine membutuhkan kaca mata untuk mengindari efek kebutaan.
Dia malaikat tanpa sayap, Aomine terus bergumam dalam hati.
"Apa dia akan menjemputku?" tanyanya dalam hati.
Malaikat dengan senyum termanis yang pernah ia lihat itu mulai mendekatinya. Tuhan, aku sudah siap jika Engkau menjemputku sekarang, batinnya gila.
Satu
Dua
Tiga
Langkah malaikat itu makin dekat.
Seseorang, tolong aku!
Aku butuh napas buatan! Dadaku sesak! Rasanya ingin mati!
"Ano …"
Jadi malaikat ini bisa bicara? Aku sedang tidak bermimpi, kan? Aomine mencubit pipinya sendiri. Sakit kok.
"Ya?"
"Etto ...,"
"Ya?" malaikatku, tambahnya dalam hati.
"Etto … kaos Anda terbalik," kata si malaikat itu.
"Eh?"
.
.
.
Ini enggak lucu sama sekali, sama sekali enggak lucu *ketawa garing*
