BOYFRIENDLIONER
.
.
NARUTO belongs to Masashi Kishimoto
Story by Ribby-chan
Warning: AU, Typo(s), Ide abal, OC, dan diusahakan untuk mendapatkan feel romensnya.
.
.
.
Please enjoy, minna!
.
.
.
Chap 1! Hari menyebalkan!
.
.
.
Suatu malam yang indah, seorang gadis cantik yang sedang menunggu sang kekasih datang untuk membicarakan suatu hal di suatu cafe. Hal yang sangat penting katanya. Si gadis menunggunya dengan tergesa-gesa. Dia melihat jam terus menerus. Sudah diselimuti awan-awan kecemasan kenapa sang pacar lama tak kunjung datang? Sampai suatu saat…
"Saku!" Seorang lelaki menggunakan baju santai yang baru sampai sedang melambai ke seorang gadis yang dibaluti dress selutut dan berlengan pendek dan dihiasi renda-renda dibawah dress manis itu. Si lelaki tersebut menghampiri si gadis.
"Um… kamu lama sekali sih datengnya! Emang kamu mau bicara apa, sih?" Sang gadis yang menunggu sedari tadi akhirnya membuka mulut juga.
"Hmm… Jadi gini Sakura," menarik nafas untuk memantapkan pilihannya, lelaki itu melanjutkan perkataannya. "Kita…"
"Apa?!" selak Sakura–gadis itu– dengan antusias.
"Sudah saatnya kita putus." Ujar lirih lelaki itu.
"Karena apa?" tanya Sakura tanpa memikir kejadian yang dulu.
"Aku akan dipindahkan ke Australi." Jawab datar sang lelaki.
"Oh, dipindahkan ke Australi, ternyata benar tentang perjodohan itu? Kau akan dijodohkan disana kan? Sinetron sekali!" sinis Sakura. Padahal dalam kesempatan tadi, hatinya sedang di rujami bambu runcing. "Oh, oke. Aku ingat. Penjelasan yang cukup wajar. Kalau itu kehendakmu, aku turutin. Asal membahagiakan dirimu!" serbu Sakura dengan suara getir menahan nangis. Dan segera berlari keluar dari cafe itu.
'oh iya, dia tau yah aku dijodohin, bodoh.' Ujar lelaki itu dalam hati. "Saku! Jangan pergi!" pinta sang lelaki tadi. "Tapi biarlah. Diakan juga udah ikhlas kan kalau aku sama perempuan lain." Jawab enteng si rambut merah dan segera keluar dan menancap gas untuk melajukan mobilnya.
Di suatu tempat untuk bergalau…
"Hiks… hiks… kenapa harus hari ini?! Kenapa?!" tangis perempuan berambut pink membahana walaupun pada akhirnya suaranya tidak terdengar sama sekali dikarenakan suara petir yang ctar sana ctar sini.
Ya, didalam bangunan pos satpam yang sudah tidak ditempati, ada seorang gadis yang menangis. Ditemani dengan musik 'A Thousand Years' milik Christina Perry. Gadis musim semi itu meringankan tangisannya yang sia-sia.
"Aku juga pacaran sama dia kan juga gara-gara tantangan dari Ino. Lalu kenapa aku galauin dia? Hahaha…KUSO!" ucap Sakura sembari mengetuk bibir meja yang berada didalam pos tidak terpakai itu. Sesekali Sakura mengganti lagu dari playlistnya untuk membangkitkan moodnya. Sampai suatu lagu, 'Yui – Hello'. Ia mendengarkan sampai tuntas.
Tidak terasa lagu sudah terputar enam kali. Rintikan hujan juga sudah berbalik ketempat asalnya. Sakura terbangun dari tidur dadakannya. Ia menengok keluar jendela. Ternyata hujannya sudah tidak ada lagi. Dan segeralah ia bangkit dari kursi tersebut lalu keluar pos bekas itu sembari mematikan musik dan memasukan handphonenya kedalam tasnya.
"Dingin… Brrrr…" Sakura jalan menghindari genangan air dan memeluk dirinya sendiri. "Haaaaaaaaah!~" teriaknya.
"Brisik skali kau! Mengganggu saja!" dengus seorang pria berkemeja dan rambut spike yang hanya dibelakannya saja.
"Hah? Apa aku mengganggu mu?" tuding Sakura.
"Iya! Sangat!" jawab sarkastik si pria sambil melewatinya.
"Hah? Kenapa orang itu? Masih ada aja orang seperti itu di abad ini? Tidak seperti Sasori yang baik~ Apa? Sasori?" Sakura memutar kedua bola matanya. Melelahkan memang jika kalah dari sebuah permainan ajakan Ino.
Sesampainya dirumah, Sakura segera menuju ke kamar mandi di dalam kamarnya. Membasuhkan diri dengan tenang dan membersihkan memori-memori kenangan sang mantan. Ditemani 'One and Only' nya Adelle yang bergema dari handphone flipnya.
Setelah selesai membersihkan diri, Sakura bergegas menuju ranjangnya. Menyelimuti dirinya dengan selimut pemberian Kaa-sannya.
'Drrtt… Drrtt… Drrtt…'
Hening.
'Drrtt… Drrtt… Drrtt…'
Masih hening.
'Drrtt… Drrtt…'
"Iyah bentar! Brisik banget!" bergegaslah di gadis pink menuju meja riasnya.
"Moshi moshi" ucap Sakura sopan dengan nada malas. Mungkin Sakura sedang lelah.
"Hay Saku! Ini aku Ino!"
'iya! Aku juga tau dari nama dilayar tadi!' "Kenapa?" Tanya Sakura. Kalimat sebelumnya ia simpan didalam hati karena tidak mau mencari gara-gara dengan si cerewet yang satu ini.
"Aku dengar kamu putus yah dari Sasori-san? Hahaha… Gapapa, Saku! Kau hebat! Bisa ngejalanin tantangan dariku! Kukira kau hanya bisa sampai tujuh bulan. Ternyata dugaanku salah! Dan akhirnya kau bisa sampai satu tahun! Ya, itu juga kalau dia tidak memutuskanmu. Halo?! Saku?!" panik Ino disebrang karena tidak mendengar tanggapan Sakura disaat dia berbicara panjang lebar.
"Hn? Apa? Ahaha… Enam hari lagi Ino! Enam hari lagi annive satu tahun kami! Eh, tapi tak apalah. Aku juga udah ikhlasin dia pergi. Haha~" tawa Sakura.
"Alasannya kenapa dia putusin kamu?" tanya Ino–sahabat karibnya– mulai serius.
"Dia akan pergi ke Australia-"
"Yaampun Sakura! Kau menyia-nyiakannya! Sebaiknya kau cegat! Haish! Kau sih, bukannya romantis kalau pacaran! Malah seperti teman kalau berduaan!" celetuk Ino tanpa menyadari suaranya yang menaik satu oktaf.
"Apaansih kau? Memotong pembicaraanku saja! Aku belum selesai bicara, Ino~ dengarkan dulu. Hhh…" sewot Sakura. "Akutuh putus sama Sasori karna dia yang minta. Dia ke Australi karna dia punya jodoh dari orang tuanya. Ya, aku udah tau sewaktu aku pdkt sama dia. Dia pernah curhat kalau dia punya pasangan dari orang tuanya di Australi. Jadi jelaskan? Jangan nyerobot makanya!" nasihat Sakura ke Ino yang sedang speechless mengetahuinya.
"hm, okey! Jelas kok! Ya sudah, laki-laki masih ada yang lain kok!" ujar Ino.
'labil sekali dia!' batin Sakura. "Yasudah, udah malam nih! Sebaiknya kau istirahat. Aku capek. Aku harus bantu kaa-san membereskan rumah esok hari." Dusta Sakura supaya pembicarannya diselesaikan segera mungkin.
"Oh, baiklah. Oyasumi Saku!" ucap Ino. Lalu disambung dengan suara tuut…tuut..
"Haaash~ cerewet sekali perempuan itu!" gerutu Sakura.
#Keesokan harinya.
Sakura POV#
"Saku bangun! Jangan mentang-mentang ini hari minggu kau bermalas-malasan! Hayo cepat bangun!" itulah santapan di pagi hari menjelang siang ini. Sang kaa-san menggantikan posisi ayam jantan yang sudah dijual untuk kehidupan kami.
Ya, kaa-san adalah tulang punggung kami. Kami tinggal didalam rumah yang yaa… bisa dibilang besarlah peninggalan dari tousan. Tou-san pergi meninggalkan kami. Menciptakan keluarga baru di Oto sana.
Walaupun tou-san meninggalkan kami, dia masih memberi aku dan Mesosa–adik angkatku– uang jajan. Dan hubungan kaa-san dengan tou-san juga tidak terlalu jauh. Tousan sering menelpon kami sekedar menanyakan kabar dan memberi apa yang aku mau. Katanya, karna aku anak terbesarnya dia.
Bicara tentang adik, Mesosa adalah adik angkatku. Tapi paling disayaaang oleh kaa-san. Dia kelas 1 sd sekarang. Tapi, untuk kecerdasannya, jangan pernah diragukan! Keusilannya dan keimutan mukanya yang bikin aku dan kaa-san gemas. Bahkan, orang-orang lain juga.
"Saku! Jawab kaasan! Ayo cepat bangun!" ketok kaa-san tidak sabaran.
"Iyah, ini udah bangun!." Jawabku setengah sadar.
"Yah, bagaimana bisa dikatakan sudah bangun kalau kau tidak beranjak dari kasurmu?" celoteh kaa-san masih dengan suara lantang di luar kamar.
"Iyah kaa-san." Jawabku sambil membuka kunci yang bertengger dilobang kunci.
Ceklek. Ngeeek. Dan tadaaaa~ Apa aku tidak pernah lihat gaya lain dari kaa-san? Pasti selalu berkacak pinggang dan muka ditekuk merah–bisa disebut dengan marah–.
"Cepat sikat gigi, sarapan lalu cabuti rumput-rumput yang sudah menutupi jalan!" perintah kaa-san. 'HAH? Ternyata tadi malam itu aku mendapatkan karma dari Ino karna telah membohonginya. Sabar… Sabar…' ucap ku dalam hati.
"Iya." Jawabku. Lalu langsung berbalik ke kamar mandi untuk menjalankan perintah kaa-san dengan ogah-ogahan.
Setelah sarapan, aku sempatkan untuk pergi kekamar. Mengecek hp tepatnya. Ternyata tidak ada tanda-tanda kehidupan. Lalu aku melangkahkan kaki ku ke halaman depan. Oh! Benar! Rumput-rumput disana sudah mulai meninggi. Lantas ku ambil gunting rumput dan mengguntingnya serumpun demi serumpun.
"Nee-chan! Kata kaasan aku disuruh menggantikan mu. Kau dapat tugas baru. Belanja." Ucap Mesosa dengan penuh penekanan. Ya, anak itu terkadang dingin dan ramah. Itu semua dari masa lalu yang dibuat oleh keluarganya terhadap dirinya dulu.
Tapi, kenapa dia harus dateng terlambat? Giliran udah tinggal dikit, dia baru dateng. Hufttt…
"Oke, baiklah" bergegas ku menuju kaasan . Lalu kekamar sekedar mengambil hp dan meninggalkan rumah lalu pergi ke supermarket.
Sakura POV end.
Tapi sayang, Supermarket itu didalam sebuah mall. Dan disana, perasaan nya mulai dicampur aduk.
-To Be Contiued-
A/N:
Mweeh~ Ribby hadir lagi untuk fict kedua. duh, masih ragu juga sih dengan fict ini *nunjuk atas*. ini fict penuh dengan perjuangan. terutama mulai dari buat nama adik Sakura yang aku karang sendiri. yang kedua, Ribby lupa nama kedua orang tua Sakura. yang ketiga, hm... cara penulisan dan pembuatan summary! Ribby yang enggak ngerti apa-apa tentang penulisannya tiba-tiba otak Ribby langsung berkerja dengan cara nanya ke beberapa Author-author lain-_-a *dorr* dan mendadak, menjadi tutor buat Ribby. Haha… banyak trima kasih tutor dadakan Ribby;3 Tapi Ribby juga berterima kasih banget sama kakak yang satu ini, kak 'Zoccshan' yang selalu aku hantui pagi-siang-malam. ohiya, Ribby masih bingung sama summarynya itu! gakbisa demi! udah patah semangat nih! /3 hehe... ohiyah, aku butuh banget review nya. tolong nilai fict ini dengan cara apapun. Ribby trima kok :) makasih yah yang udah sempet mampir =D have a nice day!
