Disclaimer: Vocaloid © Yamah* Corporation (katanya nggak boleh nyebut merek(?))
Tidak ada keuntungan material yang didapat dari fic ini selain kepuasan author untuk menistakan chara di dalamnya. /GA
Warning(s): AU, typo(s), gaje
Prioritas
by keumcchi
.
Kamui Gakupo, 19 tahun, masih mahasiswa.
Setelah setumpuk tugas dan paper menggenapkan hari yang sial ini—entah kenapa dosen-dosennya kompakan memberi tugas, ia memutuskan untuk libur dulu dari kebiasaannya, yaitu menjadi mahasiswa kunang-kunang (kuliah-nangkring kuliah-nangkring). Biasanya sih ia menyempatkan ke salon sehari sekali. Maklum, punya rambut panjang memang butuh perawatan tambahan. Entah apa motivasinya punya rambut ungu sepanjang itu—walaupun di kehidupan kampus laki-laki-berambut-panjang sudah menjadi hal yang biasa.
Sebagian besar para lelaki memang berevolusi semasa kuliah—kalau tidak disebut memberontak—khususnya di bagian rambut. Tidak sedikit mahasiswi yang melirik penuh iri dan dengki karena rambut laki-laki yang dipanjangkan biasanya justru lebih halus dan menawan. Mereka tidak kalah dengan mahasiswi primadona kampus dengan rambut sama menawannya yang cantik badai tsunami tornado dan-segala-macam-bencana-alam-lainnya.
Entah apa rahasia kemulusan rambut itu. Hanya dia, tukang salon, dan Tuhan yang tahu.
Namun sebelum itu, ada satu hal yang menjadi prioritas utamanya hari ini dan harus dilakukan secepatnya. Bukan melancarkan pendekatan pada gebetan, mengerjakan tugas yang menumpuk, apalagi pergi ke salon. Ada hal yang krusial bagi Gakupo saat ini.
Beli makan di warteg.
Bagi anak kost sepertinya, makan sore sudah merangkap makan malam. Karena ia tidak punya waktu untuk cari makan di malam hari, lebih baik beli makan di warteg sepulang kuliah dan makan di sore hari. Dompet senang, perut pun kenyang—uang lebihnya bisa dipakai Gakupo ke salon. Pokoknya, kalau perut sudah lapar, rambutnya saja turun pangkat jadi nomor dua, apalagi tugas dan gebetan—bakal menjadi urutan ke sekian ratus.
Lagipula, bagi anak kost urusan perut memang selalu jadi prioritas utama, bukan?
.
.
FIN
