#Untitled
By Saber 'Arthuria' Pendragon
Disclaimer: Masashi Kishimoto for Naruto.
Genre: Romance,
Warnings: OOC Maybe, Typo(s), AU
-/-
1. Phone Call
Sakura merutuk dalam hatinya. Kini ia berada di dalam kafe kecil di pinggir jalan dan sedang berusaha menikmati capuccino dingin yang berada di atas mejanya. Penampilannya sedah sempurna, memakai koplo berwarna biru muda di kepalanya dan kacamata tanpa lensa di wajahnya. Headset terpasang di telinganya yang cukup membuat perhatiannya teralihkan dari kumpulan ninja paparazzi yang mengamati gerak-geriknya.
Kesal, memang, tapi ia tidak bisa menyalahkan Naruto dalam masalah tempat. Anak dari komposer terkenal itu memang hanya fokus dalam keahliannya dalam piano klasik, seperti ayahnya. Tidak heran jika ia memilih tempat seperti ini, karena kafe ini sangat tenang dan sepi.
Jika paparazzi itu tidak ada, tentunya.
Sakura tahu, paparazzi belum bergerak karena mereka masih mencurigai apakah benar dirinya Sakura Haruno, penyanyi solo muda sekaligus model yang baru-baru ini debut dan terkenal. Ia harap Naruto tidak terlalu ceroboh seperti memanggil namanya keras-keras-
"Hoi, Sakura-chan! Kau sudah datang rupanya."
'Sialan. Anak ini memang terlalu polos dalam hal rahasia.'
"Nona Haruno!"
"Sakura-san!"
"Sakura-neechan, Aku adalah penggemar beratmu!"
Sesampainya disana, Naruto terlihat bingung namun ia segera duduk di kursinya, "Ma-maaf, Sakura. Aku lupa bahwa kau ini-"
"Artis," lanjut Sakura. "Tidak apa-apa, kok."
Namun tetap saja, Naruto masih merasa bersalah. Ia sudah berjanji pada Sakura untuk mengajaknya ke tempat yang sepi dan berbicara dengannya- hang out, begitulah bahasa elitnya. Melihat Sakura tersenyum kaku dan menandatangani semua itu...
"Uh," keluh Sakura, masih dengan senyuman di wajahnya. Ia tidak habis pikir tentang paparazzi yang entah kenapa muncul begitu banyak dan tangannya semakin lelah. Ino pasti akan marah jika ia tahu bahwa ia melakukan fan meeting tanpa memberitahunya.
Telepon genggamnya berdering.
'Mati aku, mati aku, mati aku, mati aku, mati aku-'
"Ha-halo?" jawabnya ragu. Ia tidak sempat membaca nama yang meneleponnya di layar, maka ia benar-benar takut jika itu dari Ino. Dari lubuk hati yang paling dalam, ia berdoa sekuat tenaga agar yang menelepon bukan Ino.
"Sakura-ttebayo."
'Eh?'
"Na-"
Naruto yang juga sedang dalam posisi menelepon itu memberi isyarat untuk diam. Ia mengarahkan perhatian Sakura ke arah telepon dan paparazzi dan mengisyaratkan agar ia menggunakan kesempatan ini. Mengerti, Sakura segera berpura-pura bahwa ia sedang sibuk menelepon (yang memang secara logikanya ia benar-benar menelepon). "Maaf, aku sedang sibuk," ucapnya cepat sembari memberi tanda stop dengan tangannya. "Halo? Iya?"
Naruto menahan tawanya. Ia segera memesan secangkir kopi hitam kepada pelayan yang mendekat, sementara Sakura tersenyum.
Naruto lumayan hebat.
Lumayan.
-/-
Mind to RnR?
