SUN FLOWERS
.
.
Chapter 1 :
This our first time
.
Cast :
Lu Han, Se Hun
And other member to participant
Disclaimer :
semua tokoh dicerita ini punya orang tua dan diri mereka sendiri. Cerita dan plotnya murni dari saya.
Terinspirasi dari beberapa kejadian.
Romance, little bit angst, drama plot, genderswitch, DLDR.
Rating :
T/M
(selama bulan puasa pakai rating yang aman dibaca)
.
.
Aku pernah bermimpi di lamar oleh seorang pangeran berkuda putih. Dia gagah, kuat, dan tampan. Dia berkata padaku bahwa dia mencintaiku apa adanya, walau pada kenyataan aku hanya seorang gadis pemerah susu.
Setiap hari minggu aku selalu menyempatkan diri untuk datang dan berdoa pada tuhan agar dia bisa mengabulkan mimpiku itu walau kutahu hanya sepuluh persen bahkan kemungkinan itu akan menjadi kenyataan. Yang pada dasarnya aku hidup di zaman dimana orang akan lebih mementingkan dirinya yang sudah sangat berkecukupan dibandingkan orang lain yang kekurangan. Zaman dimana keegoisan sudah merajalela. Zaman dimana tahta dan uang lebih penting dibandingkan harga diri. Seharusnya aku bisa sadar diri dan bangun dari mimpi konyol ini. Seperti negeri dongeng yang selalu diceritakan sore hari di panti dulu. Tapi dengan bodohnya aku tidak pernah lepas dari bayangan pangeran berkuda putih yang dermawan dengan setulus cinta dihatinya hanya untukku.
Pada suatu pagi, entah tuhan yang sedang baik hati atau karena sudah bosan mendengar doaku, dia mengabulkannya.
Dengan keadaan yang tidak disengaja disuatu café yang masih sepi saat itu. Akhirnya aku melihat pangeran berkuda putih yang selalu aku impikan.
Ya tuhan terima kasih. Dia terlihat gagahdngan bahu lebar dan juga terlihat dermawan karena dia hanya memakai kemeja dan jeans dengan santai.
Oh! Jangan lupakan kulitnya yan luar biasa putih. Wajahnya, sungguh bahkan dia tidak tersenyum!
Aku terpaku, serasa waktu telah berhenti sejenak. Oh tuhan, apakah sosok pangeran mempunyai tubuh sebagus dia?
Aku berusaha tenang saat dia melihat kearahku.
'tenanglah kumohon, wajahku jangan memerah seperti ini'
aku gugup dengan jantung yang tidak bisa berdetak tenang.
Lalu didetik berikutnya aku sadar dengan statusku, wajar bila dia mempunyai tubuh sebagus itu karena memang semua kebutuhan terpenuhi dan jangan lupakan makanan yang sehat. Hidup ini memang berliku.
Lalu dihari-hari berikutnya aku selal dipertemukan dengannya dalam keadaan yang tidak disengaja. Entah di toko buku saat aku menjadi kasirnya, di perpustakaan, di supermarket saat aku sedang menyapu, atau saat aku bekerja menjadi pengantar ayam di sebuah restoran.
Akhirnya aku mengetahui namanya. Dia Sehun, sang pangeran berkuda putih khayalanku.
Sampai pada suatu malam di musim dingin saat aku sudah selesai dengan semua pekerjaanku dan ingin segera beristirahat aku bertemu dengannya di depan pintu rumah kecilku dengan sebuket bunga mawar dan tangan yang bergetar hebat.
Oh tuhan! Pangeranku! Dia kedinginan. Aku segera menghampirinya dan merengkuh pipinya.
lihatlah! Bibirnya membiru, berapa lama dia menunggu di luar seperti ini? Akhirnya dengan tergesa aku mencari kunci rumahku dan segera menariknya masuk, tapi dia menolak.
Lalu selanjutnya aku rasa duniaku jungkir balik saat dia berkata,
"Luhan aku menyukaimu, maukah kau menjadi kekasihku?"
Seketika aku bungkam dengan semburat merah yang terlihat jelas dipipiku. Dengan susah payah aku kembali menetralkan detak jantungku yang sialnya sangat kencang.
"Masuklah dulu, kau kedinginan" aku pun berkata demikian, aku yakin dia sedang mengigau karena sangat kedinginan.
"Aku serius! Jawablah dulu. Aku menunggu jawabanmu. Aku tidak akan masuk!"
Oh tuhan! Bangunkan aku dari mimpi yang sayangnya terlalu manis ini. Rasanya air mataku tidak bisa ditahan lagi.
"Ya Sehun, aku mau." Itulah jawabanku.
Setelahnya dia memelukku dengan beragam ucapan terima kasih dari bibir birunya. Dia menggendongku masuk ke dalam rumah.
Oh ini sungguh membahagiakan!
.
.
.
.
AUTHOR POV.
Luhan itu definisi dari perempuan yang kelewat mandiri. Hidup luntang-lantung sebelum bisa membeli rumah yang sayangnya terlihat bukan seperti rumah, tapi dia senang karena itu dari hasil kerja kerasnya 24 jam nonstop. Padahal saat itu ibu panti mengizinkan dia untuk tinggal disana jika tidak ada tempat untuk tidur dan makan. Tapi Luhan adalah sosok gadis keras kepala yang menentang keras bantuan orang lain saat dia masih bisa. Di rumah itu dia punya satu halaman kecil yang hanya dihiasi oleh bunga matahari. Luhan sosok perempuan yang sangat mencintai bunga.
"Hey Lu, mengapa kau hanya menanam bunga itu di halamanmu?" Sehun datang menbawa dua gelas coklat hangat dengan gelas usang, tapi dia tidak merasa jijik atau takut dengan ketidak sterillan gelas itu.
"Kemarilah, akan aku ceritakan kisah itu." Luhan menepuk tempat disampingnya agar sehun duduk bersama.
"Cerita apa? Tentang bunga ini? Memang apa istimewanya bunga ini Lu selain bisa di jadikan kuaci untuk dimakan?" Sehun itu manja menurut Luhan, ini adalah sikap tersembunyi didalam mua datarnya Sehun dan hanya sebagian orang yang tahu itu.
"Ya, ini adalah pemberian dari ibu pantiku saat aku berkata bahwa aku sudah memiliki sebuah rumah. Kau tahu sejarah bunga ini?"
"Tidak" sehun kembali menyeruput coklatnya.
"Ibu selalu menceritakan ini saat kami sedang merawat bunga matahari, katanya dulu ada seorang gadis yang memiliki cinta setia. Gadis itu jatuh cinta pada seorang pria. Namun pria itu tidak pernah membalas cintanya. Bukan karena dia tidak mau mencoba mencintai gadis itu, tetapi karena dia tidak pernah tahu kalau gadis itu mencintainya. Namun gadis itu sama sekali tidak berhenti mencinta sang pria dalam diam. Dia rela melakukan apa saja demi pria itu. Membantu sebisanya secara diam-diam. Begitulah cara sang gadis mengungkapkan perasaannya pada pria itu sekian lama. Kemudian, ketika pria itu di ketahui mengidap penyakit mematikan, gadis itu sangat sedih. Dia memohon dalam setiap doanya agar tidak merenggut nyawa pria yang dicintainya itu. Sampai pada suatu malam jawaban itu datang kedalam mimpinya. Gadis itu harus menanam seribu kuntum bunga matahari hanya dengan menggunakan kedua tangannya tepat di hari ulang tahun dia yang ke-17.
satu kuntum diantaranya tudak akan tumbuh sempurna sebelum pria itu menyadari bahwa perasaannya pada gadis itu tulus dan mulai mencintainya sebelum ajal menjemput. Maka nyawa pria itu akan terselamatkan, digantikan dengan nyawa gadis itu. Namun jika sang pria masih tidak menyadari perasaannya sampai pada hari kematian maka nyawa mereka berdua akan direnggut bersamaan, dan seribu kuntum bunga matahari itu akan layu seketika. sampai seharusnya dia merayakan ulang tahunnya yang ke-17, dia malah pergi untuk menanam seribu kuntum bunga matahari di sebuah bukit sampai kedua tangannya menjadi lumpuh. Dia berdoa sepanjang hari di bukit itu. Tidak peduli bahwa setiap hari tubuhnya semakin melemah. Dengan penuh ketulusan dia memohon kesembuhan pria itu yang rela ditukar dengan hidupnya. Setelah semua bunga mekar dengan indah ada satu bunga yang selalu berupa kuncup dan tidak pernah mekar, ibu gadis itu memohon pada putrinya untuk menyudahi saja pengorbanannya yang sia-sia. Tapi gadis itu tidak pernah putus asa. Sampai suatu hari, ketika ibu sang gadis itu tidak tahan lagi melihat putrinya yang selalu menyiksa diri demi pria yang tidak pernah tau seberapa besar pengorbanan cinta anakknya itu, memutuskan untuk mengungkapkan semua pengorbanan yang sudah puterinya lakukan. Dia menceritakan semua kejadian yang dialami putrinya pada pria itu."
"Pria itu tersentuh atas ketulusan cinta gadis tersebut. Dengan tubuhnya yang sudah sangat lemah karena digrogoti penyakit dia mencoba menemui gadis terbit suatu perasaan dalam hatinya. Dia merasakan suatu kehangatan yang berbeda dari yang pernah dia rasakan selama ini. Ironis, karena beberapa detik berselang sekuntum bunga matahari yang senantiasa kuncup itu mekar dengan indahnya. Warnanya paling indah diantara 999 kuntum bunga matahari lainnya. Namun sebelum gadis itu menyadari bahwa perasaan cintanya selama ini telah mendapatkan balasan, Malaikat Maut telah merenggut nafasnya." Luhan mengakhiri cerita dengan helaan nafas.
"Makanya ibu memberikanku bunga ini karena ibu berharap bahwa nanti kisahku tidak akan seburuk cerita ini, karena pada dasarnya bunga matahari memiliki arti perasaan cinta yang tulus." Ucap Luhan dan kembali menyeruput coklatnya.
"Kenapa tragis sekali?" Sehun merenggut dan kemudian tersenyum.
"Kemarilah" Sehun menepuk pahanya dengan maksud luhan untuk duduk disana. Dan Luhan menhampirinya.
"Apa?" Luhan menolehkan kepalanya kearah Sehun karena duduk miring di pangkuan Sehun.
"Berjanjilah untuk selalu terbuka padaku, aku tidak akan meninggalkanmu."
"Ya aku berjanji,"
"Aku mencintaimu." Sehun menempelkan keningnya dengan kening Luhan.
"Aku juga, semoga kisah kita tidak akan seperti itu" Luhan berbisik dengan gurat kelemahan.
.
.
Semoga saja, karena takdir cinta dan juga cobaannya kita tidak pernah tahu.
.
.
.
TBC/END
Special thanks to ka Laely (sibukkuliah) yang udah bantuin aku dari step ke step sampai bisa update.
to Mey Rachma (billow park) yang udah ngebet banget dimasukin namanya, makasih udah nagih akun ffn mulu yang berakhir dengan kesia-sia karena gak pernah gua kasih. Dan untuk kak Nana yang udah dengerin curhatan aku yang ngawor mgidul dan udah setia nunggu update ini, sampe katanya tahun depan juga gak papa. Aku kasih ke kalian ff ini hehe
Buat readers yang nentuin mau dilanjut apa udahan aja sampai sini. Tolong riview {}
Maaf gak update tadi malem karena sehabis taraweh langsung nonton EXO day 1.
Buat kesalahan kata author mohon maaf karena ini dibuat sekali nafas tanpa berhenti jadi kalau masih ada typo yang berterbangan mohon di maklum. The first ff debut.
See yoouu~
