Ahaha... ada kemungkinan cerita ini menjadi Axel/Olette atau Demyx/Olette ,masih misterius.

mungkin kosa kata saya aneh tapi... mohon dinikmani crackers pairnya...


Pyro Vs melodious Nocturne

pt.1

Aku berjalan masuk, membuka kunci pintu kamar 013 ber warna hitam dan putih, aku mengintip keadaannya, dan suasana ruangan itu membuatku sedikit shock.

Jadi ini kamarnya Roxas si anak pirang itu? Berantakan, bau, pakaian dalam bertebaran dimana-mana! Aku hanya bisa menghela nafas, tapi aku menemukan sesuatu yang lucu. Sebuah daerah yang sangat bersih sendiri berdiri sebuah foto yang di bingkai dengan sangat indah dimana terdapat seorang gadis dengan rambut ikal Coklat dengan model layer, yang bermata hijau menjadi fokusnya. Aku mendekati bingkai foto itu memandangnya entah mengapa ada sesuatu yang aneh pada perasaanku, aku yakin pasti Roxas hanya membersihkan bingkai foto ini setiap hari.

Terdengar suara pintu yang bergesek pada lantai pertanda bahwa seseorang memasuki teritori berbahaya ini.

"Permisi... Roxas kau ada di dalam...?" sahut seorang gadis.

Daguku serasa jatuh dilantai, bagaimana mungkin gadis yang ada d foto itu ternyata benar-benar ada, "kau...?"

Gadis itu tersenyum ramah, yang sudah bisa dipastikan bisa melehkan tiga sampai lima lelaki, "ah... saya Olette..."

Aku berjalan kearahnya dan menjabat tangannya yang halus dan kecil itu, "Axel..."

"Roxas meminta saya datang untuk membantu temannya yang mau pindahan ke kamarnya..." sahutnya ramah.

"Ah... Itu aku..." sebuah wow! Untuknya, dia menggunakan bahasa yang sangat sopan, 'saya'? mungkin dia adalah gadis terakhir di kota ini yang menggunakan kosa kata itu.

Sesaat ia memandang ke padaku, "kamu memilih orang yang tdak tepat ya...?" lalu melihat sekeliling ruangan.

"Maksudmu?"

"Kamar Roxas, lebih mirip tempat daur ulang sampah organik" Sahut gadis itu masih tersenyum ramah.

Aku tak bisa menahan diriku mendengar celetuknya, aku tertawa lepas, mengibaskan rambut merahku kebelakang, "kenapa kau tidak masuk...?"

"Oh... maafkan ketidak sopanan saya..." sahut gadis itu, ia menaruh sepasang snikersnya di sisi pintu lalu masuk dengan gaya yang sangat anggun. "mau mulai beres-beres sekarang...?" sahut Olette pelan.

Aku memiringkan kepalaku "tidak mau menunggu sampai Roxas tiba..?"

"Lalu pekerjaan ini tak selesai selamanya...?"

"baiklah ayo kita mulai..." anggukku membayangkan anak jorok itu membawa kedua temannya lalu muai mendaur ulang sampah organik ini menjadi sampah non-organik.

--

Gadis itu mengikat rambutnya kebelakang, memperlihat bentuk tengkuknya yang indah, secara reflek aku bersiul genit, oh demi the under world! Untuk apa kulakukan itu?

Gadis itu menengok padaku dengan wajah sedikit bersemu, tapi syukurlah ia mengerti aku hanya bercanda.

Menyapu, memunguti sampahplastik, botol-botol plastik, dan menumpuk kertas-kertas.

"AAH!!" teriak gadis itu.

"Ke...kenapa..?!" sahutku ikutan panik

"Majalah porno!! Dasar kapansih anak itu bertobat...?!" serunya kesal

Aku haya bisa tertawa heran. Oh ayolah dia tidak tahu betapa banyaknya majalah dan video porno yang lelaki punya. "tidak kau buang...?"

"Tidak boleh, ini miliknya, berarti privasinya, saya bukan siapa-siapanya jadi tidak boleh berbuat seenaknya"

Gadis baik, kalau aku jadi dia pasti akan kubuang bersama dengan video-video pornonya begitu pula dengan celana speedo merah ynag kutemukan di lantai.

Aku terduduk letih menyenderkan diriku ditembok, melihat keadaan Ruangan yang sudah terlihat sedikit lebih baik, disampingku kulihat Olette masih sibuk mengangkat majalah-majalah yang harus dilaknati itu, dan beberapa Figur Gundam, seed dan Evangelion, lalu komik-komik yang mencurigakan terus bermunculan tak habis habis di bawah kolong meja.

"Bruuk"

Olette melempar komik-komik yang ia agkat jahut-jauh lalu merangkak dengan cepat ke arahku,menarik jaket hitamku dengan wajah sangan ketakutan.

"Ke...kenapa...?!" seruku kaget melihat reaksi Olette.

"Itu..!! Saya tidak suka serangga..!!" teriaknya menguburkan wajahnya di dalam rangkulan ku.

Aku melihat ke arah dimana Olette mengacungkan jarinya. Beberapa kecoak berkejaran dengan riang gembira layaknya dalam dorama-dorama. Aku menaikan alisku tak kuasa menahan tawa, "tenanglah manis..." sautku menepuk-nepuk kepalanya.

Aku membiarkannya naik ke atas kasur Roxas meringkup gemetar dan ketakutan, menurutku sih malah ga normal kalau dikamar sejorok ini ga ada penghuni lainya, sepuluh kecoak, dan tiga tikus besar, oh Roxas kau tidak mungkin kesepian ya?

Aku menunduk mengambil beberapa komik tebal, lalu melempakannya satu-persatu pada kecoak-kecoak jalang itu.

Aku menengok pada gadis itu yang menatapku seperti pahlawan, mata berbinar kagum, seolah aku adalah seorang emperor yang menyelamatkan hidupnya.

"Keren..!!" Seru Olette, "kamu harus ajari saya jurus itu!" seru gadis itu girang

"Iya kapan-kapan..." sahutku ambil tersenyum aku meraskan hidungku memanjang sempurna.

Aku merasakan sesuatu yang mengganjal, seperti gumpalan bulu lembap berjalan diatas kakiku, melelan ludah aku menerunkan pandanganku.

oh tidak... itu tikus, aku benci tikus

"KYAAA!!" jeritan meledak dan itu miliku.

Aku berlari naik keatas tempat tidur Roxas bersembunyi dibalik tubuh kecil gadis itu.

Gadis itu tertawa cekikikan

"A..apa...?!" gertakku malu.

"Jeritanmu seperti gadis perawan saja..." tawanya geli

"Ya aku lelaki perawan... Puas..?!"

Gadis itu tersenyum kecil lalu mengeluarkan sesuatu yang ia gantungkan di saku celananya, sebuah minigun, dengan cepat ia mengarahkannya pada dua ekor tikus sialan itu lalu menembaknya dengan akurat,

"selesai..." sahutnya menyimpan kembali minigun kecilnya kesaku.

Aku memandan dua mayat tikus itu dengan jijik, tapi yang membuatku kaget adalah, "Kau bawa minigun..?!" seru ku kaget

"iya... untuk hal-hal seperti ini, di kamar Roxas banyak tikus besar seperti itu jadi saya harus bisa jaga diri... tapi jangan khawatir pelurunya peluru karet kok" sahutnya masih dengan senyuman tak berdosanya.

Aku membaringkan tubuhku dikasur Roxas, bau apek menyengat yang sangat parah, tak tahan aku langsung bangun kembali, "kau takut kecoa tapi tak takut tikus...?"

"Merekakan beda..." sahut Olette lugu

--

Berbincang tentang masalah-masalah ringan, menceritakan kejelekan masing-masing seakan kami seperti teman dekat, terkadang diam membisu lalu tiba-tiba wajahku memerah tak kauruan, dan olette tertawa melihat tingkahku yang aneh ini.

"Axel..? Olette...?!" Seru sebuah suaa yang terdengar familiar dikepalaku

"O...oh..?! Roxas..!" seruku sedikit lega detak jantungku mereda pelan-pelan, kepanikanku sedikit berkurang, "lho Roxas...?" aku terdiam melihat mimik wajahnya yang sedikit kesal, "ke...kenapa...?"

Olette seperti terkejut dan langsung turun dari tempat tidurnya dengan sigap, "ah...maafkan saya sudah berlaku tak sopan dikamarmu!" sahut Olette sedikit gugup.

"Sedang apa kau di atas tempat tidurku, bersama dengan Olette...?" sahutnya dingin.

Aku merasa kata-kata itu membekukan seluruh tubuhku, apa dia suka dengan gadis itu?

"Tidak ada apa-apa..." sahut gadis itu dengan sigap, dan meyakinkan, "saya pulang dulu ya, oh ya Roxas tolong ya kamu saja yang bersihkan kecoak-kecoak dan tiku-tikus mati itu... saya ingat ada janji dengan Demyx" sahut gadis itu sedikit terburu-buru.

"Ah...!!" seru Roxas kaget melihat mayat-maya mahluk sahabatnya, "kau menggunakan komik kesayanganku untuk membunuh kecoak Axel...?!" Roxas terlihat sedikit marah

"Well, itu karana..."

Roxas memberikan pandangan kesal, "pertama kau berbincang dengan gadis yang kusuka diatas kasurku, lalu kau melukai komik berhargaku"

"Bukannya melukai sahabatmu...?" sahutku memotong perkataannya

"...!!" Roxas memberikan sebuah pandangan setajam pisau cukur.

"Maaf..." Kurasa ini akan menjadi malam yang sangat panjang, aturan hidupku akan ada sedikit perbuhan oleh Roxas si blondie jorok.


Tolong di review ya, biar saya tau kekurangannya dimana. oh dipastikan fic ini gabakal saya tinggal nanggung... pasti ada the endnya..