Naruto by Massahi Kishimoto
Rising Force Online by CCR Inc
Rising Shinobi by Abdullah Uzumaki
Rated T
Uzumaki Naruto
Fantasy, Adventure, Spiritual, Friedship, Sci-fi, ets
Warning: mungkin OOC, Typoc, Miss, Ambuladur, ga jelas, Adaftasi, Xover Naruto X Atlantica Online, dll
Ayahku pernah bilang… Mejadi Prajurit adalah satu-satunya takdir kami…
'Jadilah prajurit, dan rebut kemerdekaan…'
'Jadilah medan perang sebagai rumah ke-2 mu…'
'Jalan prajurit, langkah meuju hari esok…'
'Jadilah prajutit… dan jadilah pahlawan !'
Tapi bagiku…
"TOLONG SIAPAPUN TOLONG KAMI !"
"ARGHHH !"
"Tahan lukanya ! Jangan sampai pendarahan !"
Menjadi prajurit… awal sebuah Neraka…
Sudah berapa nyawa yang aku bunuh ? 1, 2, 3, 4… aku menghitung dengan jari tanganku. Tidak ada gunanya… telalu banyak orang yang telah aku cabut paksa kemerdekaan mereka.
Pesawat ini terlalu berisik, kenapa tidak di tendangi saja mereka terjun dari ketinggian. Aku sudah muak dengan perasaan bersalah ini. Banyak sipil dari Cora yang aku bantai saat kami menyerbu tempat mereka. Beda lagi dengan Accretia, walaupun robot perkerja khe, robot kantoran khe, robot rumah tangga khe. Toh mereka mesin tak punya perasaan. Ah… bicara apa aku ini, walaupun kemungkinan besar kami tidak selamat dari kejaran Aliansi Novus, tapi kami bisa menyelamatkan rekan-rekan kami yang terluka. Ironis… seharusnya lelaki 20 tahun sepertiku seharusnya kuliah, meraih geral serjana, mencari kerja, kencan, melamar, menikah, punya anak, dan hidup bahagia.
Aku menatap langit-langit, benar juga tidak ada yang tersisa dari dirikku. Orangtuaku telah tewas dalam perang, hidup sendirian di reruntuhan, menjadi gelandangan , berebut makanan, bertengkar lalu berkerahian sampai… membunuh. Aku tidak tau siapa yang harus di persalahkan, mereka yang menjajah kami dengan seenak jidarnya. Atau… kehadiran bangsa Bellato yang membawa kesialan di planet ini. Benar… dari dulu aku tidak suka mereka. Ras cebol dengan daun teliga yang lancip itu telah mengusik kami dengan alasan minta pelindugan dan bersedia memberikan pengetahuan seluas-luasnya kepada kami sebagai tanda terima kasih. Dan ujung-ujungannya mereka melibatkan kami dalam perang. Kami yag mempunyai tekologi tak secanggih mereka, terpaksa menujuti terbentukya Union Earths dan di mulailah Internal War.
"UAARRGGH !"
"Morfin bawa morfin ke sini !"
"Morpinnya sudah habis !" 20 menit lagi akan memasuki zona aman. Akhirnya sebentar lagi akan sampai dan aku akan langsung tidur saat itu juga.
"Semua kru STAND BY di posisi !"
"TEKANAN DARAHNYA DROP !"
"POMPA JANTUNGNYA !"
"KUH…! UGHHH…!"
"Para penmpang harap berpegangan pada belt masing-masing !" Ah… selalu saja seperti ini, kapan aku bisa beristirah tenang ?!
"Disini Bravo 0. Menara pusat tolong respon…" Salah satu pilot pesawat itu terus berusaha memanggil pihak menara pusat.
"Saat ini kami berada di sector A- 39, musuh mengejar kami tolong kirim BANTUAN !"
"Roger Bravo… masuklah." Terdengar sahutan dari pihak Menara pusat.
"Bravo 0 teruskan melaju ke R-27."
"JANGAN BERCANDA !" pilot itu berteriak keras. Saat ini Ia membawa lebih dari 40 prajurit yang terluka parah, memastikan keselamatan mereka adalah tugasnya.
"Musuh semakin mendekat, kami bisa jatuh sebelum sampai R-27 !"
"Saat ini pesawat penyelamat bzzz mereka terlalu bzztt di bzzrzz…"
Pipp…
"Ah ?! Menara pusat ? masuklah menara pusat !" mereka kehilangan kontak dari komando. Kekhawatir semakin memuncak, jangan-jangan pangkalan militer mereka di serang.
Piip… piip…
"TAICHO !" Salah satu kru pilot menangkap puluhan objek asing terbang menuju pesawat yang mereka kemudikan.
"SIALAN !"
Sementara itu, pesawat tempur milik Aliansi Novus menembaki mereka di susul oleh suara yang membengkakan telinga pada radius seratus meter di belakang mereka. Dengan melakukan manuver, pesawat itu bersusah payah menghindari tembakan raigun yang membabi buta. Mustahil bisa lolos jika di kepung dengan pesawat sebanyak itu.
'DUAARRRR…'
Sayang, sayap pesawat yang mereka piloti terkena tembaka raigun dari musuh dan kepanikan pun bagai cetar membahana. Seluruh isi pesawat berteriak hisreris dan mental mereka jatuh bersama benda yang mereka tumpanggi sebentai lagi akan mencium tanah.
'DUAARRRR…'
'BRAAAARR…'
'BLAMMM…'
"?!" seluruh awak pesawat di tarik oleh prinsif fisika. Semakin tinggi kecepatan sebuah pesawat, semakin besar kemungkinan terlepar ke luar karena besarnya lubang yang di hasilkan oleh tembakan musuh.
"TIDAAAKKK !"
"KYAA !"
"UWAAA !"
"TOLONG !"
"Ughh…" Aku benar-benar tidak bisa berbuat banyak, berterima kasih karena mereka di tendang keluar. Atau menyesal karena tidak bisa menyelamatkan mereka… Pegangan pada beltku terlepas, ikut terisap oleh ubang itu dan terlempar dari atas langit di susul oleh letusan di sana-sini dan di akhiri oleh tembakan yang mengenai ruang pilot.
'CRAKKK…'
'BRAAARRR…' Bagai memori di masa lalu, serasa seperti melintasi waktu yang lampau. Mengingat kembali alasan kenapa aku berjuang selama ini…
'Naru, kalau besar nanti jadi tentara ya…'
'Eeh ? kenapa ?'
'Tou-chan dan Kaa-chan kan tentara, jadi Naru juga ikutan.'
'Ga mau ah, Naru pengen jadi guru.'
'Ah… sayang, jadi tentara enak lho, Naru nanti bisa jadi pahlawan…'
'Pahlawan ?'
'Iya, orang yang di hormati semua orang.'
'Tou-chan, kalau Naru jadi pahlawan, Naru bisa makan ramen sepuahnya dong ?'
'Ee… hahhaha tentu Naru bisa makan sepuasnya !'
'Beneran ?!'
'Beneran ! Naru bisa punya apapun.'
Karena seorang pahlawan itu… punya segalanya.
Tou-chan…
Kau taukan ? anakmu ini tidak suka membunuh orang, membunuh atau di bunuh. Aku benci kenyataan ini, takdir yang memperbudak kami. kami dari awal memang tidak punya pilihan lain… kan ? Itukan yang ingin Tou-chan katakana ? Iyakan ?
Atau…
ataukah kami…
sekali lagi, masih punya hari esok ?
Tidak…
kami punya pilihan…
untuk hidup sekali lagi…
.
.
.
To be continue
A/N: Saya tidak yakin apakah ini akan di lanjutkan atau tidak tapi bila Reader penasaran sama ceritanya, Insyaallh… sya akan lanjutkan…
Ano kalau boleh minta saran lewat review ? masalahnya ini Fic Xover. Bangusnya tetap di Fandom Naruto atau di crossover saja…
Mohon saran membangun ya !
Wassalam…
