Sudah lama sekali. Terlalu lama bahkan. Rasanya seperti ratusan tahun berlalu. Tapi kenangan itu, masih terpatri di kepalaku.
.
.
.
Kenangan Lama
InuYasha
© Takahashi Rumiko
Drama-Hurt/Comfort
Character: Kagome H.
Rate: T
Warning: flashfition, flat, typo(s), EYD kacau, dll.
Jangan maksain baca kalo emang gak suka.
.
.
.
Seorang wanita parubaya berjalan di tengah hamparan salju. Wajah cantiknya mulai pias termakan usia. Rambut panjangnya tergerai indah di punggungnya yg tertutup mantel tebal berwarna merah menyala. Langkahnya mulai gontai terkena udara musim dingin. Telapak tangannya saling digosokkan menghalau udara yg semakin menusuk. Tapi semua itu seolah tak cukup untuk menghentikan langkahnya menuju suatu tempat.
Langkahnya lalu terhenti di depan sebuah pohon besar yg telah ditebang, menyisakan akar besar yang mulai digerogoti rayap. Ingatan kembali menyeruak masuk ke dalam kepalanya yg mulai beruban. Kenangan tentang pohon tempat pertama wanita itu bertemu dengan dia, manusia setengah siluman yg sangat menyebalkan tapi sekaligus sangat dicintainya. Sampai saat ini.
Dirabanya sisa-sisa pohon itu dengan lembut, seolah bisa menyalurkan perasaannya pada sang setengah siluman yang sudah tak bisa berada di sisinya. Entah lelah atau ingin bernostalgia ketika berteduh bersama sang terkasih, dia duduk bersandar pada sisa pohon itu. Pohon yg dulu jauh lebih tinggi darinya kini hanya tersisa sebatas pinggang wanita itu. Tak memedulikan salju dingin di sekitarnya, wanita itu menekuk lututnya sampai ke dada dan memeluknya, berharap sang kekasih lah yang sekarang ada dalam dekapannya.
Sebelum tubuhnya terkubur oleh salju, dia berdiri dan kembali berjalan. Langkahnya masih gontai menuju suatu tempat. Sumur yg telah tertutup semen. Masih teringat jelas airmatanya yang terus mengalir ketika sumur itu mulai terkubur bersama kenangannya. Kenangan manis dan pahit. Kenangan yang terus membelenggu hati dan jiwanya sampai saat ini.
Tatapannya kembali menunjukkan luka ketika mengingat saat-saat terakhirnya bersama sang kekasih. Setelah berhasil keluar dari kegelapan dalam bola empat arwah bukan berarti ketenangan menghampirinya. Jiwa sang kekasih justru terhisap kembali dalam kegelapan. Patah hati dan kehilangan membuatnya memutuskan kembali pulang ke dunianya dan mengubur semua kenangan beserta satu-satunya jalan penghubung ke dunia kekasihnya, sumur tua itu. Tapi apa gunanya? Tak ada kekasih yang akan menunggunya lagi.
Kembali, dia duduk di samping sumur itu sambil mendekap lututnya. Tak ada jerit histeris seperti ketika jiwa kekasihnya hilang dalam kegelapan ataupun airmata seperti saat sumur itu dikubur puluhan tahun lalu. Dia sudah terlalu lelah untuk melakukannya. Sekarang dia hanya ingin beristirahat. Dipejamkannya mata yang semakin berat, mengacuhkan salju yang mulai menumpuk di sekujur tubuhnya. Semakin lama tubuhnya semakin lemah, sampai di suatu titik tak ada lagi pergerakan lagi darinya. Dia telah tertidur. Lelap. Sangat lelap. Menuju mimpi abadi, tempat sang kekasih menunggunya.
.
.
.
~END~
.
.
.
A/N: haeee, aku kembali lagi dengan fic yang entah kenapa semakin lama semakin pendek haha. Aku bikin fic ini gegara galau,, soalnya sekarang malem minggu :( *ketahuan jomblonya* hahaha gak deng, aku cuma lagi pusing sama masalah kampus haha. Yaaah, semoga fic hasil kegabutanku ini bisa menghibur jiwa-jiwa jomblo kalian di malam minggu ini yaaa haha. Oh ya, monggo di-review ya ehehe. Ciao~ -aidaverdyky-
